- TOL SEMARANG UNGARAN
k7-11 Warga masyarakat menunjukkan lorong/gorong-gorong saluran air yang mengalami keretakan. Pecahnya dinding gorong-gorong atau pondasi tol itu ditandai dengan cat warna merah. |
k7-11 Anggota komisi d dprd jateng saat meninjau kesiapan tol dari kejauhan dan hanya melihat lapisan aspal saja, jumat (6/8/2011). |
SEMARANG, KOMPAS.com - Berita retaknya pondasi jalan tol Semarang-Solo seksi I Semarang-Ungaran dan jembatan tol, mendapatkan perhatian dari Komisi D DPRD Jateng, Jumat (5/8/2011). Namun kunjungan tersebut hanya melihat permukaan aspal saja. Tim dari komisi D DPRD Jateng tak ada yang turun untuk melihat pondasi dan gorong-gorong yang retak, ataupun pondasi jembatan yang retak.
Ketua Komisi D DPRD Jateng, Rukma Setyabudi, saat melakukan peninjauan ke jalan tol tersebut, Jumat (5/8) mengatakan, bahwa jalan tol tersebut akan diuji kelayakannya sebelum dibuka menjelang hari raya.
"Jika hasil uji kelayakan dinyatakan belum layak beroperasi, ya sebaiknya jangan dipaksakan untuk dibuka. Jangan sampai pengoperasian ini semata-mata hanya untuk memenuhi tuntutan beberapa pihak, meskipun saat ini proses uji kelayakan yang dilakukan tim uji dari pusat memang masih terus berlangsung dan belum ada hasil laporan apapun yang disampaikan," kata Rukma. Menurut Rukma, hasil uji kelayakan tersebut penting diketahui oleh masyarakat selaku pengguna jalan.
Sementara itu, Dirut TMJ, Agus Suharjanto, saat mengikuti peninjauan DPRD Jateng menjelaskan, pihaknya kembali memasang sejumlah bored pile di sekitar daerah yang mengalami ambles longsor beberapa waktu lalu, tepatnya di STA 5+500 - 5+700. "Pemasangan bored pile ini sebagai penguat tebing jalan, dan tidak berpengaruh terhadap jalan. Selain itu, dibeberapa lokasi sepanjang 200 meter juga dipasangkan alat pengukur gerakan tanah (Inclinometer). Kurang lebih ada 16 alat yang kita pasang di kedalaman 40 meter," tutur Agus.
Agus menambahkan, untuk jalan tol ini pihaknya sudah menyiapkan lajur jalan, rambu-rambu lalu-lintas dan penerangan jalan, hingga kelengkapannya lainnya. Sehingga menjelang pembukaan H-7 besok, jalan tol seksi I ini benar-benar siap digunakan para pengguna jalan.
Seperti dilaporkan, menjelang uji coba pada H-7 hingga H+7 Lebaran, ruas jalan tol Semarang-Ungaran mengalami kerusakan. Kerusakan terutama terjadi di dua titik, yakni di Km 5+700 dan di jembatan pada Km 20+800 hingga Km 21+800. Kerusakan yang terjadi adalah retaknya fondasi jalan. Misalnya di KM 5+700 yang sebelumnya sempat ambles, keretakan terjadi di sepanjang bagian dalam gorong-gorong saluran air, dengan panjang sekitar 70 m dan lebar retakan antara 1 cm-10cm. Jumlah titik retakan yang mencapai lebih dari 100 retakan saat ini ditambal menggunakan semen.
Selain ditambal dengan semen, setiap retakan itu diberi tanda dengan cat warna merah. Saat ini di titik tersebut tengah dilakukan penguatan dengan menanam 174 tiang pancang.
Titik kedua yang mengalami kerusakan adalah jembatan Penggaron KM 20+800 hingga KM 21+200. Kerusakan ini akibat pondasi jembatan bergeser. Saat ini kedudukan landasan tidak sempurna dan menyebabkan gelagar (beton penyangga) jembatan retak.
Jika diamati dengan mata telanjang, tidak terlihat ada masalah pada aspal jalan. Namun jika dilihat di bagian fondasi dan penyangga jembatan, akan terlihat bahwa jembatan tersebut mengalami retak di banyak tempat. Termasuk adanya satu tiang jembatan yang menggantung dan saat ini telah diurug dengan tanah.Menariknya, Ketua Komisi D DPRD Jawa Tengah Rukma Setiabudi mengaku telah meminta pengelola jalan tol ini untuk menyiapkan ambulans dan rumah sakit. "Selain menyetujui pengoperasian jalan tol ini pada H-7 hingga H+7 lebaran, kami juga telah menyiapkan sejumlah ambulans dan rumah sakit sebagai antisipasi jika terjadi sesuatu," kata Rukma.
Ketua Komisi D DPRD Jateng, Rukma Setyabudi, saat melakukan peninjauan ke jalan tol tersebut, Jumat (5/8) mengatakan, bahwa jalan tol tersebut akan diuji kelayakannya sebelum dibuka menjelang hari raya.
"Jika hasil uji kelayakan dinyatakan belum layak beroperasi, ya sebaiknya jangan dipaksakan untuk dibuka. Jangan sampai pengoperasian ini semata-mata hanya untuk memenuhi tuntutan beberapa pihak, meskipun saat ini proses uji kelayakan yang dilakukan tim uji dari pusat memang masih terus berlangsung dan belum ada hasil laporan apapun yang disampaikan," kata Rukma. Menurut Rukma, hasil uji kelayakan tersebut penting diketahui oleh masyarakat selaku pengguna jalan.
Sementara itu, Dirut TMJ, Agus Suharjanto, saat mengikuti peninjauan DPRD Jateng menjelaskan, pihaknya kembali memasang sejumlah bored pile di sekitar daerah yang mengalami ambles longsor beberapa waktu lalu, tepatnya di STA 5+500 - 5+700. "Pemasangan bored pile ini sebagai penguat tebing jalan, dan tidak berpengaruh terhadap jalan. Selain itu, dibeberapa lokasi sepanjang 200 meter juga dipasangkan alat pengukur gerakan tanah (Inclinometer). Kurang lebih ada 16 alat yang kita pasang di kedalaman 40 meter," tutur Agus.
Agus menambahkan, untuk jalan tol ini pihaknya sudah menyiapkan lajur jalan, rambu-rambu lalu-lintas dan penerangan jalan, hingga kelengkapannya lainnya. Sehingga menjelang pembukaan H-7 besok, jalan tol seksi I ini benar-benar siap digunakan para pengguna jalan.
Seperti dilaporkan, menjelang uji coba pada H-7 hingga H+7 Lebaran, ruas jalan tol Semarang-Ungaran mengalami kerusakan. Kerusakan terutama terjadi di dua titik, yakni di Km 5+700 dan di jembatan pada Km 20+800 hingga Km 21+800. Kerusakan yang terjadi adalah retaknya fondasi jalan. Misalnya di KM 5+700 yang sebelumnya sempat ambles, keretakan terjadi di sepanjang bagian dalam gorong-gorong saluran air, dengan panjang sekitar 70 m dan lebar retakan antara 1 cm-10cm. Jumlah titik retakan yang mencapai lebih dari 100 retakan saat ini ditambal menggunakan semen.
Selain ditambal dengan semen, setiap retakan itu diberi tanda dengan cat warna merah. Saat ini di titik tersebut tengah dilakukan penguatan dengan menanam 174 tiang pancang.
Titik kedua yang mengalami kerusakan adalah jembatan Penggaron KM 20+800 hingga KM 21+200. Kerusakan ini akibat pondasi jembatan bergeser. Saat ini kedudukan landasan tidak sempurna dan menyebabkan gelagar (beton penyangga) jembatan retak.
Jika diamati dengan mata telanjang, tidak terlihat ada masalah pada aspal jalan. Namun jika dilihat di bagian fondasi dan penyangga jembatan, akan terlihat bahwa jembatan tersebut mengalami retak di banyak tempat. Termasuk adanya satu tiang jembatan yang menggantung dan saat ini telah diurug dengan tanah.Menariknya, Ketua Komisi D DPRD Jawa Tengah Rukma Setiabudi mengaku telah meminta pengelola jalan tol ini untuk menyiapkan ambulans dan rumah sakit. "Selain menyetujui pengoperasian jalan tol ini pada H-7 hingga H+7 lebaran, kami juga telah menyiapkan sejumlah ambulans dan rumah sakit sebagai antisipasi jika terjadi sesuatu," kata Rukma.
TERKAIT:
Tol Semarang-Ungaran Buka H-10 Lebaran
Jalan Tol Semarang-Ungaran Siap
Jelang Uji Coba, Beton Jalan Tol Retak
sumber :
http://regional.kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar