javascript:void(0)

your direction from here


View tol semarang ungaran in a larger map
happy chinese New Year 2021

cari di blog ini

Jumat, 29 Juli 2011

Polda Siapkan 12 Ribu Personel

Pengamanan Lebaran
image
Kendal, CyberNews. Polda Jateng menyiapkan 12 ribu personel untuk mengantisipasi tindak kejahatan selama arus mudik dan balik Lebaran tahun ini. Personel itu tersebar di seluruh wilayah Polda Jateng. Mereka akan ditempatkan pada titik titik rawan kejahatan.

"Kami siapkan 12 ribu personel untuk pengamanan pada saat arus mudik/balik Lebaran," kata Kapolda Jateng Irjen Pol Didiek Sutomo Triwidodo saat kunjungan kerja sekaligus pantauan kesiapan Lebaran di Mapolres Kendal, Jumat (29/7). Selain Kendal, Kapolda juga akan memantau di Batang, Pekalongan, Tegal hingga Brebes. 

Disinggung mengenai perbaikan infrastruktur jalan yang belum selesai, Kapolda masih melakukan pengecekan. Orang nomor satu di Polda Jateng itu mengaku sudah berkoordinasi dengan instansi terkait, supaya jalan yang belum selesai bisa segera dirampungkan.

Pihaknya berharap, pada H-7 lebaran sejumlah perbaikan jalan di sepanjang jalur pantura bisa rampung sehingga tidak menimbulkan kemacetan arus lalu lintas yang sangat parah.
"Dari Bina Marga maupun Gubernur berjanji kepada saya, pada H-7 lebaran nanti sarana-prasarana jalan sudah bisa selesai. Mudah-mudahan bisa selesai," kata Kapolda didamping Kapolres Kendal AKBP Agus Suryo Nugroho.

Kapolda menambahkan, pihaknya juga mengantisipasi daerah-daerah yang rawan kemacetan seperti di Losari, perbatasan antara Jateng dan Jabar Jawa tengah dan titik rawan macet lainnya. Selain pemudik yang melalui jalan raya, pihaknya juga telah menyiapkan anggotanya untuk pemudik yang menggunakan jasa kereta api.
Kapolda menghimbau seluruh anggota untuk selalu siap dan semangat dalam menjalankan tugas, khususnya pada pengamanan lebaran kali ini. 

Kapolres AKBP Agus Suryo Nugroho menyampaikan, pihaknya menyiapkan sejumlah jalur alternatif untuk mengantisipasi adanya kemacetan. Jalur alternatif yang dimaksud adalah Weleri - Sukorejo - Temanggung - Ungaran dan Kaliwungu - Boja - Batang.

Pada jalur-jalur alternatif itu, Polres Kendal akan menambahkan rambu-rambu untuk membantu memudahkan pemudik. "Kami juga menyiapkan tiga mobil derek pada tiga lokasi yakni di perbatasan Kendal-Batang, Pos Bahurekso dan Mapolres Kendal," terang Kapolres.
( Rosyid Ridho / CN33 / JBSM )

sumber :

4 Pos Pantau Disiapkan di Sidomulyo

Tol Semarang Ungaran


ilustrasi : pospam mudik
UNGARAN– Polres Semarang mempersiapkan empat pos pantau di pintu keluar tol di Kelurahan Sidomulyo Ungaran Timur untuk mengantisipasi kemacetan. Pos pantau tersebut akan didirikan jika tol Semarang- Ungaran digunakan sebagai jalur alternatif untuk para pemudik.

Pos pantau pertama akan didirikan di perempatan Jalan Letjen Soeprapto-Jalan Ahmad Yani.Pos pantau kedua di pertigaan Jalan Letjen Soeprapto- Jalan Diponegoro (seberang gedung DPRD). Pos pantau ketiga di pertigaan Jalan Tentara Pelajar-S Parman dan pos pantau keempat di pertigaan Jalan S Parman-Diponegoro (sebelah Ungaran Sari Garmen).Pos utamanya akan didirikan di pintu keluar tol di dekat minimarket.

Kasat Lantas Polres Semarang AKP Matrius menuturkan, pos pantau tersebut akan didirikan jika jalan tol benarbenar dioperasikan.Sampai sekarang rencana operasi tersebut masih diusulkan oleh Trans Marga Jateng ke Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT). ”Informasi dari TMJ saat rapat Rabu (27/7) lalu begitu,” ungkap Matrius,kemarin. Kabid Keselamatan Lalu Lintas Dishubkominfo Kabupaten Semarang Djoko Noerjanto menambahkan,pospantauyang didirikan Satlantas akan diefektifkan pada H-7 Lebaran. arif purniawan

sumber :

Polda Desak Tol SU Difungsikan

SEMARANG-Polda Jateng mendesak Pemprov secepatnya mengoperasionalkan jalan tol Semarang–Ungaran (SU) sebelum Lebaran akhir Agustus mendatang.

Pengoperasian tol SU mendesak dilakukan, untuk mengantisipasi penumpukan lalu lintas saat arus mudik dan balik Lebaran. Demikian rekomendasi kepolisian yang disampaikan Kapolda Irjen Didiek Sutomo Triwidodo pada rapat kerja daerah persiapan Lebaran di Gradhika Bhakti Praja Semarang, kemarin.

"Untuk mengantisipasi arus mudik Lebaran tahun ini, tol Semarang-Ungaran yang telah selesai pembangunannya, harus sudah bisa dioperasikan," tegas Didiek. Menurut Didiek, jalur Semarang-Solo merupakan salah satu jalur utama yang akan dilalui pemudik, sehingga berpotensi macet.

"Jika jalan tol (Semarang-Ungaran) sudah bisa dioperasikan, maka bisa memecah kepadatan lalu lintas di jalur itu.” Irjen Didiek juga meminta para Kapolres dan Kapolresta, utamanya di kawasan perbatasan dengan provinsi tetangga, untuk menyiapkan diri mengantisipasi lonjakan kendaraan bermotor.

"Misal Kapolres Brebes harus siap mengantisipasi kawasan Pejagan. Kapolres Semarang juga harus siap mengantisipasi kawasan Bawen yang tingkat lalu lintasnya selalu padat," terangnya.

Gubernur Bibit Waluyo juga berharap tol Semarang-Solo siap dilalui sebelum Lebaran. "Mudah-mudahan nanti bisa dilewati. Sebelum bisa dilewati, sekarang sedang dicek kelayakannya," ucap Bibit usai memimpin rapat kerja daerah itu.

Sebelumnya, Wagub Jateng Rustriningsih mengatakan, Pemprov sedang mengajukan permohonan ke Kementerian PU agar tol Semarang - Solo bisa difungsikan pada saat Lebaran nanti, meski terbatas. (jpnn)

sumber :

Ada 16 proyek MP3EI mulai berjalan semester II ini

Bila tidak ada aral melintang, pemerintah akan memulai pengerjaan (ground breaking) 16 proyek infrastruktur di dalam Master Plan Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), pada semester II tahun ini. Proyek-proyek tersebut ada di Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Perhubungan, dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

"Semua proyek tersebut meerupakan proyek kerjasama pemerintah dan swasta," ujar Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Pembangunan Nasional/Bappenas Dedy Supriadi Priatna.

Keenambelas proyek yang akan dikerjakan itu diantaranya jalan tol Nusa Dua-Benoa Bali, proyek pengolahan air minum di Kabupaten Tangerang, instalasi pengolahan air di Banjarmasin, Jalan tol lingkar luar Jakarta (JORR) West 2, proyek jalan tol Cikampek-Palimanan, dan proyek jalan tol Pejagan-Malang.

Selain itu, proyek pengerukan sungai-sungai di Jakarta, mulai dari sungai Pesanggrahan hingga Sunter, proyek pengembangan kawasan pelabuhan Tanjung Priok, konstruksi jaringan gas di Bontang, Sengkap, Bekasi, dan Sidoardjo, serta pelabuhan kapal pesiar Tanah Ampo, Bali. "Khusus proyek jalan tol Nusa Dua-Benoa, proses pengerjaan fisik diperkirakan paling cepat akhir 2011 atau awal 2012, dengan nilai Rp 1,5 triliun sampai Rp 2 triliun," kata Deddy.

Sedangkan proyek ruas tol JORR W2 dan Cikampek-Palimanan, kini sudah hampir selesai dalam proses pembebasan lahan. Rencananya, proses tender bisa dilakukan segera sehingga pengerjaan proyek bisa paling lambat awal tahun depan. Adapun proyek pengerukan sungai di Jakarta, masih menunggu revisi Peraturan Pemerintah tentang Penggunaan Pinjaman dan Hibah dari Luar Negeri (PGLN).

Hingga akhir 2012 nanti, jumlah proyek MP3EI yang akan diresmikan bisa mencapai 139 proyek.

sumber : 

3 Proyek tol siap diamendemen

Badan Pengatur Jalan Tol akan mengundang perbankan pekan depan, untuk menegosiasikan syarat yang diajukan dalam pembiayaan tiga ruas jalan tol yang segera diamendemen.

Undangan tersebut berkaitan dengan rencana pembiayaan perbankan untuk tiga ruas jalan tol yang akan ditandatangani amendemennya. Tiga ruas tersebut yakni ruas Bogor Ring Road, Cikampek-Palimanan, dan Cinere-Jagorawi.

Kepala BPJT Ahmad Ghani Gazali mengatakan untuk tiga ruas jalan tol tersebut pada prinsipnya sudah mendapat rekomendasi pendanaan dari perbankan, tetapi mereka beberapa hal sebelum amendemen dilaksanakan.

Untuk syarat yang akan diajukan nantinya, menurut Ghani, akan dipertimbangkan dan dievaluasi apakah memungkinkan untuk dipenuhi atau tidak. Dengan adanya negosiasi tersebut diharapkan proses pelaksanaan kredit bisa dipercepat.

"Kami akan panggil dulu mendengarkan syarat yang mereka minta. Jika memungkinkan dipenuhi ya...akan dipenuhi. Jika tidak akan kita negosiasi," ujarnya.

Sementara itu, Ghani menjelaskan pekan depan BPJT akan meneken kembali amendemen tiga ruas dari 24 ruas jalan tol yang akan di bangun. Jika tiga ruas jalan tol itu sudah diteken, masih ada tujuh ruas lagi yang belum ditandatangani.

Padahal, target pemerintah Juli 2011 ini amendemen seluruh ruas dapat ditandatangani.

Namun, dengan masih adanya tujuh ruas lain yang belum dapat dipastikan kapan amendemen ditandatangani, maka target tersebut tidak akan tercapai.
 
sumber :

”Uji Kelayakan Saja Kok Ndak-nduk...”

Tol Semarang-Ungaran

SEMARANG - Gubernur Jateng Bibit Waluyo berharap tol Semarang-Ungaran sudah dioperasionalkan 10 hari sebelum Lebaran mendatang. Menurutnya, jalan tol tersebut sudah rampung pengerjaannya sejak beberapa bulan lalu. Namun hingga kini belum dioperasikan karena harus menunggu uji kelayakan dari pemerintah pusat.

”Sudah jadi sejak lama tapi masih harus menunggu uji kelayakan. Mau diuji saja kok ndak nduk ndak cepet, padahal masyarakat sudah menunggu,” katanya.

Namun Bibit optimistis menjelang arus mudik nanti, jalan tol bisa dibuka untuk umum sehingga turut mengurangi kepadatan lalu lintas. Gubernur berharap, pembukaan jalan menjelang Lebaran itu sekaligus sebagai uji coba.

Hal senada diungkapkan oleh Kapolda Jateng Irjen Didiek Sutomo Triwidodo. Dia berharap jalan tol bisa segera dibuka. Pembukaan ruas tol penggal pertama itu sangat penting guna menekan volume kendaraan yang memasuki Kota Semarang hingga Ungaran.

”Rekomendasi kepolisian, untuk mengantisipasi arus mudik dan balik Lebaran, jalan tol harus dibuka,” ujar Kapolda dalam rapat koordinasi persiapan menghadapi Ramadan dan hari raya Idul Fitri di Semarang, Kamis (28/7).

Menurutnya, jalur Semarang-Solo merupakan salah satu jalur terpadat yang akan dilewati pemudik. Jika hanya mengandalkan jalan nasional, potensi kemacetan diprediksi sangat tinggi. (H23,J17-43)

sumber :

Rabu, 27 Juli 2011

Kontraktor Mulai Lakukan Pengukuran Lahan

  • Proyek Tol Seksi II Ungaran-Bawen

ilustrasi : survey & pengukuran di seksi 3 mei 2009 (photo doc:soklin)
Semarang, CyberNews. Pemenang lelang proyek jalan tol Seksi II Ungaran-Bawen mulai melakukan pengukuran lahan dan proses mobilisasi peralatan berat menuju lokasi. Dengan persiapan tersebut, maka tahap konstruksi mega proyek bagian dari tol Trans Jawa itu akan segera dimulai.

Komisaris Utama PT Trans Marga Jateng (TMJ) Danang Atmodjo menuturkan, mulai dilakukannya tahapan awal proyek itu menyusul telah keluarnya Surat Perintah Kerja (SPK) bagi ketiga kontraktor. SPK tersebut telah terbit pekan lalu untuk tiga kontraktor pemenang lelang, yakni PT Waskita Karya, PT Adhi Karya, dan PT Pembangunan Perumahan (PP).

"Mohon doa restunya agar tahapan konstruksi bisa secepatnya dimulai. Saat ini sedang persiapan pengukuran dilanjutkan mobiliasasi alat berat serta mendatangkan material yang akan dibutuhkan," ujar Danang.

Proses persiapan tersebut diperkirakan memakan waktu sekitar sebulan, jadi proyek fisik diprediksi bisa dimulai setelah lebaran. Pihaknya membagi jalan tol Seksi II menjadi tiga paket, yakni paket empat dikerjakan PT Pembangunan Perumahan (PP), paket lima oleh PT Waskita Karya, dan paket enam PT Adhi Karya.

Terkait kebutuhan lahan, lanjutnya, masih ada sekitar 10% yang belum terbebaskan di paket lima. Terkait kondisi geografis Seksi II, menurut Danang tak jauh berbeda tingkat kesulitannya dengan seksi sebelumnya. Untuk jalan tol sepanjang sekitar 11 km itu didominasi perbukitan karena jalur itu merupakan jalur pegunungan.

Uji Kelayakan


Banyak lahan yang merupakan lembah, bukit dengan sudut kemiringan cukup tajam. Menilik kondisi tersebut, Danang menuturkan akan banyak digunakan jembatan dengan tiang tinggi serta pengurugan dan pengerukan. "Kami akan segera memfasilitasi proses pembebasan tanah dengan mengajukan usulan dana talangan untuk biaya pembebasannya," paparnya.

Untuk jalan tol Seksi I Banyumanik-Ungaran, Danang memastikan sudah akan dibuka pada H-7 hingga H+7 lebaran nanti. Dikatakan, hingga kini pihaknya masih melakukan pengamatan terhadap seluruh kondisi jalan dan diakuinya memang belum dilakukan uji kelayakan.

Namun demikian, pada H-7 lebaran jalan tol sudah akan dibuka untuk umum sekalian uji coba. "Selama lebaran, jalan tol kami buka dan gratis untuk pengguna jalan. Setelah uji coba itu, akan kembali kami lakukan pengamatan," ujarnya.

Anggota Komisi D DPRD Jateng Gatyt Sari Chotijah menyambut baik rencana pembukaan jalan tol tersebut selama lebaran. Namun demikian, dirinya menyesalkan lambannya proses uji kelayakan yang hingga kini belum kunjung dilakukan.

"Seharusnya bukan hanya uji coba, tapi sudah benar-benar difungsikan. Kalau sekedar uji coba, berarti masih belum diketahui kapan jalan tol Semarang-Ungaran itu akan dibuka," papar politikus Partai Hanura itu.
( Saptono Joko Sulistyo / CN26 / JBSM )

Berita Terkait :
Tol Semarang-Ungaran jalani uji kelaikan
Dua Kontraktor Lama Kembali Garap Tol Seksi II
Pelebaran Jalan di Interchange Ditangani Pusat
Perbaikan Tol Seksi I Rampung
Lebaran, Tol Semarang- Ungaran Harus Difungsikan
Kades Jatirunggo buron
Lelang Seksi II Diharap Segera Selesai
Gubernur Gelar Rapat Terpadu Bahas Tol
Penyelesaian Pekerjaan Fisik Belum Dipastikan
DPRD Ingatkan Target Penuntasan Jalan Tol

sumber :
http://suaramerdeka.com

Selasa, 26 Juli 2011

Jalan Tol Semarang-Ungaran di Uji Coba pada H-7 Lebaran

Semarang, CyberNews. Kepala Dinas Bina Marga Jateng Danang Atmodjo mengatakan, ruas Tol Semarang-Ungaran mulai dioperasikan pada H-7 hingga H+7 untuk memperlancar arus mudik dan balik lebaran 2011 ini. Ia mengatakan, pengoperasian Tol Semarang-Solo seksi I sepanjang 14 km itu untuk mengurai kemacetan lalu lintas yang kerap terjadi di ruas jalan konvensional Semarang-Ungaran.

"Pembukaan sepanjang 14 hari ini juga untuk menguji coba jalan tol. Selama itu, kendaraan yang melintas baik mobil pribadi dan angkutan umum tidak dikenakan tarif," ujar Danang pada seminar "Optimalisasi Proyek Jalan Tol Semarang-Solo" di Gedung Perpustakaan Universitas Sultan Agung Semarang, Selasa (26/7).

Danang mengatakan, pada masa uji coba ini hanya mobil kecil yang diperbolehkan melintas. "Kalau kendaraan besar seperti truk trailer, tronton atau angkutan barang berukuran besar lainnya diperbolehkan, kami khawatir akan menimbulkan kemacetan di pintu keluar Tol Ungaran," jelasnya.

Diungkapkan, pihaknya akan memperlebar jalan pintu keluar tol di ungaran. Danang berharap, dengan adanya uji coba ini bisa memantau apa saja yang kurang dan perlu diperbaiki. "Ini juga dalam rangka mengetahui kualitas jalan tol ini," kata Komisaris PT Trans Marga Jateng ini.

Sementara itu Kepala Sub Div Manajemen dan Pelaksanaan Teknik PT Trans Marga Jateng Adi Prasetyanto mengatakan, belum beroperasinya jalan Tol Semarang-Solo Seksi I karena masih penyempurnaan di beberapa titik untuk menyesuaikan Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang ditentukan Dinas Perhubungan.

"Jalan Tol harus benar-benar menyesuaikan dengan SPM, misalnya tidak ada lubang atau bergeronjal. Sebab kendaraan yang melaju di jalan tol berkecepatan tinggi," jelas Adi.

Ia menuturkan, pihaknya merencanakan perbaikan dan perawatan jalan setiap lima tahun sekali. "Ini sudah menjadi komitmen PT Trans Marga untuk memberikan pelayanan yang prima bagi pengguna jalan tol. Juga untuk menghindari kecelakaan jalan tol akibat buruk atau licinnya jalan," tutur dia.

Pakar transportasi dari Unika Seogijapranata Rudatin Ruktiningsih menilai kebijakan hanya mobil kecil pribadi dan angkutan umum yang melintas kurang tepat, sebab yang mengakibatkan macet di jalur Semarang-Ungaran adalah truk bertonase besar. "Percuma, sebab yang menyebabkan jalan macet adalah angkutan barang yang lajunya lambat," kata Rudatin.

Ia meminta pihak PT Bina Marga Jateng untuk meninjau kembali kebijakan tersebut. "Manajemen lalu lintas di inlet maupun outlet tol juga harus diperhatikan," ungkapnya.
( Krisnaji Satriawan / CN32 / JBSM )

berita terkait :

sumber :http://suaramerdeka.com

Jalan Tol Terancam Terhenti

Jalan Tol Semarang-Ungaran
KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA Alat berat meratakan sisi-sisi 
Bukit Ceper di Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, yang dibelah
untuk akses keluar jalan tol ruas Semarang-Ungaran, Jumat (18/2/2011).
SEMARANG, KOMPAS.com - Proyek jalan tol Semarang Solo, Jawa Tengah, ruas seksi I Semarang-Ungaran sepanjang 10,85 kilometer dua tahun ini terhenti. 
Sejak pekerjaan konstruksi rampung 2009, ruas jalan tol itu masih menunggu proses uji kelayakan dari tim Kementerian Pekerjaan Umum dan Kementeriam Perhubungan, supaya bisa berfungsi. 
  
Ruas jalan tol itu sempat ambles, ketika akan uji coba pada pertengahan 2010 lalu. Perbaikan jalan ambles sudah selesai, setelah dikerjakan hampir empat bulan ini. 

"Idealnya, uji coba bisa untuk arus mudik Lebaran," kata Kepala Sub Diisi Lahan dan Pekerjaan Teknis PT Trans Marga Jateng, Adi Prasentianto, Selasa (26/7/2011) ketika memaparkan progres pekerjaan jalan tol ruas Semarang-Ungaran, bagian dari jalan tol Semarang-Solo di Semarang, Jawa Tengah.

Adi mengemukakan, pihaknya sudah menyiapkan penambahan rambu-rambu lalu lintas serta pengecekan konstruksi jalan, seandainya pihak Badan Pengelola Jalan Tol (BPJT) mengizinkan rencana uji coba jalan tol baru untuk arus mudik bagi kendaraan pribadi.

Ia menyebutkan pula, di ruas jalan tol baru sepanjang 10.85 kilometer itu tidak seluruhnya dilengkapi lampu penerangan jalan umum (PJU). Lampu PJU hanya khusus terpasang di jalur rawan, serta pintu gerbang keluardan masuk jalan tol. 

TERKAIT:

Senin, 25 Juli 2011

Proyek tol Semarang-Solo cari dana talangan

ilustrasi : peta desa terkena tol semarang-solo-ngawi
JAKARTA: Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) akan segera mengajukan usulan dana talangan untuk biaya pembebasan lahan ruas tol Semarang-Solo dan pada PT Pusat Investasi Pemerintah (PIP).

Kepala BPJT Achmad Gani Gazaly mengatakan saat ini mereka masih akan mengevaluasi dan memperhitungkan kebutuhan anggaran yang dapat diusulkan pada PIP karena terbatasnya anggaran di PIP saat ini.

Dia mengatakan penentuan nilai usulan juga diperhitungkan karena tingginya kebutuhan total lahan yang dibutuhkan ruas tersebut cukup besar. Rinciannya yakni Rp910,7 miliar untuk ruas Semarang-Solo.

"Untuk nilai pengajuan masih dievaluasi dengan berkoordinasi bersama dengan PIP, secepatnya akan kami tentukan berapa yang bisa diajukan," ujar Gani di Jakarta hari ini.

Selain mempersiapkan usulan dana pinjaman ruas tersebut, seluruh ruas nantinya juga direncanakan akan mendapatkan bantuan dana pinjaman dari pemerintah, baik melalui dana bridging yang disediakan PIP maupun dari dana APBNP yang dianggarkan sebesar Rp3,8 triliun.

Pioritas pemberian dana talangan akan diberikan untuk ruas tol yang telah menandatangani amandemen perjanjian pengusahaan jalan tol (PPJT). Artinya, jika empat ruas lainnya sudah mengajukan masih ada sembilan ruas yang belum diusulkan dana pinjamannya. Pasalnya hingga saat ini sudah 14 ruas tol yang sudah menandatangani amandemen PPJT.

Adapun pembebasan lahan ruas tol yang kemungkinan akan dibiayai dari dana BLU tersisa yakni ruas tol Cikampek-Palimanan yang termasuk dalam ruas tol Trans Jawa, dan ruas tol JORR W2.

Ruas tol Semarang-Solo merupakan salah satu bagian jalan tol Trans Jawa sepanjang kurang lebih 72,6 kilometer dengan nilai investasi proyek sebesar Rp6,21 triliun. Ruas tersebut nantinya akan bersinergi dengan ruas tol Solo-Mantingan sepanjang kurang lebih 55 kilometer.

Hingga 4 Juli 2011, ruas tol tersebut telah memasuki tahap uji kelaikan di seksi I yakni Semarang-Ungaran, sebelum diresmikan operasionalnya tahun ini juga. Uji kelaikan meliputi aspek teknis, administrasi dan keselamatan jalan. (sut)
Oleh Mia Chitra Dinisari
sumber :

Kades Jatirunggo buron

ilustrasi : gepdesign
Semarang (Espos) Kejaksaan Tinggi (Kejakti) Jateng menetapkan Kepala Desa (Kades) Jatirunggo, Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang, Indra Wahyudi, buronan dugaan kasus korupsi.

Kepala Kejakti (Kajakti) Jateng, Widyopramono, mengatakan nama Indra Wahyudi masuk dalam daftar pencarian orang (DPO), setelah tiga kali mangkir tak memenuhi panggilan penyidik Kejakti.

“Kami telah sebarkan foto yang bersangkutan ke sejumlah lokasi strategis, seperti bandara, termasuk di wilayah Jatirunggo,” kata Kajakti di Semarang, akhir pekan lalu. Selain menyebarkan foto, sambung Widyopramono, tim intel Kejakti juga terus memburu Indra, namun hingga kini belum membuahkan hasil. “Masyarakat yang mengetahui keberadaan Kades Jatirunggo agar segera melapor ke Kejakti.”

Kades Jatitunggo, Indra Wahyudi, diduga terlibat kasus korupsi pengadaan tanah pengganti milik Perum Perhutani I Jateng yang terkena proyek pembangunan jalan tol Semarang-Solo senilai Rp 13,2 miliar. Diduga, Indra tidak datang memenuhi panggilan Kejakti lantaran takut ditahan, sebagaimana nasib tiga tersangka kasus korupsi Jatirunggo lainnya, yang langsung ditahan seusai diperiksa.

Tiga tersangka yang telah ditahan yakni makelar tanah Hamid dan Agus Soekmaniharto serta Ketua Tim Pembebasan Tanah (TPT) proyek jalan tol Semarang-Solo, Suyoto. Mereka ditahan di LP Kedungpane, Semarang. - Oleh : oto

sumber :

Uji kelaikan tol Seksi I harus transparan

ilustrasi : tes pengujian kerataan dan kepekatan jalan  
di tol ruas seksi 3 (photo : soklin)

SEMARANG: Hasil uji kelaikan tol Semarang-Solo seksi I harus disampaikan transparan kepada publik, mengingat pembangunan tol sepanjang 11,1 km itu sudah menelan dana APBN maupunn APBD Jateng serta APBD pemkab/pemkot cukup besar. Ketua Forum Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setidjowarno menyarankan uji kelaikan sebaiknya disampaikan kepada DPRD Jateng, sebagai wakil rakyat dan mereka harus mengetahui perkembangan tol yang sudah menghabiskan APBD Jateng hingga Rp700 miliar itu.

“DPRD Jateng harus terus mendesak pemerintah dan perusahaan pemenang tender lesensi tol itu untuk menyampaikan sudah sejauh mana uji kelaikan ini dilakukan. Mereka ini wakil rakyat, jadi harus tahu karena pembangunan tol sudah memakan anggaran rakyat Jateng,” ujarnya, kemarin.

Sebelumnya, DPRD memberikan informasi uji kelaikan terhadap tol seksi I (Semarang-Ungaran) sudah dilakukan, namun hasilnya hingga saat ini belum dikatahui secara pasti.

Wakil Ketua Komisi D (Bidang infrastruktur dan pembangunan) DPRD Jateng Sasmito mengungkapkan berdasarkan pantauan Dewan, tim penguji dari Kementerian Pekerjaan Umum sudah melakukan penelitian terhadap konstruksi tol, tetapi hingga kini pihaknya belum mendapat laporan apapun dari PT Trans Marga Jateng (TMJ).

Bahkan, lanjutnya, berdasarkan informasi yang didapatkan, tim penguji sudah melaporkan hasil penelitian kepada Menteri PU dan tinggal menunggu pernyataan apakah tol lolos uji kelaikan atau tidak.

Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Ahmad Ghani Ghazaly juga mengatakan uji kelaikan telah dilakukan sejak akhir Juni, mencakup syarat laik dari sisi teknis, administrasi dan keselamatan.

Namun, Komisaris PT TMJ Danang Atmodjo berkali-kali membantah informasi tersebut. Menurut dia, saat ini masih dilakukan pemantauan terhadap hasil perbaikan di ruas Gedawang-Susukan km STA 5+500-5+750 yang retak dan ambles sepanjang 200 m pada Maret lalu.

Pihaknya juga tidak dapat memastikan kapan uji kelaikan dilakukan, meskipun permohonan uji kelaikan sudah disampaikan ke Pemerintah Pusat sejak pengerjaan seluruh seksi I rampung pada Juni.

Djoko menduga ketidaktransparanan TMJ dilatarbelakangi kasus kerusakan pada ruas Gedawang-Susukan km STA 5+500-5+750 yang diberitakan besar-besaran oleh media.

“Mereka kurang berkenan, makanya sekarang tertutup dan tidak mau uji kelaikan ini menjadi konsumsi media. Saya rasa alasan mereka menutupi uji kelaikan sebatas itu. Uji kelaikan ini sebetulnya tidak wajib disampaikan ke media. Cukup kepada Dewan yang memang harus tahu,” tuturnya.

Meskipun demikian, pihaknya mendesak agar hasil uji kelaikan disampaikan kepada publik, guna menjamin keamanan tol bagi pengguna jalan. (k16)

sumber :

Minggu, 24 Juli 2011

Tol JORR E2 Dibangun

TEMPO Interaktif, Jakarta - Tol Lingkar Luar Akses Tanjung Priok Timur 2 (JORR E2) saat ini mulai dibangun.

"Akan dikerjakan oleh kontraktor Kajima-Waskito JO. Waktu konstruksi 28 bulan," kata Waskito Pandu, Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pekerjaan Umum, Ahad, 24 Juli 2011.

Tol sepanjang 2,74 kilometer jalan layang dan 1,97 on/off ramp serta pelebaran jalan arteri ini memiliki nilai kontrak sekitar Rp 1,041 triliun. Nilai kontrak tersebut termasuk satu tahun masa pemeliharaan.

Dihubungi terpisah, Sekretaris Kota Jakarta Utara Tri Kurniadi menyatakan pembebasan lahan untuk tol yang memanjang dari Cilincing menuju Jampea ini masih dalam proses. Rencananya dibutuhkan 28 bulan untuk pembebasan lahan. Lelang untuk tim penaksir harga dari Kementerian Pekerjaan Umum sudah selesai. "Tetapi tim penaksirnya saya kurang tahu. Karena lelangnya dari Kementerian Pekerjaan Umum," katanya.

Dari empat kelurahan, Semper Timur, Semper Barat, Kalibaru, dan Koja beberapa sudah mulai dibebaskan. Tetapi ada juga tanah milik instansi tertentu seperti TNI Angkatan Laut. "Sebagian besar juga tanahnya Kementerian Pekerjaan Umum. Ini hanya penggantian bangunan," kata Kurniadi.

Sejauh ini, kata Kurniadi, belum ada warga yang secara keras menolak penggantian pembebasan lahan. "Yang ada komplain mengenai harga dan ukuran. Mereka maunya di atas NJOP. Padahal sesuai Peraturan Gubernur kalau tanah negara hanya diganti 25 persen dari NJOP," katanya.
ARYANI KRISTANTI

Berita terkait

16 Proyek MP3EI Dimulai 2011


KOMPAS/HERU SRI KUMORO Maket Jembatan Banyumanik 2 
di ruas Tol Semarang-Solo, Jawa Tengah, dipamerkan pada 
Indonesia International Infrastructure Conference & Exhibition 2011 
di Jakarta Convention Center, Jakarta, Selasa (12/4)
CILOTO, KOMPAS.com - Sebanyak 16 proyek yang dimasukkan dalam daftar proyek infrastruktur Rencana Induk Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia atau MP3EI diperkirakan akan mulai dilaksanakan atau ground breaking pada tahun 2011. Ini menjadi simbol yang ingin ditunjukkan pemerintah sebagai bukti bahwa rencana induk tersebut mulai dijalankan. 

"Saya perkirakan akan ada 16 proyek yang dijalankan, itu semua yang melibatkan pemerintah. Namun, hingga akhir tahun 2012 memang bisa saja mencapai 139 proyek karena memperhitungkan proyek pemerintah dan swasta. -- Dedy Supriadi Priatna"
"Saya perkirakan akan ada 16 proyek yang dijalankan, itu semua yang melibatkan pemerintah. Namun, hingga akhir tahun 2012 memang bisa saja mencapai 139 proyek karena memperhitungkan proyek pemerintah dan swasta," ujar Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Dedy Supriadi Priatna di Ciloto, Cianjur, Jawa Barat, Sabtu (23/7/2011) dalam Temu Media dengan Bappenas.

Menurut Dedy, ke-16 proyek tersebut antara lain jalan tol Nusa Dua-Benoa Bali, proyek pengolahan air minum di Kabupaten Tangerang, Instalasi Pengolahan Air di Banjarmasin, Jalan tol lingkar luar Jakarta (JORR) West 2, lalu proyek jalan tol Cikampek-Palimanan. Selain itu ada juga proyek jalan tol Pejagan-Malang; pengerukan sungai-sungai di Jakarta mulai dari sungai Pesanggrahan hingga Sunter; kemudian proyek pengembangan kawasan pelabuhan Tanjung Priok; konstruksi jaringan gas di Bontang, Sengkap, Bekasi, dan Sidoardjo, serta pelabuhan kapal pesiar Tanah Ampo.

Nilai proyek jalan tol Nusa Dua-Benoa mencapai Rp 1,5 triliun Rp 2 triliun, diperkirakan akan dimulai paling cepat akhir tahun 2011 atau awal tahun 2012. Adap un jalan tol JORR W2 diperkirakan akan dimulai tahun 2011 karena pembebasan lahannya sudah hampir selesai. Sementara proyek pengerukan sungai di Jakarta masih harus menunggu revisi peraturan pemerintah tentang penggunaan pinjaman dari pemerintah.

Selain itu, khusus untuk proyek-proyek yang sudah memenuhi dua syarat layak mendapatkan keistimewaan untuk ditunjuk langsung. Pertama, proyek infrastruktur yang dikerjasamakan antara pemerintah dengan swasta (PPP) yang sudah ditender dua kali tetapi tidak memper oleh pemenang. Kedua, proyek yang dapat menjadi solusi pada masalah yang dihadapi masyarakat sejak lama, misalnya kemacetan di Jakarta. 
Orin Basuki | Robert Adhi Kusumaputra

TERKAIT:
sumber :

Sabtu, 23 Juli 2011

Alot, Pembangunan Tol Semarang-Batang


Wakil Ketua Komisi D DPRD Jawa Tengah, Sasmito
  
KENDAL KOMPAS.com - Pembangunan jalan tol Semarang-Batang, masih alot. Pasalnya, sampai sekarang persoalan ganti rugi tanah milik penduduk, masih belum menemui kesepakatan.

Demikain dikatakan oleh wakil ketua Komisi D DPRD Jawa Tengah, Sasmito, saat melakukan reses di Kabupaten Kendal, Sabtu (23/7/2011).

Menurut Sasmito, persoalan pembebasan tanah, sampai kini baru sekitar 10 persen yang selesai. "Soal pembebasan tanah untuk jalan tol ini, yang melakukan adalah pemerintah daerah atau kota masing-masing," kata Sasmito.

Sasmito menjelaskan, kalau pembebasan tanah sudah selesai sekitar 80 persen, pembangunan jalan tol Semarang-Batang akan dikerjakan. "Tapi rencana pembangunan jalan tol Semarang-Batang, Insya Allah akan tetap dijalankan," tambahnya.

Ia menegaskan, untuk jalan tol Semarang-Ungaran Kabupaten Semarang, sebelum lebaran sudah bisa dioperasikan. Sedang untuk pembangunan Ungaran Kabupaten Semarang-Solo, masih dalam proses. "Tapi untuk pembebasan tanahnya sudah selesai 80 persen," pungkasnya. K9-11 | I Made Asdhiana

sumber :
http://regional.kompas.com

Tol Baru Jadi Jalur Alternatif Mudik

ilustrasi : tol semarang-ungaran (photo:soklin)
Tol Semarang Ungaran
SEMARANG– Jalan tol Semarang- Ungaran kemungkinan akan dimanfaatkan sebagai jalur alternatif dalam arus mudik dan balik Lebaran tahun ini. Langkah itu dilakukan sebagai salah satu upaya uji coba jalur tol sepanjang 14,1 km tersebut.


Kendaraan yang diperbolehkan melintas masih terbatas berupa mobil pribadi. “Bisa saja. Karenabelum beroperasipenuh, maka belum membayar,” ujar Kepala Dinas Bina Marga Jateng DanangAtmodjo kemarin. Menurut Danang,selama ini berbagai sarana pendukung di tol tersebut telah memadai. Terkait jalur keluar tol,juga bisa dilakukan rekayasa lalu lintas.

“Apakah langsung menuju jalur utama (Jalan Gatot Subroto, depan Kantor DPRD Kabupaten Semarang),atau dibelokkan dulu ke kawasan kampus Undaris, Ungaran, ”katanya. Meski demikian, Pemprov Jateng belum bisa memastikan kapan tol Semarang-Ungaran itu akan dioperasikan, seperti jalur tol yang lain. Dia mengaku saat ini masih melakukan koordinasi dengan pemerintah pusat.

“Jadi sekarang saya belum bisa matur lebih banyak,”katanya. Menjelang arus mudik Lebaran tahun ini, berbagai perbaikan jalan dan jembatan di jalur pantai utara (pantura) ditargetkan selesai awal Agustus. “Karena itu, saat arus mudik berlangsung semuanya sudah siap,”ujarnya. Mengenai perbaikan Jembatan Pemali maupun Balekambang di Kabupaten Brebes, tinggal dilakukan pengecoran untuk betonisasi serta penguatan pemasangan mur.

“Paling tidak 7 Agustus nanti semuanya sudah selesai, dan siap,”katanya. Gubernur Jateng Bibit Waluyo juga telah meminta instansi terkait segera menyelesaikan perbaikan jalur-jalur yang akan dipakai dalam arus mudik Lebaran. “Dari daerah Brebes sampai Semarang ada berbagai perbaikan.

Namun, semuanya sudah kita minta untuk segera diselesaikan sehingga arus mudik tidak terganggu,” ungkapnya. Secara terpisah, anggota Fraksi PDIP DPRD Jateng Sarei Abdul Rosyid meminta kondisi jalan untuk arus mudik benar-benar memadai. “Baik itu yang berada di jalur utara, tengah, selatan, maupun timur,” tandasnya. !muh slamet

sumber :
http://www.seputar-indonesia.com

Jumat, 22 Juli 2011

Presiden: Benahi Infrastruktur Mudik


Perbaikan Jembatan Balai Kambang, Brebs, Jawa Tengah, 
yang hingga Minggu (17/7/2011) belum rampung. 
Proyek perbaikan jembatan ini sudah berlangsung tiga bulan.
JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta kementerian dan instansi terkait untuk memperbaiki ruas-ruas jalan yang banyak dilalui pemudik.
Presiden mengatakan itu ketika membuka Sidang Kabinet Paripurna yang membahas persiapan Ramadhan dan Idul Fitri 2011 di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (21/7/2011).

"Jika kita tahu ada ruas-ruas jalan yang harus diperbaiki, sekarang perbaiki. Jangan menunggu satu-dua minggu sebelum Idul Fitri datang," kata Presiden.
Turut hadir di dalam Sidang Kabinet Paripurna tersebut, antara lain, Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto dan Menteri Perhubungan Freddy Numberi.
Presiden juga meminta kementerian dan instansi terkait untuk memastikan sarana angkutan mudik tersedia dengan baik. Presiden tak ingin masalah yang terjadi pada 2010 terulang pada tahun ini.
Kepala Negara pun meminta agar persiapan transportasi dilakukan dengan baik. Hal ini penting dilakukan, mengingat sebagian pemudik akan menggunakan kendaraan roda dua dan juga transportasi massal.
Seperti dibeitakan Kompas, satu setengah bulan menjelang Idul Fitri, jalur pantai utara Jawa dari Cirebon, Jawa Barat, ke Brebes, Jawa Tengah, minim lampu penerangan jalan. Lampu penerangan jalan yang bisa dihitung dengan jari hanya ditemui di ruas Mundu-Kanci, Cirebon.
Selebihnya, jalur utama di Pulau Jawa itu mengandalkan penerangan dari sorot lampu kendaraan dan kerlip lampu dari rumah warga di tepi jalan.
Di pantai utara Jawa Tengah, khususnya Kota Tegal dan Kabupaten Tegal, sejumlah ruas jalan juga masih tampak berlubang. Jalan berlubang dan bergelombang tampak di Kota Tegal, seperti di Jalan Gajah Mada, Jalan MT Haryono, dan Martoloyo. Lubang berdiameter sekitar 10 sentimeter terlihat di ruas tersebut, termasuk di ruas jalan yang pernah ditambal.

Di ruas Jalan Martoloyo juga tampak lipatan aspal yang mengakibatkan jalan bergelombang. Kerusakan jalan juga terlihat di Jalan Dokter Sutomo. Jalan tersebut merupakan jalur alternatif utama atau jalur pengalihan pemudik dari Jakarta menuju ke Semarang. Meskipun demikian, perbaikan sudah mulai terlihat di ruas jalan tersebut.

Di Kabupaten Tegal, jalan yang berlubang tampak di jalur pantura Dampyak, Padaharja, Larangan, Maribaya, Sidoharjo, Surodadi, dan Kedungkelor. Demikian pula di sekitar kawasan wisata Pantai Purwahamba Indah.
Sementara itu, Jalan Raya Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, masih merupakan titik pusat kemacetan arus lalu lintas di Jawa Timur. Selain kondisi jalan yang berlubang dan bergelombang, kemacetan paling fatal terjadi apabila korban lumpur Lapindo memblokade jalan itu saat berunjuk rasa.
Kemacetan di Jalan Raya Porong terjadi setiap hari, khususnya antara pukul 08.00 dan 20.00. Sampai saat ini, pembangunan jalan arteri yang diharapkan bisa mengalihkan arus kendaraan dari Jalan Raya Porong masih jauh dari penyelesaian. Padahal, jalan arteri tersebut semula ditargetkan sudah bisa digunakan pada saat terjadinya arus mudik dan arus balik Lebaran.
Kemacetan juga terjadi di Kabupaten Pasuruan, khususnya di daerah Ngopak. Hingga saat ini, perbaikan jalan sepanjang sekitar 1 kilometer yang rusak akibat terkena luapan banjir Sungai Rejoso itu belum rampung. Jalan berlubang itu memaksa kendaraan berjalan pelan-pelan sehingga menimbulkan kemacetan yang cukup panjang.
Hal itu masih ditemui di Desa Sedarum, Kecamatan Nguling, Pasuruan. Selepas Kota Probolinggo, kondisi jalan negara ke Banyuwangi melalui Situbondo (pantura) ataupun melalui Jember (tengah) relatif baik.
Hanya jalan Probolinggo-Lumajang, khususnya di daerah Klakah, yang struktur jalannya sempit, tetapi mulus, sangat rawan kecelakaan karena pengemudi bisa nekat mendahului kendaraan lain. Demikian pula jalan negara jalur tengah, mulai dari Surabaya hingga perbatasan Jawa Tengah di Ngawi kondisinya relatif siap untuk mudik Lebaran. Memang masih ditemukan badan jalan yang bergelombang, seperti di ruas bekas jalan bebas hambatan di Mojokerto serta di daerah Sukomoro, Kabupaten Nganjuk.

TERKAIT:
 sumber :
http://nasional.kompas.com

Uji kelaikan Tol Semarang Solo ditutupi

ilustrasi : tol semarang-ungaran (photo :soklin)
SEMARANG: Uji kelaikan tol Semarang-Solo seksi I (Semarang-Ungaran) diduga ditutupi, meskipun Kementerian Pekerjaan Umum sudah menurunkan tim penguji sejak sekitar tiga pekan lalu.

Berdasarkan pantauan Komisi D DPRD Jateng (bidang infrastruktur dan pembangunan), tim penguji sudah melakukan penelitian terhadap konstruksi tol sepanjang 11,1 km itu.

“Kami sering memantau ke sana (tol seksi I). Memang, kami belum berbicara langsung dengan tim, tapi para pekerja di sana membenarkan kalau yang sedang meneliti itu tim penguji dari Kementerian PU,” ujar Wakil Ketua Komisi D DPRD Jateng Sasmita, hari ini.

Bahkan, berdasarkan informasi yang didapatkan Komisi D, tim penguji sudah melaporkan hasil penelitian kepada Menteri PU dan tinggal menunggu pernyataan apakah tol lolos uji kelaikan atau tidak.

Meskipun demikian, Sasmita enggan menduga latar belakang mengapa PT Trans Marga Jateng (TMJ) sebagai badan usaha pengelola tol Semarang-Solo sengaja menyembunyikan uji kelaikan.

“Sebetulnya uji kelayakan itu tahapan yang biasa sebelum mengoperasikan tol, jadi tidak perlu ditutup-tutupi. Kalau nantinya ada kekurangan, kan kita bisa memberikan masukan,” tuturnya. (Dot)
Sri Mas Sari


sumber :
http://www.bisnis-jateng.com 

Tol Semarang-Ungaran Dibuka Saat Mudik

SEMARANG, KOMPAS.com — Setelah molor hingga hampir satu tahun, Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah, Danang Atmaja, menjanjikan bahwa ruas Tol Semarang-Ungaran sudah bisa diuji coba pada saat mudik Lebaran.

Danang mengatakan, saat ini pihaknya tengah mempersiapkan hal-hal kecil sebelum jalan tol tersebut layak digunakan. Ia menjanjikan jalan tol ruas Semarang-Ungaran sudah bisa dilewati pada H-7 jelang Lebaran atau paling lambat H+7 setelah Lebaran 2011.

"Sampai sejauh ini kami merasa tidak ada kesulitan sama sekali. Namun, untuk menambah nilai keamanan, kami menambah beberapa material perkuatan," kata Danang, Kamis (21/7/2011), di Semarang.

Danang menyebutkan, molornya uji coba Jalan Tol Semarang-Surakarta, ruas Semarang-Ungaran, yang hampir setahun lebih disebabkan persoalan teknis. Salah satunya karena jalan tersebut mengalami ambles di Kilometer 5 Gedawang, Banyumanik, Semarang, pada Maret 2011. "Itulah yang menyebabkan molornya pekerjaan ini," kata Danang.

Sementara itu, anggota Komisi D DPRD Jateng, Sri Praptono, menanggapi janji tersebut dengan pesimistis. Menurut Praptono, hasil pemantauan di lapangan menunjukkan bahwa ruas Semarang-Ungaran belum memperlihatkan perkembangan berarti.

"Hasil kunjungan kami, sampai sejauh ini terlihat kalau ruas tol itu belum bisa diuji coba. Bagaimana mungkin mau uji coba (pada) H-7?" tanya Sri Praptono.

Komisi D DPRD Jateng menyesalkan tidak adanya laporan kendala setiap kali diadakan rapat pembahasan jalan tol tersebut. Selalu saja, tambah Sri Praptono, dilaporkan baik-baik semua.

"Tetapi kita lihat, sejak sebelum puasa tahun lalu dijanjikan bisa di-launching, nyatanya ini hampir Ramadhan tahun berikutnya. Fisiknya masih belum selesai," katanya.

Untuk menjawab harapan masyarakat, Sri Praptono meminta agar pekerjaan dilakukan dengan lebih profesional.

sumber :
http://regional.kompas.com

Tol Trans Jawa, 15 Lahan Siap Dibebaskan

Menteri Pekerjaan Umum, Djoko Kirmanto
(galeryfoto.pu.go.id)


Pemerintah menargetkan proyek jalan tol Trans Jawa selesai pada 2014.

VIVAnews - Pemerintah menargetkan proyek jalan tol Trans Jawa selesai pada 2014. Namun, pengerjaan proyek tersebut hingga saat ini masih terkendala pembebasan lahan.

Menurut Menteri Pekerjaan Umum, Djoko Kirmanto, mengenai permasalahan pengadaan lahan untuk proyek tol yang akan dibangun sepanjang 660 kilometer tersebut sudah dievaluasi.

"Masalah tanah, sudah kita evaluasi lagi," kata dia saat ditemui di acara Indonesia International Conference Focus on Indonesian Economy 2011 di Hotel Shangri-la, Jakarta, Kamis 21 Juli 2011.

Djoko menuturkan, dari 24 ruas tol yang berhenti untuk pengadaan lahannya, saat ini sudah ada 14-15 yang ditandatangani. "Jadi, kalau masalah pembebasan tanah selesai, kita tinggal start," tambahnya.

Apalagi, kata Djoko, untuk konstuksi jalan tol tersebut sudah ditandatangani kontrak pendanaannya dari perbankan. "Ya, tinggal tunggu pembebasan tanah. Jadi, kita harapkan segera selesai," ujar Djoko memperkirakan proyek ini baru dikerjakan akhir tahun dari sebelumnya pertengahan 2011.

Kendati demikian, Djoko mengaku dari 24 tol tersebut sudah ada yang sedang dalam tahap pengerjaan konstruksinya seperti ruas Surabaya menuju Mojokerto dan Semarang menuju Solo. "Bahkan Semarang-Ungaran sudah selesai. Kalau Ungaran-Bawean sudah ditender," tuturnya.

Menteri PU berharap, pembanguan jalan tol Trans Jawa sesuai target yakni di 2014 . "Terutama, untuk Surabaya dan beberapa dari Gempol-Pandaan. Lalu di tol Jakarta menuju Tanjung Priok," kata Djoko.
Proyek tol ambisius itu menghubungkan wilayah di ujung barat hingga wilayah timur Pulau Jawa. (ren)
Antique, Nina Rahayu 

Pembebasan Lahan Tol Macet

Tol Semarang Batang

SEMARANG - Rencana pembebasan lahan tol Semarang-Batang macet. Warga pemilik lahan yang bakal  terkena proyek jadi bingung menentukan sikap. Pemkot Semarang juga tidak bisa menjawab pertanyaan soal perkembangan proyek tersebut.

Asisten I Setdakot Semarang Nurjanah saat ditanya soal tindak lanjut dari proyek itu tidak menjawab secara pasti.
”Besok (hari ini-Red) saya mau ke Jakarta. Mau tanya tol ini (Semarang-Batang) kejelasannya bagaimana. Maaf saya tidak bisa menjawab,” kata dia setelah mengikuti rapat paripurna DPRD, Rabu (20/7).

Dia enggan menguraikan permasalahan yang ada. Sebelumnya, Februari 2011, Panitia Pembebasan Tanah (P2T) dari Pemkot Semarang telah melakukan pengukuran lahan di tujuh kelurahan yang terkena tol.
Yakni Kelurahan Kembangarum, Bamban Kerep, Purwoyoso, Ngaliyan, Tambakaji, Beringin, Wonosari dan Gondoriyo, Podorejo.

Bahkan panitia telah menyosialisasikan hasil pengukuran kepada warga. Total lahan yang akan dilakukan pembebasan seluas 63,8 ha, dengan ruas jalan sepanjang 10,9 kilometer.
Namun sampai sekarang, tidak ada kelanjutannya.

Anggota Komisi C Wachid Nurmiyanto mendesak kepada Pemkot untuk memberikan kejelasan kepada warga masyarakat. Sebagai warga Ngaliyan, dia kerap mendapat keluhan seputar tindak lanjut pembebasan lahan tol Semarang-Batang.

”Kondisi mereka sekarang terganggu dan tersandera. Terganggu oleh informasi pemerintah karena lahan terkena tol, tersandera karena tidak bisa apa-apa. Mau mendirikan rumah, tidak bisa. Menjual rumah juga masih bimbang. Kasihan warga. Apalagi ada SMPN 16 yang masuk daerah kena tol. Kepala sekolah bingung untuk pengembangan sekolah tidak bisa,” ungkapnya.

Penting diketahui untuk Kelurahan Purwoyoso ada 768 bidang, Ngaliyan 279 bidang, Kelurahan Tambakaji 604 bidang, Kelurahan Beringin 4 bidang, Kelurahan Wonosari 224 bidang, dan Kelurahan Gondoriyo 286 bidang tanah. Ditambah Kelurahan Kembangarum ada 202 bidang dan Podorejo satu bidang.

Seharusnya Pemkot Semarang terus-menerus memberikan kejelasan kepada masyarakat, baik ada hasil maupun tidak. Sejak Februari sampai pertengahan tahun ini tidak ada perkembangan.
”Ini beda dari pembebasan tol Semarang-Solo. Semarang-Batang sepenuhnya swasta, sehingga sulit mengetahui kejelasan pembebasan lahan,” tuturnya. (H37,J9-61)

sumber :
http://suaramerdeka.com

Kamis, 21 Juli 2011

Kas Tersisa Rp 1 Miliar

Fly Over Imammundandar, Pekanbaru

flyover.jpg

 
PEKANBARU, TRIBUN - Pengerjaan proyek jalan layang (fly over) di persimpangan Jalan Sudirman-Jalan Imam Munandar, Pekanbaru, sudah terhenti lebih dari dua minggu. Sampai kemarin belum ada tanda-tanda pengerjaan proyek dilanjutkan. Kontraktor kesulitan keuangan, sedangkan permintaan pembayaran belum dipenuhi.

Berlarut-larutnya pengerjaan proyek ini merugikan masyarakat karena kemacetan dan tentunya merugikan secara ekonomi. Selain itu, bisa mengancam persiapan menggelar Pekan Olahraga Nasional (PON) 2012 di Riau.

Dinas Pekerjaan Umum (PU) Provinsi Riau sudah mengusulkan pembayaran termin proyek pembangunan jalan layang tersebut di APBD Perubahan tahun 2011.

"Saat ini kas dinas hanya tinggal Rp 1 miliar. PT Istaka memang berhak meminta pembayaran sampai Rp 6 miliar lagi, karena sesuai dengan progress pekerjaan mereka, tapi kas hanya segitu," kata Kepala Bidang Bina Marga Dinas PU Riau Ahmad Ismail kepada Tribun di Pekanbaru, Rabu (20/7).

Meski demikian, Dinas PU Riau tetap meminta Direktur Utama PT Istaka Karya menjelaskan alasan penghentian pekerjaan. Senin (18/7) lalu, kepala proyek sudah dipanggil, tapi Dinas PU menilai keterangannya tidak memadai.

"Ada penjelasan yang tidak dapat ia berikan, makanya kami minta hadirkan Dirut (Direktur Utama) PT Istaka," kata Ahmad.

PT Istaka Karya merupakan kontraktor pemenang tender pembangunan jalan layang di persimpangan Jalan  Sudirman-Jalan Imam Munandar. Kepala proyek, Djoni Budi mengatakan pengerjaan proyek di lapangan terhenti sejak dua pekan lalu.

"Ada perubahan sistem penggunaan anggaran di kantor pusat kami. Jadi ini urusan internal saja," kata Djoni mengenai alasan pengerjaan proyek terhenti.

Dia berharap pengajuan pembayaran termin sebesar Rp 6,5 miliar segera dipenuhi Pemprov Riau. Tanpa uang itu, kontraktor sulit mendapat material pembangunan seperti semen curah. Pasalnya, pemasok meminta pembayaran tunai.

"Permintaan itu yang belum bisa kita penuhi, sehingga mereka menghentikan pasokan material," kata dia, seperti dikutip dari riauterkini.com.

Meski membenarkan tidak ada lagi aktivitas pekerja di lokasi proyek, namun Djoni mengaku  perusahaannya tetap bekerja membuat balok girder. Cuma pekerjaan itu dilakukan di Jakarta. Dia masih optimistis proyek selesai sesuai kontrak, yakni Juni 2012, mengingat waktu tersedia masih cukup panjang.
Kepala Bidang Bina Marga Dinas PU Riau Ahmad Ismail mengatakan, kontraktor menghentikan pengerjaan proyek karena kesulitan keuangan.

"Masalah internal perusahaan itu memang," kata Ahmad. Walau begitu Ahmad Ismail membantah Dinas PU Riau salah pilih kontraktor. "Tendernya kan pada  November 2010 lalu, saat itu tidak ada persoalan perusahaan itu, dokumennya oke," kata Ahmad Ismail.

Kontrak pembangunan jalan layang oleh PT Istaka ini, bernilai mencapai Rp 70 miliar. Proyek ini disepakati harus selesai pada Juni 2012. "Kami sebenarnya pernah minta selesai lebih cepat, kalau bisa Desember 2011 ini sudah selesai, tapi kalau begini, nggak mungkin kayaknya," kata Ahmad Ismail.
Untuk proyek pembangunan jalan layang di perempatan Sudirman-Imam Munandar, Dinas PU Riau sudah membayarkan 15 persen dari nilai proyek. Pembayaran itu sebagai uang muka. Pembayaran dilakukan di awal tahun anggaran.

"Karena ini perusahaan besar, kami sebenarnya berharap perusahaan itu bisa menalangi dulu biaya pembangunan," kata Ahmad Ismail.

Dinas PU Riau juga menangani pembangunan jalan layang di persimpangan Jalan Sudirman-Jalan Tuanku Tambusai. Proyek ini bernilai hampir Rp 90 miliar. Pekerjaan dilakukan PT Adhi Karya. "Memang progress yang di Harapan Raya (Jalan Imam Munandar) masih di bawah proyek yang di Sudirman. Sekarang Adhi Karya kan masih lanjut kerja," kata Ahmad Ismail.
Mengenai tudingan ada indikasi kongkalingkong kontraktor dengan Dinas PU dalam memenangkan proyek, Ahmad Ismail hanya tertawa. "Nggak lah, nggak sampai ke situlah," kata Ahmad sambil tertawa.

Daftar hitam
Manajer Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) Provinsi Riau, Mardianto Manan berpendapat kecil kemungkinan terhentinya pengerjaan proyek jalan layang di persimpangan Jalan Sudirman-Jalan Imam Munandar akibat kesalahan pengguna jasa. Pasalnya, pengguna jasa tentu telah menilai profil perusahaan layak dijadikan pemenang tender.

Dia menjelaskan, pengguna jasa atau pimpinan proyek tentunya sudah melihat kemampuan dasar perusahaan yang akan mengerjakan sebuah proyek. Termasuk juga menilai pengalaman kerjanya seperti apa. "Khususnya pengalaman membangun fly over," ujarnya.

Perusahaan yang mengikuti proses tender melampirkan data keuangan yang dipaparkan dengan neraca-neraca secara rinci. Sehingga, jika memang bagus maka layak dimenangkan.

Jika di tengah jalan muncul kasus perusahaan itu dinyatakan pailit tentu ini perkara lain. Karena bisa jadi berbagai data dan laporan yang disampaikan perusahaan di saat proses tender asal-asalan demi meyakinkan panitia.

Menurut Mardianto, solusi yang paling tepat mengatasi masalah ini adalah meminta pertanggungjawaban kontraktor. Selaku pemenang tender, kontraktor harus bertanggungjawab dengan segala risiko untuk menyelesaikan pekerjaannya.

Jika tidak, maka perusahaan itu bisa dikenakan penalti. Disamping itu, pengguna jasa berhak mengambil dana jaminan yang sebelumnya telah diserahkan perusahaan untuk disimpan di bank.

Sanksi berikutnya, perusahaan tersebut akan masuk daftar hitam (blacklist) oleh LPJK nasional. Nomor registrasi dihilangkan dan nama perusahaan tidak ditayangkan secara online. "Jika sudah begini, perusahaan tersebut otomatis tidak bisa mengambil proyek manapun," kata dia. Karena, syarat perusahaan bisa mengambil pekerjaan harus terdaftar dan namanya tayang di internet.
Dana siluman

Sementara itu, banyak kontraktor mengeluhkan 'dana siluman' dalam menggarap proyek pembangunan di Riau. Setorannya macam-macam, tak hanya untuk pejabat dinas bersangkutan, selama pengerjaan proyek kontraktor juga dipusingkan pungutan oknum BPK, Kejaksaan hingga LSM.

Seorang kontraktor lokal yang minta namanya dirahasiakan, bercerita kepada Tribun perihal  prosedur pemenangan tender sampai dana-dana yang harus ditanggung kontraktor untuk sebuah proyek di Riau. Dia mengatakan, setoran-setoran itu sulit dibuktikan karena pembayarannya tunai (cash and carry).

Awal proses tender saja, kepala dinas sudah meminta uang untuk keperluan ini dan itu dengan iming-iming menang proyek. Selanjutnya, dalam proses tender, kepala dinas menginstruksikan panitia untuk memenangkan perusahaan  tertentu. "Biasanya perusahaan tersebut sudah meberikan setoran awal,"  kata dia.

Kalau sudah begitu, dia tak mau menawar rendah karena ada beban setoran untuk kepala dinas dan panitia. "Makanya, paling saya menawar 2-3 persen di bawah pagu," ujarnya

Selanjutnya tugas panitia untuk menggugurkan penawar yang berada di bawahnya. Kemudian dikondisikanlah semua penawaran dirasakan tidak sempurna, biasanya mengunci dengan segudang syarat.

Bisa juga dimainkan dengan mencari-cari kesalahan penawar di bawahnya. " Jika ada yang tak digugurkan, barulah  saya disuruh panitia menghubungi perusahaan tersebut dengan menawarkan sejumlah dana," ujar si kontraktor

Setelah semua sesuai dengan skenario, maka panitia langsung menunjuk pemenang dengan meminta sejumlah dana yang berkisar 2 hingga 4 persen dari nilai proyek. Setelah lewat masa sanggah, dilanjutkan dengan kontrak yang didahului dengan SPMK.

"Nah ini ada lagi uang kontrak dengan Pengguna Anggaran. Uang kontrak ini bisa dinegosiasikan. Tergantung besaran beban sebelumnya," ucapnya.
Setoran berlanjut pada masa pengerjaan proyek. Saat mengajukan pembayaran uang muka, disyaratkan pakai jaminan uang muka dari bank umum. Kalau kontraktor tidak mampu, maka bisa negosiasi dengan dinas, tentu dengan sejumlah uang pelicin.

Belum lagi biaya-biaya seperti honor plus uang transportasi untuk pengawas dinas dan konsultan pengawas setiap bulannya. "Kalau tak diberi bulanan, kesalahan kontraktor akan  dicari-cari  dengan sejuta alasan," kata dia.
Jika setoran lancar, kontraktor bisa leluasa. "Kan kepalanya sudah kita pegang. Nah setelah proses tersebut selesai, saya bebas deh mengurangi spek dan ngakalin sana sini," tuturnya.

"Selama pekerjaan, kami juga menyiapkan dana untuk oknum BPK, oknum Kejaksan sampai  LSM  yang suka datang seolah siap menerkam," kata dia. (hnk/hes/brt)

Editor : junaidi
 
sumber :

Rabu, 20 Juli 2011

Pembebasan Lahan Jalan Tol Buntu

Tol Semarang-Solo

Ass I Setda Boyolali, Karsino
BOYOLALI—Proyek pembangunan jalan tol yang melintasi wilayah Boyolali tampaknya jauh dari titik terang. Pasalnya, pembahasan besaran ganti rugi untuk pembebasan lahan hingga kini masih saja deadlock.

Musyawarah yang melibatkan warga Desa Denggungan Kecamatan Banyudono dan Desa Sobokerto Kecamatan Ngemplak masih belum menemui titik temu. Warga bahkan secara resmi mengirim surat keberatan atas penetapan harga ganti rugi yang dinilai terlalu rendah. Surat keberatan itu ditujukan kepada Panitia Pengadaan Tanah (P2T).

Karsino, anggota P2T Boyolali membenarkan pihaknya sudah menerima surat resmi keberatan warga tersebut. Dia menjelaskan, keberatan warga terutama saat digelar musyawarah tahap II, harga yang diminta oleh pemilik tanah sangat tinggi, yakni mencapai 10 kali lipat harga nilai jual objek pajak.

“Bahkan ada yang meminta dihargai Rp 2 juta per meter persegi, sementara kewenangan penentu harga bukan pada kami. Tetapi pada pejabat pembuat komitmen (PPK),” ujarnya, Selasa (19/7).

Proaktif

Meski hingga kini musyawarah masih deadlock, Karsino menjelaskan pihaknya masih optimis persoalan pembebasan tanah akan menemui titik temu. Pihaknya terus proaktif melakukan sosialisasi dan melakukan pendekatan pada masyarakat.

Selain itu, sosialisasi menurut dia juga melibatkan tokoh masyarakat. Hingga saat ini sudah sekitar 50 persen lahan peruntukan untuk proyek jalan tol sudah berhasil dibebaskan. Lahan yang sudah dibebaskan itu di antaranya berada di wilayah Kecamatan Ngemplak, seperti Donohudan, Dibal, Pandean, Gagaksipat maupun Kismoyoso.
“Beberapa daerah sudah ada kesepakatan harga dan tinggal realisasi pencairan dana ganti rugi,” terang dia.

Pencairan ganti rugi bagi lahan yang harganya sudah disepakati, menurut dia akan dilakukan melalui rekening bank langsung. Langkah itu dilakukan demi keamanan realisasi ganti rugi.

Sementara itu khusus untuk wilayah Denggungan, lebar jalan tol akan mencapai 70 meter. Pasalnya, di wilayah Denggungan akan dibangun titik pertemuan tol Semarang-Solo dengan tol Solo-Ngawi. Pertemuan titik tol itu tepat berada di tengah areal persawahan yang saat ini sudah ditandai dengan patok permanen.Ario Bhawono


sumber :
http://www.harianjoglosemar.com 

H-7 Jalan Tol Beroperasi

SPK Tol Seksi II Turun Pekan Ini

Semarang, CyberNews. PT Trans Marga Jateng (TMJ) akan segera mengeluarkan Surat Perintah Kerja (SPK) untuk dimulainya proyek fisik jalan tol Seksi II Ungaran-Bawen. Dengan terbitnya surat itu, maka tiga kontraktor yang telah dinyatakan sebagai pemenang lelang segera bisa menyiapkan peralatan berat maupun material untuk memulai proses pembangunan.

Komisaris PT TMJ Danang Atmodjo menyatakan, SPK diharapkan sudah bisa diterbitkan pada pekan ini. Dengan demikian, secepatnya pula pemenang lelang akan menindaklanjuti dengan proses persiapan.

"Semoga saja SPK sudah bisa keluar pada pekan ini. Mohon doa restunya agar semua berjalan lancar," terang Danang.

Pihaknya berharap, turunnya SPK tersebut segera ditindaklanjuti pemenang lelang dengan melakukan proses persiapan pembangunan fisik.

Disinggung mengenai lahan tol, Danang menuturkan lebih dari 80% lahan telah dibebaskan sehingga sesuai aturan sudah bisa dimulai proyek fisik. Diakui masih ada beberapa lahan yang belum terbebaskan namun kepemilikannya adalah milik PTPN dan Pemprov Jateng sehingga akan lebih mudah prosesnya. Proyek fisik jalan tol Seksi II sepanjang sekitar 9 km itu akan dikerjakan pemenang lelang yakni PT Waskita Karya, PT Adhi Karya, dan PT Pembangunan Perumahan.

Sementara terkait proses uji kelayakan jalan tol Seksi I Semarang-Ungaran, Danang mengaku belum dilakukan. Pihaknya saat ini masih melakukan pengawasan dan pengamatan intensif di semua ruas jalan tol yang telah rampung itu. Khusus untuk jalan tol di STA 5.5, pihaknya terus melakukan pengawasan intensif setelah proyek perbaikan jalan yang sebelumnya longsor itu rampung dilakukan.

Mengenai kapan jalan tol akan dilakukan uji kelayakan, Danang yang juga Kepala Dinas Bina Marga Jateng itu hanya menyatakan secepatnya. "Masih dilakukan pengawasan, semoga bisa secepatnya di uji," katanya.

Meski demikian, Danang menargetkan pada H-7 lebaran nanti jalan tol tersebut sudah beroperasi untuk umum guna mengurangi kepadatan jalan saat arus mudik. "Semoga saja bisa segera terealisasi," katanya.

Sebelumnya, Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo mendesak PT TMJ segera mengeluarkan SPK agar proyek fisik bisa segera dimulai. Menurutnya, mumpung saat ini masih musim panas, gubernur berharap proyek fisik bisa segera dimulai agar kendala di lapangan lebih minim.

"Kalau nanti dimulai pas musim hujan, pasti akan lebih sulit karena banyak tantangan dan hambatannya," jelasnya.

Mantan Pangkostrad tersebut memang beberapa kali nggrundel dengan proses lelang jalan tol yang dinilainya lambat dan memakan waktu lama. "Karena sekarang proses lelang sudah rampung, ya segera dimulai lah proyek itu agar nanti jalan tol bisa rampung sesuai target," tandasnya.

( Saptono Joko Sulistyo / CN34 / JBSM )

sumber :
http://suaramerdeka.com

Selasa, 19 Juli 2011

Tiga BUMN Karya Kerjakan Pengembangan Bandara Sepinggan

PT ANgkasa Pura I berencana menambah kapasitas Bandara Sepinggan menjadi 10 juta penumpang per tahun
dengan anggaran Rp 1,57 triliun. (IST)
BY GENTUR PUTRO JATI & FAJAR SUDRAJATJAKARTA (IFT) – PT Angkasa Pura I (Persero) menetapkan tiga badan usaha milik negara karya, yaitu PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA), PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI), dan PT PP (Persero) Tbk (PTPP) sebagai pemenang tender paket pekerjaan II pengembangan Bandara Sepinggan Balikpapan. Tiga badan usaha milik negara tersebut mengerjakan pengembangan gedung terminal dan fasilitas penunjang Sepinggan senilai Rp 1,13 triliun dengan skema kerja sama operasi.



I Gusti Ngurah Ardita, Kepala Biro Pengadaan Angkasa Pura I, menjelaskan pihaknya juga telah menetapkan badan usaha milik negara lainnya, yaitu PT Istaka Karya (Persero), sebagai pemenang tender paket pekerjaan III bekerja sama dengan PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk (JKON). Pagu anggaran untuk pekerjaan paket III adalah Rp 261,5 miliar.

"Sementara untuk paket pekerjaan I berupa desain dan konstruksi gedung penunjang serta fasilitas lain senilai Rp 109 miliar belum ditetapkan pemenangnya karena masih dalam proses evaluasi kewajaran harga," kata Ardita kepada IFT, Senin.
Natal Argawan Pardede, Sekretaris Perusahaan Wijaya Karya, mengaku perusahaan sudah sepakat dengan dua kontraktor lain untuk menyelesaikan pekerjaan senilai Rp 335 miliar atau 29,64% dari total nilai paket pekerjaan III.

"Kontrak dari Angkasa Pura I untuk Sepinggan ikut memberikan kontribusi bagi seluruh kontrak baru yang kami peroleh sepanjang semester I 2011 sebesar Rp 5,8 triliun dari target kontrak baru tahun ini sebesar Rp 12,3 triliun," ungkap Natal.

Sebagaimana rencana pengembangan bandara lain yang dikelolanya, alasan Angkasa Pura I mengembangkan Sepinggan adalah untuk menambah kapasitas sehingga bisa menyesuaikan dengan pertumbuhan jumlah penumpang pesawat setiap tahun. Saat ini kapasitas Sepinggan hanya 1,05 juta penumpang per tahun, sementara pada 2010 jumlah penumpangnya mencapai 5,10 juta.

Dengan total anggaran Rp 1,57 triliun sampai 2013, perseroan berencana menambah kapasitas Sepinggan menjadi 10 juta penumpang per tahun, terdiri dari 1 juta penumpang kapasitas terminal internasional dan 9 juta penumpang kapasitas terminal domestik. Pada tahun ini, alokasi untuk Sepinggan sebesar Rp 250 miliar dari total belanja modal perseroan yang disiapkan Rp 2,6 triliun.

Sepinggan juga merupakan salah satu dari enam bandara yang selalu memperoleh laba sepanjang lima tahun terakhir dari total 13 bandara yang dikelola Angkasa Pura I. Laba bersih Sepinggan pada 2010 sebesar Rp 49,14 miliar, naik 75,5% dibandingkan realisasi laba 2009 sebesar Rp 28 miliar. Sampai kuartal I 2011, laba bersih Sepinggan sebesar Rp 19,86 miliar.

Manfaatkan Pinjaman

Selain menggunakan kas internal, Tommy Soetomo, Direktur Utama Angkasa Pura I, mengatakan perseroan juga akan memanfaatkan komitmen pinjaman sebesar Rp 5 triliun yang akan diperoleh dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) untuk mendanai Sepinggan. Selain Sepinggan, tahun ini Angkasa Pura I juga mulai mengembangkan dua bandara lainnya, yaitu Bandara Ngurah Rai Denpasar dengan nilai total Rp 1,94 triliun dan Bandara Juanda Surabaya Rp 408 miliar.

"Untuk Sepinggan konstruksinya kami targetkan selesai bersamaan dengan pengembangan Ngurah Rai, yaitu 2013. Dengan adanya komitmen pinjaman dari Bank Mandiri maka opsi penerbitan obligasi kami batalkan," kata Tommy. (*)


sumber :
http://www.indonesiafinancetoday.com