javascript:void(0)

your direction from here


View tol semarang ungaran in a larger map
happy chinese New Year 2021

cari di blog ini

Jumat, 05 Februari 2016

Butuh Rp 38 Triliun untuk Pembebasan Lahan Jalan Tol

JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah akan memprioritaskan anggaran pembebasan lahan jalan tol untuk ruas tol Trans-Jawa dan Trans-Sumatera. Hal itu dilakukan mengingat terbatasnya anggaran pemerintah untuk pembebasan lahan jalan tol. 
KOMPAS/NIKSON SINAGAPekerja sedang memadatkan 
tanah di proyek jalan tol Medan-Binjai di Kota Binjai, 
Sumatera Utara, Senin (4/1). Jalan tol sepanjang 16,8 kilometer
ini rencananya beroperasi tahun 2017.
Secara keseluruhan, setidaknya dibutuhkan dana sekitar Rp 38 triliun untuk pembebasan lahan berbagai proyek jalan tol di Indonesia. Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Herry Trisaputra Zuna mengatakan, pemerintah akan memprioritaskan anggaran untuk ruas tol prioritas, seperti tol Trans-Jawa dan Tol Trans-Sumatera.

"Kami dikejar target operasi jalan tol, sementara kontraktor baru bisa bekerja kalau tanah sudah dibebaskan. Ada beberapa ruas tol yang proses pembebasannya sudah selesai, hanya tinggal menunggu uangnya saja," kata Herry di Jakarta, Jumat (5/2/2016).

Menurut Herry, pemerintah akan memprioritaskan anggaran pembebasan lahan tol untuk tol prioritas, seperti tol Trans-Jawa. Sebab, tol Trans-Jawa ditargetkan beroperasi tahun 2018. 
 


Untuk sisa lahan tol Trans-Jawa yang belum dibebaskan, diperlukan dana sekitar Rp 5,5 triliun. Prioritas berikutnya adalah tol di luar Jawa yang harga tanah relatif lebih murah dan dalam jangka panjang akan menimbulkan dampak ekonomi, seperti tol Trans-Sumatera.

Sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) 2015-2019, kata Herry, pihaknya juga mesti memenuhi target penambahan jalan tol sepanjang 1.065 kilometer hingga akhir tahun 2019.

Menurut Herry, anggaran yang dialokasikan untuk pembebasan lahan di Kementerian PUPR sekitar Rp 1,4 triliun. Pihaknya juga akan menggunakan anggaran sisa lelang untuk pembebasan lahan. Dalam waktu dekat, anggaran pembebasan lahan juga akan diusulkan melalui mekanisme APBN Perubahan Tahun 2016.
 
KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA Proyek 
pembangunan jalan tol Semarang-Solo terus berlanjut, 
Selasa (5/1). Proyek infrastruktur tersebut merupakan 
bagian dari pembangunan jalan tol Trans-Jawa dari 
Provinsi Jawa Barat hingga Provinsi Jawa Timur.

Meski demikian, kata Herry, pihaknya tetap akan memperhatikan pembangunan jalan tol di Jabodetabek. Untuk pembebasan lahan tol di Jabodetabek, diperlukan dana setidaknya Rp 9 triliun. "Karena target kami menambah 1.065 kilometer hingga akhir 2019," kata Herry.

Sebelumnya, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, perbandingan harga tanah di Jabodetabek dengan luar Jawa sangat lebar. "Dengan uang yang sama, lahan yang didapatkan di luar Jawa bisa tiga kali lipat. Tanah di Jakarta memang mahal sekali," kata Basuki.

sumber :

Selasa, 02 Februari 2016

Bank Jateng Biayai PT TMJ Rp 200 Miliar


Para kreditur perseorangan berselebrasi usai penandatanganan kredit 
sindikasi untuk Trans Marga Jateng, di Kantor Pusat PT Jasa Marga, 
Jakarta, 27 Januari 2016.

SEMARANG (KRjogja.com) – Sebagai bentuk komitmen dalam mendukung proyek infrastruktur jalan Trans Jawa yaitu penyelesaian proyek tol Semarang-Solo sepanjang 72,64 km, Bank Jateng ikut berpartisipasi dalam tambahan pembiayaan sindikasi kepada PT Trans Marga Jateng (TMJ) menjadi Rp 200 miliar dari semula Rp 100 miliar.

Menurut Dirut Bank Jateng Dr Supriyatno kepada KRjogja.com, Selasa (2/2/2016), partisipasi tersebut bagian dari plafon kredit maksimum fasilitas Rp 5,1 triliun dengan tenor pinjaman selama 12 tahun, sejak penandatanganan Perjanjian Kredit Sindikasi (KPS).

Dijelaskan, pinjaman ini bisa direalisasikan setelah TMJ menandatangani KPS dengan delapan kreditur lokal yang dilakukan 27 Januari 2016, di Kantor Pusat Jasa Marga, Jakarta.

Kelima kreditur perseroan serta empat bank local terdiri Bank Mandiri, BNI, BRI dan Bank Jateng, serta PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) sebagai BUMN di bawah koordinasi Kementrian Keuangan.

Menurut Nano, panggilan akrab Dr Supriyatno, tambahan plafon sindikasi diperuntukkan bagi tambahan biaya pengerjaan kontruksi tahap 1 yang meliputi Semarang-Bawen dan penyelesaian tahap II (Bawen-Solo). “Bank Jateng akan terus mendukung program pemerintah di bidang infrastruktur, antara lain ikut berpartisipasi dalam kredit sindikasi PT TMJ, mengingat tol Trans Jawa merupakan proyek strategis dan masuk dalam skala prioritas pemerintah,” jelasnya.

Proyek tol Trans Jawa, lanjutnya akan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional dan Jawa Tengah pada khususnya, dan imbasnya akan memunculkan potensi ekonomi yang signifikan dan bermanfaat karena dapat menjadi peluang bagi Bank Jateng untuk berperan di dalamnya.

Lebih dari itu, kata Nano, Bank Jateng memandang tol Semarang Solo sebagai proyek strategis yang menjadi tugas bersama antara pemerintah, perbankan dan Stakeholder lainnya, mengingat jalan tol tersebut akan berdampak luar biasa dalam bidang ekonomi, utamanya menyangkut arus barang dan masyarakat yang menghubungkan dua kota terbesar di Jateng. (Isi).
 
sumber :