javascript:void(0)

your direction from here


View tol semarang ungaran in a larger map
happy chinese New Year 2021

cari di blog ini

Senin, 31 Maret 2014

Ruas Tol Bawen-Ungaran Dibuka Jelang Pemilu

Pemandangan dari atas ruas jalan Tol Semarang-Solo yang melintasi desa
Lemah Ireng, Kabupaten Semarang. TEMPO/Budi Purwanto
TEMPO.CO, Semarang -Tol Semarang-Solo seksi II antara Ungaran-Bawen dibuka jelang pemilihan umum. Kepala Dinas Bina Marga Jawa Tengah Bambang Nugroho menyatakan proses pengoperasian tol sepanjang 11,9 kilometer itu masih menunggu proses administrasi di Kementerian Pekerjaan Umum.

"Proses pengurusan administrasi di Kementerian itu akan selesai pekan ini," kata Bambang kepada Tempo di Semarang, Senin, 31 Maret 2014. Menurut dia, pembukaan tol Ungaran-Bawen akan membuat masyarakat senang. Sebab jalur jalan raya reguler antara Semarang-Solo sudah sangat padat terutama jalur Ungaran-Bawen yang selalu macet.

Kebijakan segera membuka jalan tol Ungaran-Bawen ini sesuai dengan perintah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Dalam kampanye partai Demokrat di Semarang Sabtu lalu, Ketua Umum Partai Demokrat itu mengatakan salah satu keberhasilan pembangunan di pemerintahannya di Jawa Tengah adalah pembangunan jalan tol Semarang-Bawen. Ia pun memerintahkan kepada Kementerian Pekerjaan Umum untuk segera membuka jalan tol Ungaran-Bawen. "Agar saudara-saudara kita bisa menggunakan," kata Yudhoyono.

Pada 15 Maret lalu, Yudhoyono sebenarnya juga sudah ke Semarang melihat proyek jalan tol Ungaran-Bawen. Saat itu rencananya akan dilakukan peresmian tol. Tapi ada kendala, terutama belum selesainya pembangunan fasilitas umum milik warga yang digusur akibat terkena proyek jalan tol.

Bupati Kabupaten Semarang Mundjirin khawatir jika tol diresmikan tapi pembangunan fasilitas umum belum selesai akan muncul unjuk rasa dari warga. Akibatnya, meski Yudhoyono sudah sampai di jalan tol Ungaran-Bawen tapi tak ada peresmian. Rencana awal peresmian dilakukan pada 2013.

Jalan tol Semarang-Solo sepanjang 70-an kilometer dibagi dalam tiga seksi, yakni seksi I Semarang-Ungaran (sudah selesai dan sudah digunakan), seksi II Ungaran-Bawen (sudah selesai tapi belum dibuka) dan seksi III Bawen-Solo yang masih dalam tahap pengerjaan proyek.

sumber :

Minggu, 30 Maret 2014

Pemerintah Targetkan Bangun 1.000 Km Tol Tahun Ini

ilustrasi

Jakarta -Pembangunan jalan tol di Indonesia masih sangat kurang. Rasio jalan terhadap luas areal suatu kawasan pun masih tidak sejalan. Tahun ini, pemerintah mengaku akan membangun 1.000 km jalan tol.

Kepala Badan Pengatur Jalan Tol Kementerian Pekerjaan Umum (PU) Achmad Ghani Ghazali menyebutkan, dari rencana pemerintah Indonesia yang tertuang dalam rencana strategis pemerintah, tahun ini akan dibangun 1.000 km jalan tol.

"Di masterplan kita ada 5.400 km jalan tol di Indonesia, itu sudah ditetapkan. Yang sudah beroperasi 790-an. 1.000 km ini yang sedang berjalan tahun ini," kata kepada detikFinance, dikutip Minggu (30/3/2014).

Target pemerinah itu tertuang dalam rencana strategis Kementerian Pekerjaan Umum. 1.000 km tol tersebut terbagi menjadi 25 ruas tol yang telah, akan dan tengah dibangun.

Di Pulau Jawa ada sekitar 1019 km jalan tol yang diprogramkan tahun ini, sedangkan di Pulau Sumatera terdapat 60 km, dan di Bali sepanjang 10 km telah dioperasikan.

Rinciannya, 1.089 total panjang jalan tol yang akan dibangun, 615 km merupakan jalan tol Trans Jawa yang berjumlah 9 ruas, 10 ruas tol Jabodetabek sepanjang 171 km, dan 6 ruas tol non Trans Jawa sepanjang 151 km.

"Yang potensial kita tawarkan ke investor," kata Ghani.

sumber :



Di Kandang Banteng, SBY Klaim Tujuh Keberhasilan


Ketua Umum partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono saat akan
melemparkan bola kepada simpatisan saat berlangsung kampanye terbuka
partai Demokrat di Stadion Luar Kanjuruhan Malang, Jawa Timur (22/3).
TEMPO/Aris Novia Hidayat
TEMPO.CO, Semarang - Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono memamerkan tujuh kabar baik selama pemerintahannya kepada massa kampanye Demokrat di Lapangan Pusat Rekreasi Promosi dan Pembangunan (PRPP) Kota Semarang, Sabtu sore 29 Maret 2014. SBY mengklaim tujuh keberhasilan pembangunan di Jawa Tengah, daerah yang dikenal sebagai basis massa Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.

Pertama, SBY memamerkan pembangunan rel ganda kereta api jalur Surabaya-Jakarta yang sudah selesai proses pembangunan. Kedua, SBY mengungkap pembangunan tol Semarang-Ungaran dan Ungaran-Bawen. (Baca: Demokrat Akui Susah Lepas dari Ketokohan SBY )

Hingga kini, yang sudah dibuka adalah jalur Semarang-Ungaran. Sedangkan jalur Ungaran Bawen baru selesai dan belum dibuka. "Saya sudah minta agar tol Ungaran-Bawen dibuka. Tak usah menunggu peresmian," kata SBY saat berorasi di atas panggung, yang didamping istrinya, Ani Yudhoyono, dan anaknya yang juga Sekretaris Jendera Demokrat, Edhie Baskoro Yudhoyono. (Baca: SBY Datang, Massa Demokrat Sibuk Adu Jotos)

SBY juga menyampaikan keberhasilan membangun proyek gas bumi mulai dari Kepodang sampai Semarang. Politikus Demorkat itu juga mengaku sudah menyetujui pengembangan Bandar Udara Ahmad Yani Semarang. Pembangana Bandara ini, kata dia, agak lama berhenti pembangunannya. "Dua pekan lalu Gubernur Jawa Tengah (Ganjar Pranowo) meminta ke saya turun menyelesaikan. Segera kita bangun. Kita tingkatkan kapasitasnya," kata SBY.

Kelima, SBY juga mengaku sudah menyetujui agar Universitas Tidar Magelang berstatus universitas negeri. Dua yang terakhir yang dipamerkan, SBY mengklaim telah membuat dua kebijakan yang bagus, yakni Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) dan menandatangani Undang-undang Desa.

Selain berorasi, SBY juga menyanyikan lagu berjudul Rumah Kita bersama penyanyi Rio Febrian. Menutup acara kampanye, SBY turun dari panggung kampanye bersalam-salaman dengan para pendukung Partai Demokrat.
Jawa Tengah adalah basis para pendukung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Di daerah ini, ada 22 kepala daerah yang maju melalui partai berlambang banteng itu. Jumlah tersebut tergolong besar lantaran Jawa Tengah terdiri dari 35 kota dan kabupaten. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang menang tahun lalu juga diusung partai banteng. (Baca: PDI Perjuangan: Jateng Dijadikan Kandang Banteng )
sumber :

TOL SEMARANG-SOLO : SBY Minta Tol Ungaran-Bawen Segera Dibuka


Ilustrasi proyek tol (Dok/JIBI/Solopos)
Solopos.com, SEMARANG-Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meminta kepada Menteri Pekerjaan Umum (PU) segera membuka jalan tol Semaran-Solo seksi II Ungaran-Bawen.

”Tidak perlu menunggu diresmikan Presiden, supaya [tol Ungaran-Bawen] langsung dibuka karena sudah dinantikan rakyat,” katanya pada kampanye terbuka Partai Demokrat di arena PRPP, Kota Semarang, Sabtu (29/3/2014).

Kampanye dihadiri ribuan orang dari Kota Semarang dan sekitarnya. Tampak hadir, Ketua DPD Partai Demokrat (PD) Jateng, Sukawi Sutarip, Sekretaris, Dani Sriyanto, Wakil Ketua DPP PD, Agus Hermanto, anggota Dewan Pembina, Pramono Edhie Wibowo, Sekjen Edhie Baskoro, dan Ny Ani Yudhoyono.

Pembukaan jalan tol Ungaran-Bawen, lanjut SBY merupakan satu dari tujuh berita baik bagi rakyat Semarang, dan Jawa Tengah umumnya.
Sedang enam berita baik lainnya yakni, selesainya pembangunan rel kereta api (KA) ganda atau double track Jakarta-Pekalongan-Semarang-Bojonegoro (Jawa Timur), dimulainya pembangunan proyek gas bumi Kepodang di Semarang.

Pembangunan peningkatan kapasitas dan perluasan Bandara Internasional Ahmad Yani, Kota Semarang, perubahan status Universitas Tidar Magelang menjadi universitas negeri sudah terwujud.

Selain itu juga program Badan Penyelengara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan yang menanggung pembiayaan kesehatan 120 juta warga kurang mampu, dan terakhir disahkannya UU Desa, di mana tiap desa akan mendapatkan anggaran pembangunan sempai Rp1,4 miliar.
”Kami telah memberikan bukti, bukan hanya sekadar janji-janji,” tandasnya.

SBY yang juga Ketua Umum Partai Demokrat mengakui selama 10 tahun memimpin sebagai Presiden Indonesia masih ada kekurangan, masih ada pembangunan yang belum tercapai.

Untuk itu bila Partai Demokrat kembali diberikan kepercayaan lima tahun lagi, kata dia, akan melanjutkan pembangunan guna membawa bangsa Indonesia lebih baik lagi.

Lebih lanjut SBY yang menjadi juru kampanye (jurkam) tunggal, menegaskan Partai Demokrat tidak akan menjelek-jelekan pihak lain.
Sebab, belum tentu mereka yang menjelek-jelekan pihak lain tersebut lebih baik.

”Partai politik lain bukan musuh, tapi mitra jadi jangan dijelek-jelekan,” ungkapnya.

Dalam kesempatan itu SBY dengan suara yang serak didampingi penyanyi Rio Febrian menyanyikan lagu ”Rumah Kita” milik God Bless.
Didamping Ani Yudhoyono dan puteranya Edhie Baskoro yang juga Sekjen Partai Demokrat, SBY membagikan puluhan bola sepak kepada massa yang menghadiri kampanye, sambil diiringi lagu ”Tendatang Dari Langit”.

Kampanye dimeriahkan dengan penampilan grup band Wali, penyanyi dangdut Ikke Nurjanah, dan Joy Tobing. ”Saya minta rakyat jangan menjadi golput [golongan putih], mari menggunakan hak pilih pada Pemilu 9 April mendatang” tandas SBY mengakiri kampanye. 
 
sumber :

Sabtu, 29 Maret 2014

SBY: Pembukaan Tol Ungaran-Bawen Jangan Tunggu Saya

ilustrasi (sumber : antara)
SEMARANG, suaramerdeka.com - Jalan tol Ungaran-Bawen bisa dioperasionalkan tanpa menunggu peresmian oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Masyarakat sudah terlalu lama menunggu pembukaan jalan bebas hambatan tersebut untuk mengurangi kemacetan di Kabupaten Semarang.

Pernyataan itu disampaikan SBY sendiri ketika berorasi di hadapan ribuan kader dan simpatisan Partai Demokrat (PD) dalam kampanye terbuka di PRPP Semarang, Sabtu (29/3). SBY meminta pembukaan jalan tol tak perlu menunggu presiden.

"Jalan tol Semarang-Solo sudah tersambung sampai Bawen. Pak Menteri Pekerjaan Umum mengatakan pembukaannya setelah saya resmikan, saya bilang segera dibuka, tidak perlu menunggu presiden. Biar saudara-saudara kita bisa segera menggunakan," ujarnya.

Pengoperasian tol berkali-kali tertunda. Dari data yang dihimpun pada Agustus 2013, operasional tol ditunda karena masalah cuaca.

Pada Lebaran pun, ruas tersebut hanya dibuka satu jalur untuk mengurangi kepadatan di kawasan Bawen. Selanjutnya pada Desember 2013, tower Sutet terancam ambruk.

PT TMJ memprediksi pada Februari 2014 akan dioperasikan. Ternyata sampai akhir Februari 2014, kembali pembukaan tol molor karena belum diuji coba.

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menyatakan operasional jalan tol menunggu surat keputusan (SK) kelayakan dari Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT). Bersama dengan Kementerian Perhubungan, sekarang ini tim BPJT sedang melakukan tes kelayakan tol. 
sumber :
suaramerdeka 

Jumat, 28 Maret 2014

Konstruksi Tol Cikampek-Palimanan Ditarget Capai 70% Akhir Tahun

"Mereka terus melakukan konstruksi, saat ini sudah 20 persenan."

Pembangunan jalan tol
VIVAnews – Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) mengungkapkan bahwa proses konstruksi Jalan Tol Cikampek-Palimanan saat ini sudah mencapai 20 persenan. Proses ini sudah sesuai dengan apa yang ditargetkan perusahaan saat melakukan perencanaan.

Kepala BPJT, Achmad Gani Ghazaly, Jumat 28 Maret 2014, mengungkapkan bahwa PT Marga Lingkar Sedaya (MLS) serius menggarap jalan tol sepanjang 116 kilometer itu.

"Mereka terus melakukan konstruksi, saat ini sudah 20 persenan, dan mereka kan konstruksinya masif di banyak titik," katanya, saat ditemui di Jakarta.

Gani mengungkapkan bahwa hingga akhir tahun ini pengerjaan jalan tol tersebut bisa selesai hingga 70 persen. Dan, pada 2015 mendatang salah satu jalan tol TransJawa ini bisa diresmikan.

PT MLS, menurutnya, sudah mendapatkan kucuran dana dari perbankan. Paling tidak, sudah ada dana Rp2 triliun yang dikucurkan oleh sindikasi perbankan untuk mendukung badan usaha jalan tol asal Malaysia ini.

Sebelumnya, perusahaan ini sempat ditegur karena performa konstruksi mereka tidak sesuai dengan yang dijadwalkan. PT MLS beralasan, karena hal ini terkait hujan yang turun terus-menerus.

Seperti diketahui, pembangunan jalan tol Cikampek-Palimanan terbagi menjadi enam seksi, antara lain seksi I Cikopo-Kalijati (29,12 kilometer), seksi II Kalijati-Subang (9,56 kilometer), seksi III Subang-Cikedung (31,37 kilometer), seksi IV Cikedung-Kertajati (17,66 kilometer), seksi V Kertajati-Sumberjaya (14,51 kilometer), dan seksi VI Sumberjaya-Palimanan (14,53 kilometer).
 
sumber :
viva 

Konstruksi Tol Ungaran-Bawen Selesai 100 Persen

Jalan tol itu tinggal menunggu kelayakan operasi.

Pekerja menyelesaikan proyek jalan tol. (Antara/ Yudhi Mahatma)
VIVAnews – Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) mengungkapkan jalan tol Ungaran-Bawen sudah selesai dikerjakan. Saat ini, jalan tol yang merupakan bagian dari jalan tol Semarang-Solo itu sedang melengkapi persyaratan pengoperasian.

Kepala BPJT Achmad Gani Ghazali, Jumat 28 Maret 2014, mengungkapkan bahwa Badan Usaha Jalan Tol harus memenuhi persyaratan administratif dan kelayakan jalan.

"Konstruksinya sudah selesai semuanya. Sekarang ini tim terpadu sudah melihat kelayakan di sana," katanya, ketika ditemui di Jakarta.

Menurut Gani, tim yang terdiri dari gabungan instansi seperti Kepolisian, Dinas Perhubungan, dan BPJT tersebut akan merampungkan pekerjaannya pada hari ini.

Dia berharap, semuanya akan selesai pada awal bulan depan. Untuk tarif, Gani mengungkapkan, baru akan dikeluarkan pada saat Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum untuk pengoperasian ruas jalan tol ini keluar.

Gani menambahkan, nantinya ruas ini akan memiliki tarif yang berbeda dengan ruas tol Semarang-Ungaran. "Jadi, nanti ada dua pintu dan dua kali pembayaran bagi mereka yang ingin ke Bawen dari Semarang," ujarnya.

Dihubungi terpisah, Direktur Operasi PT Jasa Marga Tbk yang juga Komisaris PT Trans Marga Jateng, Hasanudin, mengungkapkan bahwa jalan tol ini memang sudah selesai 100 persen. Saat ini, perseroan tinggal menunggu kelayakan operasi.

"Kami berharap, beberapa hari lagi bisa selesai uji kelayakannya," katanya.

Dia menuturkan, jalan tol Ungaran-Bawen memiliki panjang 11,9 kilometer itu merupakan bagian dari tol Semarang-Solo seksi II.

Sementara itu, tol Semarang-Solo, adalah bagian dari proyek jalan tol Trans Jawa dengan panjang 72,64 kilometer dan menelan investasi sebesar Rp6,21 triliun. (asp)

sumber :

Kamis, 27 Maret 2014

Uji Kelayakan Tol Ungaran-Bawen Masih Berlangsung

ilustrasi :Tol Ungaran Bawen

Semarang – Kepala Badan Pengatur Jalan Tol Achmad Gani Ghazali mengungkapkan bahwa uji kelayakan jalan Semarang-Solo Seksi II jalur Ungaran-Bawen saat ini sedang berjalan agar bisa dioperasikan sesuai dengan target pada akhir Maret 2014. “Uji kelayakan untuk mengetahui kesiapan jalan tol Ungaran-Bawen hari ini telah dimulai dan sedang dalam proses,” katanya saat dihubungi melalui telepon dari Semarang, Rabu.

Menurut dia, proses uji kelayakan jalan tol Ungaran-Bawen tersebut tidak membutuhkan waktu yang lama.

“Harapannya pada akhir Maret 2014 (jalan tol Ungaran-Bawen, red.) sudah bisa dioperasikan,” ujarnya.

Kepala Dinas Bina Marga Jawa Tengah Bambang Nugroho yang dihubungi terpisah menjelaskan bahwa uji kelayakan jalan tol Ungaran-Bawen yang dilakukan BPJT meliputi uji beban, uji kerataan jalan, uji rambu-rambu jalan, dan uji konstruksi.

“Uji kelayakan tersebut sudah memasuki tahap kedua, sedangkan uji pertama telah dilakukan pada bulan November 2013 saat perkembangan pembangunan jalan tol Ungaran-Bawen mencapai 75 persen,” katanya.

Setelah uji kelayakan selesai dilakukan, kata dia, BPJT juga akan menentukan tarif jalan tol sepanjang 11,9 kilometer itu.

Sebagai gambaran, PT TMJ selaku pengelola jalan tol telah menetapkan tarif jalan tol ruas Semarang-Ungaran dengan panjang 11 km sebesar Rp5.500 atau Rp500 per kilometernya.

Sebelumnya, Pelaksana Tugas Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Sri Puryono mengatakan bahwa jalan tol Ungaran-Bawen akan mulai beroperasi akhir Maret 2014 setelah sempat mengalami beberapa kali penundaan akibat masalah teknis.

“Sebelumnya, ada kendala penyelesaian proyek berupa pemindahan tower saluran udara tegangan tinggi (SUTT) yang rawan roboh karena ada tanah longsor di sekitarnya. Akan tetapi, sekarang permasalahan itu sudah selesai diperbaiki dan secara keseluruhan proyek jalan tol Ungaran-Bawen sudah siap,” katanya.
 
sumber :

Pengelola Jalan Tol Solo-Ngawi Ditegur BPJT Lagi

"Mereka belum memberikan bukti perjanjian kredit."

Pembangunan jalan tol. (Antara/ Indrianto Eko Suwarso)
VIVAnews - PT Solo Ngawi Jaya kembali mendapatkan teguran dari Badan Pengatur Jalan Tol. BPJT kembali mengeluarkan peringatan default (cidera janji) pada PT SNJ karena tidak kunjung bisa memberikan bukti perjanjian kredit.

Kepala BPJT, Achmad Gani Ghazali, kepada VIVAnews, Kamis 27 Maret 2014 mengungkapkan, default ini diberikan pada tanggal 17 Maret 2014.

"Mereka belum memberikan bukti perjanjian kredit, padahal mereka katanya sudah mendapatkan pinjaman dari Leighton Finance," katanya.

Dia menjelaskan, Badan Usaha Jalan Tol harus memenuhi persyaratan yang diminta oleh BPJT. Batas waktu yang ditentukan adalah sebulan setelah surat dilayangkan yakni 17 April 2014.

Jika PT SNJ tidak juga kunjung melakukan kewajibannya hingga saat yang ditentukan, maka BPJT berhak untuk mengambil alih jalan tol ini dan melakukan tender ulang. Pasalnya, dalam Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) sebelumnya, ada klausul investor harus segera memulai pembangunan setelah tanah bebas 75 persen.

PT SNJ sendiri sebagian besar sahamnya dimiliki oleh PT Thiess Contractor Indonesia yang mengaku telah mendapatkan pinjaman senilai Rp5,1 triliun dari Leighton Finance Ltd. Leighton Finance Ltd merupakan anak usaha Leighton Holding.

PT Thiess Contractor Indonesia juga merupakan anak usaha dari Thiess Pty Ltd yang sepenuhnya juga dimiliki Leighton Holding. Gani mengungkapkan, Leighton Finance sudah mendapatkan persetujuan dari Bank Indonesia.

Gani menjelaskan, PT SNJ saat ini sudah melakukan persiapan konstruksi proyek tol sepanjang 90,10 kilometer ini. Proses land clearing juga sudah dilakukan dan menyediakan alat berat.

Surat default ini sendiri bukan kali pertama dilayangkan kepada PT SNJ. Pasalnya, BPJT pada 18 Desember 2013 sudah mengirimkan surat default karena pembangunan yang tidak kunjung dimulai meskipun lahan yang dibebaskan sudah lebih dari 75 persen.

Jlaan tol Solo-Ngawi mendapatkan dukungan pemerintah berupa pembebasan lahan dan konstruksi sepanjang 20,90 kilometer. Pembebasan lahan dan konstruksi ini dibiayai oleh anggaran pendapatan dan belanja negara. (sj)
 
sumber :
viva 

Jelang Pengoperasian Tol Ungaran-Bawen (1) : Fasilitas Siap, Tinggal Tunggu Uji Kelayakan


Jalan Tol Ungaran Bawen (sumber Foto : Rekotomo/Antara)
Rencana pengoperasian tol Ungaran-Bawen sangat dinanti berbagai kalangan. Terutama oleh warga yang sudah jenuh dengan kemacetan lalu lintas di jalan raya Semarang-Ungaran.

INTENSITAS pekerjaan di tol Semarang-Solo Seksi II Ungar­an-Bawen beberapa hari terakhir tak sebanyak sebelum ditinjau Presiden SBY. Peker­jaan di lokasi vital seperti di STA 19-250 atau Km 32+800 Desa Lemah Ireng, Bawen, Ka­bu­paten Sema­rang yang sebe­lum­nya longsor karena penga­ruh tanah lempung, tinggal finishing.

Rambu peringatan dan pe­tunjuk sudah terpasang. Fa­silitas seperti gerbang tol, baik di Tembalang, Ungaran, maupun Bawen si­ap digunakan, lengkap dengan panel harga tiket dan kamera pengintai untuk keamanan dan deteksi dini kejadian yang tidak diinginkan. Dengan demikian, bisa dikata­kan secara keseluruhan, ruas tol Banyu­manik hingga Bawen sudah aman dilalui.

Menurut catatan Suara Mer­deka, jalan tol Semarang-Ba­wen yang pernah dioperasikan untuk melayani arus mudik dan ba­lik Lebaran 2013 itu dapat di­tempuh dalam 20 menit.

Ban­dingkan jika lewat jalur utama, perjalanan dari Kota Semarang ke Bawen bisa lebih dari satu jam, apalagi kalau ma­cet. Ka­re­na itu, berbagai ka­langan ber­harap tol segera di­operasi­kan.

Pembukaan tol Ungaran-Ba­wen sedikit banyak juga bisa membantu mengejar target penyelesaian proyek di jalur utama (jalan raya) Semarang-Ba­wen.

Hal itu dikatakan Pe­nang­gung Jawab Unit Pengendalian Mutu serta Keselamatan Ke­sehatan Kerja dan Lingkungan (K3L) PT Adhi Karya selaku pe­­laksana proyek Kontrak Ber­basis Kinerja (KBK) Banyu­manik-Bawen, Endang Agus Supriatna, Rabu (26/3). Ia me­ngatakan, proyek KBK su­dah mencapai 67 persen.

"Secara keseluruhan masih on schedule. Kalau tol Ungar­an-Bawen belum dibuka, ke­mung­kinan progress proyek ka­mi akan turun. Artinya, jika tol di­­buka, saya bisa bekerja me­nye­­le­sai­kan proyek KBK Ba­nyu­ma­nik-Bawen secara frontal, tidak seperti yang terjadi saat ini," paparnya.

Endang memperkirakan, jika tol sudah dibuka hingga Bawen, hal itu akan ber­dampak langsung pada penurunan intensitas laju kendaraan di jalur utama hingga 30 persen. Dengan de­mikian, alat berat yang saat ini be­lum dikerahkan, ke depan bisa dioperasikan untuk membantu pe­nyelesaian pekerjaan oleh tenaga manusia yang su­dah ada.

"Kalau intensitas kendaraan meningkat pada jam kerja, praktis aktivitas proyek kami hentikan. Secara efektif, waktu pengerahan tenaga dan alat baru bisa dilakukan mulai pukul 22.00 hingga pukul 06.00. Berbeda kalau kondisi sepi, jelas akan membantu me­ning­katkan volume pekerjaan yang bisa dituntaskan. Sebab, target kami selesai sebelum Rama­dan 2014," paparnya.

Fasilitas Umum

Ketua DPRD Kabupaten Se­marang Bam­bang Kusrianto me­minta paling lambat April 2014 PT Trans Marga Jateng (TMJ) se­laku pengelola jalan tol Semarang-Solo me­nye­le­sai­kan pro­yek pengganti fasilitas umum (fasum) dan fasilitas so­sial (fasos).

"Jangan sampai tinggal glang­­­gang colong playu (me­ninggalkan tanggung jawab-Red)," tegasnya.

Dekan Teknik Undip Bam­bang Pudjianto meyakini pro­yek tol Semarang-Solo, termasuk ruas Semarang-Ungar­an dan Ungaran- Bawen, sudah di­perhitungkan sehingga bisa di­lewati mobil pribadi atau­pun ken­da­raan berat.

Tentang tanjakan panjang, ia me­nilai PT Jasa Mar­ga dan PT TMJ juga su­dah bi­sa mengantisipasi po­tensi ke­macetan saat ken­da­ra­an berat kelak melintasi tol ter­se­but.

Hanya, tanjakan panjang itu berpotensi me­nimbulkan keru­sakan atau jalan ber­gelombang. Karena itu, pengelola tol harus terus memperhatikan masalah tersebut.

Di sisi lain, Badan Pengatur Ja­lan Tol (BPJT) Kementerian Pe­­kerjaan Umum (PU) hingga ke­marin belum memberikan laporan hasil uji kelayakan tol Ungaran-Bawen.

"Sepengetahuan saya belum ada," kata Plt Sekda Jateng Sri Puryono.

Kepala Dinas Bina Marga Jateng Bam­bang Nugroho Kris­­tiadji menambah­kan, uji kela­yak­an tol Ungaran-Bawen ini me­­ru­pakan tahap kedua.

BPJT sebelumnya sudah menguji pada November 2013 saat pembangunan tol mencapai 75 persen. Uji kelayakan ta­hap kedua sekaligus menjadi pertimbangan dalam penentuan tarif.

Menurut informasi, uji kela­yakan dipercepat dan selesai paling lambat Minggu (31/3). Pengujian itu di antaranya mencakup uji beban, rambu-ram­bu, konstruksi, dan kera­taan jalan.

"Setelah uji kelayakan selesai, selanjutnya dibuat reko­mendasi pembukaan tol sesuai tarif yang ditetapkan Kemen­terian Pekerjaan Umum," tam­bah­nya. (Ranin Agung, Royce Wijaya-59)

sumber:
suaramerdeka 

Rabu, 26 Maret 2014

Pusat Ambil Alih Pengadaan Tanah Pembangunan Jalan Tol

Jakarta – Salah satu kendala dari pembangunan jalan adalah masalah pembebasan lahan yang sering mengganjal dan menjadikan pembangunan infrastruktur jalan tol menjadi lamaban. Maka mulai tahun depan, pengadaan tanah untuk pembangunan jalan tol akan diambilalih pemerintah pusat melalui APBN.

Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum, Abdul Ghani Gazali menuturkan, kebijakan ini diambil untuk meminimalisir kendala pembebasan lahan yang selama ini jadi penghambat pembangunan jalan tol. "Di tahun 2015 seluruh pengadaan lahan sesuai dengan undang-undang nomor 2 tahun 2012, pembebasan lahan akan dilakukan oleh APBN," kata Ghani di Jakarta, Selasa (25/3).

Ghani menuturkan, nantinya akan ada badan usaha yang akan fokus pada pengadaan tanah. Badan usaha akan menyiapkan 30 persen dari total biaya pengadaan lahan. Sedangkan 70 persen direncanakan diperoleh dari bank. "BLU dana kurang lebih Rp 3,5 triliun selesai dikembalikan lagi," katanya.

Menurut dia tersedianya dana talangan umum untuk pengadaan tanah oleh BLU. Dana tersebut dialokasikan sebagai upaya menekan risiko peningkatan harga tanah. "Dana land caping disediakan melebihi dari yang dipakai," katanya.


Sadar akan besarnya investasi pembangunan jalan tol, pemerintah menekankan pada konsistensi tarif tol, pengembalian investasi dari pendapatan tarif tol. "Setiap dari 2 tahun risiko pengembalian berkurang 1 poin, bukan hanya risiko bisnis. Ini untuk kepastian bisnis dan pengembalian uang ke bank," imbuhnya.

Dalam kesempatan yang berbeda Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum Djoko Murjanto pernah mengungkapkan target renstra jalan tol hingga 2014 sepanjang 120 km. Namun, hingga tahun ini diperkirakan hanya terbangun sepanjang 43 km, sehingga masih kurang 77 km.

"Namun, dari hasil kajian ulang renstra jalan bebas hambatan yang bisa dibangun sepanjang 59 km. Dengan demikian, hingga akhir 2014 masih kurang sepanjang 16 km," ujarnya.

Adapun tol yang diharapkan bisa tuntas pada 2014, di antaranya tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan, tol Solo-Kertosono, tol akses Tanjung Priok, dan tol Medan-Kualanamu.

Diakuinya, pembangunan jalan tol untuk memenuhi target renstra perlu kerja keras, terutama dalam proses pengadaan lahan yang menjadi kendala utama. Karena itu, akan dilakukan peningkatan koordinasi dengan pemerintah daerah dalam pengadaan lahan untuk proyek jalan tol maupun jalan nasional.

Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto pun mengakui pembangunan jalan tol mendapatkan rapor merah dibandingkan kegiatan infrastruktur lainnya, baik jalan tol yang dibangun pemerintah maupun badan usaha jalan tol (BUJT). Itu karena pembangunan jalan bebas hambatan amat terkendala oleh proses pengadaan lahan.

sumber :

Tanpa Pembenahan Bandara dan Pelabuhan Tol Semarang-Solo Hanya Untungkan Surabaya


Bisnis.com, SEMARANG--Tanpa dibarengi pembenahan infrastruktur bandara dan pelabuhan di Jawa Tengah, aktivasi jalan tol Semarang-Solo akan dinikmati oleh Surabaya, Jawa Timur.

Tim Advokasi Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jawa Tengah Agung Wahono menuturkan pembangunan jalan tol Semarang-Solo menambah kapasitas jalan di Jateng dan berpotensi meningkatkan distribusi barang dan jasa.

"Tapi kalau bandara dan pelabuhan tidak siap, nanti tol Semarang-Solo itu yang menikmati Surabaya. Industri dari Solo bisa langsung ke Surabaya," katanya dalam Forum Ekonomi dan Bisnis yang digelar Bank Indonesia, Rabu (26/3/2014).

Saat ini, imbuhnya, kapasitas Bandara Ahmad Yani Semarang relatif kecil sehingga tidak bisa melayani angkutan kargo. Akibatnya, pengangkutan kargo melalui transportasi udara dari sentra industri Jateng harus dilakukan via Bandara Adi Soemarmo Surakarta ataupun Bandara Juanda Surabaya.

Kendati demikian, prospek membaiknya arus barang di Jateng dan sekitarnya berpotensi terjadi seiring rampungnya proyek jalur ganda kereta api Pantai Utara dan reaktivasi jalur kereta api Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang.

"Kalau kereta kontainer ke Tanjung Emas dihidupkan kembali bagus sekali, apalagi ada double track Pantura juga," ujarnya.

Kelancaran arus distribusi tersebut, imbuh Agung, sangat peting untuk memastikan pasokan bahan baku dan bahan penolong yang didatangkan dari luar daerah ataupun berasal dari impor.

"Industri garmen itu sebagian besar eksportir, tapi bahan baku dan penolongnnya impor. Kepastian pasokan dan distribusi produk sangat penting, buyers tidak segan-segan memberikan pinalti kalau terjadi ketidakpastian," tutur Agung.

Apabila infrastruktur penunjang transportasi berupa jalur kereta api, perluasan bandara dan pelabuhan digenjot, dia optimistis ongkos distribusi US$1.000/ton dapat ditekan.
sumber :
bisnis


Selasa, 25 Maret 2014

Semasa SBY Berkuasa Terbangun Jalan Tol Sepanjang 972 Km


Proyek pembangunan jalan tol Semarang-Solo seksi I Semarang-Ungaran 
di Gedawang, Semarang, Jateng. Pembangunan tol Semarang-Solo seksi I 
sepanjang 14,10 km ditargetkan selesai pada Juli 2010.(Antara)


Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pekerjaan Umum (PU) melaporkan pembangunan jalan bebas hambatan (tol) di Indonesia sepanjang 10 tahun terakhir telah mencapai 927,5 kilometer (Km). Pencapaian ini melebihi target yang ditetapkan pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

"Angka capaian tersebut telah melebihi target yang ditetapkan dalam RPJMN 2005-2009 sepanjang 41 kilometer dan 2010-2014 sepanjang 120,35 kilometer," katanya dalam Media Gathering Kementerian PU di Hotel Atlet Century, Jakarta, Selasa (25/3/2014).

Meski mencapai target, Djoko mengakui pembangunan jalan tol sepanjang 2010-2014 belum sepenuhnya selesai. Dari 10 ruas tol Trans Jawa yang akan dibangun, terdapat empat ruas tol yang sedang dalam pembebasan tanah. Keempat ruas itu adalah Pajegan-Pemalang, Pemalang-Batang, Batang Semarang, dan Ngawi-Kertosono.

Sementara itu dari 32 ruas jalan tol Non Trans Jawa masih terdapat 24 ruas yang belum memulai konstruksi.

Djoko berjanji akan terus berupaya keras mengundang investor untuk menggarap proyek-proyek pembangunan jalan tol yang belum dimulai tersebut.

Selama ini, lanjutnya, penundaan pembangunan sejumlah ruas tol dikarenakan masalah pembebasan lahan. Selain ketersediaan lahan, persoalan konsensus tentang harga yang pantas juga kerap kali menemui jalan buntu.

Sementara untuk masalah pembiayaan pengadaan tanah, pemerintah mengakui masih ada perbankan yang enggan meminjamkan uang untuk pembebasan tanah. Alasannya, proyek tersebut menghadapi ketidakpastian biaya dan waktu pembebasan yang cukup besar,

"Perbankan umumnya hanya bersedia membiayai proyek infrastruktur yang jangka waktu pengembaliannya 7 sampai dengan 12 tahun, padahal investasi jalan tol pada umumnya membutuhkan waktu lebih dari 12 tahun," pungkasnya.
 
sumber :

Pembangunan Jalan Tol Terganjal Pembiayaan



Tribun Jateng/Wahyu Sulistiyawan
Tinjau Jalan Tol: Presiden Susilo Bambang Yudoyono berbincang dengan 
Menteri PU, Djoko Kirmanto (dua kanan) dan Gubernur Jateng, ganjar Pranowo 
(kanan) saat meninjau jalan Tol Semarang-Solo sesi II Ungaran-Bawen 
kilometer 33-800 di Desa Lemah Ireng, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang, 
Jateng, Jumat (14/3/2014). Tinjauan Presiden tersebut untuk mengetahui 
perkembangan infrastruktur di Jawa Tengah dan dilanjutkan perjalanan ke Salatiga 
dan Solo. (Tribun Jateng/Wahyu Sulistiyawan)
TRBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pekerjaan Umum (PU), Djoko Kirmanto, menjelaskan pembangunan infrastruktur jalan tol di Indonesia masih menghadapi banyak kendala. Beberapa masalah pembangunan jalan tol karena pembiayaan.

"Kesulitan dalam pembebasan tanah, kurangnya proyek yang layak finansial sehingga minat investor rendah, dan tidak tersedianya pendanaan jangka panjang," ujar Djoko di Hotel Century, Selasa (25/3/2014).

Djoko menjelaskan, pembangunan jalan tol merupakan investasi jangka panjang dengan karakteristik yang unik dan risiko yang spesifik. Sebagian besar biaya proyek seperti biaya tanah dan konstruksi dimulai pada awal konsesi dan arus pendapatan dimulai setelah jalan tol mulai operasi.

"Masalah inti pembebasan tanah pada dasarnya bukan terletak ketersediaan tanah, melainkan bagaimana mencapai konsensus tentang harga yang pantas," ungkap Djoko.

Djoko menambahkan dari segi pembiayaan pengadaan tanah, pihak perbankan enggan meminjamkan uang untuk pembebasan tanah karena ketidakpastian besarnya biaya. Selain itu pihak perbankan tak bisa memperkirakan sampai kapan pembebeasan tanah selesai.

"Banyak pengembang jalan tol bergantung pada penyertaan modal (ekuitas) untuk membiayai pembebasan tanah," jelas Djoko.

Baca Juga

Tol Trans Jawa Terkendala Pembebasan Lahan
Investor Jembatan Selat Sunda Tak akan Balik Modal
Djoko Kirmanto Tolak Pembangunan Jembatan Penang ke Dumai
10 Tahun Panjang Jalan Nasional Hanya Tambah 4.400 Kilometer
PU Resmikan Sistem Penyediaan Air Minum di Bali
 
sumber :

Jasa Marga rogoh Rp 25 triliun garap 9 proyek jalan tol


Jalan tol JORR W2 Utara. ©2013 merdeka.com/muhammad luthfi rahman
Merdeka.com - PT. Jasa Marga (Tbk) menargetkan, sembilan proyek pembangunan jalan tol rampung pada 2016. "Kita harapkan 9 proyek bisa diselesaikan tahun 2016, Investasi kita Rp 25 triliun," ujar Direktur Utama PT. Jasa Marga Tbk, Adityawarman di Jakarta, Selasa (25/3).

Dia menyebut, tol JORR W2 utara Kebon Jeruk-Ulujami ditargetkan siap beroperasi sebelum Lebaran tahun ini. Untuk ruas tol Semarang Ungaran-Bawean diyakini bisa mulai beroperasi April 2014.

Sementara untuk ruas tol Bawean-Solo, diakuinya masih dalam tahap pembebasan lahan. Ruas tol Krian-Mojokerto disebut-sebut bisa mulai beroperasi akhir 2014 atau paling lambat awal 2015.

Tol Porong-gempol diperkirakan selesai Juni tahun ini. Untuk ruas Gempol-Pasuruan beroperasi akhir tahun. Adityawarman menuturkan, pembangunan jalan tol mutlak dikebut untuk mengurangi beban jalan akibat kemacetan.

"Kalau beroperasi kurangi beban 25 persen volume kendaraan. Jalan tol tidak bisa mengatasi kemacetan, itu salah satu fasilitas untuk pertumbuhan kendaraan. Hampir 20-30 persen cukup bagus untuk memperlancar lalu lintas Jakarta," jelasnya.
 
berita terkait :
 sumber :

PU: 24 Ruas Tol Belum Mulai Konstruksi

Jumlah itu di luar ruas tol Trans Jakarta.

Salah satu kegiatan pembangunan jalan tol. (Foto ilustrasi).
(Antara/ Indrianto Eko Suwarso)
VIVAnews - Kementerian Pekerjaan Umum mencatat, hingga saat ini masih terdapat 24 ruas tol yang belum mulai konstruksi. Jumlah itu diambil dari total 32 ruas tol di luar Trans Jawa.

Menteri Pekerjaan Umum, Djoko Kirmanto, Selasa 25 Maret 2014, mengatakan, beberapa ruas tol yang belum mulai konstruksi itu di antaranya Cengkareng-Batu Ceper-Kunciran, Kunciran-Serpong, Serpong-Cinere, Cinere-Jagorawi, Cimanggis-Cibitung, Cibitung-Cilincing, Depok-Antasari, Bekasi-Cawang-Kampung Melayu, dan Ciawi-Sukabumi.

Selain itu, hampir semua ruas di Trans Sumatera dan Kalimantan belum ada satu pun yang dimulai konstruksinya.

Djoko mengatakan itu dalam sambutan pada diskusi mendorong pertumbuhan ekonomi melalui percepatan pembangunan jalan tol dan aneka persoalan yang menghambatnya, di Jakarta. Menurut dia, untuk ruas tol Trans Jawa, dari 10 ruas, sebanyak empat di antaranya masih dalam tahap pembebasan lahan.

"Empat ruas yang masih dalam pembebasan tanah adalah Pejagan-Pemalang, Pemalang-Batang, Batang-Semarang, dan Ngawi-Kertosono," kata Djoko.

Djoko menjelaskan, pemerintah terus berupaya untuk mempercepat pembangunan jalan tol yang belum dimulai pembangunannya. Termasuk, menarik minat investor di bidang jalan tol. Kendala utamanya, menurut Djoko, adalah kesulitan pembebasan ranah.

Selain itu, dia menambahkan, kondisi tersebut terkait kurang layaknya proyek secara finansial. Kondisi itu memicu minat investor yang lebih rendah, sehingga tidak tersedia pendanaan jangka panjang.

Terkait pembebasan tanah, menurut Djoko, hambatan utamanya bukan ketersediaan tanah. Melainkan bagaimana mencapai konsensus dengan harga yang pantas.

Dari sisi pembiayaan, Djoko mengatakan, perbankan enggan mengucurkan kredit karena ketidakpastian besarnya biaya dan waktu pembebasan ranah.

Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), Achmad Gani Ghazali, mengungkapkan, secara keseluruhan, Kementerian PU menargetkan jalan tol hingga 5.400 kilometer untuk kawasan Jawa, Sumatera, Bali, Sulawesi, dan Kalimantan. Saat ini, secara keseluruhan, Indonesia baru mempunyai jalan tol sepanjang 927,53 kilometer.

"Pemerintah juga mendukung pembangunan di bidang jalan tol ini dengan beberapa program seperti pemberian dana land capping," katanya.

Filosofi land capping adalah pembagian risiko yang adil antara pemerintah dan investor, yang bertujuan untuk memberikan kepastian investasi.

Menurut Gani, dana ini diberikan untuk mencegah selisih harga tanah pada saat penetapan perjanjian pengusahaan jalan tol dan eksekusi lahan. Selain itu, investor jalan tol diberikan jatah kenaikan tarif setiap dua tahun sekali.

Pemerintah, menurut Gani, juga memberikan bantuan pembebasan lahan dan sebagian konstruksi jalan tol. "Ini dilakukan di Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi, Cileunyi-Sumedang-Dawuan," katanya. (eh)
 
sumber :
viva 

Sabtu, 22 Maret 2014

Tol Ungaran-Bawen Diuji Kelayakan Operasi



SEMARANG, suaramerdeka.com - Gubernur Ganjar Pranowo optimis jalan tol Semarang- Solo seksi II Ungaran- Bawen bisa dioperasikan pada Maret 2014. Saat ini, Kementerian Pekerjaan Umum (PU) sedang melakukan uji kelayakan operasi sebelum tol dioperasikan.

Pengujian itu diperkirakan rampung pada Selasa (25/3) mendatang. "Tanggal 25 Maret nanti, hasil uji kelayakan sudah dilaporkan. Setelah itu, rencananya akan segera dibuka," katanya saat ditemui Suara Merdeka di kantor gubernuran, Jumat (21/3).

Menurut dia, progres pembangunan fisik tol sepanjang 11,73 kilometer kini terselesaikan, termasuk 150 meter jalan di titik pengeprasan bukit di ruas Lemah Ireng, Bawen.

Saat melintasi tol Ungaran-Bawen bersama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono baru-baru ini, pembangunan jalan bebas hambatan itu juga sudah selesai dan tinggal tersisa selokan selokan.

Mantan wakil ketua komisi II DPR ini juga meminta pembangunan fasilitas umum dan sosial harus diselesaikan sebelum tol beroperasi.

"Saya beberapa kali lewat tol Ungaran-Bawen, pembangunan jalan yang sepanjang 150 meter kini sudah jadi. Jalan itu juga sudah dibersihkan dan dicuci," ungkapnya.

Ganjar juga mengaku sudah tidak nyaman karena sering diprotes masyarakat yang menanyakan pembukaan tol tersebut. Pembukaan tol itu mendesak untuk mengurai kemacetan arus lalu lintas di jalur utama Semarang-Bawen.

"Hambatan sudah tidak ada lagi, saya optimis akhir bulan ini sudah bisa operasional," jelasnya.

Sebelumnya, Direktur Teknik dan Operasi PT Trans Marga Jateng (TMJ) Ari Nugroho menyatakan, pembukaan tol Ungaran-Bawen yang berstatus jalan nasional itu masih menunggu izin dari Kementerian PU.

Jika sudah dinyatakan layak operasi, maka Kementerian PU akan menerbitkan sertifikat layak operasi. Selanjutnya, tol itu akan dibuka untuk mobil pribadi dan kendaraan berat seperti jenis tronton dari Semarang hingga Bawen. 
 
sumber :

Kamis, 13 Maret 2014

SBY Mau Resmikan Pipa Gas dan Jalan Tol, Bendera Demokrat Bertebaran


KOMPAS.com/Nazar Nurdin
Bendera Partai Demokrat Kota Semarang berkibar di depan 
PT Indonesia Power, Kamis (13/3/2014), sehari sebelum kedatangan 
SBY ke Semarang. SBY dijadwalkan akan meresmikan Ground Breaking 
Pipa Gas Bumi di PT Indonesian Power dan jalan tol Ungaran-Bawen.
SEMARANG, KOMPAS.com — Jelang kedatangan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono ke Semarang, Jawa Tengah, bendera Partai Demokrat terlihat berjejeran di sejumlah ruas jalan arteri di Semarang, Kamis (13/3/2014) siang. Menurut pantauan Kompas.com, puluhan bendera Partai Demokrat terpasang di sepanjang pintu masuk arah pelabuhan dari Jalan Arteri Yos Sudarso.

Bendera besar warna biru terlihat berkibar tepat di depan Gedung Indonesia Power. Tiang bendera tersebut terletak sejajar dengan bendera kebangsaan Merah Putih.

Rencananya, SBY datang ke Semarang untuk agenda menghadiri dan meresmikan Ground Breaking Pipa Gas Bumi di PT Indonesian Power, Jumat (14/3/2014). Selanjutnya, pada hari yang sama, SBY akan meresmikan Jalan Tol Semarang-Bawen.

Salah seorang warga di sekitar kompleks Tambak Lorok, Budi Gondrong (45), mengaku sudah tahu mengenai kedatangan SBY besok. Menurut Budi, berbagai persiapan sudah dilakukan warga, termasuk membersihkan jalan arteri. Namun, Budi menyayangkan adanya bendera Partai Demokrat yang sengaja dipasang.

“Saya biasa saja, yang penting tempatnya jadi bersih dan lancar segalanya. Soal bendera, saya kurang tahu. Tadi malam belum ada, sekarang sudah banyak begitu,” kata Budi, warga Kelurahan Rejomulyo RT 01/RW 03, saat ditemui di bengkel dinamo miliknya.

Hal yang sama disampaikan Tutik, ibu paruh baya yang berjualan di Jalan Arteri Yos Sudarso. Menurut Mak Tik, panggilan akrabnya, pihaknya telah diimbau oleh kelurahan setempat untuk bersih-bersih.

“Kemarin Pak Lurah datang ke sini memberi arahan supaya sepanjang jalan ini dibersihkan. Kan malu kalau kotor pas ada Pak Presiden,” ungkap Mak Tik.

Ia sendiri berharap agar kedatangan SBY ke Semarang memberi dampak positif bagi warga sekitar, terutama yang berkaitan dengan tingkat perekonomian kaum miskin. 
 
sumber  :

Bakal Dilintasi SBY, Pengamanan Tol Ungaran-Bawen Ketat


kompas.com/ syahrul munir Gambar terbaru Tol Semarang-Solo Seksi II 
(Ungaran-Bawen) terlihat dari STA 19-250 atau KM 32 800 desa 
Lemah Ireng, Bawen, Kabupaten Semarang. Jumat (15/3/2014) direncanakan
Presiden SBY akan melintas di jalan tol ini
UNGARAN, KOMPAS.com - Menjelang kedatangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke Semarang, ruas jalan tol Ungaran–Bawen disterilkan oleh aparat keamanan.

Berdasarkan pantauan dari atas perlintasan Desa Lemah Ireng, Bawen, Kabupaten Semarang tepatnya di STA 19-250 atau KM 32 800, Rabu (12/3/2014), terlihat lalu lalang aparat TNI dan Polri, baik menggunakan roda dua maupun roda empat tengah menyisir jalan tol sepanjang 11,9 kilometer itu. Penyisiran dilakukan dalam interval waktu 5 hingga 10 menit.

Di lokasi tersebut yang sebelumnya longsor karena pengaruh tanah lempung, juga terlihat sejumlah pekerja tegah melakukan penyelesaian pembangunan tahap akhir.

Dandim 0714/Salatiga Letkol Arh Tjahjono Prasetyanto mengaku bersama Pasukan Pengamanan Presiden (Paspamres) serta instansi terkait mempersiapkan pengamanan VVIP menjelang kedatangan Presiden.

Sesuai rencana, pada 15 Maret 2014 mendatang, Presiden dijadwalkan akan melintasi tol Semarang-Solo seksi II Ungaran-Bawen itu. "Di tengah-tengah tol, beliau akan disambut dan mendapat penjelasan dari Menteri Pekerjaan Umum, Djoko Kirmanto. Sesuai standar operasional prosedur, kami akan melakukan pengamanan VVIP," kata dia.

Presiden yang akan melintasi jalur darat di Jawa Tengah juga direncanakan mengikuti ibadah Shalat Jumat di Masjid Raya Baiturrahman, Kawasan Simpang Lima Semarang.

“Sebelumnya memang dijadwalkan di Masjid Agung Ungaran, tetapi update terakhir, Pak Presiden akan sholat jumat di Masjid Baiturrahman Kota Semarang,” Kata Kabag Humas Setda Kabupaten Semarang, Heru Sujatmiko.
 
sumber :

Selasa, 11 Maret 2014

Ganjar minta kasus modal macet di BSDA Rp 50 M dituntaskan




Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. ©2013 Merdeka.com/parwito

Merdeka.com - Jajaran direksi PT Sarana Pembangunan Jawa Tengah (SPJT) 2014-2018 telah terpilih. Direktur Utama dijabat oleh Krisdiani Syamsi yang sebelumnya merupakan pejabat Direktur Dana Pensiun PT Merpati Nusantara Airlines. Sedangkan kursi direktur dijabat J Dwi Kuncoro yang sebelumnya Direktur Human Resource Departemen (HRD) RS Telogorejo Semarang.

Penetapan dan pelantikan kedua pejabat itu dilaksanakan dalam Rapat Umum Pemegang Saham di Kantor PT SPJT Jalan Pamularsih Semarang, Senin (10/3). RUPS juga memberhentikan Hardiwan dari jabatan komisaris dan empat orang di jajaran direksi sebelumnya.

Dalam amanatnya, Ganjar mengatakan saat ini format SPJT hanya ada dua direktur dan satu komisaris utama. Krisdiani Syamsi dan J Dwi Kuncoro dipilih setelah melalui rangkaian seleksi yang diikuti 68 pelamar.

Mulai administrasi, uji pemaparan rencana strategis bisnis, tes kesehatan, uji kelayakan dan kepatutan, serta leader group discussion. "Terakhir ada empat nama terbaik yang saya interview. Dari situ saya pilih dua nama ini," tegas Ganjar.

Ganjar langung memberi pekerjaan rumah (PR) kepada dua direksi baru ini. Yaitu mengkaji kelanjutan investasi di Jalan Tol Semarang Solo dan macetnya pengembalian modal Rp 50 miliar dari PT Bumi Sentosa Dwi Agung (BSDA). "Mereka langsung saya kasih PR, investasi jalan tol dan BSDA," paparnya.

PT SPJT berkongsi dengan PT Jasa Marga (persero) dengan mendirikan perusahaan PT Trans Marga Jateng. Perusahaan ini membangun dan mengelola jalan tol Semarang-Solo.

Selain dibiayai oleh dua perusahaan pelat merah tersebut, dana tol juga ditalangi pinjaman dari bank pemerintah.

PT SPJT direncanakan memiliki saham di Jalan Tol Semarang Solo hingga 40 persen senilai Rp 1,9 triliun. Namun Pemprov hingga kini baru menyetor sekitar Rp 444 miliar.

Menurut Ganjar, harus dikaji apakah sebaiknya Pemprov terus mengucurkan modal dari APBD ataukah dihentikan. Sebab selain keuangan Jateng terbatas, investasi itu baru bisa memberikan keuntungan dalam waktu 20-30 tahun lagi.

"Menurut saya lebih baik APBD untuk yang lain saja. Kita masih butuh dana banyak untuk infrastruktur. Untuk pemeliharaan jalan saja butuh Rp 2 triliun, kalau plus perbaikan butuh Rp 3 triliun," ungkap Ganjar.

Sedangkan persoalan BSDA berawal dari bisnis SPJT dan perusahaan konstruksi tersebut dalam proyek jalan tol Semarang-Solo tahun 2009.

SPJT menyetorkan modal Rp 50 miliar kepada BSDA yang akan dikembalikan setahun kemudian plus dana bagi hasil Rp 5,3 miliar.

Namun, hingga masa kontrak berakhir dan diperpanjang pada akhir 2013, BSDA hanya bisa mengembalikan Rp 5 miliar. Tanggungan BSDA, selain sisa modal Rp 45 miliar, juga dana bagi hasil plus denda keterlambatan Rp 9,6 miliar.

"Saya meminta direksi serius bikin terobosan bisnis, tidak cukup hanya begini saja. Tanpa terobosan, ya akan tertinggal," tegasnya.

Komisaris Utama SPJT Siswo Laksono mengatakan, pihaknya sudah meminta bantuan Kejati Jateng sebagai jaksa pengacara negara untuk menagih ke BSDA.

"Ada kemacetan pembayaran karena duit BSDA masuk ke PT Istaka yang pailit itu. Tapi kan sudah diambil alih PT Waskita Karya, jadi nagihnya ke Waskita itu," pungkasnya
 
sumber:

Selasa, 04 Maret 2014

BPK Pertanyakan Modal Rp 50 M SPJT ke BSDA

SEMARANG, suaramerdeka.com - Bisnis antara PT Sarana Pembangunan Jawa Tengah dan PT Bumi Sentosa Dwi Agung (BSDA) dipersoalkan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Jateng. BPK mempertanyakan perihal dana penyertaan modal Rp 50 miliar yang tak kunjung dikembalikan BSDA.

Hal itu terdapat dalam Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) atas operasional SPJT tahun 2011-2012. LHP yang keluar akhir 2012 itu menyoroti bisnis SPJT dan BSDA dalam proyek infrastruktur jalan tol Semarang-Solo. 

Kepala Sub Auditorat BPK Jateng Hadiyati Munawwaroh mengatakan, pada Juni 2009 SPJT dan BSDA membentuk konsorsium, dimana SPJT menyetorkan modal sebesar Rp 50 miliar kepada BSDA. Dalam perjanjian tersebut, SPJT berhak mendapat pengembalian modal kerja, memperoleh bagi hasil usaha Rp 5,3 miliar, menerima jaminan alat berat dan kendaraan dari BSDA, dan menerima laporan usaha setiap tiga bulan.

Ketika masa kontrak berakhir 2010 dan SPJT tidak menerima haknya, perjanjian diubah beberapa kali. BSDA pun diwajibkan mengembalikan seluruh modal pada akhir 2013 plus dana bagi hasil usaha, dan denda keterlambatan. Apabila sampai batas akhir tidak dijalankan, SPJT berhak mengeksekusi objek jaminan.

Menurut Hadiyati, pihaknya hanya mengaudit hingga 2012. Temuan BPK antara lain; pihak BSDA tidak punya kemampuan menjalankan kewajiban, tapi di sisi lain pimpinan SPJT tidak tegas menyikapi. "Kami meminta SPJT menagih modal tersebut dan kalau tidak bisa ya harus mengamankan aset-aset jaminan," katanya.

Penelusuran suaramerdeka.com, dalam perjalanan selanjutnya PT BSDA mengembalikan modal kerja Rp 5 miliar. Sisa Rp 45 miliar dijanjikan dikembalikan bertahap antara bulan Maret, Juni, dan September 2013. Namun janji itu tidak pernah ditepati. Padahal selain modal, BSDA juga belum membayarkan dana bagi hasil sebesar Rp 9,6 miliar.

Di sisi lain, aset jaminan dari BSDA hanya senilai Rp 13,1 miliar. Rinciannya, empat bidang tanah Rp 7,1 miliar, serta jaminan fidusia berupa truk tronton dan alat berat Rp 6 miliar.

Menurut Hadiyati, jika memang modal kerja dan bagi hasil belum juga dibayarkan oleh BSDA, maka SPJT wajib menagih. "Saya tidak tahu apakah kejaksaan sudah masuk ke kasus ini karena setelah 2012 kami belum mengikutinya lagi," katanya.

Seperti diberitakan sebelumnya, masalah modal Rp 50 miliar ini menjadi bumbu tidak sedap di sela-sela seleksi direksi baru SPJT, pekan lalu. Kabar yang beredar, untuk menjaga kasus ini tidak terkuak, direksi PT SPJT harus diisi orang orang yang sudah dikondisikan oleh pihak tertentu.

Terkait hal ini Komisaris Utama PT SPJT yang juga Ketua Tim Seleksi Direksi Siswo Laksono mengakui, bahwa memang pernah ada hubungan bisnis antara PT BSDA dan PT Trans Marga Jateng (TMJ) yang merupakan anak perusahaan PT SPJT. Perusahaan yang berbasis di Tangerang itu menanamkan modal Rp 50 miliar pada pembangunan Jalan Tol Semarang Solo. "Itu bisnis biasa dan sudah clear semua. Soal kejaksaan saya tidak tahu, setahu saya tidak ada pemeriksaan kejaksaan," tegasnya.

sumber :