javascript:void(0)

your direction from here


View tol semarang ungaran in a larger map
happy chinese New Year 2021

cari di blog ini

Selasa, 30 April 2013

TOL CIKAMPEK-PALIMANAN: Waskita Raih Kontrak Rp404 miliar

ilustrasi
BISNIS.COM, JAKARTA-PT Waskita Karya Tbk meraih kontrak senilai Rp404 miliar untuk pengerjaan paket 6A ruas tol Cikampek-Palimanan sepanjang 6 km.

Corporate Secretary and Investor Relation PT Waskita Karya Tbk Munib Lusianto mengatakan paket 6A sudah dimenangkan perseroan dan masih dalam proses penandatangan kontrak.

"Sudah dimenangkan, studi kelayakan proyek (SKP) sudah keluar tapi kontrak masih proses," ujarnya di Jakarta, Selasa (30/4/2013).

Perseroan menargetkan pengerjaan paket sepanjang 6 km itu dapat diselesaikan tepat waktu pasalnya pembebasan lahan untuk ruas tol Cikampek-Palimanan sepanjang 116,7 km sudah 100%.

Ruas tol Cikampek-Palimanan merupakan salah satu ruas trans jawa dengan pemegang konsesi PT Marga Lintas Sedaya yang merupakan perusahaan patungan antara investor asal Malaysia yaitu Plus Expressways Berhad yang memegang saham sebesar 55% dan PT Baskara Utama Sedaya 45%.

Selain PT Waskita Karya Tbk, BUMN Karya lain yang juga dipastikan akan menggarap ruas tol Cikampek-Palimanan ialah PT Istaka Karya yang menggarap paket 1D dengan nilai kontrak Rp370 miliar.

sumber :
bisnis 

Warga Minta Harga 12 Kali Lipat

Pembebasan Lahan Tol

ilustrasi
SIDOREJO - Sejumlah warga Kelurahan Kauman Kidul, Salatiga, yang tanahnya bakal terkena proyek pembangunan jalan tol Semarang-Solo mengangap harga ganti rugi tanah yang ditawarkan Tim Pembebasan Tanah (TPT) tak masuk akal. TPT menawarkan harga tanah zona sawah 2 dihargai Rp 59.000/m2.

Warga berharap tanahnya dihargai dua belas kali lipat dari yang ditawarkan TPT. Hal itu terungkap dalam Sosiali­sasi Jalan Tol Trans Jawa Se­marang-Solo di aula Kelurahan Kauman Kidul, Kecamatan Sidorejo, Senin (29/4). Kegiatan dihadiri Ketua TPT Tol Bawen-Salatiga, Heru Budi Prasetyo, Kabag Tata Pemerintahan Setda Kota Salatiga Dra Tatik Rusmiati, Muspika setempat, serta warga yang tanahnya bakal terkena proyek tol.

Toha, salah satu warga mengungkapakan, tawaran harga dari TPT masih jauh dari harapan. Pasalnya harga umum saja masih lebih tinggi, sehingga pemerintah diharap bisa menghargai lebih tinggi lagi.

“Kami kecewa dengan ta­waran harga dari TPT. Katanya ganti untung, kok malah harganya jauh dari stnadar. Jika tawarannya seperti ini, warga menolak tanahnya dilewati jalan tol,” katanya.

Warga lain, Cicik mengatakan, tim penaksir harga harusnya lebih cermat lagi dalam menentukan harga tanah. Jika harga yang ditawarkan teralu rendah, nantinya warga akan kesulitan untuk membeli tanah baru karena uangnya tidak mencukupi.

Kategori

“Kami meminta harga paling tidak bisa mencapai 750.000 per meter persegi untuk zona sawah 2. Dengan begitu nantinya warga menjadi untung atas ganti rugi itu bukan malah rugi,” katanya.

Dalam sosialisasi itu, TPT menawarkan harga tanah tol di Kauam Kidul dengan berbagai kategori seperti pekarangan zona 1 yaitu pekarangan luar dihargai Rp 1.154.500.m2. Adapun zona 2 yaitu pekarang­an luar dihargai Rp 357.750/m2 dan zona 3 peka­rang­an dalam dihargai Rp 260. 000/m2. Untuk sawah zona 1 dita­war Rp 290.000/m2 dan sa­wah zona 2 senilai Rp 59.000/m2.

Ketua TPT Tol Bawen-Sa­latiga, Heru Budi Prasetyo me­ngatakan sesuai mekanisme proses penawaran masih terus berlangsung dalam musyawarah dengan warga. Warga menyampaikan usulannya dan pihaknya juga melakukan hal sama. Sesuai aturan, batas akhir penawaran setidaknya hingga 21 hari setelah sosialisasi pertama dilakukan. (H32-87)
 
sumber :

Rabu, 24 April 2013

Istaka Karya Tetap Garap Jalan Layang Casablanca


Ilustrasi. (Foto: Okezone)
JAKARTA - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menginginkan agar pengerjaan proyek Jalan Layang Non-Tol (JLNT) Kampung Melayu-Tanah Abang tetap dikerjakan oleh PT Istaka Karya (Persero).

"Kita sih lebih suka bayar ke Istaka Karya," ujar Ahok di Balai Kota, Rabu (24/4/2013).

Menurutnya, jika harus dilakukan tender maka akan memakan waktu yang cukup lama dan belum tentu bagus.

"Karena pada dasar kita juga ingin untuk segera selesai. Kalau sampai tender ulang pun, kira-kira Desember pasti selesai. Kalau Desember baru selesai itu terlalu lama, warga Jakarta maunya kan cepat," ucap dia.

Untuk diketahui Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama menyatakan kelanjutan pembuatan Jalan Layang Non Tol (JLNT) Kampung Melayu-Tanah Abang atau yang dikenal dengan Jalan Layang Casablanca masih menunggu Dinas Pekerjaan Umum (PU) dan Ispektorat akan mempelajari bentuk hukum permasalahan yang terjadi apakah sampai ada hutang sampai Rp 20 miliar.

"Dinas PU dan inspektorat pelajari secara hukum seperti apa. Karena pada dasar kita juga ingin untuk segera selesai. Kalau sampai tender ulang pun, kira-kira desember pasti selesai. Jakarta Itu kalau desember baru selesai itu terlalu lama, maunya kan cepet," ujar Ahok.

Kata Ahok, proyek tersebut bukan Pemprov DKI Jakarta yang menghentikan semua itu, melainkan pihak kontraktor itu sendiri.

"Terus yang harus diluruskan juga yang menyetop itu proyek, bukan kita yang stop. Dia stop sendiri dari kontraktor. Kenapa stop sendiri, karena belum dibayar, mungkin kehabisan uang kan. Kalau untuk kita kan, kita tidak bisa bayar kalo tidak di audit dulu," tuturnya.

Bukan hanya itu, Mantan Bupati Bangka Belitung ini menuturkan ada alasan lain proyek tersebut dihentikan, sebab adanya jumlah pekerjaan yang melebihi kuota. "Jadi ada kelebihan volume pekerjaannya, nah itu yang jadi masalah," imbuhnya. (Donny Apriliananda/Koran SI/wdi) 
 
sumber :

Proyek Jalan Layang Non Tol (JLNT) Kampung Melayu- Tanah Abang Dilanjutkan Dengan Dua Syarat

Pembangunan Jalan Layang Non Tol (JLNT) Kampung Melayu-
Tanah Abang di Kawasan Kuningan, Jakarta. (sumber: Antara)
Jakarta - Kontraktor pembangunan Jalan Layang Non Tol (JLNT) Kampung Melayu-Tanah Abang yang mengerjakan Paket KH Mas Mansyur, PT Istaka Karya tidak mau dipersalahkan atas berhentinya pengerjaan fisik jalan layang tersebut.

Perusahaan badan usaha milik negara (BUMN) ini menyatakan penghentian pengerjaan fisik Paket KH Mas Mansyur dikarenakan dua hal. Yaitu, belum dibayarkan hutang Pemprov DKI Jakarta atas pengerjaan fisik sebesar Rp24 miliar.

Kemudian belum adanya surat perpanjangan multi years dari DPRD DKI yang dikeluarkan Pemprov DKI Jakarta. Pasalnya, surat perpanjangan multiyear situ merupakan dasar hukum bagi kontraktor untuk melakukan pekerjaan fisik dan penagihan pembayaran proyek.

Direktur Utama (Dirut) PT Istaka Karya Kasman Muhammad menyatakan siap melanjutkan pembangunan fisik JLNT Kampung Melayu-Tanah Abang. Namun kesiapan tersebut tergantung dari keinginan Pemprov DKI menyediakan pendanaan untuk membayar hutang yang belum dibayarkan sebesar Rp24 miliar. Nilai hutang tersebut atas tunggakan pekerjaan yang belum dibayarkan sejak Januari hingga April 2013.

Selain itu, BUMN ini siap melanjutkan pembangunan JLNT itu, bila Surat Keputusan (SK) Gubernur perpanjangan multiyears atas persetujuan DPRD DKI yang dikeluarkan Pemprov DKI telah ada. Sebab, dalam kontrak kerja sama yang ada, kontrak mereka berakhir pada Juni 2013. Namun setiap tahunnya, harus ada surat perpanjangan multiyears dari Pemprov DKI sebagai dasar hukum pelaksanaan pembangunan dan penagihan dana proyek.

“Nah, sampai sekarang, SK Gubernur perpanjangan multiyears untuk pengerjaan fisik dari Januari hingga Juni 2013 itu belum ada. Padahal akhir kontrak kami itu pada Juni 2013. Tanpa SK Gubernur tersebut, kami tidak bisa bekerja,” kata Kasman, Rabu (24/4).

Kalau pun dilakukan audit merupakan hal yang wajar dalam pembangunan proyek multiyears. Namun, audit tidak boleh menahan SK Gubernur tersebut tidak turun. Justru SK Gubernur harus dikeluarkan supaya tidak mengganggu jalannya pekerjaan fisik JLNT.

“Dengan tidak dikeluarkannya SK Gubernur itu, kami tidak bisa melakukan penagihan pembayaran terhadap pembangunan yang telah dilakukan. Ini kan mengganggu proses pekerjaan. Sebab uang yang belum dibayarkan itu digunakan untuk kebutuhan proyek. Mulai dari upah karryawan, tukang bangunan, pembelian barang-barang ke supplier hingga kebutuhan proyek lainnya,” papar Kasman.

Dia juga membantah tuduhan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang menyatakan adanya kelebihan volume pekerjaan sehingga harus dihentikan pembangunannya dan dilakukan audit.

“Itu tuduhan yang tidak benar. Paket KH Mas Mansyur saya tegaskan kontrak kerjanya berakhir pada Juni 2013. Kalau pun sempat terhenti sejenak, itu karena kami harus melakukan desain ulang untuk menghindari jalur pipa air baku yang tertanam di jalan,” ungkapnya.

Menurutnya, JLNT Kampung Melayu-Tanah Abang dibagi dalam tiga paket yakni paket Casablanca, paket Prof. Dr. Satrio, dan paket Mas Mansyur. Istaka Karya mengerjakan paket yang saat ini belum selesai yakni paket Mas Mansyur. Seharusnya, lanjut Kasman, paket ini sudah bisa selesai pada Maret lalu. Namun karena perlu ada desain ulang dan terganjal dua permasalahan tersebut, makanya proyek tersebut mengalami stagnasi. 
 
sumber :

TOL SOKER : Pembebasan Lahan di Karanganyar Capai 70,40 Persen

Konstruksi pembangunan tol Solo-Kertosono di daerah Ngemplak, 
Boyolali saat difoto dari udara, Rabu (24/4/2013). 
(JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto)

KARANGANYAR – Pembebasan lahan di Karanganyar yang terkena proyek pembangunan jalan tol Sol-Kertosono (Soker) hingga akhir April mencapai 70,40 persen. Pembebasan lahan itu ditarget rampung pada akhir 2013.

Wakil Ketua Panitia Pengadaan Tanah (P2T) Karanganyar, Any Indrihastuti, mengatakan lahan yang belum dibebaskan terdapat di lima desa yakni Kemiri, Kebak, Klodran, Karangturi dan Jeruksawit. Mayoritas merupakan lahan milik warga setempat sementara sebagian lainnya tanah wakaf dan tanah kas desa.

“Jadi lahan yang belum dibebaskan sekitar 29,60 persen termasuk tanah wakaf dan tanah kas desa,” katanya saat ditemui wartawan, Rabu (24/4/2013).

Lahan milik warga yang belum dibebaskan mencapai 17 persen yang tersebar di lima desa tersebut. Saat ini, pendekatan kepada warga dilakukan secara terus menerus sehingga bisa mencapai target pembebasan lahan pada akhir 2013.

Sementara pembangunan proyek tol Soker terganjal pembebasan tanah wakaf yakni Masjid At-Taqwa di Dusun Jetak, Desa Wonorejo, Kecamatan Gondangrejo. Pihaknya masih menunggu surat rekomendasi dari Kementerian Agama (Kemenag) untuk membebaskan lahan tersebut.
“Sebelum ada rekomendasi dari Kemenag, lahan Masjid At-Taqwa belum dapat dibebaskan karena statusnya tanah wakaf,” terangnya.

Menurutnya, pembebasan lahan proyek tol Soker mengalami perubahan setiap saat. Pembebasan lahan pada Oktober 2012 silam mencapai 68 persen. Sementara pada Januari lalu bertambah sedikit menjadi 70 persen. Pihaknya optimis dapat merampungkan proses pembebasan lahan proyek pembangunan tol Soker pada akhir 2013.

Sementara Ketua Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Solo-Mantingan I, Waligi, menjelaskan mayoritas lahan milik warga yang belum dibebaskan karena pemilik lahan ngotot meminta harga ganti rugi di atas harga patokan tim appraisal. Pihaknya masih melakukan pendekatan kepada pemilik lahan agar terjadi kesepakatan terkait harga ganti rugi.

Pihaknya bakal mengundang para pemilik lahan yang belum sepakat dengan harga ganti rugi yang ditawarkan tim appraisal.

sumber :

Istaka Karya Incar Kontrak Rp2,1 Triliun

ilustrasi : tolsemarang-ungaran

BISNIS.COM, JAKARTA-PT Istaka Karya (Persero) menargetkan tahun ini dapat meraih kontrak senilai Rp2,1 triliun, dengan menyasar proyek infrastruktur jalan dan jembatan yang menjadi core business perseroan.

Direktur Utama PT Istaka Karya Kasman Muhammad mengatakan baru dua tahun belakangan perseroan mengikuti lagi tender proyek infrastruktur karena pihaknya harus terlebih dahulu menyelesaikan urusan hukum yang melilit perseroan. Perusahaan konstruksi pelat merah itu baru lepas dari pailit.

"Kami akan fokus di core business yakni pengerjaan infrastruktur jalan. Rencananya tahun ini bisa meraih kontrak Rp2,1 triliun," paparnya kepada Bisnis, Selasa (23/4/2013).

Dia mengungkapkan perseroan sudah meraih pengerjaan jalan tol Cikopo-Palimanan paket 1D senilai Rp370 miliar. Selain itu, Istaka juga mengincar paket pengerjaan jalan tol Bawen-Solo, setelah menyelesaikan paket III di ruas tol Semarang-Bawen.

Jalan tol Semarang-Bawen diperkirakan dapat beroperasi sebelum Lebaran tahun ini. Sementara itu, untuk ruas Bawen-Solo hingga saat ini masih dalam proses pembebasan lahan. Ruas itu merupakan bagian dari tol Semarang-Solo sepanjang 75,88 km.

Dia menjelaskan sejauh ini perseroan telah mengerjakan beberapa proyek jalan dan jembatan seperti Jembatan Barelang Paket V di Batam, Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta (Jatiasih–Cikunir), Jalan Tol Prof. Dr. Sedyatmo Paket 1 dan 6, Jalan Tol Semarang–Bawen Section III, Fly Over Imam Munandar di Riau dan Jalan Layang Non Tol Mas Mansyur di Jakarta.
 
sumber :

PROYEK TOL CIKOPO-PALIMANAN: Istaka Karya Garap Paket 1D


BISNIS.COM, JAKARTA-PT Istaka Karya mendapatkan proyek pengerjaan Seksi ID jalan tol Cikopo-Palimanan seksi ID dengan nilai kontrak mencapai Rp370 miliar.

Direktur Utama PT Istaka Karya Kasman Muhammad mengatakan dalam minggu ini pihaknya akan menandatangani kontrak pengerjaan. Selanjutnya pihaknya akan mengkaji desain agar dalam pengerjaan nanti dapat berjalan sesuai rencana.

"Saya tidak ingat persis panjangnya tetapi pengerjaan diharapkan lancar karena proses pembebasan lahan sudah selesai," ujar Kasman ketika dihubungi Bisnis hari in, Selasa (23/4/2013).

Sejak awal tahun kemarin pembebasan lahan untuk ruas tol Cikopo-Palimanan sepanjang 116,70 km sudah rampung. Ruas tol itu dirancang dalam dalam 6 seksi pengerjaan yang akan digarap serentak. Salah satu BUMN yang juga sudah menyatakan akan menggarap ruas tol tersebut ialah PT Waskita Karya Tbk yang akan menggarapa paket 6A.
 
sumber :

Suara pekerja JLNT Casablanca setelah proyek disetop Jokowi

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama meminta agar pembangunan proyek jalan layang non tol (JLNT) Casablanca segera dihentikan. Ahok menilai ada masalah teknis penganggaran dalam proyek era Gubernur Fauzi Bowo itu sehingga proyek harus terhenti.

Chairul (50), salah satu pekerja proyek PT Istaka yang mengerjakan pembangunan jalan layang Casablanca mengatakan, dirinya tidak setuju jika kebijakan tersebut nantinya akan terealisasi. Menurutnya jika nantinya proyek tersebut jadi diberhentikan maka akan terjadi dampak yang tidak baik bagi para pengguna jalan yang biasa melintas.

"Pembangunan ini kan sudah ditargetkan pada bulan Juli nanti bisa dipakai. Nanti kalau distop kasihan pengguna jalan, karena macetnya jadi diperpanjang," ujar pria yang sejak awal ikut membangun JLNT Casablanca, saat ditemui merdeka.com, Selasa (23/4) malam.

Dampak lain yang lebih membahayakan lagi menurut Chairul adalah, kondisi alat penyangga besi coran yang sudah terpasang saat ini tidak bisa dijamin kekuatannya. Menurutnya jika penyangga rapuh, sangatlah berbahaya jika nantinya roboh dan menimpa pengguna jalan yang berada di bawah.

"Penyangganya itu kalau dibiarkan sampai lama bisa tidak kuat. Parahnya kalau ada gempa kecil saja ini bisa roboh dan menimpa pengendara motor dan mobil yang berada di bawah," jelasnya.

Chairul menjelaskan, meski sudah mengetahui pernyataan Ahok dari media cetak pada senin (22/4) lalu, hingga saat ini ia dan teman-temanya masih melakukan pekerjaannya dalam membangun jalan tersebut.

"Teman-teman dan saya masih bekerja, karena kan belum ada pemberitahuan resmi dari perusahaan, sebelum ada pengumuman dari manajemen yah kerja aja. Yang bertanggung jawab ke kita kan perusahaan," tandasnya.
 
sumber :

Apa yang bikin penyelesaian JLNT Casablanca tertunda?


Pembangunan Jalan Layang Non Tol (JLNT) Kampung Melayu-Tanah Abang atau biasa disebut JLNT Casablanca hingga saat kini belum rampung. Jalan layang sepanjang 5 kilometer ini sebelumnya direncanakan selesai pada akhir tahun 2012 lalu. Namun sayang proyek era kepemimpinan Gubernur Fauzi Bowo ini terpaksa harus dihentikan karena diduga ada masalah dalam anggaran.

Terdapat tiga paket pada JLNT Kampung Melayu-Tanah Abang, yaitu paket Casablanca, paket Prof Dr Satrio, dan paket Mas Mansyur yang digarap oleh tiga kontraktor yakni PT Wijaya Karya-Wijaya Konstruksi, PT Adhi Karya, dan PT Istaka Karya-Sumber Sari. Dari ketiga paket itu masih ada satu paket yang hingga kini masih dalam pengerjaan, yaitu paket Mas Mansyur yang dinaungi oleh PT Istaka Karya-Sumber Sari.

PT Istaka Karya-Sumber Sari mengklaim jika pekerjaan ini nantinya akan selesai pada awal bulan Juni 2013 nanti. Menurut salah seorang staf PT Istaka Karya-Sumber Sari mengatakan jika proyek ini nantinya tidak diberhentikan oleh Gubernur DKI Jakarta, PT Istaka Karya-Sumber Sari menjamin pada bulan Mei nanti tiang yang terpisah antara Jalan Prof Dr Satrio, dan jalan Mas Mansyur sudah tersambung.

"Ini sudah ditargetkan, Mei nanti sudah tersambung dengan tiang yang sudah jadi di sana dan bulan Juni selesai," kata seorang pria yang enggan disebutkan namanya ini kepada merdeka.com, Selasa (23/4) malam.

Pria tersebut menjelaskan, berdasarkan desain awal, JLNT Casablanca ini didesain memiliki dua tiang di kiri dan kanan. Namun, karena terdapat pipa air di bawah tanah yang yang rencananya akan dibuat pondasi tak bisa dibor, maka desain pun akhirnya berubah dari dua jalur arah timur dan barat pun akhirnya disatukan, dengan menggunakan satu tiang. Kondisi tersebut mengakibatkan pembangunan di daerah persimpangan Jalan Sudirman lebih lambat dibandingkan area pekerjaan lainnya.

"Rencana awal harusnya menggunakan dua tiang, tapi setelah proyek ini berjalan ternyata ada kendala saat membuat pondasi yaitu ada pipa air di kedalaman dua meter di bawah tanah. Akhirnya dicari pilihan lain dan hasilnya tiang kami bikin satu dan jalur yang seharusnya terpisah jadi disatukan," jelasnya.

Menteri BUMN Dahlan Iskan menyebut Istaka Karya adalah salah satu BUMN unggulan yang ikut dalam proyek jalan layang non tol Kampung Melayu-Tanah Abang atau flyover Casablanca. Dahlan meyakini Istaka Karya tidak melakukan permainan kotor dalam proyek tersebut.

Menurut Dahlan, Istaka Karya memang diakui paling unggul dalam membuat proyek jembatan dan jalan layang. Semua kontraktor Indonesia bahkan kontraktor Indonesia mengakui Istaka Karya nomor satu dalam pembangunan jembatan dengan teknologi tinggi.

"Istaka Karya sendiri memenangkan proyek tersebut semata-mata mengandalkan keahlian SDM nya yang memang diakui paling unggul dalam membuat proyek-proyek jembatan dan jalan layang atas. Istaka merasa tidak ada permainan dalam proyek tersebut, Istaka juga tidak menyogok dalam proyek tersebut," jelas Dahlan di Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (23/4).
 
sumber :

Pekerjaan JLNT Casablanca sebenarnya tinggal 10 persen lagi

ilustrasi
Keputusan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menghentikan sementara proyek pembangunan Jalan Layang Non Tol (JLNT) Casablanca Kampung Melayu-Tanah Abang cukup mengejutkan. Sebab, proyek ini sudah memasuki tahap akhir yaitu hanya sisa 10 persen lagi proyek besutan mantan Gubernur Fauzi Bowo ini untuk bisa digunakan pada Juni 2013 mendatang.

Pantauan merdeka.com di lokasi, pengerjaan JLNT Kampung Melayu-Tanah Abang ini terlihat sudah rampung dari Jalan Casablanca hingga Jalan Prof Dr Satrio. Namun saat memasuki Jalan Mas Mansyur yang menuju Jalan Jenderal Sudirman terlihat terputus. Hanya beberapa tiang penyangga saja yang terlihat berdiri dan belum terdapat coran di jalan tersebut. Akibatnya kemacetan pun tidak terhindarkan pada pagi hari di Jalan Mas Mansyur saat para pengendara ingin berangkat kerja, begitupun sebaliknya pada saat di malam hari di mana setiap orang ingin pulang ke rumahnya usai bekerja.

Salah satu pekerja proyek PT Istaka yang mengerjakan pembangunan jalan layang Casablanca di kawasan jalan Mas Mansyur mengatakan, belum selesainya pengerjaan beberapa tiang penyangga ini disebabkan karena adanya perubahan desain dari jalan layang tersebut, terutama di ruas jalan Mas Mansyur.

"Awalnya kita tidak tahu bahwa ada hambatan. Kita tahunya setelah pengerjaan mau selesai, makanya jadi lama. Sedangkan dari PT lain kan sudah selesai," ujarnya saat ditemui merdeka.com, Selasa (23/4) malam.

Pria yang sejak awal ikut membangun JLNT Casablanca ini menjelaskan, jika tadinya perubahan desain tersebut tidak dilakukan, proyek yang dikerjakan oleh PT Istaka ini mungkin juga telah rampung bersama dengan perusahaan lainya yang telah selesai mengerjakan proyek ini dalam beberapa bulan terakhir.

"Jadi saat ingin dibuat pondasi saat itu, ada sambungan pipa air di dalam sekitar dua meteran. Kalau itu dipaksa di bor bisa banjirlah kawasan di sini. Itu yang menghalangi pembuatan fondasi, yah mau gak mau di cari jalan keluarnya. itu yang memperlama proyek ini. Padahal tinggal 10 persen lagi," paparnya.

Menurut informasi yang dihimpun merdeka.com, proyek JLNT Casablanca ini dibagi ke dalam tiga paket pengerjaan yakni Casablanca, Dr Satrio, dan Mas Mansyur. JLNT yang menggunakan anggaran multiyears dari 2010-2012 ini digarap oleh tiga kontraktor yakni PT Wijaya Karya-Wijaya Konstruksi, PT Adhi Karya, dan PT Istaka Karya-Sumber Sari.
sumber :

Dahlan Iskan Puji Istaka Karya

dok. Antara
IMQ, Jakarta — Menteri BUMN Dahlan Iskan mengakui kepiawaian PT Istaka Karya Persero dalam membangun proyek-proyek yang memerlukan teknologi tinggi.

Dahlan keika dijumpai di kantor Kementerian BUMN, Selasa (23/4), menekankan bahwa perusahaan kontraktor BUMN dan swasta mengakui kehebatan Istaka Karya dalam mengerjakan proyek-proyek seperti jembatan dan jalan layang di atas jalan layang.

"Semua kontraktor BUMN bahkan kontraktor di Indonesia mengakui bahwa Istaka terbaik dalam mengerjalan proyek-proyek yang memerlukan teknologi tinggi," tutur Dahlan.

Keunggulan ini didukung oleh keterampilan sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki Istaka Karya. Istaka, dikatakan Dahlan, juga mendukung agar dilakukan audit ulang proyek pembangunan jalan layang non tol Kampung Melayu-Tanah Abang atau yang dikenal dengan jalan layang non tol Casablanca.

"Audit ulang ini dilakukan agar sisa pembayaran dan sisa kekurangan proyek bisa segera dikucurkan," katanya.

Saat ini, Istaka memiliki tagihan kepada Pemerintah Daerah DKI sekitar Rp24 miliar. Perusahaan menyadari pengucuran dana tersebut tidak dapat direalisasikan dengan cepat sebab membutuhkan proses administrasi.

"Istaka merasa tidak ada permainan dalam proyek tersebut. Istaka juga tidak menyogok dalam proyek itu karena Istaka sendiri dalam posisi tidak punya uang sama sekali," tegas Dahlan. 
sumber :

Proyek Jalan Layang Molor, Istaka Tunggu SK Jokowi

Pemabngunan jalan layang non tol Kp. Melayu-Tanah Abang di 
kawasan Casablanca, Jakarta. TEMPO/Eko siswono Toyudho
 TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan pelat merah PT Istaka Karya mengklaim tidak ada masalah dalam proyek pembangunan jalan layang non-tol Kampung Melayu-Tanah Abang. Istaka mengerjakan satu paket proyek di Jalan Mas Mansyur dengan nilai Rp 209 miliar. Dari tiga paket pekerjaan proyek tersebut, hanya satu paket yang belum selesai, yakni ruas yang dikerjakan Istaka.

Menurut Direktur Utama PT Istaka, Kasman Muhammad, agar proyek jalan terus, perusahaan hanya tinggal menunggu surat keputusan tahun jamak (multiyears) dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. “Kami berharap surat keputusan multiyears secepatnya dikeluarkan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo,” kata Kasman Muhammad, kepada Tempo, Selasa, 23 April 2013.

Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama meminta Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) serta Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) menggelar audit guna memastikan layak-tidaknya proyek tersebut dilanjutkan. Karena pekerjaan tak selesai tahun lalu, Ahok akan menghentikan sementara pekerjaan itu Juni mendatang. Basuki menyebutkan proyek tersebut seharusnya selesai akhir tahun lalu. Proyek itu totalnya menelan biaya RP 737 miliar.

Menurut Kasman, surat keputusan itu yang nantinya akan menentukan proyek ini apakah akan diteruskan atau tidak. Dikeluarkannya surat itu pun masih menunggu audit proyek yang tengah dilakukan Badan Pemeriksa Keuangan.

Penyelesaian proyek, kata Kasman, masih sesuai dengan kontrak yang rampung pada Juni 2013.”Kami serius minta SK itu diberikan. Kalau surat itu satu dua hari ini bisa keluar, proyek bisa langsung dimulai lagi,” ujarnya. Kasman mengatakan proyek yang belum dikerjakan adalah tiga segmen lagi di atas Jalan Sudirman.

Ia berharap surat dikeluarkan dalam waktu dekat ini. Dengan itu, sisa proyek dapat dikerjakan dalam waktu 1,5 bulan. ”Saya yakin, Juni sudah selesai dan bisa langsung dioperasikan,” katanya.

Tahun ini Dinas Pekerjaan Umum DKI pun sudah menganggarkan Rp 64 miliar untuk proyek itu. Sedangkan tagihan Istaka yang belum dibayar oleh Pemerintah Jakarta sebesar Rp 24 miliar. 
 
sumber :

Jalan Layang Casablanca Terhambat, Nasib Kuli Tersendat

Jalan layang non tol yang mangkrak (Jati/ detikcom)
 Jakarta - Lokasi proyek pembangunan Jalan Non Tol Kampung Melayu-Tanah Abang sepi dari aktivitas para tukang, kecuali sekitar delapan pekerja saja. Padahal, jalan layang itu belum selesai dikerjakan.

"Sebulan yang lalu sudah libur semua, nggak ada yang kerja. Nggak ada duit katanya," ucap salah seorang tukang PT Istaka Karya, Khaerudin (43) di lokasi proyek, persimpangan Jl KH Mas Mansyur-Jl Jend Sudirman, Jakarta Pusat, Selasa (23/4/2013).

PT Istaka Karya merupakan salah satu dari tiga kontraktor proyek jalan layang non tol ini. Selain PT Istaka Karya, ada PT Adhi Karya dan Wijaya Karya. Proyek ini terhenti lantaran dana pembangunan tak dianggarkan di APBD 2013.

Hari ini, Khaeruddin dan 7 orang tukang lain berencana menutup bagian besi jembatan dengan semen. Namun ternyata pekerjaan ditunda jadi besok.

"Dikerjain besok. Paling dua minggu kelar. Habis itu ya udah, pada nganggur lagi," tutur Khaeruddin yang meninggalkan anak istrinya di Cirebon ini.

Ketidakjelasan nasib para tukang bertambah. Karena sejak Februari para tukang tak kerja, sejak itu pula mereka tak setor uang ke anak istri.

"Sampai ada yang cerai gara-gara belum bayaran. Utang ke mandor, tapi mandor juga belum bayaran. Ada itu temen saya," ungkap Khaeruddin yang masih mengenakan helm proyek warna kuning.

Sebelum proyek tersendat, Khaeruddin dibayar Rp 50 ribu per hari. Beruntung, Khaeruddin masih bekerja di proyek lain, di Cibinong, sehingga masih bisa sedikit menyambung hidup keluarganya di Cirebon.

Salah seorang staff istaka karya yang ditemui detikcom di kantor proyek itu enggan memberikan keterangan. Dirinya mempersilakan untuk bertanya langsung kepada Dinas Pekerjaan Umum.

"Kita lagi mengumpulkan amunisi, lagi ngumpulin tukang-tukangnya. Kalau sudah ada perintah, oke kita jalankan," tutur staff yang bernama Agus Johan tersebut.

Agus menyatakan, saat ini petinggi PT Istaka Karya sedang bertemu Wakil Gubernur Basuki T Purnama. Memang Pemprov DKI sempat menyatakan, proyek ini seharusnya sudah selesai akhir tahun lalu.

"Ternyata tidak selesai (akhir tahun 2012) dan di anggaran 2013 nggak ada," kata Jokowi Senin (22/4) kemarin.
 
sumber :

Dahlan: Istaka Karya Tidak Ada Indikasi Main-main Proyek

Dahlan Iskan
JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan mengatakan bahwa PT Istaka Karya (Persero) siap di audit ulang guna mengetahui sisa pembayaran dan kekurangan proyek pembangunan Jalan Casablanca agar dapat segera di kucurkan.

Dahlan mengklaim, tidak ada indikasi main-main yang dilakukan oleh Istaka Karya dalam pelaksanaan pembangunan proyek Jalan Casablanca.

"Istaka merasa tidak ada permainan dalam proyek tersebut, Istaka juga tidak menyogok dalam proyek tersebut, karena waktu itu Istaka sendiri dalam posisi tidak punya uang sama sekali, bahkan saat itu Istaka dalam proses pailit. Istaka baru terhindar dari pailit setelah para kreditornya sepakat dengan Istaka yang dimediasi Kementerian BUMN untuk bersama-sama menyelamatkan Istaka dari kepailitan," kata Dahlan di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (23/4/2013).

Dahlan melanjutkan, Istaka Karya memenangkan tender proyek tersebut hanya dengan mengandalkan keahlian Sumber Daya Manusia (SDM) yang memang sudah diakui paling unggu dalam membuat proyek jembatan dan jalan layang di atas jalan raya. Serta, kontraktor BUMN sendiri mengakui keahlian Istaka dalam proyek yang memerlukan teknologi tinggi.

Tidak hanya itu, Dahlan menjelaskan bahwa PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) juga memenangkan bagian tertentu dalam proyek tersebut. Namun, WIKA sudah menyelesaikan proyeknya tersebut, dan tidak punya tagihan ke pemda DKI sehingga merasa tidak mempunyai masalah dengan pembayaran di pemda DKI.

"WIKA dalam proyek tersebut telah memberikan penghematan sebesar 53 miliar, dan uang hasil penghematan, kalau swasta biasanya dibagi dua antara pemilik proyek dengan kontraktor, tapi Wijaya Karya kembalikan seluruh RP53 miliar biaya penghematan kepada Pemda DKI," jelasnya.

Menurut Dahlan, penghematan tersebut didapat karena di saat WIKA menang tender, WIKA melihat desain yang dibuat pemilik proyek masih bisa disempurnakan tanpa mengurangi kualitas. Di mana hasil revisi desain inisiatif WIKA diajukan ke Pemda DKI dan disetujui untuk dilakukan.

Maka dari itu, Dahlan memaparkan bahwa penemuan teknik baru dari WIKA, lebih hemat itu telah dibukukan serta sudah diserahkan kepada fakultas-fakultas teknis sipil di beberapa PT, untuk menjadi kajian di fakultas teknis sipil.

"Penemuan tersebut meliputi, pemasangan gearbox dan teknik bentang dengan tiang lebih jauh, saya dukung dilakukan audit tapi segera proyek yang ditunggu masyarakat di tengah macet, bisa segera dilaksanakan," tutupnya. (wan) (wdi) 
 
sumber :

Ahok: Kisruh Jalan Layang Casablanca Terbongkar Saat Kadis PU Diganti

Proyek dihentikan sementara hingga audit BPK selesai dilakukan.

Proyek pembangunan Jalan Layang Non Tol di Casablanca
(VIVAnews/Fernando Randy)
VIVAnews - Pembangunan Jalan Layang Non Tol (JLNT) Kampung Melayu-Tanah Abang (Casablanca) jadi polemik. Proyek yang seharusnya tuntas akhir 2012 itu, kini terbengkalai karena dihentikan sementara, menyusul audit yang dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan dan Badan Pengawasan Keuangan Pembangunan.

Saat ditemui di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa, 23 April 2013, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki T. Purnama, menuturkan bahwa kendala dalam proyek JLNT ini terungkap secara tidak sengaja saat pergantian Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Ery Basworo, pada 14 Februari 2013 lalu.

"Awalnya kami justru tidak tahu. Saat ada penggantian, masalah ini terungkap," kata Basuki yang akrab dipanggil Ahok. Dia baru tahu proyek mandek karena ketiadaan biaya saat mendapat laporan dari Kepala Dinas PU yang baru, Rudy Siahaan. Saat itu Rudy minta perpanjangan waktu pembangunan hingga Juni 2013.

Untuk menyelesaikan proyek jalan tersebut dibutuhkan anggaran tambahan sebesar Rp64 miliar. Dana itu diharapkan bisa diambil dari APBD 2013. Namun Pemprov DKI tidak mau ambil risiko.

"Kami minta audit BPK dan BPKP dulu. Setelah selesai, rekomendasinya akan kami jadikan acuan penyelesaian pembangunan JLNT. Ini juga untuk membuat masalah ini menjadi terang dan tidak saling menghakimi," katanya.

Ahok menegaskan karena itulah perlu dilakukan lelang jabatan untuk mengganti pejabat lama supaya bisa mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan seperti ini.

"Sebab justru ada kepala dinas baru kami jadi tahu kejadian ini," katanya. (umi) 

sumber :

Senin, 22 April 2013

Terkait Pembebasan lahan tol Semarang-Solo sesi III Bawen-Kaliwungu : Warga Tuntang Pilih Relokasi

ilustrasi
UNGARAN, suaramerdeka.com - Warga terkena proyek (WTP) tol Semarang-Solo sesi III Bawen-Kaliwungu dari Desa Delik, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang menghendaki direlokasi daripada diberi ganti untung. Berdasarkan data Panitia Pengadaan Tanah (P2T) Jalan Tol Kabupaten Semarang, ada sekitar 70 kepala keluarga yang meminta direlokasi ke wilayah perkebunan Tlogo Tuntang.

"Warga meminta direlokasi ke perkebunan karena mayoritas dari mereka bekerja di perkebunan Tlogo Tuntang. Permintaan warga sudah kami sampaikan ke Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, namun sampai sekarang belum mendapatkan jawaban," kata Wakil Ketua P2T Jalan Tol Kabupaten Semarang, Bahrudin.

Selain permintaan WTP tersebut, pihak P2T juga menemukan adanya 10 persen lahan yang belum bersertifikat. Meski demikian, proses sosialisasi pembebasan lahan sudah dilakukan di 15 desa/kelurahan di 6 kecamatan. Diantaranya Kecamatan Tuntang, Pabelan, Tengaran, Suruh, Susukan dan Kecamatan Kaliwungu.

"Pemetaan tanah masih berjalan, hanya saja tim di lapangan menemui kendala menyusul terdapat sekitar 10 hingga 20 persen tanah milik masyarakat yang belum bersertifikat hak milik. Padahal keberadaan bukti kepemilikan tanah sangat kami dibutuhkan untuk membuat peta tanah serta menghindari terjadinya permasalahan hukum setelah dibebaskan nanti," jelasnya.

Hal itu menurut Bahrudin bisa terjadi karena beberapa faktor, seperti tanah dijual ke seseorang tanpa ada proses balik nama. Sementara penjualnya sudah di luar jawa atau tanah waris dan pemiliknya sudah meninggal. Dengan adanya kendala tersebut pihaknya khawatir, proses pembuatan peta tanah terancam molor. Mengingat setelah pemetaan tanah selesai nantinya akan diteruskan dengan pendataan tanaman tumbuh dan penaksiran harga oleh appraisal independen.

"Dari temuan diketahui, sebagian tanah yang ada sudah diperjualbelikan di bawah tangan tanpa didukung bukti otentik kepemilikan. Meski demikian, kami optimis pengukuran hingga penilaian harga bisa selesai dilakukan tahun ini dan akhir 2013 diharapkan pengerjaan fisik sudah bisa dimulai," tukasnya. ( Ranin Agung / CN34 / JBSM ) 
 
sumber :

Sabtu, 20 April 2013

Retakan Tol Semarang-Ungaran Selesai Diperbaiki

TUNGGU KERING: Petugas dari PT Trans Marga Jateng melakukan 
penutupan sementara satu ruas Jalan tol Semarang-Ungaran, Jumat (19/4)
 siang. (suaramerdeka.com / Ranin Agung)

UNGARAN, suaramerdeka.com - Komisaris PT Trans Marga Jateng (TMJ), Danang Atmodjo menyatakan, retakan jalan tol Semarang-Solo seksi I Semarang-Ungaran KM 21+300 sudah selesai diperbaiki.

Untuk memperbaikinya, PT TMJ lebih mengandalkan sistem sealent berbasis aspal, sehingga bekas retakan akan terlihat hitam.

"Perbaikan dinyatakan selesai setelah dikerjakan selama tiga hari sejak, Rabu (17/4) lalu," kata Danang melalui sambungan ponsel, Jumat (19/4).

Disinggung faktor apa yang membuat jalan tol retak, dirinya mengaku belum bisa merinci hal itu. Karena harus melakukan kajian bersama tim teknis terlebih dahulu. Meski demikian, PT TMJ menjamin kondisi jalan tol laik untuk digunakan.

"Sistem penanganan yang dianut terbukti dapat mencegah air masuk ke celah retakan sehingga retakan tidak akan melebar," jelasnya.

Berdasarkan pantauan di lokasi, hingga Jumat (19/4) siang PT TMJ masih melakukan penutupan sementara sepanjang lebih kurang 200 meter tepatnya pada KM 21-300 jalan tol Semarang-Solo dari arah Semarang menuju Ungaran.

Penempatan barrier dan traffic cone di lajur dalam tersebut dimaksudkan untuk menunggu cairan sealent mengering terkena panas sinar matahari.
( Ranin Agung / CN37 / JBSM ) 

sumber :

Pengendara Harus Hati-hati Lokasi Jalan Tol Retak Masih Diperbaiki

TRIBUN JATENG/RAKA F PUJANGGA
Kondisi retakan di Jalan Tol Semarang-Ungaran 
Km 21,350 masih dalam proses perbaikan, 
Jumat (19/4/2013) siang.
TRIBUNJATENG.COM , KABUPATEN SEMARANG - Kondisi retakan di Jalan Tol Semarang-Ungaran Km 21,350 masih dalam proses perbaikan, Jumat (19/4/2013) siang.

Di lokasi retakan, dipasangi sejumlah rambu-rambu perbaikan jalan dan barier agar mobil tidak melintas di lokasi retakan.

Sejumlah retakan, ada yang sudah ditambal menggunakan aspal cair dan sebagian lagi belum

"Sejak Rabu kemarin, sudah langsung dilakukan perbaikan jalan tol yang retak. Pekerjaan dilembur saat itu juga, harusnya sekarang sudah selesai," kata Komisaris PT Trans Marga Jateng (TMJ), Danang Atmodjo, Jumat kemarin. (*)
 
sumber :

Kamis, 18 April 2013

Waskita Karya ikut garap tol Cikampek-Palimanan

ilustrasi

PT Waskita Karya Tbk (WSKT) bakal ikut serta menggarap jalan tol Cikopo-Palimanan seksi 6A. Perseroan sudah memenangkan tender, namun belum menandatangani kontrak namun belum dapat menyebutkan nilai kontrak pengerjaan salah satu ruas trans jawa tersebut.

Direktur Operasi I PT Waskita Karya Tbk Desi Arriani mengatakan, pihaknya akan membangun setelah penandatanganan kontrak.

"Kami targetkan 18 bulan selesai. Kami ditawari untuk sekalian menggarap paket 6A dan 6B tetapi kita liat saja nanti," ujarnya usai Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) WSKT di Gedung Waskita, Jakarta, Kamis (18/4).

Dia menambahkan, pengerjaan proyek jalan tol tersebut dapat dilakukan dengan cepat karena pembebasan lahan jalan tol yang sudah rampung sepenuhnya.

Selain itu, Waskita juga tengah mengincar proyek jalan tol trans Jawa lainnya yakni Bawen-Solo. Ruas Bawen-Solo merupakan bagian dari ruas trans jawa Semarang-Solo di mana saat ini tinggal menyisakan paket III Bawen-Solo.

Paket I ruas Semarang-Ungaran telah beroperasi, sementara Paket II Ungaran-Bawen saat ini tengah dalam tahap konstruksi dan ditargetkan dapat digunakan sebelum lebaran tahun ini. Di ruas Ungaran-Bawen perseroan mengerjakan paket 2, paket 3 dan paket 6 lanjutan.

"Kami sedang mengincar ruas Bawen-Solo yang saat ini sedang dalam proses pembebasan lahan. Harapannya kuartal II tahun ini bisa mendapatkan hasilnya," ucapnya.

Selain mengerjakan tiga paket di ruas tol Semarang-Solo perseroan saat ini juga tengah mengerjakan lima paket ruas tol lainnya yakni paket dua dan empat di jalan tol Ngurah Rai-Nusa Dua-Tanjung Benoa, jalan tol Gempol-Pasuruan, jalan tol Gempol-Pandaan dan Jakarta Outer Ring Road West 2 (JORR W2).
sumber :

TMJ: Retakan Jalan Tol Sudah Lama

SEMARANG, suaramerdeka.com - PT Trans Marga Jateng (TMJ) Ari Nugroho menyatakan, keretakan jalan tol Semarang-Solo seksi I Semarang-Ungaran KM 21+ 300 arah Semarang bukan merupakan hal baru. Keretakan ini telah terjadi sejak tahun 2011, tepatnya sebelum beroperasinya jalan tol.

Adapun, penanganan perbaikan saat itu dengan sisem groutting dan sealent di permukaan jalan. Sistem sealent yang digunakan berbasis aspal, maka bentuk bekas retakan akan terlihat hitam.

"Keretakan jalan tol pada KM 21 + 300 ini sudah lama. Ini sudah diprogramkan untuk secepatnya dilaksanakan perbaikannya," kata Ari Nugroho dalam siaran persnya ke Suaramerdeka.com, Rabu (17/4).

Titik keretakan ini dikerjakan oleh kontraktor pelaksana, yakni PT Istaka Karya. Hingga kini, titik keretakan masih dalam monitor dan pengamatan TMJ. Seperti diberitakan sebelumnya, keretakan ruas tol Semarang-Ungaran kembali terjadi di seksi I KM 21 + 350.

Retakan dengan lebar antara satu hingga dua meter ini memanjang sekitar 1,5 meter ini terlihat menganga dan menjalar melampaui titik lama. Adapun, retakan lama sekitar enam meter telah ditambal dengan aspal.

Ari Nugroho juga menanggapi soal talut penahan tebing tol yang ambrol. Menurutnya, peristiwa ini sudah terjadi sejak tiga bulan lalu.

Di mana, saat itu terjadi erosi akibat air hujan. "Sesuai saran ahli geologi teknik, kontraktor pelaksana PT Waskita Karya kini masih mengerjakan pengutan tebing," jelasnya.

Begitu talut di dekat rumahnya ambrol, warga mengaku langsung melaporkan kejadian tersebut ke kontraktor. Hingga Selasa (16/4), perbaikan talud belum direalisasikan.

"Kami sekeluarga khawatir terjadi longsor susulan saat hu­jan, sebab jarak talut dengan ru­mah kurang dari tiga meter," jelas Suyono (43), warga Lemah Abang RT 6 RW 5, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang.
 
sumber :

TOL SEMARANG-UNGARAN: DPRD Sayangkan Terjadi Keretakan


ilustrasi
SEMARANG – Komisi D DPRD Jateng menyayangkan terjadinya keretakan jalan tol Semarang-Solo, seksi I Semarang-Ungaran.

“Saya mendapat puluhan pesan singkat [SMS] dan Blackberry Messenger [BBM] dari masyarakat yang menginformasikan dan menanyakan keretakan jalan tol Semarang-Ungaran,” kata anggota Komis D DPRD Jateng Hadi Santoso kepada wartawan di Semarang, Rabu (17/4/2013).

Keretakan itu, lanjut dia terjadi pada badan jalan kilometer 21 di jembatan Penggaron, Susukan, Ungaran sejak Selasa (16/4). Sebelumnya, pada 2011, di lokasi yang sama juga terjadi retakan di pilar jembatan.

Dia menduga keretakan badan jalan terjadi karena kawasan Penggaron kondisi tanah labil sehingga mudah bergerak, terutama ketika hujan turun. Sebab, imbuh Hadi, menurut para ahli lokasi jembatan Penggaron tempat menyimpan air tanah karena terletak di dua bukit.

“Ketika intensitas hujan meningkat, akan terjadi pergerakan tanah sehingga menyebabkan keretakan bangunan di atas,” ungkapnya.

Anggota Dewan asal Wonogiri ini, juga menyayangkan pihak Trans Marga Jateng (TMJ) selaku pengelola jalan tol Semarang-Ungaran sampai tidak tahu adanya keretakan itu. “Pihak TMJ ketika kami mintai konfirmasi belum mengetahui adanya keretakan di jalan tol,” imbuhnya.

Pihak TMJ, lanjut dia, harus segera melakukan perbaikan keretakan jalan tersebut, supaya tidak membahayakan pengguna jalan. Hadi juga meminta TMJ melakukan pemantauan setiap hari kondisi jalan tol Semarang-Ungaran sehingga bila ada masalah segera diketahui dan bisa diambil langkah perbaikan.

“Masak yang tahu kalau jalan retak malah pengguna jalan tol, bukan TMJ. Kami minta supaya TMJ melakukan pemantauan kondisi jalan tol setiap hari,” ujarnya.

TMJ, ujar Hadi, harus memasang alat inklinometer di setiap titik untuk mendekteksi terjadinya pergerakan tanah di sekitar jalan tol sehingga bisa diketahui sejak dini bila terjadi keretakan badan jalan.

“Kalau terjadi keretakan TMJ bisa melakukan langkah antisipasi, menutup akses jalan tol, guna menghindari terjadinya musibah pengguna jalan tol,” paparnya.

Terpisah, Direktur Teknik dan Operasi PT TMJ, Ari Nugroho, ketika dikonfirmasi wartawan mengungkapkan belum mendapatkan laporan adanya keretakan di jalan tol Semarang-Ungaran.

“Belum bisa memberikan keterangan, karena belum mendapatkan laporan. Nanti akan saya cek dulu,” ujar dia singkat. (JIBI/Solopos/Insetyonoto/dba) 
 
 



Sumber :
bisnis-jateng

Pemasangan Inklinometer Harus Diperbanyak


Keretakan Jalan Tol

keretakan jalan tol
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah didesak segera memasang lagi alat inklinometer di beberapa titik untuk mendeteksi pergerakan atau pergeseran tanah di sepanjang jalan tol.

"Selain memasang inklinometer, pemerintah juga harus melakukan pengecekan fisik secara rutin, dan memperbaiki sistem drainase di jalan tol sehingga jika terjadi sesuatu bisa segera ditangani," kata anggota Komisi D DPRD Jateng Hadi Santoso di Semarang, Rabu (17/4/2013).

Hal tersebut disampaikan Hadi saat menanggapi adanya retakan pada jalan tol Semarang-Solo ruas Semarang-Ungaran KM 21-350 tepatnya di wilayah Penggaron, Kabupaten Semarang, yang diketahui pengguna jalan tol pada Senin (15/4/2013).

Menurut dia, PT Trans Marga Jateng selaku pengelola jalan tol saat ini telah memasang empat buah inklinometer di jembatan Penggaron yang pernah mengalami retak pada bagian pilar penyangga beberapa waktu lalu.

Ia menjelaskan terjadinya retakan dan pergeseran tanah di sepanjang jalan tol itu karena pembangunannya banyak melewati lokasi cadangan air tanah dan juga struktur tanahnya yang berupa tanah liat.

"Mekanisme penurunan tanah itu akan stabil setelah delapan tahun usai pembangunan selesai dan saat ini jalan tol baru digunakan sekitar tiga tahun sehingga pergerakan tanah masih berpotensi besar terjadi," ujar politisi dari Partai Keadilan Sejahtera itu.

Ia mengatakan terjadinya retakan di jalan tol Semarang-Ungaran ini berpengaruh pada keselamatan dan kenyamanan para pengguna jalan tol.

"Jika jalan tol Semarang-Ungaran dibuka untuk kendaraan berat maka beban berjalan akan meningkat dan itu sangat berbahaya," katanya.

Menurut dia, harus ada jaminan keamanan bagi masyarakat yang melintas di jalan tol dan adanya retakan seharusnya dilaporkan oleh PT TMJ kepada publik dan pemerintah agar diketahui serta dilakukan penanganan yang diperlukan.

Hadi mengaku belum meninjau langsung ke lokasi jalan tol yang mengalami retak, namun ia mengaku sudah berkoordinasi dengan pihak terkait termasuk PT TMJ untuk penanganannya.

Sementara itu, Direktur Teknik dan Operasi PT TMJ Ari Nugroho belum dapat dikonfirmasi melalui telepon terkait dengan adanya retakan di Jalan Tol Semarang-Ungaran. (*)

Editor : rajif

sumber :
tribunnews

Rabu, 17 April 2013

Retakan Baru Muncul di Jalan Tol Ruas Semarang-Ungaran

MENJALAR: Jalan tol Semarang-Solo ruas Semarang-Ungaran 
KM 21-350 kembali retak, Selasa (16/4) siang. 
(suaramerdeka.com / Ranin Agung)
UNGARAN, suaramerdeka.com - Retakan pada jalan tol Semarang-Solo ruas Semarang-Ungaran KM 21-350 tepatnya di sekitar wilayah Penggaron, Kabupaten Semarang kembali muncul.

Pantauan di lokasi, titik retakan baru terus menjalar melampaui titik yang lama. Kendati mengalami retak, PT Trans Marga Jateng (TMJ) selaku pengelola tol Semarang-Solo hingga kini masih memperbolehkan kendaraan melewati jalan tersebut.

"Jika dirasakan, pengguna jalan pasti merasakan adanya getaran yang diduga bersumber titik retakan baru selain getaran dari sambungan jalan tol yang dicor," kata Budi, pengguna jalan warga Bandarjo, Ungaran Barat, Kabupaten Semarang kepada wartawan, Selasa (16/4).

Menurut pengamatannya, retakan baru sudah terlihat sejak sepekan lalu. Dengan adanya dugaan titik retak baru, dirinya mengaku resah ketika melewati jalan tol yang dioperasikan secara komersial pada tanggal 17 Nopember 2011 itu.

Di ruas yang sama, tepatnya di KM 26-300 sejumlah alat berat masih melakukan pengerukan material yang longsor. Longsor tersebut terjadi diduga karena talud penahan tanah pembatas antara jalan tol dan lahan milik warga ambrol.

Untuk mengantisipasi terjadinya longsor susulan, pekerja proyek tampak membuat panahan tanah dari bronjong kawat besi yang diisi batu belah.

"Kami sekeluarga khawatir terjadi longsor susulan ketika hujan, pasalnya jarak talud dengan rumah kurang dari tiga meter. Kali pertama longsor terjadi awal Desember 2012 disusul longsor susulan pada Maret 2013 lalu," terang Suyono (43), warga Lingkungan Lemah Abang, RT 06 RW 05, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang.

Dirinya bersama warga Lingkungan Lemah Abang sudah melaporkan kejadian tersebut kepada kontraktor. Usai mendapat laporan, sejumlah pekerja sempat mendatangi rumahnya dan berjanji akan memperbaiki bagian rumah yang rusak.

"Janjinya akan diperbaiki, namun sampai sekarang belum ada penanganan yang signifikan," tandasnya.
sumber :

Jalan Tol Ungaran-Bawen Siap Digunakan Lebaran

ilustrasi (poto: soklin)
Semarang, Antara Jateng - Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo mengatakan proses pembangunan Jalan Tol Semarang-Solo seksi II jalur Ungaran-Bawen sepanjang 11,9 kilometer akan selesai pada bulan Agustus sehingga bisa digunakan masyarakat pada arus mudik Lebaran tahun ini.

"Saat ini pembangunan tol Ungaran-Bawen sudah selesai sekitar 80 persen dan dipastikan sudah bisa dimanfaatkan untuk mudik Lebaran oleh saudara-saudara kita," kata Gubernur usai meninjau langsung pembangunan Jalan Tol Ungaran-Bawen di Semarang, Selasa.

Gubernur mengungkapkan, kendala yang dihadapi dalam proses pembangunan fisik Jalan Tol Ungaran-Bawen yang diharapkan dapat mengurangi kemacetan arus lalu lintas itu adalah hujan.

Menurut dia, pekerja di lapangan kesulitan melakukan pembangunan fisik saat turun hujan maupun setelah hujan reda karena sebagian besar karakter tanah di lokasi proyek merupakan tanah liat.

"Kendala yang paling berat adalah hujan, tapi tetap diusahakan menjelang Lebaran sudah bisa digunakan," ujarnya didampingi Komisaris Utama PT Trans Marga Jateng Danang Atmodjo.

Editor : Wisnu Adhi Nugroho 
 
sumber :

JALAN TOL Ungaran-Bawen Dikebut

ilustrasi
SEMARANG – Pengerjaan fisik pembanguanan jalan tol Semarang-Solo, pada ruas Ungaran-Bawen akan dikebut penyelesaiannnya secara maraton agar dapat segera rampung dan dilewati masyarakat saat Lebaran tahun ini.

Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo mengatakan saat ini progres pembangunan jalan tol Semarang-Solo untuk ruas Ungaran-Bawen berjalan dengan baik, meskipun masih sedikit terkendala tingginya curah hujan yang masih terjadi hingga saat ini.

“Agar masyarakat Jateng dan sekitarnya dapat segera menikmati fasilitas publik berupa jalan tol ini, maka pengerjannya harus dikebut sehingga bisa selesai sebelum Lebaran tahun ini,” tuturnya, usai meninjau lokasi jalan tol Ungaran-Bawen, Selasa (16/4/2013).

Pihaknya optimistis pengerjaan fisik pembangunan jalan tol Ungaran-Bawen sudah dapat selesai sebelum Lebaran tiba, mengingat progresnya selama ini menunjukkan peningkatan dan sesuai jadwal.

“Saat ini progresnya sudah diatas 80%, dan tersisa tiga bulan lagi untuk dikebut penyelesaiannya, sehingga saat lebaran sudah dapat dilalui untuk mudik maupun arus balik,” ujarnya.

Bibit Waluyo mengakui saat ini yang masih menjadi kendala sehingga sedikit menghambat dalam penyelesaian proyek tersebut adalah tinggi curah hujan yang masih terjadi hingga saat ini.

Tingginya curah hujan, lanjutnya, baik saat siang maupun malam hari menjadi kendala utama penyelesaian proyek ini, karena kondisi tanah yang digunakan untuk proyek merupakan tanah jenis lempung yang cukup susah apabila terlalu banyak curah hujan.

“Kalau hujannnya malam, maka pagi susah dikerjakan, begitu juga kalau hujannya siang, maka malam hari susah dikerjakan, meskipun selama ini sudah dikerjakan secara simultan hampir 24 jam non stop,” ujarnya.

Namun demikian, pihaknya menjanjikan dalam sisa waktu tiga bulan mendatang, yakni dengan datangnya Lebaran tahun ini, jalan tol Ungaran-Bawen sudah bisa digunakan untuk mobilitas warga.

“Kami sangat berharap dalam tiga bulan ke depan, jalan tol yang memiliki panjang sekitar 11 km ini dapat benar-benar dioperasionalkan,” ujarnya.

Direktur Teknik dan Operasi PT Trans Marga Jateng Ari Nugroho menyatakan pelaksanaan pembangunann proyek jalan tol Ungaran-Bawen bakal selesai sesuai target waktu yang ditentukan, yakni sekitar Agustus 2013.

Pihaknya memang mengakui bahwa kondisi cuaca yang kerap turun hujan ini, membuat pekerja kesulitan menuntaskan pekerjaannya, karena struktur tanah yang becek dan tergenang air, mengingat struktur tanah di wilayah itu merupakan tanah lempung.

“Meskipun begitu, kami yakin sebelum Hari Raya Idul Fitri 2013, jalan tol ini sudah selesai dan dapat dilewati msyarakat,” ujarnya.

Dia menambahkan sambil membangun jalan tol Ungaran-Bawen, tim juga terus bergerak untuk mengerjakan ruas selanjutnya dari Bawen ke Solo sepanjang 50 kilometer, sehingga pada 2014, jalan tol Semarang-Solo sudh benar-benar siap dioperasikan.

Pembangunan jalan tol Semarang-Solo tahap II ruas Bawen-Solo itu akan dibagi dalam sembilan proyek kontruksi terpisah demi mengejar target penyelesaian 2014.

Jalan tol Bawen-Solo merupakan proyek tahap II dari tol Semarang-Solo. Adapun tahap I adalah Semarang-Bawen yang sudah hampir selesai. Proyek tahap I tinggal menyelesaikan seksi II yakni Ungaran-Bawen dan diharapkan mulai operasi Lebaran mendatang.

Adapun untuk tahap II terbagi atas tiga seksi, yakni Bawen-Salatiga sepanjang 17,57 km, Salatiga-Boyolali 24,5km dan Boyolali-Kartasura 7,74km. Saat ini proses pembebasan lahan masih terus berlangsung. (k39/dba) 
 
sumber :

Jalan Tol Ruas Ungaran-Bawen Rampung 80%

Gubernur Jateng
Pembangunan jalan tol Semarang-Solo ruas Ungaran-Bawen, terus diupayakan rampung sebelum Lebaran. Sehingga, dapat dioptimalkan untuk mengatasi penumpukan arus mudik dan balik pada Hari Raya Idul Fitri 2013.


“Hingga kini, kemajuannya (pembangunan jalan tol ruas Ungaran-Bawen) luar biasa. Sudah sampai 80 persen,” ungkap Gubernur Jawa Tengah, H Bibit Waluyo, saat meninjau progress pembangunan Jalan Tol Semarang-Solo ruas Ungaran-Bawen, Selasa (16/4).

Ditambahkan, cuaca masih menjadi kendala paling berat pada pembangunan jalan tol. Curah hujan yang masih cukup tinggi, ditambah dengan tekstur tanah lempung, membuat pekerjaan terganggu. Namun, dia berharap, tiga bulan mendatang sudah musim kemarau. Sehingga, pembangunan jalan tol dapat dikebut, baik siang maupun malam.

“Sehingga, sebelum Lebaran nanti, bisa dimanfaatkan saudara kita yang mudik. Baik pulang ke Jawa Tengah, atau kembali lagi ke Jakarta. Mudah-mudahan ini dapat dikendalikan dengan baik,” kata Bibit.

Kendati diupayakan penggunaan jalan tol pada Lebaran mendatang, namun setelah itu masih akan dilakukan pekerjaan finishing. Yang penting, sekarang ini intensitas pekerjaan jalan tol ruas Ungaran-Bawen, terus ditingkatkan, demi memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat.

Gubernur juga terus meminta dukungan terhadap pelaksanaan pembangunan jalan tol ruas Bawen-Solo, yang sekarang ini masih dalam proses pembebasan lahan. Sehingga, proses ganti untuk dapat segera selesai, dan dilanjutkan dengan pembangunan konstruksi jalan tol. Apalagi, anggaran untuk pembangunan jalan tol sudah tersedia.


Bagaimana pun, keradaan jalan tol Semarang-Solo, menjadi pondasi pertumbuhan perekonomian Jawa Tengah. Dia juga menyampaikan terima kasih, atas partisipasi masyarakat, khususnya mereka yang lahannya terkena proyek pembangunan jalan tol. Sebab, mereka memiliki andil besar untuk memajukan dan menyejahterakan masyarakat Jawa Tengah.

“Ayo kita bareng-bareng mikir ini ben selak dadi. Kalau ini jadi, pertumbuhan ekonomi kita ini cepatnya bukan main. Arus barang, orang, cepat, hemat waktu, hemat biaya. Sehingga, pertumbuhan terdukung dengan baik. Percaya. Saya mohon doa restunya njenengan semua. Dan bagi saudaraku yang terkena penggunaan fasilitas publik jalan tol ini, saya matur nuwun. Monggo sareng-sareng kita kerjakan bersama-sama,” tutur Bibit.

Untuk pembangunan jalan tol ruas Bawen-Solo sepanjang 49,8 kilometer, akan dilakukan percepatan dari semua sisi. Mulai barat, timur, maupun tengah. Pekerjaannya diserahkan kepada sembilan kontraktor, masing-masing kontraktor mengerjakan sekitar lima kilometer jalan secara simultan.

“Kuncinya ada pada ganti untung. Nah, kalau ganti untung oke, mudah-mudahan sampai April ini selesai semua, insyaAllah 2014 jadi. Tapi kalau ini mundur lagi, ya ada pemunduran. Variabelnya di sana. Sekali lagi, ayo kita bareng-bareng kerjakan, karena ini tugas dari kita untuk kita, masyarakat Jawa Tengah,” tegas dia.

Komisaris Trans Marga Jateng, Danang Atmodjo, menambahkan, sekarang ini proses pengukuran lahan untuk jalan tol ruas Bawen-Solo sudah selesai dikerjakan. Bahkan, minggu ini akan dimulai pembayaran sembilan bidang lahan di Kabupaten Boyolali. Pembayaran tersebut diharapkan menjadi rintisan untuk mempercepat selesainya proses ganti untung.

sumber :

Sabtu, 13 April 2013

Tol Trans Jawa : Tahun ini dana pembebasan lahan dialokasikan Rp1 T

Ilustrasi/Ist
Sindonews.com - Kepala Sub Direktorat Pengadaan Tanah Ditjen Bina Marga, Ahmad Herry Marzuki mengatakan, tahun ini Pemerintah mengalokasikan dana pembebasan tanah sebesar Rp1 triliun. Namun, jumlah tersebut tidak hanya dipergunakan untuk pengadaan tanah tol Trans Jawa.

"Proses pembebasan lahan yang diharapkan selesai pada tahun ini di antaranya ialah ruas Solo-Mantingan dan Mantingan-Kertosono. Hingga saat ini progress lahan kedua ruas tersebut masing-masing sudah 81,34 persen dan 50,13 persen," ujar Herry dalam keterangan tertulisnya, Jumat (12/4/2013).

Dana yang sudah dipergunakan untuk membebaskan tanah Solo-Mantingan sebesar Rp929,5 miliar dan Mantingan-Kertosono senilai Rp445,48 miliar.

Sementara untuk ruas Semarang-Solo, khususnya untuk ketiga seksi tersisa yaitu Bawen-Karanganyar, Herry mengatakan, direncanakan selesai pembebasan tanahnya pada akhir 2014.

Sedangkan untuk tahun ini Ditjen Bina Marga mengharapkan dapat menyelesaikan 30 persen. Seksi I ruas Semarang-Solo yaitu Semarang—Ungaran sudah beroperasi, sedangkan seksi II Ungaran-Bawen ditargetkan dapat beroperasi pada Juni jelang Lebaran.
 
sumber :

Wacana Jembatan Selat Sunda Sudah Setengah Abad, Sejak Zaman Soekarno


 
ilustrasi
Jakarta - Rencana pembangunan Jembatan Selat Sunda (JSS) yang menyambungkan pulau Jawa dan Sumatera sudah ada sejak tahun 1960-an saat Indonesia dipimpin Presien Soekarno, meskipun saat itu idenya berbentuk terowongan. Namun sampai saat ini infrastruktur itu tak kunjung dibangun.

Sudah lima presiden dilalui sejak ide jembatan ini muncul. Jika 2014 tak kunjung dibangun lagi, maka enam presiden Indonesia belum mampu merealisasikan jembatan ini.

Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah pernah mengatakan, ide penyatuan Jawa dan Sumatera lewat jembatan atau terowongan sudah ada sejak zaman Presiden Soekarno.

"Saya sampaikan supaya pemrakrasa untuk segera melaksanakan tahapan-tahapan sehingga tidak terjadi seperti kasus pelabuhan Bojonegara. Ini melewati 5 presiden sampai sekarang belum terjadi. Saya khawatir," kata Atut tahun lalu.

Seperti diketahui, Pemprov Banten dan Lampung bersama dengan Artha Graha merupakan pemrakarsa pembangunan Jembatan Selat Sunda (JSS) yang tujuannya memperlancar pergerakan barang dari Jawa ke Sumatera dan sebaliknya. Namun sampai saat ini, proyek tersebut mandek karena pemerintah belum kompak soal pembiayaan kajian kelayakan (feasibility study/FS) jembatan ini.

Atut menyatakan, pihak pemrakarsa sudah menjalankan proyek sesuai dengan Peraturan Presiden (Perpres). Presiden SBY juga menjanjikan groundbreaking jembatan ini dilakukan 2014. Namun ternyata mandek di tengah jalan.

"Intinya, daerah ingin pembangunan JSS tidak ada kendala karena 2014 presiden sudah menjanjikan groundbreaking seperti itu. Sekali lagi kami ingin ada kepastian Perpres itu sudah diterbitkan. Kalau pun direvisi tidak menjadi kendala terhadap perencana percepatan proyek," tegas Atut.

Presiden SBY baru-baru ini mengatakan, dirinya ingin groundbreaking atau pemancangan tiang pertama Jembatan Selat Sunda (JSS) yang menghubungkan Jawa dan Sumatera dilakukan pada 2014. Namun menurut Deputi Bidang Infrastruktur Kemenko Perekonomian Lucky Eko Wurianto, hal itu sulit dilakukan.

Dikatakan Lucky, groundbreaking sulit dilakukan 2014 karena sampai saat ini studi kelayakan (feasibility study) belum dibuat. Menurutnya, pembuatan studi kelayakan JSS ini bakal memakan waktu 2 tahun. Sehingga, jika dilakukan studi kelayakan dibuat mulai tahun ini, proses groundbreaking baru bisa dilaksanakan di 2015.

"Ya butuh waktunya kan lama, FS kan lama, persisnya saya nggak tau, waktu itu diminta 2 tahun, baru 2015 itu paling cepet," jelas Lucky.

Selain itu, Lucky menambahkan, pembiayaan studi kelayakan untuk jembatan tersebut juga belum diketahui asalnya.

"Belum tahu, Pak Hatta mungkin baru mendengar dari menteri-menteri tim 7 itu. Nah persisnya yang akan membiayai belum tahu kita, kalau menurut beliau kan arahnya nggak pakai APBN," pungkasnya.

Seperti diketahui pembahasan persiapan proyek ini dilakukan oleh Tim 7 yang terdiri dari Menteri Pekerjaan Umum dengan anggota Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Menteri Keuangan, Menteri Hukum dan HAM, Menteri Perindustrian, Sekretaris Kabinet, dan Kepala Bappenas ditunjuk oleh Presiden SBY pertengahan tahun lalu.

Jembatan Selat Sunda ditargetkan mulai groundbreaking tahun 2014. Proyek jembatan sepanjang 29 Km itu rencananya akan menelan dana sedikitnya Rp 100 triliun.

Sebelumnya Menteri Keuangan Agus Martowardojo sempat mengusulkan revisi Perpres No 86 Tahun 2011 tentang Kawasan Strategis Infrastruktur Selat Sunda (KSISS).

Dalam perkembanganya usulan itu menuai perdebatan karena bakal mengancam kiprah pemrakarsa (pemda Lampung-Banten dan Artha Graha) untuk menyiapkan proyek JSS termasuk studi kelayakan dan basic design.

Masalah ini dibahas di kantor menko, yang kemudian dibentuk tim 7 sebagai tim inti yang membahas perbaikan maupun rekomendasi terkait persiapan pembangunan JSS. Sejak Juli lalu sejatinya masalah ini sudah ada keputusan namun hingga kini sudah hampir satu tahun belum ada hasil. 
sumber:
detik

Kelanjutan Proyek Jembatan Selat Sunda Tak Jelas

Jembatan Selat Sunda akan menjadi jembatan terpanjang
dunia dengan panjang mencapai 29 kilometer.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Proyek pembangunan Jembatan Selat Sunda (JSS) tidak masuk ke dalam salah satu aspek penguatan infrastruktur konektivitas yang didorong untuk ground breaking pada Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2014. Itu artinya proyek JSS tidak akan dibiayai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Meskipun demikian, Deputi V Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Luky Eko Wuryanto mengaku belum mendapat arahan lebih lanjut terkait proyek tersebut. "Tapi kalau tidak menggunakan APBN, tentu tidak akan masuk ke dalam RKP," tutur Luky di kantor Kemenko Perekonomian, Jumat (12/4).

Mengapa tidak menggunakan APBN? Luky menyebut penggunaan APBN pasti akan menimbulkan banyak pertanyaan. Oleh karena itu, keterlibatan swasta dalam skema public private partnership (PPP) lebih baik untuk didorong. Tapi yang paling penting sekarang, kata dia, kepentingan Kementerian Keuangan juga bisa diperhatikan terus bahwa semua resikonya terukur. "Maunya begitu," ujarnya.

Lebih lanjut, Luky pun mengaku belum mengetahui apakah ground breaking proyek jembatan yang menghubungkan Pulau Jawa dan Pulau Sumatra itu dapat dilakukan 2014. Begitu pun dengan penggunaan APBN dalam studi kelayakan (Feasibility Study/FS). "Saya kurang tahu. Kita lihat saja nanti," kata Luky.

Dalam rancangan awal RKP 2014, proyek-proyek infrastruktur untuk penguatan konektivitas antara lain Pelabuhan Kuala Tanjung di Sumatera Utara, Bandara Kertajati di Jawa Barat, Jembatan Pulau Balang di Kalimantan Selatan, Pelabuhan Maloy di Kalimantan Timur dan Pelabuhan Sorong di Papua Barat.

Beberapa waktu lalu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan proyek JSS tidak menggunakan APBN karena telah termaktub ke dalam MP3EI (Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia). Lebih lanjut, Hatta mengaku tidak menyetujui proyek jembatan yang menghubungkan Pulau Jawa dan Sumatera itu dibiayai oleh APBN. Hal tersebut disebabkan biaya yang digunakan terlampau besar.

Di samping masih banyaknya infrastruktur dasar seperti jalan, irigasi dan lain-lain yang harus dibiayai. Selain itu, jika menggunakan APBN perlu pembicaraan lebih lanjut dengan DPR. Oleh karena itu, Hatta mendorong agar pembangunan JSS dilakukan dengan skema kerja sama pemerintah dan swasta (PPP). Ini senada dengan rekomendasi tim tujuh yang dipimpin olehnya. "Paling-paling BUMN dan swasta yang kita ajak. Itu yang terbaik," ujar Hatta.

Sebagai gambaran, proyek JSS direncanakan akan ground breaking 2014. Proyek yang akan menghubungkan Lampung dan Banten itu diperkirakan menelan biaya Rp 100 triliun.

Reporter : Muhammad Iqbal
Redaktur : Nidia Zuraya

sumber :

Jumat, 12 April 2013

Proyek Tol Soker, Pembebasan Masjid At Taqwa Dipercepat

Pemkab Karanganyar Lobi Kemenag

dok.timlo.net/nanang rahadian
Masjid At Taqwa di Dusun Jetak, Desa Wonorejo, Kecamatan Gondangrejo yang bakal terkena proyek Tol Soker


Karanganyar – Untuk mempercepat proses pembebasan Masjid At Taqwa di Dusun Jetak, Desa Wonorejo, Kecamatan Gondangrejo, yang dilewati proyek pembangunan jalan Tol Solo-Kertosono (Soker). Pemkab Karanganyar akan melakukan lobi kepada Kantor Kementerian Agama (Kanmenag) dan Kementerian Agama (Kemenag) RI.

“Bangunan Masjid At Taqwa belum bisa dibebaskan, karena masih menunggu surat rekomendasi dari Kanmenag RI, karena bangunan itu memang berdiri di atas tanah wakaf,” jelas Sekretaris Daerah (Sekda) Karanganyar Drs Samsi MSi, saat ditemui, belum lama ini.

Samsi menjelaskan, karena belum mendapat rekomendasi dari Kemenag RI, maka bangunan Masjid At Taqwa belum bisa dirobohkan.

Padahal kondisi saat ini, bangunan masjid yang tanahnya wakaf dari H Muhammad Syahid itu sudah terjepit jembatan layang Tol Soker yang membentang mulai dari wilayah Kabupaten Boyolali. Jembatan layang itu sendiri dibangun untuk menghindari rel kereta api dan ruas jalan raya Solo-Purwodadi.

“Kami akan melobi Kemenag melalui Kanmenag Karanganyar, agar surat rekomendasi bisa segera turun dan masjid bisa segera dibebaskan,” tegas Sekda.

Berdasarkan data dari Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pengadaan Tanah Jalan Tol Solo-Mantingan I Abdul Qodir ST, disebutkan bila di Kabupaten Karanganyar ada tiga bangunan masjid atau sekolahan yang berdiri di atas tanah wakaf.

Yakni, Masjid At Taqwa dan Sekolah Luar Biasa (SLB) BC Yayasan Pendidikan Anak Saestu Putro (YPASP), keduanya berada di Jetak, Wonorejo, Gondangrejo. Juga bangunan mushala yang ada di Kecamatan Kebakkramat, yang terpaksa dirobohkan, karena pertimbangan bangunan yang sudah kosong itu berdasar laporan masyarakat, sering digunakan untuk hal-hal yang mesum dan meresahkan masyarakat.

Akhir November 2012 lalu, SLB BC YPASP dan Masjid At Taqwa juga telah ditinjau KH Drs KH A Hafidz Utsman wakil ketua Badan Wakaf Indonesia (BWI) dan Yusid Toyib selaku sekretaris Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum (Kemen PU).
 
sumber :

Lahan Tol Trans Jawa Baru Beres Separo

Tahun 2015 Mulai Pakai UU Pengadaan Tanah

ilustrasi (photo: Pojok Soklin)
JAKARTA - Masyarakat tampaknya harus menunggu lebih lama untuk meluncur di jalan tol Trans Jawa. Sebab, hingga saat ini, progress pembangunan jalan tol tersebut masih lambat.


Kementerian Pekerjaan Umum baru berhasil membebaskan sekitar separo dari total kebutuhan lahan untuk pembangunan jalan tol.

Dalam paparan yang disampaikan Direktorat Jenderal Bina Marga kemarin, progres pengadaan lahan untuk tol Trans Jawa baru mencapai angka 51,4 persen. Dari total kebutuhan lahan seluas 5.150 hektar, pihaknya hanya mampu membebaskan 2.647 hektar.

Kebutuhan lahan tersebut untuk membangun jalan tol sepanjang 619,33 kilometer. Padahal, pembebasan lahan untuk tol Trans Jawa sudah berlangsung sejak 2007. Pemerintah juga telah menggelontorkan dana Rp 4,04 triliun dari total kebutuhan dana yang mencapai Rp 7,24 triliun.

Dari sembilan ruas tol yang direncanakan, baru satu ruas yang pembebasan lahannya beres 100 persen. Yakni, ruas tol Cikopo-Palimanan. Kebutuhan lahan seluas 1.080,69 hektar untuk tol sepanjang 116,7 kilometer sudah terpenuhi, dan pembangunannya akan segera dimulai.

Sedangkan, untuk ruas tol lainnya masih bolong-bolong. Sebagai contoh adalah ruas tol Semarang-Solo sepanjang 75,88 kilometer. tol yang pembangunannya terbagi dalam lima seksi itu pengadaan lahanya baru 242,74 hektar dari kebutuhan 666,4 hektar. Itu pun baru dua seksi yang berhasil dibebaskan. tiga seksi lainnya belum ada progres sama sekali.

Yang paling parah tentu saja ruas tol Pemalang-Batang dan Batang-Semarang. Pembebasan lahan di kedua ruas tol itu baru mencapai angka 1,82 persen dan 3,34 persen. Padahal, total kebutuhan lahan untuk kedua ruas tol itu mencapai 951,36 hektar.

Direktur Bina Teknik Ditjen Bina Marga Kementerian PU Suharyadi mengatakan, masyarakat kurang kooperatif dalam hal pembebasan tanah. Terutama, terkait persoalan harga tanah yang akan dibebaskan. "Tim appraisal menilai harga tanah sudah layak, namun masyarakat masih belum mau melepas," ujarnya kemarin.

Dia berharap, masyarakat mendukung pembangunan tol dengan merelakan tanahnya untuk dibebaskan. "Istilahnya bukan ganti rugi, karena menurut kami itu ganti wajar," lanjutnya.

Keberadaan ruas tol itu akan memperlancar arus barang dan jasa yang secara perlahan juga akan meningkatkan perekonomian di Jawa.

Sementara itu, Kasubdit Pengadaan Tanah Achmad Herry Marzuki mengatakan, selain keengganan warga untuk segera melepas tanahnya, hambatan juga datang dari internal Kementerian PU. Ada perubahan dalam hal investasi tanah untuk pengadaan lahan tol tersebut.

Karenanya, dia mengamini pernyataan Menteri PU Djoko Kirmanto beberapa waktu lalu yang menyatakan jika tol Trans Jawa mustahil selesai 2014. "Akhir 2014 kami baru menargetkan pembebasan lahan bisa rampung seluruhnya," lanjutnya. Sedangkan, untuk pembangunan jalan tol, pihaknya belum bisa meprediksi.

Tahun ini, ada dua ruas tol yang pengadaan lahannya ditargetkan bisa rampung 100 persen. Yakni, ruas Solo-Mantingan dan Mantingan-Kertosono. Dari kebutuhan lahan seluas 1.366 hektar, masih ada 641 hektar yang belum bebas. Kebutuhan dananya mencapai Rp 656,48 miliar.

Untuk tahun ini, pemerintah mengalokasikan Rp 1 triliun untuk pengadaan tanah ruas tol. Namun, dana tersebut bukan hanya untuk tol trans Jawa. Masih ada sejumlah ruas tol lain yang masih bolong.

Hingga saat ini, masih ada 24 ruas tol non Trans Jawa yang pengadaan tanahnya belum rampung. Termasuk ruas tol Aloha-Tanjung Perak yang pembangunannya ditolak secara tegas oleh Pemkot Surabaya.

Meski ditargetkan rampung keseluruhan akhir 2014, Achmad mengatakan tidak menutup kemungkinan jika pembebasan lahan bakal tersendat sehingga meleset dari target. "Kalau akhir 2014 masih ada yang belum dibebaskan, sisa lahan itu akan menggunakan UU pengadaan Tanah terbaru," jelasnya.

Persoalan tanah memang menjadi kendala utanma pembangunan tol di Indonesia. Tidak heran, hingga saat ini panjang ruas tol yang beroperasi baru mencapai 774 kilometer. Padahal, pemerintah menargetkan Indonesia memiliki jalan tol sepanjang 5.045 kilometer. Artinya, ruas tol yang beroperasi baru mencapai 15 persen. (byu)
 
sumber :
jpnn