javascript:void(0)

your direction from here


View tol semarang ungaran in a larger map
happy chinese New Year 2021

cari di blog ini

Selasa, 28 Februari 2017

INFRASTRUKTUR BOYOLALI : Pelaksana Proyek Tol Soker Siap Perbaiki Jalan Desa Dibal

Sejumlah warga Desa Dibal, Ngemplak, meluapkan 
kekesalannya atas kerusakan jalan desa mereka dengan 
aksi memancing di jalan yang rusak itu. 
Foto diambil belum lama ini. (JIBI/Solopos/Istimewa)

Infrastruktur Boyolali, satker proyek tol Soker menyiapkan dana untuk memperbaiki jalan Desa Dibal.

Harianjogja.com, BOYOLALI — Satuan kerja (satker) tol Solo-Kertosono (Soker) mengabulkan tuntutan warga untuk memperbaiki jalan desa Desa Dibal, Kecamatan Ngemplak, Boyolali, yang rusak akibat dilintasi truk proyek.


Satker tol Soker telah menyiapkan anggaran senilai Rp700 juta untuk memperbaiki jalan penghubung antardesa itu. “Kami sudah anggarkan dana Rp700 juta untuk memperbaiki jalan yang rusak itu. Kami akan bertanggung jawab,” ujar Ketua Satker Tol Soker, Agung Sutarjo, saat dihubungi Harianjogja.com, Senin (27/2/2017). 

Agung mengatakan anggaran senilai Rp700 juta itu akan digunakan mengembalikan fungsi jalan desa sepanjang 400 meter di Desa Dibal seperti sediakala. Selama ini, jalan di depan balai desa dan Pasar Dibal itu hancur tak karuan.

Puncaknya ketika hujan turun, jalan-jalan itu menjelma seperti kolam yang membahayakan saat dilintasi. Padahal, jalan itu ramai kendaraan para pedagang dan pembeli serta pengguna jalan. “Kami akui, selama ini memang ada truk proyek tol yang kerap melintasi jalan desa itu. Kami akan bertanggung jawab memperbaikinya,” tegasnya.

Sesuai rencana, proyek perbaikan jalan Desa Dibal akan dimulai awal Mei nanti. Harapannya, tahun ini semua proyek jalan tol Soker dan jalan lain yang terdampak telah selesai dan bisa digunakan. “Makanya, tahun ini kami akan genjot penyelesaian proyek tol. Termasuk aspirasi warga yang mendesak,” terangnya.

Kepala Desa Dibal, Budi Setyono, mengaku telah menerima kepastian soal perbaikan jalan Desa Dibal itu. Menurutnya, satker tol telah menyatakan komitmennya untuk memperbaiki kembali jalan yang rusak karena sering dilintasi truk proyek.

“Satker sangat kooperatif dan bisa merespons tuntutan warga. Kami ucapkan terima kasih,” paparnya.

Menurut Budi, tanpa keterlibatan pelaksana proyek tol, perbaikan jalan Desa Dibal yang remuk itu hanya menjadi angan-angan. Pemkab Boyolali tahun ini tak menganggarkan dana untuk perbaikan jalan rusak di depan balai desa itu.

“Desa sudah melayangkan surat kepada Pak Bupati dan DPU soal kerusakan jalan ini. Hasilnya, tak ada anggaran karena dulu satker tol berjanji yang akan memperbaiki,” jelasnya.

Sebelumnya, warga memprotes kerusakan jalan itu dengan menggelar aksi mancing bersama di kubangan. Aksi tersebut lantas diunggah ke sosial media dengan harapan lekas mendapatkan perhatian pihak terkait.

sumber :

Senin, 27 Februari 2017

ASYIK, Lebaran 2017 Pemudik Sudah Bisa Lewat Jalan Tol Jakarta hingga Semarang

Puluhan warga Kecamatan Ngaliyan menerima 
ganti rugi pengadaan lahan jalan tol Semarang-Batang 
di Kantor BPN Kota Semarang, Senin, (27/2/2017). 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Puluhan warga Kecamatan Ngaliyan menerima ganti rugi pengadaan lahan jalan tol Semarang-Batang di Kantor BPN Kota Semarang, Senin, (27/2/2017).

Jajuri (58), warga Tambakaji mengatakan lahan yang terkena pembebasan seluas 150 meter persegi. Ganti rugi yang diterimanya Rp 4 juta per meter. "Ganti rugi selama ini tidak ada masalah lancar-lancar saja. Ganti ruginya melebihi dari harga jual pasaran," tuturnya.

Menurutnya, pembebasan lahan masih terkendala masjid yang berada di wilayahnya. Hingga saat ini masjid tersebut belum mendapatkan persetujuan dari Badan Wakaf Indonesia.

"Badan Wakaf Indonesia hingga saat ini belum menentukan pengganti masjid tersebut diganti di wilayah mana," ujarnya.

Ia menuturkan masyarakat setempat berharap agar masjid itu dapat segera diproses pengajuan pengganti tanah. Hal ini bertujuan agar masyarakat dapat segera membangun.

"Kendala yang saya tahu sekarang berkas masih terdapat di kantor Urusan Agama Kecamatan Ngaliyan. Harapan kami agar berkasnya dapat dinaikkan ke Badan Wakaf Nasional," tuturnya.

Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota Semarang, Jonahar memberikan apresiasi langkah Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) yang sangat cepat melakukan pembebasan lahan ruas tol Semarang Batang. Ganti untung tersebut diberikan kepada 17 warga.

"Total ganti rugi yang diserahkan berjumlah Rp 18 miliar," ujarnya.

Menurutnya, Jalan tol Trans Jawa yang berawal dari Kabupaten Brebes hingga Sragen ditargetkan selesai 2017. Maka pengadaan lahan tol Batang-Semarang yang menyambung hingga ruas tol Semarang-Solo dapat dipercepat secara maksimal.

"Total lahan yang terbebaskan di Kota Semarang mencapai 94 persen sudah terbebaskan. Kami optimis lebaran ini jalan tol Jakarta-Semarang sudah bisa dilalui, " tuturnya. (*)

sumber :

Lebaran 2017, Tol Batang-Semarang Bisa Dilalui Satu Lajur

"Untuk pengadaan lahan, Semarang-Batang butuh anggaran Rp5,8 triliun."


Proyek Pembangunan Jalan Tol Batang-Semarang.


VIVA.co.id – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat memastikan jalan tol Trans Jawa, khusus ruas Batang-Semarang, bisa dilalui saat arus mudik Lebaran 2017. Namun, jalan tol yang kini masih dikebut pengerjaannya itu hanya bisa dilalui satu lajur.

Kepala Bidang Pendanaan Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Arif Haryono mengatakan, dibukanya jalan tol Batang-Semarang menghadapi Lebaran, hanya berlaku fungsional saja. Artinya, tol tersebut dilalui tanpa pengenaan tarif, alias gratis.

"Jadi, difungsikan satu lajur saja untuk mengurai kemacetan lalu lintas di Pantura. Secara fisik, belum seperti tol. Jadi, fungsional saja, menghindari kemacetan," kata Arif di sela pemberian kompensasi lahan tol Batang-Semarang, Senin 27 Februari 2017.

Arif menjelaskan, saat arus mudik nanti, dari arah Batang menuju Semarang, yang hanya bisa dilalui kendaraan. Sebaliknya, saat arus balik, jalan tol baru dibuka dari Semarang menuju Batang.

Ia menyebut, pengerjaan tol yang menjadi fokus Presiden Joko Widodo itu saat ini terkendala cuaca. Di mana, hujan yang terus menerus mengguyur, cukup menghambat operasional pembangunan.

"Karena, ini hujan dan lain-lain sampai April cukup menghambat. Tanah sangat rawan untuk pekerjaan tanah. Tapi kita berusaha semaksimal mungkin, semoga bisa selesai tepat waktu sesuai keinginan pak menteri (Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono), " jelasnya.

Tol Batang-Semarang terdiri dari lima seksi. Dari lima seksi itu, pengadaan lahannya cukup bervariatif. Untuk Seksi I sudah 100 persen, seksi II mencapai 94 persen, seksi II sudah 46,09 persen, seksi IV sudah 33,27 persen, dan seksi V di kawasan Semarang mencapai 94 persen.

BPJT sendiri menganggarkan total biaya pengadaan lahan ruas Semarang-Batang mencapai Rp5,8 triliun dari panjang lahan kurang lebih mencapai 75 kilometer. 

Pada proses awal, kata Arif, biaya pengadaan lahan ruas Semarang-Batang hanya Rp4,7 triliun, yang bersumber dari Anggaran Pembangunan Belanja Negara (APBN). Namun, seiring perjalanannya biaya itu kian bertambah, karena kebutuhan luas lahan yang diperlukan.

Untuk penambahan total biaya itu, pihaknya kini masih mempersiapkan penandatanganan amandemen biaya. Di mana, anggaran dari semula Rp4,7 triliun menjadi Rp5,8 triliun. 

Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota Semarang, Jonahar mengapresiasi langkah BPJT yang sangat cepat melakukan pembebasan lahan untuk ruas Semarang-Batang.

"Hari ini, kita berikan ganti untung kepada 17 warga Semarang, dengan total ganti untung senilai Rp18 miliar, " katanya.

Ia menyebut, khusus jalan tol Trans Jawa mulai Kabupaten Brebes hingga Sragen, ditargetkan selesai pada akhir 2017. Sehingga, pengadaan lahan Batang-Semarang yang akan tersambung ruas Semarang-Solo, harus dipercepat dengan maksimal.

"Kami optimis Lebaran nanti, jalan tol Jakarta-Semarang sudah bisa dilalui. Total 94 persen lahan di Kota Semarang, kini sudah terbebaskan. Maka, Februari sampai Maret, bisa selesai seluruhnya, " ujar Jonahar. (asp)

sumber :

Minggu, 26 Februari 2017

Astra Tak Terlibat Proyek Tol Sumatera, Ini Penyebabnya

"Mereka masih konsentrasi menggarap ruas tol di Pulau Jawa."

Pekerja sedang mengerjakan proyek jalan 
tol Trans Sumatera (VIVA.co.id/Dusep Malik)

VIVA.co.id – Pemerintah tengah gencar-gencarnya membangun sektor infrastruktur, khususnya jalan tol. Tak hanya Pulau Jawa, Sumatera sedang dikebut pembangunan jalan bebas hambatan tersebut. Namun hal itu belum memancing PT Astra International Tbk untuk bergabung di dalamnya.

Menurut Direktur PT Astratel Nusantara, Wiwik Dianawati Santoso, saat ini pihaknya masih konsentrasi menggarap ruas tol di Pulau Jawa. Apalagi, yang terbaru adalah anak usaha perusahaan berkode emiten ASII ini baru saja mengambil kepemilikan 22,3 persen saham Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) di awal tahun ini.

"Saat ini kami masih fokus di (Pulau) Jawa. Sekarang kami sudah punya enam ruas tol. Yang terbaru Cipali," kata Wiwik kepada VIVA.co.id, Minggu 26 Februari 2017. PT Astratel Nusantara merupakan anak usaha Grup Astra, yang bergerak di sektor infrastruktur.

Ia juga mengaku, masih belum bergabungnya Astra ke proyek tol Sumatera lantaran belum adanya tawaran. Selain itu, sektor ini merupakan sektor yang 'capital intensive' atau padat modal. "Kami tidak mau gegabah, karena harus konsultasi dan ada permintaan dari induk usaha. Ini industri padat modal," ungkapnya.

Meski begitu, untuk belanja modal, PT Astratel memiliki anggaran sebesar Rp4 triliun pada tahun ini. Menurut Wiwik, dana itu termasuk yang dipakai saat mengakuisisi saham Tol Cipali. Namun, ia kembali menegaskan bahwa saat ini belum ada rencana maupun tawaran mengakuisisi ruas tol.

Lima ruas tol lainnya yang dioperasikan Astra yaitu Tangerang-Merak sepanjang 74,25 km. Tol ini dioperasikan oleh PT Marga Mandala Sakti. Kedua, Tol Jombang-Mojokerto yang dioperasikan lewat PT Marga Harjaya Infrastruktur, dengan panjang 40,5 km.

Ketiga, Tol Kunciran-Serpong yang dioperasikan lewat PT Marga Trans Nusantara. Panjang ruas tol yang merupakan bagian jaringan Jakarta Outer Ring Road 2 ini adalah 11,2 km.

Keempat, Tol Semarang-Solo yang dioperasikan melalui PT Trans Marga Jateng sepanjang 72,6 km. Terakhir, Tol Serpong-Balaraja dengan kepemilikan di PT Trans Bumi Serbaraja. (ren)

sumber :

Sabtu, 25 Februari 2017

Berikut 6 Jalan Tol Yang Dikuasai Astra

ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA— PT Astra Infra, anak usaha PT Astra Internasional Tbk yang bergerak di sektor infrastruktur menyatakan telah memiliki enam ruas tol yang dioperasikan melalui Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) hingga awal 2017 ini.

Dalam pameran HUT ke 60 ASTRA Sabtu (25/2), Direktur PT Astratel Nusantara Wiwiek D Santoso mengatakan hingga kini konsentrasi kepemilikan jalan tol yang dimiliki perusahaan tersebar di Pulau Jawa serta Jabodetabek. Dia memaparkan enam ruas tol itu diantaranya,
. - .dokumentasi

Pertama yakni Tol—Tangerang—Merak sepanjang 74,25 km. Tol ini merupakan tol pertama yang dimiliki konsesinya oleh astra pada 2005 silam. Astra mengoperasikanruas tol ini melalui anak usaha lainnya yakni PT Marga Mandala Sakti. Adapun porsi kepemilikan astra di ruas ini sebesar 79,3%

Kedua, Ruas Tol Jombang-­Mojokerto yang dioperasikan lewat PT Marga Harjaya Infrastruktur). Ruas tol sepanjang 40,5 km ini dimiliki 100% oleh ASTRA Infra sejak tahun 2011. Ruas di Jawa timur ini terbagi 4 seksi dimana seksi 1 telah beroperasi sejak Oktober 2014 dan seksi 3 di akhir tahun 2016.

Saat ini seksi 2 dan 4 sedang dalam proses penyelesaian yang ditargetkan pengoperasian secara penuh pada 2017.

Ketiga, Ruas Kunciran-­Serpong yang dioperasikan lewat PT Marga Trans Nusantara. Panjang ruas tol yang merupakan bagian jaringan Jakarta Outer Ring Road 2 ini adalah 11,2 km. Pemegang konsesi adalah konsorsium yang terdiri dari ASTRA Infra dan Jasa Marga, dengan masing-­ masing kepemilikan saham 40% dan 60%.

Keempat, Ruas Semarang-­Solo yang dioperasikan melalui PT Trans Marga Jateng. ASTRA Infra mengakuisisi 25% saham ruas tol Semarang-­Solo yang mayoritas dimiliki oleh Jasa Marga pada 2015

Ruas tol Semarang-­Solo sepanjang 72,6 km ini terbagi 5 seksi dimana seksi 1 dan 2 telah beroperasi. Ditargetkan seksi 3 akan beroperasi tahun 2017 dan beroperasi penuh di tahun 2018.

Kelima, Ruas Serpong – Balaraja dengan kepemilikan di PT Trans Bumi Serbaraja. Tol ini dimneangkan tendernya oleh Astra pada April 2016 dengan membentuk konsorsium PT Bumi Serpong Damai, ASTRA Infra, PT Transindo Karya Investama, danPT Sinar Usaha Mahitala. Dalam konsorsium ASTRA Infra memiliki 25% saham.

Keenam, yang terbaru, Ruas Cikopo-­Palimanan dengan kepemilikan saham di PT Lintas Marga Sedaya. ASTRA Infra berhasil mengakuisisi kepemilikan tol ini sebesar 22,3% saham efektif pada bulan Januari 2017. Ruas tol terpanjang di Indonesia ini memiliki panjang 116 km dan telah beroperasi penuh sejak tahun 2015.

sumber :

Rabu, 22 Februari 2017

Jasa Marga Anggarkan Capex Rp 26 Triliun

"Percepat Pembangunan Infrastruktur"
NERACA

Jakarta - PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) mengalokasikan belanja modal sepanjang tahun ini sebesar Rp26 triliun. Jumlah anggaran ini lebih tinggi 136,36% dari rencana belanja modal sepanjang 2016, yakni Rp11,620 triliun. Namun, realisasi penyerapannya sekitar Rp9,576 triliun selama tahun lalu. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Rencana anggaran belanja modal pada tahun ini untuk mendukung percepatan pembangunan infrastruktur. Pada 2017, Jasa Marga akan mengoperasikan jalan tol sepanjang 210 kilometer yang berasal dari enam ruas tol baru, yakni jalan tol Semarang-Solo (Bawean_Salatiga) sepanjang 17,50 km, Surabaya-Mojokerto (Sepanjang-Krian)) sepanjang 15,50 km, Gempol-Pasuruan sepanjang 20,5 km, Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi (Perbarakan-Sei Rampah) sekitar 41,69 km, Solo-Ngawi sepanjang 90,25 km, dan Ngawi-Kertosono (Ngawi-Caruban) sepanjang 25 km.

Perseroan optimistis bahwa seiring dengan dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi, volume transaksi juga akan terus meningkat. Manajemen menargetkan pertumbuhan volume transaksi selama 2017 sekitar 2%. Pada 2019, perseroan bakal memiliki hak konsesi 2.000 km jalan tol dan mengoperasikan 1.260 km jalan tol dengan nilai aset Rp112 triliun.

Pada sisi pelayanan operasional, perseroan akan terus meningkatkan pelayanan kepada pengguna jalan dengan melanjutkan proses integrasi pengoperasian di jalan tol Jakarta-Tangerang dan Tangerang-Merak, serta akan dilakukan perubahan sistem transaksi di jalan tol Jakarta-Bogor-Ciawi. Selain itu, perseroan juga akan terus meningkatkan penetrasi penggunaan transaksi non tunai, yang selain dimaksudkan untuk meningkatkan pelayanan juga untuk mengendalikan beban usaha pelayanan operasinal," paparnya.

Dari sisi pengembangan usaha lain, Jasa Marga optimistis dapat meningkatkan pendapatan usaha jasa layanan pemeliharaan, jasa pengoperasian jalan tol, dan pengelolaan properti dan rest area melalui anak usaha. Perseroan memproyeksikan pendapatan tol dan usaha lainnya sebesar Rp10 triliun. Dengan demikian, total aset perseroan sepanjang 2017 diperkirakan mencapai Rp72 triliun atau 30,90% lebih tinggi dari rencana tahun lalu sebesar Rp55,4 triliun.

Tercatat sepanjang tahun 2016, perseroan membukukan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar 28,85% atau menjadi Rp1,889 triliun dari Rp1,466 triliun pada tahun sebelumnya. Perseroan menjelaskan, raihan ini ditopang oleh meningkatnya pendapatan usaha sekitar 69,18% atau menjadi Rp16,66 triliun per akhir Desember 2016 dari Rp9,85 triliun pada tahun sebelumnya.

Pendapatan usaha perseroan tersebut terdiri dari pendapatan tol, konstruksi, serta usaha lainnya. Pendapatan tol mencapai Rp7,92 triliun atau naik 11,3% dari 2015 Rp7,12 triliun, pendapatan Konstruksi naik 253,1% menjadi Rp7,82 triliun, serta usaha lainnya tumbuh 77,7% atau mencapai Rp905,67 miliar. (bani)

sumber :

Proyek Tol Bawen-Yogya Dikebut

"Penggabungan dengan proyek bandara Kulonprogo."

Kendala Pembangunan Tol Bawen-Salatiga 
(ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra)



VIVA.co.id – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sedang mempersiapkan desain dan studi kelayakan pembangunan jalan tol baru Yogyakarta-Magelang-Bawen.

"Ruas tol baru itu dari Bawen-Magelang-Yogya. Kalau Yogya-Magelang sedang disiapkan desainnya," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Rabu 22 Februari 2017.

Menurut dia, saat ini, tengah disiapkan studi kelayakan untuk ruas tol Bawen-Magelang, karena adanya kesamaan jenis tanah dengan tanah yang ada di Tol Purbaleunyi.

Hal itu harus diperhatikan dengan saksama oleh pihaknya, karena jenis tanah tersebut memiliki karakter kerawanan yang berbeda dari keadaan tanah pada umumnya.

"Untuk ruas Bawen-Magelang, kita sedang siapkan studinya. Karena (jenis tanah) ini topografinya sama dengan Purbaleunyi," kata Basuki.

Ketika ditanya mengenai anggaran yang disiapkan, Basuki mengaku belum bisa menyebutkannya saat ini. Yang jelas, sambungnya pembangunan tol baru ini merupakan proyek penggabungan dengan pembangunan Bandara Kulonprogo, dalam upaya pengembangan destinasi wisata Candi Borobudur.

Dia juga menjelaskan, pembangunan tol baru Yogyakarta-Magelang-Bawen ini akan mampu meminimalisasi kemacetan lalu lintas dari Yogyakarta ke arah Semarang, guna mengembalikan waktu tempuh antarkota tersebut, agar tidak selama saat ini.

"Karena, di sana sudah sangat padat lalu lintasnya. Kalau dulu saya sekolah, Yogya-Semarang itu cuma butuh dua sampai tiga jam. Tapi lihat sekarang, bisa sampai enam jam. Kita ini semakin lama bukan semakin cepat, tetapi makin lambat," ujar Basuki. (asp)

sumber :

TOL SOLO-KERTOSONO : Empat Bulan Mangkrak, Begini Kondisi Proyek Underpass Tol Soker


ilustrasi


"Tol Solo-Kertosono, proyek tol Soker sudah empat bulan mangkrak."

Solopos.com, BOYOLALI — Semak belukar tumbuh liar di sekeliling underpass tol Solo-Kertosono (Soker) di Desa Dohohudan, Ngemplak, Boyolali. Di bawahnya, air menggenang berwarna cokelat kemerah-merahan.

Bak kolam pemancingan tak terawat, ikan-ikan kecil dan kecebong berkejaran di permukaan kolam sedalam dua meteran itu. Para petani penjemur gabah berteduh di bawah seng di sekitar proyek.


“Sudah beberapa bulan ini proyek tak dilanjutkan. Enggak tahu kenapa. Eman-eman [sayang] sekali,” ujar salah satu dari petani tersebut, Santoso, saat berbincang dengan Solopos.com, Senin (21/2/2017).

Sudah empat bulan ini, proyek underpass tol Soker mangkrak. Tak terlihat pekerja proyek di sana, pun alat-alat beratnya. Yang ada hanya rangkaian besi-besi ulir berkarat karena terpapar terik mentari dan hujan saban hari.


Sebagian besi itu sudah tertuang semen cor. Namun, sebagian besar rangka belum dituangi semen. “Saya dengar ditolak sekelompok warga. Tapi, persisnya juga enggak tahu,” lanjutnya.

Berdasarkan catatan Solopos.com, proyek itu terhenti sejak Rabu (19/10/2016) malam atau empat bulan lalu. Saat itu, pekerja proyek yang tengah mengecor rangkaian besi mendadak didatangi sekelompok warga. Mereka langsung meminta pekerja menghentikan aktivitas.

Mereka berdalih ukuran underpass tak sesuai rencana awal. Mereka menuding ada indikasi korupsi dalam proyek itu dan melaporkan pelaksana proyek ke polisi.

Tuduhan itu sempat terbantahkan setelah tim teknis dari Pemkab Boyolali menjelaskan tahapan teknis proyek. Namun, warga enggan menanggapi keterangan tim dari Pemkab dan tetap berniat membawa kasus itu ke meja hijau.

“Kami tak mau berdebat soal ini [tahapan teknis pelaksaan proyek]. Biarlah penyidik kepolisian yang mengusut,” ujar salah satu perwakilan warga saat beraudiensi dengan pejabat pembuat komitmen (PPK) tol Soker dan jajaran Muspika saat itu.

Sejak itulah, proyek terhenti. Pekerja proyek mengalihkan pekerjaan ke lokasi lain yang tak bermasalah. Proyek underpass itu akhirnya dibiarkan terbengkalai.

Menanggapi hal ini, Kapolsek Ngemplak, AKP Joko Widodo, menegaskan polisi akan mengawal proyek nasional itu sampai tuntas. Kepolisian tak segan menerjunkan petugas guna mengamankan proyek jika sudah ada perintah.

“Kami siap mengamankan proyek nasional tol Soker. Jika proyek sudah dilanjutkan, kami akan terjunkan aparat ke lokasi untuk pengamanan,” paparnya.

Meski demikian, Joko berharap masalah itu bisa diselesaikan secara mediasi. Harapannya, warga dan satker bisa menemukan jalan tengah. Namun, jika mediasi tak membuahkan hasil dan warga bersikeras menghalang-halangi proyek, polisi tak segan menindak sesuai hukum. “Jika ada indikasi perbuatan pidana, ya akan kami proses hukum,” tegasnya.

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Tol Soker, Bedru Cahyono, memastikan proyek akan dilanjutkan secepatnya. PPK ditenggat sebelum Lebaran, tol harus sudah jadi untuk jalur arus mudik dan arus balik Lebaran 2017.

“Secepatnya akan kami lanjutkan. Kami akan meminta back up polisi untuk mengamankan pelaksanaan proyek,” ujarnya.

sumber :

Selasa, 21 Februari 2017

Menteri PU Targetkan Tahun Depan Tol Soker Harus Beroperasi


Tol Solo-Kertosono saat dibuka pada Juli 2016 lalu. 
Foto : Maksum NF

SRAGEN – Pemerintah pusat melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPera) menargetkan ruas tol Solo-Kertosono (Soker) harus bisa beroperasi mulai 2018 mendatang.

Sementara, untuk menghadapi arus mudik Lebaran ini, Tol Soker ditargetkan sudah bisa dibuka dari Kartasura sampai ke Ngawi.

Hal itu disampaikan Menteri PU Pera, Basuki Hadimuljono seusai meninjau progres pengerjaan Tol Soker dari arah Kartasura menuju Sragen, Senin (20/2/2017).

Ia mengatakan, sidak kemarin juga melibatkan tim Komisi V DPR RI yang bersama-sama melakukan tinjauan infrastruktur di wilayah Sragen.

“Tahun 2018, Tol Soker harus sudah beroperasi. Jangka pendeknya pada arus mudik nanti harus sudah bisa dipakai,” paparnya kepada wartawan.

Menurutnya dari hasil tinjauannya kemarin, progres pengerjaan tol Soker dari mulai Kartasura sampai Sragen, sudah on the track. Menurutnya pembebasan lahan sudah mencapai 92 persen dan progres pekerjaan sudah sekitar 50 persen.

Ia optimis jalan bebas hambatan itu bisa dibuka pada arus mudik Lebaran nanti. Bahkan, nantinya untuk arus mudik, jalur akan dibuka menyambung sampai ke Ngawi.

“Tapi mudik itu baru untuk fungsional, belum operasionalnya. Kalau operasionalnya nanti dibuka 2018. Semua jalur tol Trans Jawa tahun 2018 harus beroperasi. Termasuk Tol Semarang-Solo,” jelasnya.

Perihal adanya protes dan aspirasi warga di beberapa titik di Sragen yang menghendaki tambahan jalan tembus maupun perubahan akses penghubung di Tol, Basuki tidak menampik hal itu.

Menurutnya dari laporan pihak penanggung jawab proyek Tol Soker, beberapa permintaan sudah diakomodasi dan sebagian lain masih dalam proses kompromi untuk diselesaikan.

Sementara, Pimpinan Proyek (Pimpro) PT SNJ, Iwan Rosa mengatakan, sebagian besar permintaan warga terkait akses penghubung di Tol Soker, sudah dipenuhi beberapa waktu lalu.

Menurutnya hanya ada beberapa saja yang saat ini masih dalam pembahasan dan menunggu keputusan dari Badan Pengelola Jalan Tol (BPJT) pusat.

“Karena permintaan itu tambah terus. Tapi yang kemarin-kemarin sudah dipenuhi, hanya tinggal satu dua saja yang belum,” jelasnya.

sumber :

Soal Exit Tol Tambahan, BPJT Sarankan Pemkot Salatiga Temui Ditjen Bina Marga

Menkeu Sri Mulyani meninjau proyek jalan tol Bawen-Solo 
di Desa Delik, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, 
Jumat (17/2/2017). 

TRIBUNJATENG.COM, SALATIGA - Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI menyarankan Pemerintah Kota (Pemkot) Salatiga untuk dapat segera menemui dan berkoordinasi kembali secara intensif dengan Ditjen Bina Marga yang masih di bawah naungan KemenPUPR RI.

Saran itu disampaikan Humas BPJT Wisnu Priambodo terkait informasi adanya rencana Pemerintah Kota Salatiga hendak jemput bola menanyakan perkembangan nasib usulan sejak 2009 terkait pengadaan serta pembangunan pintu tol tambahan di Jalan Patimura Kelurahan Kauman Kidul Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga.

“Terkait dengan usulan penambahan exit tol tersebut, saat ini masih dievaluasi oleh rekan-rekan di Ditjen Bina Marga. Jadi, dapat kami sampaikan, untuk proses termasuk juga direalisasikan atau tidaknya usulan Pemkot Salatiga tersebut, bukan ranah kami, tetapi Ditjen Bina Marga,” kata Wisnu kepada Tribunjateng.com, Selasa (21/2/2017).

Sehingga, lanjutnya, apabila Pemkot Salatiga ingin segera memperoleh kepastian disetujui atau tidaknya penambahan exit tol yang diklaim sebenarnya telah memperoleh lampu hijau pada 2015 lalu, diharapkan untuk dapat segera dikomunikasikan dan dikoordinasikan lebih lanjut dengan pihak yang lebih berwenang.

“Saat ini kami sedang konsentrasi untuk penyiapan uji laik operasional di Ruas Tol Bawen-Salatiga. Kami juga sedang ngepush pihak PT Trans Marga Jateng (TMJ) untuk percepatan sehingga tim BPJT dapat segera turun ke lapangan. Hingga saat ini, kami masih menunggu kepastiannya. Target kami paling lambat akhir Februari 2017 ini bisa dilaksanakan,” ujarnya.

Sebelumnya, Pemkot Salatiga mengklaim berkait usulan penambahan pintu tol di perkotaan Kota Salatiga dalam proyek pembangunan Tol Semarang-Solo Seksi III Bawen-Salatiga sepanjang 17,6 kilometer tersebut sudah sejak lama disampaikan kepada Pemerintah Pusat melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI.

Bahkan dalam perkembangannya atau sekitar dua tahun lalu, untuk merealisasikan pintu tol tersebut, Pemkot Salatiga tidak akan mengeluarkan dana. Seluruhnya bakal ditanggung oleh Pemerintah Pusat. Adapun konsepnya yakni berupa pintu tol simpang susun atau interchain antara Bugel dan Kauman Kidul.

Namun, Kepala Badan Perencanaan, Penelitian, dan Pengembangan Daerah (BP3D) Kota Salatiga Tedjo Supriyanto menyampaikan apabila usulan penambahan pintu tol tersebut yang telah diajukan hingga saat ini belum memperoleh persetujuan secara resmi oleh Pemerintah Pusat. Proyek tersebut dapat terealisasikan ketika persetujuan itu telah ada.

“Berkait bagaimana nasibnya, kami masih menunggu. Hingga sekarang kami belum memperoleh informasi lagi berkait perkembangan ataupun tindaklanjut atas usulan yang telah kami sampaikan tersebut. Harapan kami, itu bisa disetujui dan dapat segera dibangun. Karena informasi terakhir, yang akan membangun pintu tol tambahan itu adalah Pemerintah Pusat,” ucap Tedjo. (*)

sumber :

Senin, 13 Februari 2017

Tol Bawen-Yogyakarta Harus Libatkan Pengusaha Lokal


Jalan tol. Foto/Ilustrasi/SINDOnews

YOGYAKARTA - Rencana pembangunan jalan tol Bawen-Yogyakarta sebagai penunjang pariwisata di wilayah ini disambut baik berbagai pihak. Hanya saja, Kamar Dagang Dan Industri (Kadin) Daerah Istimewa Yogyakarta tetap meminta keterlibatan pengusaha lokal dalam proyek ini.

Plt, Sekretaris Daerah Yogyakarta, Rani Sjamsinarsi mengungkapkan akan mengundang Kadin Yogyakarta untuk dimintai pendapat terkait proyek tersebut. "Mungkin nanti dimintai pendapat seperti apa sebaiknya tol tersebut," tuturnya, Minggu (12/2/2017).

Meski demikian, Rani belum mengetahui secara detil rencana proyek tol Bawen-Yogyakarta. Tol tersebut sangat penting untuk memperlancar arus lalu lintas yang belakangan sudah mulai tersendat. Tol ini nantinya menyambungkan konektivitas Cilacap-Yogyakarta ke Solo ataupun ke Semarang yang kini sudah ada tol Semarang-Solo via Bawen.

Dengan keberadaan tol ini, diharapkan mampu memperlancar arus kedatangan wisatawan ke Yogyakarta. Borobudur sebagai salah satu sentra pariwisata di Jawa bagian Tengah ini akan semakin banyak dikunjungi. Karena tol ini bisa didesain melalui beberapa jalur alternatif menuju ke kawasan tersebut.

Sementara itu, Kadin Yogyakarta berharap agar proyek ini tetap melibatkan pengusaha lokal. Ketua Kadin Yogyakarta, GKR Mangkubumi menandaskan hal tersebut. Hanya saja, ia mengakui masih banyak keraguan dari pengusaha lokal untuk terlibat dalam hal tersebut. Karena memang kemampuan yang terbatas dari pengusaha lokal itu sendiri.

"Sederhana saja contohnya, proyek ini membutuhkan pasir 1.000 truk, tetapi pengusaha lokal hanya mampu sediakan maksimal 100 truk. Ini yang membuat pengusaha lokal 'minder', "tuturnya.

Sebenarnya, 'ketidakmampuan' pengusaha lokal tersebut bisa diatasi dengan membuat konsorsium, seperti Jogja Incoroporated yang terbentuk beberapa bulan lalu. Namun sampai saat ini belum ada langkah nyata menindaklanjuti Jogja Incorporated. Karena para pengusaha lokal masih terlibat dengan ego mereka masing-masing.

Pengusaha lokal sendiri masih enggan bekerja sama dengan rekan sesama pengusaha lokal karena berbagai hal. Hal ini tentu membuat lemah persaingan mereka dengan pengusaha dari Jakarta dan investor dari luar negeri.

"Ayolah kita bekerja sama. Kalau saya sendiri tidak bisa, saya ini anak Gubernur nanti dikira minta proyek. Saya hanya bisa mendorong teman-teman Kadin untuk segera mengambil langkah," tandasnya. (ven)

sumber :

Minggu, 12 Februari 2017

Tol Bawen-Yogyakarta Dilelang Awal 2018



Ilustrasi (Foto: Agung Pambudhy)


Jakarta - Jalan tol menuju Yogyakarta bakal dibangun oleh pemerintah lewat Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) untuk mendukung pengembangan wisata ke kawasan tersebut. Bagaimana kesiapannya saat ini?

Kepala BPJT Herry Trisaputra Zuna mengatakan, saat ini pihaknya tengah menyiapkan dokumen lelang investasi untuk mencari investor paling kompeten untuk mendanai proyek tersebut.

Bersamaan dengan itu, saat ini juga tengah dilakukan proses pembebasan lahan untuk kawasan-kawasan yang akal dilewati rute jala tol tersebut.

"Kita sekarang sedang siapkan dokumen pengadaan tanahnya. Sembari kita sedang siapkan dokumen lelangnya. Awal tahun depan (awal 2018) kita akan mulai lelang," kata dia dihubungi detikFinance, Minggu (12/2/2017).

Dari data BPJT, jalan tol ini bakal memiliki panjang mencapai 70 km. Biaya investasi untuk proyek ini diperkirakan mencapai Rp 10,72 triliun.

Jalan tol Bawen-Yogyakarta tidak akan berdiri sendiri karena akan terkoneksi dengan jalan tol yang saat ini telah beroperasi.

Sekedar informasi, di Bawen sendiri saat ini telah tersedia jalan tol Semarang-Solo. Tol Semarang-Solo, saat ini telah beroperasi dua seksi yakni seksi 1 Tembalang-Ungaran sepajang 16,3 km dan seksi 2 Ungaran-Bawen sepanang 11,3 km. Untuk seksi 3 Bawen-Salatiga, saat ini tengah dalam tahap konstruksi. Selain 3 seksi itu, tol Semarang-Solo memiliki dua seksi lagi yakni seksi 4 Salatiga-Boyolali sepanjang 22,4 km dan seksi 5 Boyolali-Kartosuro sepanjang 11,1 km.

Adapun persambungan dengan tol Bawen-Yogyakarta akan terjadi di ruas tol Ungaran-Bawen.

"Nanti dari Bawen pecah (ada persimpangan) ada yang ke Salatiga. Sekarang sedang tahap konstruksi. Nanti yang baru akan kita bangun Bawen-Jogja," kata Herry.

Bila seluruh rusa jalan tol tersebut terbangun, maka 3 kota yakni Semarang, Solo dan Yogyakarta akan tersambung jalan tol. Membuat waktu tempuh ketiga kota akan semakin singkat. (dna/dna)

sumber :