javascript:void(0)

your direction from here


View tol semarang ungaran in a larger map
happy chinese New Year 2021

cari di blog ini

Sabtu, 27 Agustus 2011

Tol Dijamin Bebas Blokade

Tol Semarang Ungaran

UNGARAN– Polres Semarang memastikan Tol Semarang–Ungaran aman dilewati pemudik, kendati ada subkontraktor yang belum mendapatkan pembayaran atas pekerjaan yang telah dilakukan.

“Kita harus memprioritaskan kepentingan yang lebih umum. Jadi jika dilakukan pemblokiran, akan dilakukan langkahlangkah (pencegahan),” tandas Kapolres Semarang AKBP Hariyanta, tadi malam. Seperti diketahui, Kamis (25/8) lalu PT Bumi Sentosa Dwi Agung (BSDA), salah satu subkontraktor tol seksi satu tahap tiga Tol Semarang–Ungaran berencana memblokir ruas tol tersebut.

Pemblokiran karena tagihan Rp30 miliar atas pekerjaan pengurukan tanah di ruas tol Kalirejo–Beji belum dipenuhi. Upaya BSDA dan puluhan pekerja memarkirkan dump truck ke jalan akhirnya digagalkan kepolisian yang bereaksi cepat. Kapolres menuturkan, sebenarnya sebagian pembayaran kepada para pekerja di PT BSDA sudah diserahkan oleh PT Trans Marga Jateng (TMJ).

Pembayaran diperuntukkan kepada pekerja yang akan Lebaran, namun para pekerja tetap minta agar pembayaran penuh. “Pada dasarnya PT TMJ siap melakukan pembayaran. Karena namanya duit, TMJ menginginkan agar administrasi dari PT BSDA dilengkapi,” ungkap Kapolres. Site Manager PT BSDA Tundo Karyono menegaskan, pihaknya tidak akan melakukan pemblokiran hingga usai Lebaran.

Manajemen sedang mengupayakan pembataran terhadap 230 orang pekerjanya. Bukan hanya tanggungan terhadap pekerja,pihaknya juga masih memiliki tanggungan sewa alat berat Rp15 miliar. Dia mengaku sejak awal sudah menjadi mitra kerja PT Istaka Karya.Setelah kontrak Istaka diputus,pihaknya beralih ke PT Waskita Karya. Namun, surat perintah kerja (SPK) dari TMJ secara resmi belum juga turun.

”Informasinya pengerjaan tol lanjutan ini atas saran dari TMJ. Apapun masalahnya,kami ingin ada kepastian dari TMJ karena ini menyangkut kebutuhan banyak pekerja,”ungkap Tundo. Sementara itu, Pemprov Jawa Tengah memfasilitasi pembayaran tagihan tol pelaksanaan proyek seksi I Semarang– Ungaran penggalan ketiga dengan rute Kalirejo–Beji. Pelunasan pembayaran kepada para subkontraktor ditargetkan selesai hingga 14 September mendatang.

Mengenai hal ini, Sekretaris Daerah (Sekda) ProvinsiJawa TengahHadiPrabowo mengatakan,Pemprov memfasilitasi pihak kontraktor dengan PT Trans Marga Jateng.“Dalam hal ini Gubernur, pihak kontraktor PT Istaka Karya,dan pelaksana proyek PT TMJ,” ujar Hadi kemarin. PT Istaka Karya sudah dinyatakan pailit oleh putusan Mahkamah Agung. Oleh sebab itu, pelaksana kegiatan dilakukan oleh kurator untuk mempelajari, memahami,dan mempersiapkan secara keseluruhan.

“Namun, kurator tetap berada di bawah pengawasan hakim,” ucapnya. Diamelanjutkan, tagihanpara subkontraktor sudah mulai dibayar secara bertahap.Tahapan pembayaran dimulai pada 23 Agustus lalu senilai Rp12 miliar. “Manajemen PT TMJ,kontraktor dan subkontraktor dengan didampingi oleh Itwil dan Biro Hukum (Pemprov Jateng) sudah menghadap kurator, dan sanggup memfasilitasi dengan penahapan, ”ungkapnya.

Sekda beranggapan,keberadaan PT Istaka Karya yang pailit tidak serta-merta mampu membayar. Menurut dia, kewajiban yang harus dilakukan oleh PT Istaka Karya bukan hanya membayar tagihan tol saja, melainkan kewajiban membayar bank juga. “Oleh sebab itu,Gubernur mendesak untuk segera melunasi tagihan kepada para subkontraktor,” katanya.

Sekadar informasi,Komisaris Utama PT TMJ Danang Atmodjo mengungkapkan, pihaknya akan melunasi kewajiban pembayaran kepada subkontraktor atas pekerjaan yang telah dikerjakan. “Tertundanya pembayaran ini hanya persoalan teknis saja. Kami siap membayar tagihan sesuai klaim dari para subkontraktor,” paparnya saat dihubungi SINDO.

Pembayaran dilakukan secara bertahap menunggu kelengkapan data dari para subkontraktor baru kemudian dilakukan verifikasi.Hingga saat ini masih dilakukan pemrosesan untuk mengetahui besaran tagihan.”Bila verifikasi selesai pasti langsung dibayar karena PT TMJ memiliki alokasi dana tersebut,”ucapnya. arif purniawan/ hendrati hapsari

sumber :

Jumat, 26 Agustus 2011

Kepailitan Istaka Hambat Pembayaran Subkontraktor

Persoalan Tol Semarang-Ungaran

Semarang, Cybernews. Kepailitan PT Istaka Karya selaku kontraktor penggarap jalan tol seksi I Semarang-Ungaran berpengaruh terhadap proses pembayaran jasa yang dilakukan PT Trans Marga Jateng (TMJ) terhadap subkontraktor.

Pembayaran terhadap subkontraktor terhambat karena pelaksanaan tanggung jawab Istaka Karya, kini dialihkan ke kurator. Sementara, kurator yang bekerja dalam pengawasan hakim Mahkamah Agung (MA) tersebut harus melakukan penahapan untuk bisa menerima pembayaran pengarapan jalan tol.

Akibatnya, TMJ tak bisa langsung membayarkan kekurangan jasa pengerjaan ruas tol Semarang-Ungaran. Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jateng Hadi Prabowo mengatakan, sudah memfasilitasi persoalan subkontraktor PT Bumi Sentosa Dwi Agung (BSDA) yang sempat berupaya memblokir ruas jalan tol Semarang-Ungaran, Kamis (25/8).

Dalam hal ini, Gubernur Jateng Bibit Waluyo mempertemukan kontraktor, subkontraktor, TMJ, Biro Hukum dan Inspektorat Wilayah (Itwil) Jateng. Menurut dia, dalam pertemuan itu akhirnya muncul kesepakatan, kurator sudah sanggup menjalani penahapan sebelum menerima pembayaran pengerjaan proyek tol.

"Ada tahapan yang harus dilalui, ini kan terkait manajemen administrasi. Saat perusahaan jatuh pailit, kita tidak bisa serta merta langsung membayar kepada subkontraktor," katanya saat ditemui di halaman Sekretariat Pemprov Jateng, Jumat (26/8).

Dia menjelaskan, sudah ada kesepakatan sebelumnya, kewajiban yang bisa dibayarkan seperti tertanggal 23 Agustus 2011 juga telah direalisasikan Rp 12 miliar.

Proses pembayaran terhadap subkontraktor ini bukan hanya pada pihak TMJ yang notabene juga merupakan perusda Pemprov Jateng, melainkan harus menunggu dari pihak lainnya. Pemprov sendiri juga terus mendorong supaya kewajiban subkontraktor nantinya bisa terselesaikan.

Hadi menilai, kewajiban yang harus diberikan kepada BSDA sebesar Rp 30 miliar tergolong besar. "Kalau dilihat besar ya besar, tetapi uangnya itu sudah ada," tegasnya. Diharapkan, kekurangan pembayaran nantinya bisa terselesaikan pada tanggal 14 September 2011.

( Royce Wijaya / CN31 / JBSM )

sumber :

Berita Foto : Tol Semarang-Ungaran dibuka 1 jalur

akses 2 ungaran

jembatan gedawang


interchange ungaran
SEMARANG, 26/8 - SATU JALUR. Sejumlah mobil melintas di jalan tol Semarang-Solo seksi I Semarang-Ungaran, di Ungaran, Jateng, Jumat (26/8). Jalan Tol yang mulai beroperasi sejak 20 Agustus 2011 dengan menggunakan dua jalur itu, untuk sementara ini terpaksa hanya bisa dilalui satu jalur dari arah Semarang menuju Ungaran karena untuk menghindari terjadinya kemacetan di pintu keluar Tol Ungaran. FOTO ANTARA/R. Rekotomo/ed/mes/11. 

sumber :

Pemerintah Kaji Besaran Tarif Tol Semarang Ungaran

 JAKARTA- Pemerintah sedang mengkaji besaran tarif tol ruas Semarang - Ungaran.Tarif tol tersebut diperkirakan baru mulai dikenakan setelah Hari Raya Idul Fitri.


Wakil Menteri Pekerjaan Umum (PU) Hermanto Dardak menyampaikan saat ini ruas tol tersebut masih belum dikenakan tarif selama kegiatan mudik lebaran.

"Untuk Semarang-Ungaran paling tidak dipakai dulu untuk jalur lebaran,jadi ruas sekitar 14 KM itu dipakai untuk mudik lebaran dulu," ujarnya di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Jumat (26/8/2011).

Hermanto menjelaskan nantinya besaran tarif tol tersebut akan di sesuaikan dengan perhitungan inflasi yang terjadi selama 2 tahun.

"Mengenai tarif tol yang normalkan setelah 2 tahun sesuai perjanjian,untuk investasi di sesuaikan dengan inflasi, kita lihat selama dua tahun ini inflasinya berapa, jadi menghikuti harga riil aja," tambahnya.

Sebelumnya, Direktur Utama PT Jasa Marga (Persero) Frans Sunito mengatakan Pemerintah sedang mengkaji besaran tarif pintu tol yang akan dikenakan pada ruas tol baru di daerah Jawa yaitu ruas tol Semarang-ungaran.

Frans menambahkan, mengenai mengenai penentuan besaran tarif itu diluar kewenangannya. Namun dia tegaskan paling lambat H+10 lebaran, tol tersebut sudah memiliki tarif.

"Tarifnya kan nanti tergantung Menteri Pekerjaan Umum, untuk tol semarang utara maskimum H+ 10 sudah ada tarif," ujarnya.

Sampai sekarang menurut Frans, pihak Jasa Marga belum dapat beroperasi di ruas Jalan tol tersebut. Selain karena belum ada penetapan besaran tarif, alasan lainnya adalah masih penyempurnaan pembangunan fasilitas-fasilitas yang belum selesai di daerah tersebut.

"Ya tapi kan belum seluruhnya, nanti lah itu setelah lancar dan beroperasi, saat ini kan belum ada tarifnya, gimana mau beroperasi tarifnya aja belum dikasih kok," tambahnya.

Frans menhimbau masyarakat yang akan melakukan kegiatan mudik untuk dapat memanfaatkan fasilitas tersebut. Apalagi ruas tol tersebut belum dikenakan tarif. "Saat ini dibuka tanpa tarif, nah mummpung masih gratis lewat sana saja lah," pungkasnya.

Oleh: R.Jihad Akbar-Editor: Vivi Irmawati

sumber :

Lagi, Polisi Gagalkan Pemblokiran Tol

UNGARAN– Kisruh pembayaran PT Trans Marga Jateng (TMJ) terhadap para subkontraktor proyek Tol Semarang– Solo sampai H-5 Lebaran ternyata masih belum tuntas.

Kondisi ini tercermin dari masih adanya subkontraktor yang mengklaim masih belum mendapat bayaran dari PT TMJ.Kemarin puluhan pekerja dari PT Bumi Sentosa Dwi Agung (BSDA) –salah satu subkontraktor Tol Semarang–Ungaran tahap satu seksi tiga–nyaris memblokade jalan tol di ruas Kelurahan Kalirejo. Puluhan pekerja yang siap untuk memarkir dump truckke jalan tol dihalau petugas.

PT Bumi Sentosa Dwi Agung mengaku sejauh ini belum menerima pembayaran dari PT Istaka Karya,pemborong utama. Site Manager PT BSDA Tundo Karyono berharap PT Trans Marga Jateng (TMJ) memberikan kepastian pembayaran atas pekerjaan tol. Pasalnya, para pekerja di lapangan tentunya ingin memegang uang yang cukup pada saat Lebaran nanti.

“Ternyata ada Rp30 miliar yang belum dibayarkan. Kita minta kebijakan TMJ,” ujar Tundo kemarin. PT BSDA selama ini telah ikut andil dalam pengerjaan tol, khususnya untuk mendatangkan tanah uruk.Perusahaan ini sudah mengerjakan proyek dari Km 0–2–3.250 (Beji– pintu keluar tol Sidomulyo). Sebelum para pekerja menghadang para pemudik dengan dump truck,satu truk polisi dari dalmas langsung memotong jalan truk yang paling depan.

Setidaknya ada sekitar 60 truk yang akan diparkir di tengah jalan. Antara pekerja dan kepolisian kemarin sempat memanas karena aksi pekerja dihalangi rencana pemblokiran akhirnya bisa mencair setelah Kapolres Semarang AKBP Hariyanta dating berjanji siap memfasilitasi. “Dari Polri kita siap memfasilitasi dengan TMJ,”ujar Kapolres. Aksi kali ini merupakan kelanjutan dari aksi subkontraktor beberapa waktu lalu. Informasi yang diterimanya hanya dibayar sebagian.

Mereka meminta apa yang sudah dikerjakan di jalan tol agar dibayar. Jika subkontraktor akan memblokade, Polres akan mencegahnya. “Kalau blokir kita cegah. Karena ini akan mengganggu akti”itas umum dan pemudik,” tandasnya. Safii,satu dari puluhan subkontraktor yang ikut demo pertama kali, mengaku PT BSDA sejak awal tidak ikut mogok kerja. Sehingga pihaknya beranggapan ada jaminan pembayaran antara TMJ dan PT BSDA.

“Ternyata nasibnya juga sama kami,” kata pemilik UD Karya Jaya tersebut. Safii mengaku lega karena PT TMJ memenuhi janjinya akan membayar mitra kerja PT Istaka Karya pada H-7.“Sudah dibayar pada Rabu (24/8) sore dan malam yang langsung ditransfer ke rekening subkontraktor. Pembayarannya Rp11 miliar lebih sedikit,” ungkapnya.

Menanggapi masalah tersebut, Komisaris Utama PT TMJ Danang Atmodjo menjelaskan, pembayaran yang tertunda ke para subkontraktor dinilai hanya persoalan teknis. Pelunasan akan dibayarkan sebelum Lebaran pekan depan. “Para sub kontraktor tinggal melengkapi data dan dilanjutkan ”erifikasi,” janjinya kemarin.

Menurut dia, pembayaran akan dilakukan secara bertahap menunggu kelengkapan data dari para sub kontraktor. Sebagian besar klaim dari para subkontraktor tahapan pembayaran pertama sudah dibayarkan pada Rabu (24/8) lalu. PT TMJ, lanjut dia, siap memenuhi kewajiban karena alokasi dana tersebut sudah ada. “Kami siap membayar tagihan sesuai klaim dari para subkontraktor,” sebutnya. arif purniawan/ hendrati hapsari 
sumber :

Istaka Karya Pailit, Pembangunan Tol Semarang-Ungaran Terganggu


Pembangunan jalan tol Semarang-Solo seksi I 
Semarang–Ungaran. ANTARA/R. Rekotomo
TEMPO Interaktif, Semarang - Keputusan Mahkamah Agung yang menyatakan bahwa PT Istaka Karya pailit membuat pembayaran proyek tol Semarang-Ungaran untuk subkontraktor PT Bumi Sentosa Dwi Agung (BSDA) senilai Rp 30 miliar belum terbayar. Akibatnya pembangunan tol tersebut terganggu.

Pasalnya, manajemen BSDA sempat akan memblokir ruas jalan tol, tepatnya di dekat gerbang tol Kalirejo Ungaran, kemarin, Kamis 25 Agustus 2011. Perusahaan yang kini masih menangani proyek lanjutan tol itu juga berencana mengerahkan puluhan orang dan 60 truk yang sedianya hendak diparkir di ruas jalan tersebut.

Namun aksi itu tidak terealisasi menyusul kedatangan puluhan polisi untuk mencegah upaya pemblokiran. Petugas turun dari dua truk pengendali masyarakat (dalmas) dan memasang barikade. Sebelumnya, pada 21 Agustus, PT BSDA juga memblokade pintu masuk tol sebagai protes belum ada pembayaran.

Sekretaris Daerah Jawa Tengah Hadi Prabowo menyatakan proses pembayaran proyek tol yang dikerjakan subkontraktor akan tetap diselesaikan. "Namun karena PT Istaka Karya dinyatakan sudah pailit, pembayarannya akan dilakukan secara bertahap," kata Hadi, Jumat, 26 Agustus 2011.

Hadi menambahkan, karena sudah dinyatakan pailit, segala tanggung jawab PT Istaka Karya berada di bawah koordinasi kurator. Untuk menjalankan tugasnya, kurator juga diawasi hakim.

Hadi menyatakan pada Kamis sore, PT TMJ, PT Istaka Karya, PT Bumi Sentosa Dwi Agung didampingi pejabat Biro Hukum Provinsi Jawa Tengah dan Inspektorat Wilayah Jawa Tengah sudah menemui kurator. Kesepakatannya, proses pembayaran proyek tol Semarang-Ungaran ke subkontraktor akan segera diselesaikan.

"Pembayarannya bertahap karena kewajiban PT Istaka Karya tak hanya ke proyek tol di Semarang," kata Hadi. Hadi menambahkan, pada 23 Agustus lalu misalnya juga sudah dibayar sebesar Rp 12 miliar.

Dalam proyek tol Semarang-Ungaran, PT TMJ adalah yang punya kegiatan proyek sedangkan PT Istaka Karya sebagai kontraktor yang memberikan subkontraktor kepada PT Bumi Sentosa Dwi Agung.

Site Manager PT Bumi Sentosa Dwi Agung (BSDA) Tundo Karyono mengatakan sejak 10 bulan lalu mengerjakan tol Ungaran pihak PT TMJ belum membayarnya.

Hadi menyatakan pembayaran proyek tol memang besar. Namun, kata dia, uang milik PT Istaka Karya tetap ada untuk membayar itu. "Tapi karena pailit, butuh manajemen administrasi kepailitan," ujarnya. Dan sudah ada kesepakatan sebelumnya bahwa pada 14 September 2011 semua pembayaran untuk proyek tol Semarang-Ungaran sudah beres semua.

Keputusan pailit untuk PT Istaka Karya bermula dari utang dalam bentuk commercial paper (CP) kepada PT Japan Investment Indonesia Company (JAIC Indonesia) sekitar US$ 7,645 juta. Utang CP atas unjuk tersebut diterbitkan pada Desember 1998, dan jatuh tempo 1 Januari 1999.

Akibat tidak mampu membayar utang tersebut, PT JAIC mengajukan permohonan pailit karena Istaka dianggap tidak melaksanakan putusan MA yang memerintahkan perusahaan itu membayar kewajibannya sebesar US$ 7,645 juta. Akhirnya pada 22 Maret 2011 lalu MA mengabulkan kasasi yang dilayangkan PT JAIC Indonesia tersebut dalam perkara permohonan pailit.

ROFIUDDIN


sumber :

Blokade Tol Digagalkan

UNGARAN - Hak pembayaran dari Trans Marga Jateng (TMJ) untuk subkontraktor, PT Bumi Sentosa Dwi Agung (BSDA), senilai Rp 30 miliar belum terbayar.

Pemblokiran ruas jalan tol, tepatnya di dekat gerbang tol Kalirejo Ungaran, oleh PT BSDA pun nyaris terjadi, Kamis (25/8). Perusahaan yang kini masih menangani proyek lanjutan tol itu mengerahkan puluhan orang dan 60 truk yang sedianya hendak diparkir di ruas jalan tersebut.

Namun, aksi itu tidak terealisasi, menyusul kedatangan puluhan polisi untuk mencegah upaya pemblokiran. Petugas turun dari dua truk dalmas dan memasang barikade.

Truk dalmas diparkir dengan posisi melintang di ruas tol, dekat lokasi proyek tol lanjutan, sisi timur gerbang tol Ungaran. Tujuannya, untuk mengadang massa subkontraktor. Semula, rencana pemblokiran ruas tol ungaran oleh PT BSDA itu sebagai bentuk protes dan meminta pembayaran segera dipenuhi.

Site Manager PT Bumi Sentosa Dwi Agung (BSDA), Tundo Karyono mengatakan, sejak 10 bulan mengerjakan tol Ungaran, pihak TMJ belum membayarnya.

”Aksi ini semula untuk menyita perhatian TMJ agar segera membayar. Persoalannya, ini menjelang Lebaran dan pekerja serta karyawan semua juga membutuhkan uang itu. Sekarang siapa yang akan membayar mereka,” ungkapnya, kemarin.

Menurutnya, hak PT BSDA yang belum terbayarkan Rp 30 miliar. TMJ belum memberi kepastian terkait waktu pembayarannya, dengan alasan nominalnya terlalu besar. Alasan itu menurutnya kurang pas karena pembayaran itu sudah menjadi kewajiban TMJ.

Kapolres Semarang AKBP Hariyanto yang juga turun lapangan mengatakan, pemblokiran tidak seharusnya terjadi. Dia tidak ingin aksi subkontraktor menghambat arus di tol. Terkait tujuan subkontraktor, dia mengaku akan memfasilitasinya.

”BSDA dan TMJ harus menemukan pemecahannya. Kita fasilitasi, tapi jangan sampai terjadi pemblokiran,” ujarnya.

Sementara itu, sejak terjadi pembicaraan dengan Polres Semarang, massa subkontraktor pun mundur teratur. Mereka akan menunggu dan tetap meminta kepastian pembayaran oleh TMJ.

Direktur Utama PT Trans Marga Jateng (TMJ) Agus Suharyanto belum bisa dikonfirmasi hingga berita ini diturunkan. Saat dihubungi, telepon selulernya menunjukan nada aktif, namun yang bersangkutan tak merespons. Kepala Bagian Operasional PT TMJ Sabilillah juga belum bisa dimintai keterangan karena telepon selulernya tidak aktif.

Sementara itu, Komisaris PT TMJ Danang Atmodjo menyatakan, belum mengetahui adanya rencana pemblokiran jalan tol Semarang-Ungaran seksi I atau ruas Semarang-Ungaran. Yang jelas, Trans Marga Jateng sudah diperintahkan untuk membayar kekurangan dalam pengerjaan subkontraktor.

”Mungkin hanya masalah waktu saja, TMJ sudah saya perintahkan untuk membayarkannya. Saya belum mendapatkan laporan ini (rencana pemblokiran jalan tol), mudah-mudahan tidak ada pemblokiran,” katanya.

Dia memperkirakan, persoalan tersebut terjadi hanya masalah komunikasi, antarpimpinan pasti sudah membicarakannya lebih lanjut guna mencari jalan keluarnya.

Sebelumnya, aksi serupa bahkan telah terjadi di gerbang tol Ungaran. Sebanyak 55 subkontraktor juga memblokir tol Ungaran dengan tujuan sama, segera dibayar TMJ. (K33,J17-39)

Kamis, 25 Agustus 2011

Tol Semarang-Ungaran Antara Macan dan Buaya

Ebernas.com-Semarang (25/08) Gubernur Jateng Bibit Waluyo saat peresmian ujicoba jalan tol Semarang-Ungaran, pekan lalu mengatakan, “Dibukanya jalur penggalan pertama ini, diharapkan bisa membebaskan pengguna jalan dari kemacetan di daerah Banyumanik dan Ungaran, terutama dengan adanya pasar tumpah,”. Jika memang kondisinya seperti itu, kondisi ini bisa dianalogikan keluar dari mulut macan dan diterima mulut buaya”. Artinya, para pengguna jalan tol memang akan terbebas dari kemacetan klasik di Banyumanik, tapi akan kembali terjebak macet di Ungaran, persisnya di jalan Letjen Suprapto, ketika para pelintas tol kembali masuk ke jalur konvensional.

Sejak Pemerintah provinsi Jawa Tengah mulai melakukan uji coba jalur tol Semarang-Ungaran yang merupakan penggalan pertama dari beberapa penggalan yang segera akan dibangun, “Terdapat beberapa potensi permasalahan terutama di sekitar jalur keluar Kalirejo,” kata Wakapolda Jawa Tengah, Brigjen Pol Drs. Sabar Rahardjo saat melakukan pemantauan langsung jalannya uji coba jalur tol ini.

Gubernur juga mengingatkan kesiapan kerambuan yang akan memberi petunjuk keamanan para pengguna tol. Maka Sabar pun merespon, perlu perbaikan rambu penunjuk arah di pertigaan selepas gerbang tol Ungaran yang mengarah ke Ungaran.

“Berdasar pantauan kami, memang banyak pengemudi yang kebingungan menentukan arah, apakah ke kiri atau ke kanan bila menuju Ungaran dari arah Semarang,” kata Sabar.

Papan rambu

Tak kurang dari pihak pemegang otoritas tol yakni Trans Marga Jateng (TMJ) telah memberi rambu penunjuk arah. Namun menurut sementara masyarakat yang pernah mencoba melintas di jalur itu mengatakan, banyak papan rambu supaya diperbesar, agar pemudik lebih jelas melihat arah. Bahkan diharapan oleh pihak Dishubkominfo, pengemudi yang ingin ke Kota Ungaran, sebaiknya mengambil arah kanan. Namun bila tujuannya lebih jauh, seperti Bawen, Solo, Magelang, bahkan Jogja, sebaiknya mengambil arah kiri.

Permasalahan tak berhenti sampai di situ, berdasarkan pengamatan adalah jalur selepas pertigaan yang mengarah keluar jalan tol. Jalan yang hanya satu jalur ini diisi oleh dua lajur.”Maka titik paling rawan ada pada puncak bukit, dimana mobil yang berlawanan arah tidak dapat saling melihat pada saat di puncak,” jelasnya Sabar Raharjo. Ditambahkan, bila ada mobil nekat mengambil lajur kanan pada saat tanjakan dan dari arah berlawanan juga ada mobil, maka kecelakaan tidak dapat dielakkan, “Ini yang perlu diwadpadai,” tegasnya.

Karena itu, pihak kepolisian mengimbau agar pihak pengelola tol menambah rambu, yang menginformasikan bahwa jalan tersebut terdiri dari 2 lajur. Sehingga pengemudi tidak nekat mendahului pada saat berada di atas bukit.

Maka berkenaan dengan potensi kemacetan di jalur interchange yang mengarah ke jalan Letjen Soeprapto, Ungaran, Sabar mengatakan polisi akan menggunakan sistem buka tutup. “Saat mudik nanti kami polisi, akan mendahulukan kendaraan dari Semarang menuju Ungaran. Namun bila arus balik, akan didahulukan kendaraan yang mengarah ke Semarang”, Ungkapnya.

(R.P.S/225/v201) 
sumber :

Rp 30 Milyar dari TMJ Belum Terbayar

Subkontraktor Nyaris Blokir Tol Lagi

Ungaran, CyberNews. Hak pembayaran dari Trans Marga Jateng (TMJ) untuk subkontraktor, PT Bumi Sentosa Dwi Agung (BSDA) senilai Rp 30 miliar , belum terbayar. Hal ini menyebabkan Pemblokiran ruas jalan tol, tepatnya di dekat gerbang tol Kalirejo Ungaran, oleh PT BSDA pun nyaris terjadi, Kamis (25/8).

Perusahaan yang kini masih menangani proyek lanjutan tol itu mengerahkan puluhan orang dan 60 truk yang sedianya hendak diparkir di ruas jalan tersebut. Namun, aksi itu tidak terealisasi, menyusul kedatangan puluhan polisi untuk mencegah pemblokiran.

Petugas turun dari dua truk dalmas dan memasang barikade. Truk dalmas diparkir dengan posisi melintang di ruas tol, dekat lokasi proyek tol lanjutan, sisi timur gerbang tol Ungaran. Tujuannya, untuk menghadang massa subkontraktor.

Semula, rencana pemblokiran ruas tol ungaran oleh PT BSDA itu sebagai bentuk protes dan meminta pembayaran segera dipenuhi. Site Manager PT Bumi Sentosa Dwi Agung (BSDA), Tundo Karyono mengatakan, sejak 10 bulan mengerjakan tol Ungaran, pihak TMJ belum membayarnya.

"Aksi ini semula untuk menyita perhatian TMJ agar segera membayar. Persoalannya, ini jelang lebaran, dan pekerja serta karyawan semua juga membutuhkan uang itu. Sekarang siapa yang akan membayar mereka," ungkapnya Kamis (25/8).

Belum Dipastikan

Hak PT BSDA yang belum terbayarkan, menurutnya Rp 30 miliar. TMJ belum memberi kepastian terkait waktu pembayarannya, dengan alasan nominalnya terlalu besar. Alasan itu menurutnya kurang pas karena pembayaran itu sudah menjadi kewajiban TMJ.

Kapolres Semarang AKBP Hariyanto yang juga turun lapangan, mengatakan, pemblokiran tidak seharusnya terjadi. Dia tidak ingin aksi subkontraktor menghambat arus di tol. Terkait tujuan subkontraktor, Kapolres mengaku akan memfasilitasinya. "BSDA dan TMJ harus menemukan pemecahannya. Kita fasilitasi, tapi jangan sampai terjadi pemblokiran," ujarnya.

Sementara, sejak terjadi pembicaraan dengan Polres Semarang, massa subkontraktor pun mundur teratur. Subkontraktor ini akan menunggu dan tetap meminta kepastian pembayaran oleh TMJ. Direktur Utama PT Trans Marga Jateng (TMJ) Agus Suharyanto hingga berita ini ditulis belum dapat dikonfirmasi dan saat dihubungi, ponselnya tidak aktif.

Sebelumnya, aksi serupa bahkan telah terjadi di gerbang tol Ungaran. Sebanyak 55 subkontraktor juga memblokir Tol Ungaran dengan tujuan sama, segera dibayar TMJ. Informasi dihimpun, para subkontraktor itu akhirnya menerima pembayarannya dengan total Rp 11 milar.

( Yoseph HW / CN26 / JBSM )
sumber :

Akses Depan DPRD Paling Efektif

Pintu Tol Ungaran Lancar 
UNGARAN- Operasional jalur tol Semarang-Ungaran hingga kemarin atau pada H-6 Lebaran memperlihatkan perkembangan signifikan. Optimalisasi jalur rekayasa membuat arus di pintu tol tersebut relatif lancar.

Dari pantauan, dua jalur rekayasa paling efektif digunakan yakni akses melalui perempatan Sidomulyo ke barat dan tembus di jalan utama depan Gedung DPRD atau sisi RSUD Ungaran. Satu jalur lagi, dari pintu keluar tol belok ke kiri di perempatan Sidomulyo, ke Pundung Putih, dan melewati Jalan S Parman hingga keluar di gerbang Undaris yang menembus jalan utama.

’’Sampai hari ini (kemarin-Red) tidak terjadi antrean panjang di jalan ini (S Parman/Undaris). Tapi mungkin nanti kalau mendekati Lebaran bisa macet,’’ ungkap Heru (43) warga Kalongan Ungaran Timur, juru parkir di tepi Jalan S Parman.
Jalur ke DPRD maupun Undaris tersebut sejauh ini memang paling diminati pengendara dari tol. Selain tidak banyak tikungan dan persimpangan, kedua jalur lebih lebar dibanding opsi lainnya, misalnya melalui perumda di Gedanganak atau Mijen.

Meski demikian, kondisi lancar juga karena arus mudik belum mengalami peningkatan signifikan. Prediksi Satlantas Polres Semarang, puncak arus mudik tetap mungkin terjadi mulai H-3, Sabtu (27/8).
Informasi sejumlah petugas satlantas di lapangan, jika dari hari ke hari mengalami lonjakan arus, petugas akan mengarahkan pengendara atau mengalihkannya sesuai prioritas jalur rekayasa. Mulai keluar pintu tol, rambu penunjuk arah telah dipasang di setiap persimpangan.

Pengendara dipastikan tidak akan tersesat jika mengikuti petunjuk tersebut. Hanya, antrean panjang mulai perempatan Sidomulyo hingga gerbang tol Ungaran masih sangat mungkin terjadi. Pasalnya, kondisi perempatan Sidomulyo merupakan pertemuan arus dari tol dan warga sekitar yang melintas di Jalan A Yani (depan pendapa bupati) atau S Parman (arah Undaris). Di perempatan itu terlihat semrawut. Petugas terlihat mengatur arus di perempatan itu, sementara pengendara dari Jalan A Yani, pintu tol, dan Jalan S Parman, sama-sama mulai melaju tanpa menghiraukan nyala traffic light.

Secara keseluruhan, kondisi arus dari sepanjang tol sampai pintu keluar di Ungaran relatif lancar. Kasatlantas Polres Semarang AKP Matrius menegaskan, hal itu karena sejauh ini belum terjadi kenaikan arus mudik. Kapasitas jalan, terutama menuju DPRD dan Pundung Putih juga masih mampu menampung volume kendaraan yang melintas.
Dia juga mengakui, kebanyakan pengendara cenderung mengambil jalur ke Pundung Putih. Jalur tersebut menurutnya, memang efektif karena tidak banyak perhentian dan traffic light. ’’Justru menguntungkan, karena jalur ke DPRD menjadi lebih lengang. Pertigaan DPRD tidak akan terlalu padat,’’ katanya.

Dia juga mengantisipasi kepadatan di jalan arah Undaris, terutama pukul 15.00-17.00, ketika karyawan Ungaran Sari Garmen (USG) pulang kerja. Menurutnya, seperti rencana semula, kendaraan bisa dialihkan ke perumda di Gedanganak. Selain itu, kemungkinan terjadi kemacetan tidak akan lama. Sebab, mulai 25 Agustus, karyawan libur sehingga pasar di sekitarnya pun tutup. ’’Arus diprediksi lancar. Petugas juga dikerahkan di lapangan 24 jam sejak H-7,’’ jelasnya. (K33-89) 

Rabu, 24 Agustus 2011

Belum Banyak Pemudik Memanfaatkan Tol Semarang-Ungaran



Nampaknya belum banyak para pemudik yang memanfaatkan tol Semarang-Ungaran, dimana jalur ini merupakan penggalan pertama tol Semarang-Solo. Barangkali belum banyak yang mengetahui telah dibukanya jalan bebas hambatan ini.

Memang, di H-7 ini, tepatnya tanggal 24 Agustus, sudah ada beberapa pemudik asal Jakarta, Bogor, dan Bandung yang mulai mewarnai kawasan ini, tetapi belum banyak. Lalu-lintas kawasan ini pun masih nampak lengang. Dibebaskannya tiket masuk tol hingga pada H+7 pun masih belum cukup menarik perhatian masyarakat untuk memanfaatkan jalan ini.

Sedang untuk truk bermuatan di atas 2,5 ton hingga kini masih belum diperbolehkan melintas.

Sayangnya, masih kurangnya penerangan jalan membuat jalur ini dikeluhkan para pemudik, terlebih saat melintasi kawasan ini di malam hari.

Tol Semarang-Ungaran ini pun berpotensi menimbulkan kemacetan baru, terlebih di pintu keluar di Ungaran, tepatnya di Jalan Letjen Suprapto. Sebab badan jalan tersebut cukup sempit apalagi jika dilintasi banyak kendaraan.

Reporter & Kameraman: Diantika PW
Dubber: Diantika PW
Editor Video: Arief

sumber :

Empat Jalur Rekayasa Urai Macet di Ungaran

UNGARAN - Akses keluar jalan tol Semarang-Ungaran di daerah Ungaran menjadi masalah baru. Pengoperasian tol seksi I Semarang-Solo itu sebagai jalur mudik Lebaran akan berujung kemacetan di sepanjang pintu keluar tol.

Pasalnya, kondisi lalu lintas di sekitar jalur keluar merupakan pertemuan tiga arus utama. Pertama adalah arus lalu lintas dari jalur utama Semarang-Bawen, lalu jalur keluar tol, ketiga jalur lokal bagi masyarakat setempat. Untuk mengurai kemacetan tersebut, Satlantas Polres Semarang menerapkan rekayasa jalur keluar tol, yang rata-rata selebar 6-7 meter itu.

Empat jalur rekayasa disiapkan, yaitu pengendara yang melewati tol dapat keluar melalui pintu tol Kelurahan Sidomulyo, lurus melewati perempatan Sidomulyo dan tembus di jalan utama depan kantor DPRD atau sisi RSUD Ungaran.

Jika terjadi antrean panjang mulai dari depan DPRD hingga perempatan Sidomulyo, maka arus kendaraan dari pintu tol dapat dialihkan. Pengalihan mulai dari perempatan Sidomulyo, Pundung Putih, Kelurahan Gedanganak, dan keluar di gerbang Undaris (Jl S Parman).

Demikian juga ketika antrean panjang kendaraan terjadi mulai dari gerbang terluar Undaris (jalan utama) ke timur di sepanjang Jalan S Parman, maka arus kendaraan dapat dialihkan lagi.

Mulai pertigaan sebelum mencapai jalan utama, kendaraan akan dibelokkan ke kiri (selatan) melewati pertigaan Perumda Gedanganak, ke kanan tembus ke jalan utama tepat di batas kota.

Pertigaan

Rekayasa jalur untuk mengurai kemacetan juga akan dilakukan mulai pertigaan pintu tol Sidomulyo (sebelum perempatan Sidomulyo) ke arah kanan menuju makam Gatot Soebroto, ke kiri melalui Jalan MT Haryono, perempatan KPU Ungaran, dan tembus di Benteng Willem II.

Namun, alternatif yang terakhir itu hanya diberlakukan hingga kira-kira sebelum H-3 atau sebelum terjadi kenaikan arus kendaraan. Alasannya, jika jalur tersebut terus dibuka, besar kemungkinan terjadi kemacetan di Kota Ungaran, misalnya di Jalan A Yani dan S Parman.

Satlantas masih menyiapkan opsi lain jika kemacetan terlalu parah. Rekayasa jalur mulai pintu keluar tol Kelurahan Sidomulyo, Pundung Putih, Beji, dan Babadan.

Lainnya, dari pintu keluar tol Sidomulyo, Pudung Putih, Beji, Gondoriyo, dan pertigaan Ngobo, Kecamatan Bergas. Namun, dua jalur yakni Babadan dan Ngobo bukan merupakan prioritas.

”Kondisi jalan itu terlalu jauh, sepi, dan banyak tikungan yang membingungkan,” ungkap Kasatlantas Polres Semarang AKP Matrius.

Dia mengakui, kondisi jalur keluar tol Ungaran amat kompleks. Rekayasa jalur itu merupakan upaya mengurai kemacetan yang mungkin terjadi di pintu keluar tol. Untuk mendukung upaya tersebut, Satlantas juga menerapkan jalur searah, mulai dari sepanjang tol hingga akses keluar di Ungaran. Itu berlaku mulai H-7 hingga H-1.

Sementara pada hari H hingga H+1, jalur keluar tol akan kembali menjadi dua arah. Untuk mengantisipasi arus balik, jalur searah dari arah sebaliknya, atau arah Semarang diberlakukan mulai H+2 hingga H+10.

Menurut Kasatlantas, rekayasa jalur keluar tol itu juga didukung dengan pemasangan 38 rambu lalu lintas di sepanjang jalan yang disiapkan. Sebanyak 18 rambu di antaranya merupakan penunjuk arah agar pengguna jalur tidak kebingungan. ”Secara umum, pintu keluar tol Ungaran ini memang sempit. Ini sebenarnya bukan pintu keluar utama. Tapi sekarang menjadi jalur utama untuk sementara, karena terusan tol hingga Solo belum kelar,” katanya. 

Merasa Tidak Nyaman

Tol Semarang Ungaran
PEMBUKAAN akses keluar pintu tol di kawasan Sidomulyo, Ungaran, ini menyebabkan gejolak beragam di kalangan masyarakat setempat maupun pengguna jalan. Salah satu warga Sidomulyo, Triyono (39) mengaku harus beradaptasi ekstrakeras sejak operasi tol itu.

Sejak itu, jalan di sekitar rumahnya menjadi amat padat. Hal itu tak jarang menyebabkan kekurangnyamanan. Salah satu contohnya, untuk menyeberang saja saat ini semakin sulit. Kendaraan terlihat lalu lalang, bahkan beberapa hari terakhir nyaris terjadi kecelakaan di sepanjang akses keluar tol tersebut.

Dia menyarankan agar pemerintah segera memperlebar jalur keluar itu. Hal senada diungkapkan warga Sidomulyo Yuni (30). Selain menjadi padat, dia khawatir terhadap keselamatan anak-anaknya. Jika keluar rumah, anak harus berhadapan dengan kesemrawutan di jalan tersebut. ”Selain itu juga banyak debu masuk rumah. Kondisi sekarang semakin padat rasanya,” ungkapnya di temui di Jalan Letjen Soeprapto.

Gubernur Jateng Bibit Waluyo mengakui sempitnya pintu keluar tol Ungaran. Pemfungsian tol Semarang-Solo, tepatnya seksi I atau ruas Semarang-Ungaran ini dilakukan untuk mengantisipasi kemacetan di Banyumanik saat arus mudik Lebaran.

”Jalan tol seksi I Semarang-Ungaran sudah jadi, kenapa tidak digunakan. Bila setelah digunakan, pintu keluar tidak sempurna, ini memang karena lokasi di Ungaran bukan untuk exit (pintu keluar-red) utama,” ungkapnya.

Menurut Bibit, pintu keluar utama jalan tol ini berada di Bawen, Kabupaten Semarang. Adapun, pintu keluar tol di Bawen ini akan bisa digunakan pada 2012 atau 2013. Pengguna jalan tol bisa langsung melanjutkan perjalanan ke Purwokerto, Purworejo, Kebumen, atau Yogyakarta. Dia menyatakan, kepadatan arus lalu lintas di pintu keluar tol Ungaran akan diselesaikan aparat kepolisian, termasuk pemfungsian jalur bebas hambatan itu menjadi satu arah. Dia meminta kepada pemudik yang melewati pintu keluar bisa lebih tertib. Mereka juga diminta supaya sabar dan mengantre dengan baik. Hal ini penting supaya nantinya tak menimbulkan kemacetan.

Direktur Utama PT Trans Marga Jateng (TMJ) Agus Suharyanto didampingi Kepala Bagian Operasinal Sabilillah mengatakan, pengguna jalan tol itu terbanyak pada Minggu. Bisa jadi waktu tersebut menjadi pilihan masyarakat untuk refreshing atau berlibur keluar Kota Semarang.

Kemungkinan mereka meluangkan waktunya untuk memanfaatkan akses jalan tol yang masih diberlakukan gratis, mulai H-10 hingga H+10 Lebaran tersebut. ”Minggu, kendaraan roda empat yang masuk ke tol Semarang- Ungaran paling padat. Sebagian besar atau 65 persen didominasi pengguna jalan tol dari Semarang ke Ungaran,” katanya. (K33,J17-39)
sumber :

Macet Menjadi Masalah Baru

Keluar Jalan Tol Semarang-Ungaran

Semarang, CyberNews. Akses keluar jalan tol Semarang-Ungaran di daerah Ungaran menjadi masalah baru. Pengoperasian tol seksi I Semarang-Solo itu sebagai jalur mudik Lebaran akan berujung kemacetan di sepanjang pintu keluar tol.

Pasalnya, kondisi lalu lintas di sekitar jalur keluar merupakan pertemuan tiga arus utama. Pertama adalah arus lalu lintas dari jalur utama Semarang-Bawen, lalu jalur keluar tol, ketiga jalur lokal bagi masyarakat setempat. Untuk mengurai kemacetan tersebut, Satlantas Polres Semarang menerapkan rekayasa jalur keluar tol, yang rata-rata selebar 6-7 meter itu.

Empat jalur rekayasa disiapkan, yaitu pengendara yang melewati tol dapat keluar melalui pintu tol Kelurahan Sidomulyo, lurus melewati perempatan Sidomulyo dan tembus di jalan utama depan kantor DPRD atau sisi RSUD Ungaran.

Jika terjadi antrean panjang mulai dari depan DPRD hingga perempatan Sidomulyo, maka arus kendaraan dari pintu tol dapat dialihkan. Pengalihan mulai dari perempatan Sidomulyo, Pundung Putih, Kelurahan Gedanganak, dan keluar di gerbang Undaris (Jl S Parman).

Demikian juga ketika antrean panjang kendaraan terjadi mulai dari gerbang terluar Undaris (jalan utama) ke timur di sepanjang Jalan S Parman, maka arus kendaraan dapat dialihkan lagi.

Mulai pertigaan sebelum mencapai jalan utama, kendaraan akan dibelokkan ke kiri (selatan) melewati pertigaan Perumda Gedanganak, ke kanan tembus ke jalan utama tepat di batas kota.

Pertigaan

Rekayasa jalur untuk mengurai kemacetan juga akan dilakukan mulai pertigaan pintu tol Sidomulyo (sebelum perempatan Sidomulyo) ke arah kanan menuju makam Gatot Soebroto, ke kiri melalui Jalan MT Haryono, perempatan KPU Ungaran, dan tembus di Benteng Willem II.

Namun, alternatif yang terakhir itu hanya diberlakukan hingga kira-kira sebelum H-3 atau sebelum terjadi kenaikan arus kendaraan. Alasannya, jika jalur tersebut terus dibuka, besar kemungkinan terjadi kemacetan di Kota Ungaran, misalnya di Jalan A Yani dan S Parman.

Satlantas masih menyiapkan opsi lain jika kemacetan terlalu parah. Rekayasa jalur mulai pintu keluar tol Kelurahan Sidomulyo, Pundung Putih, Beji, dan Babadan.

Lainnya, dari pintu keluar tol Sidomulyo, Pudung Putih, Beji, Gondoriyo, dan pertigaan Ngobo, Kecamatan Bergas. Namun, dua jalur yakni Babadan dan Ngobo bukan merupakan prioritas. ”Kondisi jalan itu terlalu jauh, sepi, dan banyak tikungan yang membingungkan,” ungkap Kasatlantas Polres Semarang AKP Matrius.

Dia mengakui, kondisi jalur keluar tol Ungaran amat kompleks. Rekayasa jalur itu merupakan upaya mengurai kemacetan yang mungkin terjadi di pintu keluar tol. Untuk mendukung upaya tersebut, Satlantas juga menerapkan jalur searah, mulai dari sepanjang tol hingga akses keluar di Ungaran. Itu berlaku mulai H-7 hingga H-1.

Sementara pada hari H hingga H+1, jalur keluar tol akan kembali menjadi dua arah. Untuk mengantisipasi arus balik, jalur searah dari arah sebaliknya, atau arah Semarang diberlakukan mulai H+2 hingga H+10.

Menurut Kasatlantas, rekayasa jalur keluar tol itu juga didukung dengan pemasangan 38 rambu lalu lintas di sepanjang jalan yang disiapkan.

Sebanyak 18 rambu di antaranya merupakan penunjuk arah agar pengguna jalur tidak kebingungan. ”Secara umum, pintu keluar tol Ungaran ini memang sempit. Ini sebenarnya bukan pintu keluar utama. Tapi sekarang menjadi jalur utama untuk sementara, karena terusan tol hingga Solo belum kelar,” katanya. (K33-39)

( Yoseph HW / CN32 / JBSM )
sumber :

Tol Semarang-Ungaran Satu Arah


Liputan6.com, Unggaran: Jalur mudik Lebaran di Pulau Jawa terus dibenahi di berbagai wilayah. Salah satunya dengan melakukan uji coba penggunaan jalan tol ruas Semarang-Unggaran. Uji coba ini menimbulkan kemacetan di wilayah Unggaran, baru-baru ini.

Menurut Kapolres Semarang AKBP Hariyanto, untuk mengatasi kemacetan, petugas menutup Perempatan Sidomulyo yang menjadi jalur utama pintu masuk dan pintu keluar tol Ungaran. Tol Semarang-Ungaran yang baru digunakan empat hari terpaksa ditutup dan dijadikan satu arah hanya dari arah Semarang menuju Ungaran. Ini untuk menghindari kemacetan di Jalan Ahmad Yani Ungaran.

Sementara itu, pemudik yang melalui Jalan Lingkar Salatiga juga diminta berhati-hati. Sebab, di wilayah ini kondisi jalan minim penerangan lampu. Pemkot Salatiga saat ini tidak mempunyai anggaran sehingga jalan lingkar yang belum diresmikan rawan kecelakaan jika malam hari.

Sedangkan di Pekalongan, jalur mudik terus diperbaiki. Di ruas Jalan Wilis-Sriwjaya menyempit dan bergelombang. Kondisi ini rawan bagi pengguna jalan. Padahal jalur sepanjang dua kilometer ini sangat vital karena akan dilewati ribuan kendaraan pemudik Lebaran. Bahu jalan yang hanya ditimbun tanah memicu kepulan debu yang tebal saat dilintasi kendaraan.(ULF)

clik link di bawah ini untuk melihat berita video :

sumber :

Selasa, 23 Agustus 2011

Rawan Kemacetan di Jawa Tengah 160 Titik




TITIK Rawan kemacetan di Jawa Tengah yang perlu diwaspadai selama mudik tahun ini berdasarkan data dari Dishubkominfo Jateng sedikitnya terdapat 160 titik. Daerah yang termasuk berada dititik rawan macet yakni Pantura, Brebes dan Jalur Selatan serta Jalur Tengah.

Simpul kemacetan tersebut biasanya disebabkan karena adanya pasar tumpah. Untuk mengatasi hal tersebut pihaknya sudah bekoordinasi dengan pemerintah setempat dan aparat kepolisian melakukan pagar betis.

Hal tersebut disampaikan oleh Kabid Angkutan Jalan Dishubkominfo Jawa Tengah Agus Sasmito saat menjadi narasumber dalam dialog bersama Parlemen Jawa Tengah yang mengangkat tema mudik Lebaran di Hotel Dafam Jalan Imam Bonjol Semarang, Senin (22/8).

Dia mengatakan, sebagai langkah antisipasi bertambahnya kemacetan pada H-4 dan H 1 Lebaran, pihaknya tidak membolehkan angkutan barang misalnya truk untuk melintas di jalan raya.

Narasumber lainnya yang juga sebagai anggota DPRD Jawa Tengah Rukmana Setiabudi mengatakan, pemudik lebih banyak memilih kendaraan pribadi, penggunaan mobil sudah menjadi trend karena gengsi di masyarakat. Akibatnya kemacetan di jalan akan bertambah dan setiap tahun menjadi masalah.

Sehingga pemerintah harus mngantisipasi dengan memperbaiki angkutan umum sebagai alternatif bagi masyarakat. Apalagi jalan tol Semarang-Ungaran yang baru saja diresmikan, dalam hal perencanaannya tidak begitu mantap, pasalnya pintu keluar tol tidak maksimal, malah membuat kendaraan terjebak macet di pintu keluar tersebut karena tidak mampu menampung limpahan kendaraan. Harus ada upaya untuk membuat tol tidak menjadi sumber kemacetan baru. Cara satu-satunya yakni melakukan rekayasan jalur dengan memberlakukan jalur satu arah jalan tol tentunya harus berkoordinasi dengan pihak kepolisian.

Sementara itu Pakar transportasi Unika Soegijapranata Rudatin mengharapkan, pemerintah harus memperbaiki pelayanan angkutan umum untuk mengurangi kemacetan karena banyaknya masyarakat ynag telah mampu membeli mobil dan sewa. Pasalnya, masyarakt saat ini lebih memilih kendaraan pribadi karena lebih nyaman dan biasanya pemudik membawa banyak barang.

Reporter & Kameraman:Yulianto
Dubber: Vallen Aztriko
Editor Video: Aminudin


sumber :
cybernews.tv

Dewan Minta BUMN Karya Segera Dibenahi

Terkait Kepailitan Istaka Karya

JAKARTA (IFT) – Dewan Perwakilan Rakyat menilai keberadaan badan usaha milik negara yang bergerak di bisnis konstruksi, yang dikenal dengan BUMN Karya, tumpang tindih sehingga perlu dilakukan pembenahan. Dengan demikian, Dewan berharap tidak ada lagi perusahaan yang dinyatakan pailit, seperti PT Istaka Karya (Persero) akibat tidak mampu membayar utang.
"Deputi Bidang Infrastruktur dan Logistik Kementerian Badan Usaha Milik Negara, menegaskan tidak akan menyalurkan dana segar kepada Istaka Karya untuk menyelamatkan perusahaan konstruksi tersebut. Dia menilai bailout hanya akan membawa kerugian yang lebih besar bagi negara." Sumaryanto Widayatin

“Kasus yang menimpa Istaka Karya sebagai akibat dari pendirian badan usaha milik negara yang tidak didasarkan pada pertimbangan yang strategis,” kata Hendrawan Supratikno, anggota Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat, Senin.

Dia menilai dari belasan BUMN Karya, sebagian besar tidak mencapai skala ekonomi atau merugi. Seringkali ketika badan usaha milik negara berjalan, terjadi overlapping dari kegiatan bisnis yang dijalankan. Apalagi, jika produktivitasnya rendah dan tidak punya inovasi, maka perusahaan akan collapse.

Menurut Hendrawan, keberadaan badan usaha milik negara yang merugi terus tidak pantas di-bailout karena hanya akan membebani negara. Apalagi, keberadaan perusahaan konstruksi tersebut tidak menyangkut hajat hidup orang banyak.

"Pilihannya ada dua, likuidasi atau dipertahankan dengan merger dengan BUMN Karya lain maupun melalui kerja sama dengan swasta yang mau menginjeksi modal dan teknologi. Tapi opsi terbaik adalah merger dengan BUMNK karya lain," ujarnya.

Sumaryanto Widayatin, Deputi Bidang Infrastruktur dan Logistik Kementerian Badan Usaha Milik Negara, menegaskan tidak akan menyalurkan dana segar kepada Istaka Karya untuk menyelamatkan perusahaan konstruksi tersebut. Dia menilai bailout hanya akan membawa kerugian yang lebih besar bagi negara.

"Kalau Istaka di-bailout akan mengakibatkan kerugian lebih besar terhadap negara. Kami tidak mau, jadi pailitkan saja. Ini menjadi pelajaran bagi badan usaha milik negara lainnya supaya tidak main-main mengelola perusahaan. Kami tidak bisa bailout begitu saja. Kecuali industrinya memang strategis, seperti PT Pelayanan Nasional Indonesia (Persero) atau PT Merpati Nusantara," ujarnya.

Saat ini, menurut Sumaryanto, Kementerian tengah fokus pada pembayaran gaji karyawan Istaka Karya yang sempat tertunggak selama lima bulan. Nantinya, hak-hak karyawan akan dibayarkan secara bertahap. Pembayaran hak karyawan ditetapkan sebagai prioritas dalam penyelesaian kasus tersebut.

"Aset yang ada dibagi seadil-adilnya. Pertama, tentu untuk hak karyawan. Kedua, untuk membayar pajak negara. Ketiga, baru untuk membayar utang kepada suplier dan lainnya. Selanjutnya, kami selesaikan urusannya dengan kurator. Concern kami ada pada negoisasi dengan kreditur," katanya.

Negoisasi dengan kreditur, menurut Sumaryanto, kemungkinana besar akan membahas kemungkinan konversi utang Istaka Karya menjadi saham. Langkah ini sama persis dengan yang dilakukan perusahaan penerbangan Mandala Airlines ketika mengalami masalah serupa.

"Jika commercial paper bodong itu bisa dirundingkan, seperti Mandala yang kreditornya bersedia untuk konversi utang ke saham, maka kondisi Istaka bisa diperbaiki. Apalagi sebenarnya kinerja manajemen cukup bagus. Apa yang dialami Istaka sekarang tidak lepas dari beban masa lalu dan miss-management cashflow yang makin buruk," ujarnya.

Sumaryanto juga memastikan tidak akan ada pemutusan hubungan kerja terhadap karyawan Istaka Karya. Nantinya, karyawan Istaka akan dialihkan ke perusahaan konstruksi lainnya, yaitu PT Waskita Karya (Persero). Begitupun, kontrak proyek yang diperoleh Istaka Karya akan tetap dilanjutkan.

"Proyek tetap berjalan. Tidak ada yang terhenti. Sebagian proyek yang mendesak untuk melayani jalur Lebaran akan dilanjutkan oleh pemilik proyek dengan dana yang belum ditagihkan oleh Istaka. Sementara sisanya akan dialihkan ke Waskita Karya," kata Sumaryanto.



Harus Profesional

Mudrajad Kuncoro, pengamat ekonomi dari Universitas Gajah Mada, menambahkan belajar dari kasus Istaka Karya, ke depannya profesionalisme harus ditekankan dalam pengoperasian badan usaha milik negara.

Mengingat peran vital badan usaha milik negara, kata dia, ke depan perusahaan negara ini harus dikelola oleh kaum profesional yang memiliki semangat nasionalisme dan patriotisme serta memiliki visi kebangsaan. Kriteria ini harus masuk dalam fit and proper test calon direksi dan komisaris perusahaan.

Profesionalisme BUMN karya, menurut Mudrajad, juga dapt dilakukan melalui penawaran saham perdana (initial public offering) dan bukan melalui strategic partnership. Dia menilai pola strategic partnership hanya akan memuluskan jalan bagi asing untuk menguasai badan usaha milik negara yang strategis dan prospektif.

Kementerian Badan Usaha Milik Negara sebelumnya berencana melakukan IPO untuk Waskita Karya dan PT Hutama Karya (Persero). Kemungkinan besar aksi korporasi tersebut dilakukan tahun depan. (*) 
sumber :

Berita Foto : Pembukaan Tol Semarang Ungaran

Sejumlah mobil melintas di jalan tol Semarang-Solo seksi I tepatnya di km. 5.5
s/d km. 5.7 Semarang-Ungaran yang telah dibuka untuk umum, Sabtu (20/8). 
 hati2 di titik ini ada penyelesaian pek. pemasangan borepile (ANTARA/R. Rekotomo)
Sejumlah mobil melintas di jalan tol Semarang-Solo seksi I  
Semarang-Ungaran yang telah dibuka untuk umum, di Semarang, 
Jateng, Sabtu (20/8). (ANTARA/R. Rekotomo)
Sejumlah mobil melintas memasuki gerbang jalan tol Semarang-Solo  
seksi I Semarang-Ungaran yang telah dibuka untuk umum, 
di Ungaran, Jateng, Sabtu (20/8). (ANTARA/R. Rekotomo)
Sejumlah mobil melintas di jalan tol Semarang-Solo seksi I 
Semarang-Ungaran yang telah dibuka untuk umum, di Semarang, 
Jateng, Sabtu (20/8). (ANTARA/R. Rekotomo)
Sejumlah mobil melintas di jalan tol Semarang-Solo seksi I  
Semarang-Ungaran yang telah dibuka untuk umum, di Semarang, 
Jateng, Sabtu (20/8). (ANTARA/R. Rekotomo)

Senin, 22 Agustus 2011

Pemudik Harus Waspadai Proyek Penyelesaian Jalan Tol Semarang-Ungaran

ilustrasi : penyelesaian pekerjaan pemasangan 
bore pile di KM. 5.5 s/d 5.7(photo : ANTARA)
REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG - Pemanfaatan jalan tol Semarang-Solo seksi I ruas Semarang- Ungaran, Kabupaten Semarang, untuk memfasilitasi para pemudik masih menyisakan persoalan. Pasalnya hingga H-8 masih berlangsung pekerjaan penyelesaian di KM 5,5 sampai 5,7.

Pada ruas tersebut masih dilakukan pekerjaan pemasangan boorpiled sehingga terjadi penyempitan jalur jalan sepanjang kurang lebih 300 meter untuk arus lalu lintas dari Semarang menuju Ungaran. Dari dua lajur jalan yang tersedia, kini hanya diefektifkan satu lajur saja.

Penyempitan jalur jalan tol ini harus diwaspadai para pengguna jalan yang akan melintas agar perjalanan tetap aman dan lancar. Apalagi aktivitas berbagai kendaraan proyek seperti dump truck dan sejumlah alat berat di lokasi ini juga masih sangat tinggi.

Berdasarkan pantauan Republika Online, kendaraan yang melaju di ruas jalan tol yang baru diujicobakan mulai Sabtu (20/8) ini mengurangi kecepatan secara tiba- tiba. Di titik awal penyempitan jalan, kendaraan harus melintas satu persatu akibat keterbatasan lajur jalan yang tersedia.

"Hanya titik perbaikan ini yang harus diwaspadai oleh para pengguna jalan tol Semarang- Solo seksi I. Selebihnya kondisi jalan sudah baik dan aman untuk dilalui," ungkap Komisaris PT Trans Marga Jawa Tengah, Danang Atmodjo, yang dikonfirmasi per telepon, Senin (22/8).

Sebelumnya, pada April lalu di lokasi penyelesaian pekerjaan jalan tol ini terjadi pergerakan tanah. Sehingga badan jalan seksi I Semarang-Ungaran ini mengalami retak dan ambles pada KM 5,5 hingga 5,7. Hingga kini upaya perbaikan masih berlangsung.

Menurut Danang, jalan tol Seksi I ini sudah dibuka mulai Sabtu (20/8) dan siap digunakan untuk arus mudik lebaran. "Pekerjaan pemasangan Boorpiled ini tidak akan mengganggu arus lalulintas yang akan melintas," katanya. 

Redaktur: Johar Arif
Reporter: C19

sumber :

Waskita Karya Belum Ambil Alih Seluruh Proyek Istaka Karya yang Pailit

PT Waskita Karya ditunuk Kementerian BUMN 
untuk menangani PT Istaka Karya yang 
dinyatakan pailit. (IFT/CHARISMA JIWA)

JAKARTA (IFT) – PT Waskita Karya (Persero), sebagai pihak yang ditunjuk oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara untuk menangani PT Istaka Karya (Persero) yang telah dinyatakan pailit, menyatakan belum mengambil alih seluruh proyek yang dimiliki Istaka Karya. Perseroan masih menunggu persetujuan pemilik proyek untuk pengambilalihan tersebut.

“Kementerian Badan Usaha Milik Negara sudah menugasi Waskita untuk merampungkan hal-hal yang perlu ditangani sehubungan dengan pailit itu. Memang tidak bisa semudah itu mengambilalih proyek dari Istaka,” kata M Choliq, Direktur Utama Waskita Karya, Jumat.

Menurut dia, ada pemilik kontrak yang minta pemutusan kontrak dulu dengan Istaka lalu menandatangani kontrak ulang dengan Waskita Karya. “Jadi, tidak bisa hanya dengan persetujuan Kementerian Badan Usaha Milik Negara. Kementerian hanya menugaskan supaya proyek itu tidak terbengkalai," katanya.

Waskita Karya sejauh ini baru mengambil alih satu proyek Istaka Karya, yaitu kontruksi lanjutan di ruas tol Semarang-Ungaran milik PT Trans Marga Jawa Tengah. Namun, kata Choliq, proyek lanjutan itu diperoleh Waskita Karya setelah mengikuti dan memenangkan proses tender ulang.

Menurut dia, kelanjutan proyek-proyek Istaka Karya juga dimungkinkan melalui opsi lain di luar pengambilalihan oleh Waskita Karya. Salah satunya, dengan diambil alih oleh tim kurator yang ditunjuk pengadilan.

"Ekuisitas Istaka negatifnya memang tinggi. Jika dibandingkan dengan volume usaha perusahaan tidak seimbang sehingga tidak feasible. Karena itu dipailitkan. Waskita diminta karena sebelumnya bantu PT Perusahaan Pengelola Aset pada saat due dilligent Istaka sehingga dianggap tahu proyek-proyek Istaka," tandasnya.

Istaka Karya memperoleh suntikan dana dari PT Perusahaan Pengelola Aset senilai Rp 400 miliar, yang masih dalam ditargetkan bisa cair pada tahun ini.

Kementerian Badan Usaha Milik Negara memastikan Istaka Karya telah pailit sesuai dengan keputusan Mahkamah Agung pada Maret 2011. "Berdasarkan hasil dari Keputusan Pengadilan Niaga Jakarta dan keputusan Mahkamah Agung, sesudah dirapatkan oleh pemegang saham, maka kami menerima putusan pailit itu," kata Menteri Badan Usaha Milik Negara Mustafa Abubakar.

Menurut Mustafa, Kementerian sudah menugaskan Waskita Karya untuk merampungkan hal-hal yang perlu ditangani sehubungan dengan pailit itu, termasuk penanganan karyawan Istaka. Pada Kamis pekan lalu, ratusan karyawan Istaka Karya mendatangi Pengadilan Negeri Jakarta Pusat untuk mengikuti rapat kreditur pertama pasca pailit. Mereka mengaku sudah lima bulan tidak mendapatkan gaji.

Keputusan pailit ini bermula dari utang dalam bentuk commercial paper (CP) Istaka kepada PT Japan Investment Indonesia Company (JAIC Indonesia) sekitar US$ 7,65 juta. Utang tersebut atas unjuk tersebut diterbitkan pada Desember 1998 dan jatuh tempo 1 Januari 1999.

Akibat tidak mampu membayar utang tersebut, JAIC Indonesia mengajukan permohonan pailit karena Istaka dianggap tidak melaksanakan putusan Mahkamah Agung yang memerintahkan perusahaan itu membayar kewajibannya sebesar US$ 7,65 juta.

Akhirnya pada 22 Maret 2011, Mahkamah Agung mengabulkan kasasi yang dilayangkan JAIC Indonesia tersebut dalam perkara permohonan pailit.

Direktur Utama Istaka Karya Kasman Muhammad sebelumnya menegaskan perusahaannya tidak pantas dipailitkan karena berkomitmen untuk membayar utang tersebut. Selain itu, masalah tersebut tidak mempengaruhi kinerja operasional perseroan. “Kami akan bayar, tapi kepada orang yang benar-benar berhak. Sementara JIAC ini merupakan tangan keempat,” ujarnya.

Budi Hartono, Sekretaris Perusahaan Istaka Karya, menjelaskan pada 2011 perseroan menargetkan pendapatan sebesar Rp 1 triliun dengan laba bersih sekira Rp 20 miliar-Rp30 miliar. Perseroan tahun lalu membukukan pendapatan sekitar Rp 500 miliar dengan laba bersih Rp 10 miliar.

Jumlah proyek perseroan yang tahun ini sedang berjalan sebanyak 18 proyek, yang terdiri atas jalan dan gedung, dengan nilai proyek hingga Rp 320 miliar. Proyek tersebut tersebar di Sumatera Utara, Lampung, Banten, Jawa Tengah, maupun Jakarta. Nilai proyek sepanjang kuartal I 2011 yang berhasil diperoleh perseroan telah mencapai Rp 800 miliar.

PT Trans Marga Jawa Tengah memutus kontrak Istaka Karya dalam pengerjaan paket ketiga proyek Jalan tol Semarang-Ungaran pada 17 Juni 2011, karena perusahaan itu dinilai tidak mampu memenuhi target yang ditetapkan. Direktur Utama Trans Marga Jawa Tengah Agus Suharjanto mengatakan masih terdapat pekerjaan ruas tol sekitar hampir tiga kilometer, antara kawasan Ungaran-Beji, Kabupaten Semarang, yang belum dirampungkan Istaka Karya. Pekerjaan itu diserahkan pada Waskita Karya.

Proses pembangunan jembatan layang di Pekanbaru yang dilaksanakan Istaka Karya selaku kontraktor proyek kini terbengkalai. Proyek pembangunan jalan layang di Pekanbaru dikerjakan oleh dua kontraktor, yakni PT Adhi Karya dan Istaka Karya. Istaka Karya mendapat kontrak pembangunan sekitar Rp 75 miliar dari total anggaran pembangunan proyek multiyears yang mencapai Rp 140 miliar. (*)
Christina Natalia Sihite

sumber :

H+10 Jasa marga Berlakukan Tarif Semarang-Ungaran

Direktur Utama PT Jasa Marga (Persero) Frans Sunito mengatakan Pemerintah sedang mengkaji besaran tarif pintu tol yang akan dikenakan pada ruas tol baru di daerah Jawa yaitu ruas tol Semarang-ungaran.

Frans menambahkan, mengenai mengenai penentuan besaran tarif itu diluar kewenangannya. Namun dia tegaskan paling lambat H+10 lebaran, tol tersebut sudah memiliki tarif. "Tarifnya kan nanti tergantung Menteri Pekerjaan Umum, untuk tol semarang utara maskimum H+ 10 sudah ada tarif ," ujarnya di Jakarta, Minggu (21/8/2011).

Sampai sekarang menurut Frans, pihak Jasa Marga belum dapat beroperasi di ruas Jalan tol tersebut. Selain karena belum ada penetapan besaran tarif, alasan lainnya adalah masih penyempurnaan pembanguna fasilitas-fasilitas yang belum selesai di daerah tersebut.

"Ya tapi kan belum seluruhnya, nanti lah itu setelah lancar dan beroperasi, saat ini kan belum ada tarifnya, gimana mau beroperasi tarifnya aja belum dikasih kok," tambahnya.

Frans menhimbau masyarakat yang akan melakukan kegiatan mudik untuk dapat memanfaatkan fasilitas tersebut. Apalagi ruas tol tersebut belum dikenakan tarif. "Saat ini dibuka tanpa tarif, nah mummpung masih gratis lewat sana saja lah," pungkasnya.

Seperti diketahui, Menyambut arus mudik Lebaran, satu ruas jalan tol di Jawa Tengah beroperasi. Yakni, ruas tol Semarang-Ungaran sepanjang 11 km yang secara resmi dibuka mulai Sabtu (20/8/2011). Ruas tersebut merupakan penggalan dari proyek besar jalan tol Semarang-Solo.

Pembukaan dilakukan Gubernur Jateng Bibit Waluyo pukul 08.00. Bibit yang menumpang mobil dinas Toyota Land Cruiser itu juga memimpin rombongan untuk mencoba melewati jalan yang mulus tersebut. Di belakangnya, turut serta Ketua DPRD Jateng Murdoko yang naik Toyota Alphard putih, Sekda Jateng Hadi Prabowo, dan para pejabat pemprov lainnya. Bibit melintasi tol hingga pintu keluar Ungaran.

Setelah dibuka, tol baru tersebut langsung dilintasi ratusan mobil pribadi. Bibit mengungkapkan, selama uji coba, pengguna jalan tidak dipungut biaya alias gratis. Tujuannya, masyarakat mengenal dulu ruas tol Semarang-Ungaran tersebut. "Silakan dinikmati, mumpung gratis. Mau sehari bolak-balik sepuluh kali juga tidak masalah," ujarnya.
Oleh: R. Jihad Akbar - Editor: Sarah A. Christie
sumber :

Tol Dibuka Macetkan Ungaran, Gubernur Minta Maaf

ilustrasi : kemacetan keluar ungaran di bukit ceper

Tol Semarang Ungaran

Semarang, CyberNews. Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo meminta maaf jika pembukaan Jalan Tol Semarang-Solo, seksi I Semarang-Ungaran membuat macet di kawasan Ungaran. Ia meminta masyarakat bersabar dan tertib mematuhi panduan lalu lintas.

"Saya minta maaf kalau ada gangguan. Niat kita baik, memanfatkan tol itu untuk urai kemacetan mudik," katanya, Senin (22/8) usai memimpin Gelar Pasukan Operasi Ketupat Candi 2011 di Lapangan Mapolrestabes Semarang.

Menurut Bibit, kemacetan tersebut disebabkan pintu keluar tol di Ungaran terlalu kecil. Jalur tersebut sebenarnya disediakan hanya untuk keluar masuk tol bagi masyarakat Kabupaten Semarang. Namun karena jalur tol ke Solo belum jadi, maka pintu tol Ungaran menjadi jalur utama.

Bibit mengharapkan, pihak kepolisian segera mengantisipasi dengan menerjunkan anggotanya agar kemacetan tidak terlalu parah. Rambu penunjuk arah juga agar segera dipasang untuk memudahkan pengguna jalan.

"Keluar tol itu ada tiga jalan alternatif, nanti pak polisi yang atur itu. Pasang tanda-tanda juga. Masyarakat jalan yang tertib, ikuti petunjuk, ojo saling nyalahke, ayo kita cari solusi terbaik," tandasnya.
( Anton Sudibyo / CN33 / JBSM )
sumber :

Pintu Tol Ungaran Macet 1 Km

Puluhan mobil antre keluar pintu tol Semarang-Ungaran 
tepatnya di bukit ceper Kelurahan Sidomulyo, 
Ungaran, kemarin.

UNGARAN– Di hari kedua pascapembukaan, Tol Semarang- Ungaran kemarin mulai banyak dimanfaatkan para pemudik.

Pada siang hari terlihat mobil pribadi berpelat Jakarta, Bandung, yang melintasi ruas tersebut.Namun kemacetan di Ungaran tak kunjung cair. Para pemudik ini harus bersabar untuk bisa keluar dari tol. Sebab, akses keluar tol Semarang- Ungaran di Kelurahan Sidomulyo, Ungaran Timur, Kabupaten Semarang siang kemarin terjadi kemacetan. Puluhan mobil yang keluar dari tol terpaksa berjalan lambat.

Tersendatnya laju kendaraan diakibatkan oleh mobil yang harus berhenti di perempatan Jalan Letjen Soeprapto- Jalan Ahmad Yani.Namun setelah jalan lagi,sejumlah mobil ada yang terus menuju Jalan Diponegoro maupun berbelok ke kiri lewat Jalan S Parman. Sebenarnya lampu pengatur lalu lintas di perempatan jalan tersebut sudah difungsikan sejak empat hari terakhir. Praktis, kendaraan baik dari arah Jalan S Parman maupun Jalan Ahmad Yani yang selama ini bisa nyelonong melewati perempatan Sidomulyo kini harus berhenti sejenak.

Pantauan SINDO di lapangan, kamacetan ini terjadi dari perempatan Sidomulyo sampai mendekati gerbang keluar tol yang jaraknya sekitar 1 kilometer (km). Setiap lampu pengatur jalan menyala hijau, kendaraan baru bisa melaju pelan-pelan. Namun ketika lampu menyala merah, kendaraan ini tetap harus berhenti. Untuk kendaraan yang keluar tol,durasi lampu hijau 35 detik, sedangkan lampu merah 60 detik.Petugas kepolisian juga tidak terlihat di perempatan tersebut. Banyaknya kendaraan yang antre ini memaksa sejumlah pengendara memilih berbelok ke kiri Jalan Letjen Soeprapto menuju ke makam Gatot Soebroto.

Kondisi ini sangat kontras dengan arus lalu lintas kemarin pada pagi hari,yang relatif masih lancar.”Saya maunya lewat tol agar bisa lancar.Tapi pas mau keluar, malah macet, padahal di dalam (tol) bisa lancar,” kata pengguna jalan tol dari Cirebon, Daud Yusuf, kemarin. Karena terjadi penumpukan kendaraan,pintu keluar tol arah Kelurahan Kalirejo siang kemarin akhirnya dibuka. Pengguna jalan tol bisa menghindari kemacetan di pintu keluar tol Sidomulyo. pertigaan Kalirejo, sudah ada warga yang disiapkan untuk membantu kelancaran lalu lintas. Pengguna tol yang melalui Kalirejo bisa meneruskan perjalanan ke Ungaran melalui Jalan MT Haryono.

Pengguna tol asal Semarang Hernowo mengaku ingin melewati tol biar lebih cepat.Tapi justru terjebak kemacetan saat mau keluar. ”Saat keluar sulit, karena jalan sempit. Jalan hanya cukup untuk dua mobil saja,”katanya. Kasat Lantas Polres Semarang AKP Matrius menyatakan, pembukaan pintu keluar di Kalirejo dilakukan karena terjadi penumpukan kendaraan di perempatan Sidomulyo (Letjen Soeprapto).Pengguna jalan dialihkan ke Jalan MT Haryono menuju perempatan Jalan Ahmad Yani-Moh Yamin, terus menuju jalan di samping Benteng Willem II.

”Selain itu kita tambah rambu-rambu penunjuk jalan, agar para pengguna jalan bisa sampai ke jalan utama Semarang- Solo atau Semarang-Yogyakarta,” ungkap Matrius, di sela-sela pemasangan rambu penunjuk arah. Selain itu,agar perempatan Sidomulyo tidak makin padat, pihaknya mengalihkan ke Jalan Letjen Soeprapto arah makam Gatot Soebroto dan dilewatkan samping Benteng Willem. Arus akan dipecah lagi ke Jalan S Parman dan kembali di pecah ke arah Undaris-Beji dan Ungaran Sari Garment (USG). Kemacetan di Ungaran ini juga menjadi perhatian serius Pemprov Jateng.

Sekretaris Daerah Pemprov Jawa Tengah Hadi Prabowo mengatakan, saat ini terus dilakukan koordinasi dengan aparat Kepolisian agar arus lalu lintas terkendali. ”Nanti dilakukan rekayasarekayasa lalu-lintas, sehingga semuanya berjalan lancar,” ujarnya kemarin. arif purniawan/ muh slamet

sumber :

Penasaran, Menerjang Debu, Berujung Kemacetan

Menyusuri Tol Semarang-Ungaran


Ruas jalan tol Semarang-Solo, di seksi I Semarang-Ungaran, resmi diujicobakan mulai Sabtu (20/8). Pembukaan jalan bebas hambatan sepanjang 14 kilometer tersebut itu mendapatkan sambutan positif dan negatif dari masyarakat. Berikut laporannya.

SORE itu sekitar pukul 16.00, Kris Bagus (28) beserta istri dan anaknya sebenarnya tidak ada rencana untuk keluar rumah. Mereka ingin menikmati liburan di rumah memanfaatkan akhir pekan.

Namun, dia sepertinya tidak sabar setelah membaca berita jalan tol Semarang-Ungaran telah dibuka. Warga Jalan Usman Janatin, Kelurahan Tanjungmas, Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang itu pun berkemas dan meluncur ke arah jalan tol menggunakan mobil van.

Dia mengaku penasaran dengan jalan tol Semarang-Ungaran yang masih dibuka gratis. Terlebih lagi, pembangunan jalan tol ini sudah lama didengarnya, namun medan jalur tersebut belum pernah dirasakannya. Di gerbang tol Banyumanik yang memiliki sembilan gardu, sementara yang aktif enam gardu. Petugas tampak memberi aba-aba kepada pengendara untuk jalan terus, tanpa harus membayar tiket. “Menggunakan mobil bersama keluarga, saya mencoba melintasi jalan tol dari Semarang menuju Ungaran. Jalanan cukup lancar saat awal melintasi jalan tol. Namun di tengah perjalanan ternyata pengendara harus menerjang debu karena masih ada pengerjaan proyek,” katanya.

Ya, debu tersebut muncul dari alat berat dan truk proyek yang mengangkut tanah di beberapa titik. Aktivitas pekerja itu terlihat KM 4,5 hingga KM 5,5. Jalanan mulus yang semula terasakan begitu nyaman dengan memacu kecepatan mobil sekitar 80 km/jam, sedikit terganggu.


Laju kendaraan harus dikurangi karena ada penyempitan jalur di sisi kiri. Lajur dari Semarang dipasangi gaslon sehingga hanya berfungsi satu lajur di sepanjang 200 meter. Sejumlah alat berat masih beroperasi untuk menyelesaikan pengerjaan jalan yang semula retak-retak.

Tak pelak, debu pun beterbangan di sekitar lokasi. Hal ini bisa membahayakan pengguna jalan tol karena debu agak mengganggu pandangan. Meskipun demikian, pengguna merasakan maanfaat jalan tol bisa mempersingkat waktu tempuh saat bepergian dari Semarang menuju Ungaran, Kabupaten Semarang.

Tak jarang pengguna mobil yang membuka lebar-lebar jendela kaca. Mereka tampak menikmati panorama alam dengan latar Gunung Ungaran di sisi barat. Sementara di arah timur terlihat pemandangan Semarang bagian bawah yang indah.

‘’View-nya tampak indah ya,’’ kata Yanti (31), warga Jl Soekarno-Hatta, Semarang yang mengendarai mobil Toyota Avanza biru. Dia juga baru sekali itu melintas dari pintu tol Banyumanik hingga Ungaran. Sebelumnya, dia pernah menikmati jalan tol itu saat mengikuti sepeda santai beberapa bulan lalu, namun baru sampai di KM 2,5.

Secara umum, keluhan pengguna jalan tol terjadi di jalur akses pintu keluar tol Ungaran. Sebab, mereka harus antre dan bersabar untuk bisa melewati pintu keluar yang baru dibangun dua lajur dan dua jalur tersebut. Pada uji coba hari kedua, Minggu (21/8), antrean panjang kendaraan masih terlihat dari akses pintu keluar tol Ungaran hingga perempatan Sidomulyo, Ungaran.

Kecewa Macet

SM/Yoseph Hary W 
MENYEMUT: Antrean mobil pengguna tol menyemut 
keluar dari gerbang tol Ungaran di Kalirejo, kemarin. 
Iring-iringan mobil ini berakhir di perempatan Sidomulyo 
atau Jl Letjen Soeprapto. (65)
Di perempatan itu, traffic light atau lampu bangjo difungsikan dengan durasi waktu nyala lampu hijau selama 35 detik. Sementara, lampu merah untuk pemberhentian 60 detik. Selama lampu menyala hijau, sepanjang akses jalan keluar tol itu tampak padat merayap. Namun, begitu lampu menyala merah, berangsur-angsur kendaraan berhenti berurutan mulai dari perempatan itu mendekati pintu tol di Kalirejo, Ungaran.

Antrean itu kira-kira sepanjang satu kilometer, selama waktu lampu merah menyala. Akibatnya, kondisi tol tersebut belum memuaskan pengguna jalan. Pengguna jalan tol asal Cirebon, Yusuf (35) mengaku sedikit kecewa. Setelah menempuh perjalanan lancar di sepanjang jalur tol, akhirnya harus terjebak kemacetan panjang di pintu keluar di Ungaran. “Sepanjang tol memang lancar. Tapi ternyata setelah keluar gerbang di Ungaran macet,” ujarnya.

Kasat Lantas Polres Semarang AKP Matrius mengungkapkan, kecenderungan macet karena terjadi penumpukan di perempatan Sidomulyo. Jalur keluar tol yang melalui wilayah Kalirejo juga dibuka. Itu untuk mengurai penumpukan kendaraan di sepanjang jalur ke Sidomulyo.

Dibukanya jalur yang melewati Kalirejo untuk mengalihkan kendaraan ke Jalan MT Haryono, kemudian tembus ke Jalan A Yani. “Kami menambah rambu penunjuk jalan agar pengendara tidak kebingungan,” katanya.

Kondisi jalur pintu tol Ungaran memang tidak sepadat dan semrawut seperti pada hari pertama uji coba. Satlantas terus mengevaluasi untuk menentukan penerapan jalur keluar tol secara tepat. Harapannya, ketika arus mudik dan balik Lebaran mulai padat, tidak terjadi kemacetan parah.

Penjaga tol Banyumanik Tetty Megasari mengatakan, sudah menjalani pelatihan selama dua minggu sebelum bertugas di gerbang tol. “Training dilakukan di gerbang tol Tembalang dan Gayamsari,” tandasnya.

Gardu tol yang ditempati untuk bertugas itu sesuai standar pelayanan, yakni dilengkapi air conditioner (AC), radio, dan perlengkapan karcis tol. Di bawah sembilan gardu tol Banyumanik, juga dibuat semacam terowongan. Hal ini untuk memberikan pengamanan saat membawa uang hasil pemanfaatan jalan tol, sekaligus meminimalisasi petugas wira-wiri di kawasan gerbang tol. Mereka lebih aman karena berjalan di terowongan sepanjang 24 meter, lebar 3 meter, dan tinggi 3 meter.

Sebelumnya, Gubernur Jateng Bibit Waluyo berharap penggalan ruas tol itu bisa memberikan manfaat, kemudahan, dan kenyamanan bagi masyarakat. Semua persyaratan sudah dipenuhi, termasuk pemasangan rambu-rambu lalu lintas. “Selanjutnya, mari kita jaga bersama supaya semuanya lancar,” katanya.

Wakil Ketua Komisi D DPRD Jateng Sasmita menyampaikan, jalan tol itu sudah siap dan layak dilewati kendaraan roda empat. Namun, pembersihan di titik-titik tertentu, terutama di kawasan proyek perlu segera dilakukan. Sebab, pengerjaan proyek itu mengakibatkan munculnya banyak debu. Selama uji coba, pelaksana proyek masih terlihat melakukan pemasangan bore pile atau pondasi paku bumi.

Menurut dia, pondasi ini sudah terealisasi 34 dari rencana semula 60 unit. Pondasi itu dipasang di antara KM 4,5 hingga KM 5,5 yang dulunya mengalami kerusakan. Meskipun jumlah bore pile lebih sedikit dari rencana semula, tim laik jalan sudah bisa memastikan jalur tersebut sudah layak digunakan. (Royce Wijaya, Yoseph Hari W-65)
sumber :