Keluar Jalan Tol Semarang-Ungaran
Semarang, CyberNews. Akses keluar jalan tol Semarang-Ungaran di daerah Ungaran menjadi masalah baru. Pengoperasian tol seksi I Semarang-Solo itu sebagai jalur mudik Lebaran akan berujung kemacetan di sepanjang pintu keluar tol.
Pasalnya, kondisi lalu lintas di sekitar jalur keluar merupakan pertemuan tiga arus utama. Pertama adalah arus lalu lintas dari jalur utama Semarang-Bawen, lalu jalur keluar tol, ketiga jalur lokal bagi masyarakat setempat. Untuk mengurai kemacetan tersebut, Satlantas Polres Semarang menerapkan rekayasa jalur keluar tol, yang rata-rata selebar 6-7 meter itu.
Empat jalur rekayasa disiapkan, yaitu pengendara yang melewati tol dapat keluar melalui pintu tol Kelurahan Sidomulyo, lurus melewati perempatan Sidomulyo dan tembus di jalan utama depan kantor DPRD atau sisi RSUD Ungaran.
Jika terjadi antrean panjang mulai dari depan DPRD hingga perempatan Sidomulyo, maka arus kendaraan dari pintu tol dapat dialihkan. Pengalihan mulai dari perempatan Sidomulyo, Pundung Putih, Kelurahan Gedanganak, dan keluar di gerbang Undaris (Jl S Parman).
Demikian juga ketika antrean panjang kendaraan terjadi mulai dari gerbang terluar Undaris (jalan utama) ke timur di sepanjang Jalan S Parman, maka arus kendaraan dapat dialihkan lagi.
Mulai pertigaan sebelum mencapai jalan utama, kendaraan akan dibelokkan ke kiri (selatan) melewati pertigaan Perumda Gedanganak, ke kanan tembus ke jalan utama tepat di batas kota.
Pertigaan
Rekayasa jalur untuk mengurai kemacetan juga akan dilakukan mulai pertigaan pintu tol Sidomulyo (sebelum perempatan Sidomulyo) ke arah kanan menuju makam Gatot Soebroto, ke kiri melalui Jalan MT Haryono, perempatan KPU Ungaran, dan tembus di Benteng Willem II.
Namun, alternatif yang terakhir itu hanya diberlakukan hingga kira-kira sebelum H-3 atau sebelum terjadi kenaikan arus kendaraan. Alasannya, jika jalur tersebut terus dibuka, besar kemungkinan terjadi kemacetan di Kota Ungaran, misalnya di Jalan A Yani dan S Parman.
Satlantas masih menyiapkan opsi lain jika kemacetan terlalu parah. Rekayasa jalur mulai pintu keluar tol Kelurahan Sidomulyo, Pundung Putih, Beji, dan Babadan.
Lainnya, dari pintu keluar tol Sidomulyo, Pudung Putih, Beji, Gondoriyo, dan pertigaan Ngobo, Kecamatan Bergas. Namun, dua jalur yakni Babadan dan Ngobo bukan merupakan prioritas. ”Kondisi jalan itu terlalu jauh, sepi, dan banyak tikungan yang membingungkan,” ungkap Kasatlantas Polres Semarang AKP Matrius.
Dia mengakui, kondisi jalur keluar tol Ungaran amat kompleks. Rekayasa jalur itu merupakan upaya mengurai kemacetan yang mungkin terjadi di pintu keluar tol. Untuk mendukung upaya tersebut, Satlantas juga menerapkan jalur searah, mulai dari sepanjang tol hingga akses keluar di Ungaran. Itu berlaku mulai H-7 hingga H-1.
Sementara pada hari H hingga H+1, jalur keluar tol akan kembali menjadi dua arah. Untuk mengantisipasi arus balik, jalur searah dari arah sebaliknya, atau arah Semarang diberlakukan mulai H+2 hingga H+10.
Menurut Kasatlantas, rekayasa jalur keluar tol itu juga didukung dengan pemasangan 38 rambu lalu lintas di sepanjang jalan yang disiapkan.
Sebanyak 18 rambu di antaranya merupakan penunjuk arah agar pengguna jalur tidak kebingungan. ”Secara umum, pintu keluar tol Ungaran ini memang sempit. Ini sebenarnya bukan pintu keluar utama. Tapi sekarang menjadi jalur utama untuk sementara, karena terusan tol hingga Solo belum kelar,” katanya. (K33-39)
( Yoseph HW / CN32 / JBSM )
Semarang, CyberNews. Akses keluar jalan tol Semarang-Ungaran di daerah Ungaran menjadi masalah baru. Pengoperasian tol seksi I Semarang-Solo itu sebagai jalur mudik Lebaran akan berujung kemacetan di sepanjang pintu keluar tol.
Pasalnya, kondisi lalu lintas di sekitar jalur keluar merupakan pertemuan tiga arus utama. Pertama adalah arus lalu lintas dari jalur utama Semarang-Bawen, lalu jalur keluar tol, ketiga jalur lokal bagi masyarakat setempat. Untuk mengurai kemacetan tersebut, Satlantas Polres Semarang menerapkan rekayasa jalur keluar tol, yang rata-rata selebar 6-7 meter itu.
Empat jalur rekayasa disiapkan, yaitu pengendara yang melewati tol dapat keluar melalui pintu tol Kelurahan Sidomulyo, lurus melewati perempatan Sidomulyo dan tembus di jalan utama depan kantor DPRD atau sisi RSUD Ungaran.
Jika terjadi antrean panjang mulai dari depan DPRD hingga perempatan Sidomulyo, maka arus kendaraan dari pintu tol dapat dialihkan. Pengalihan mulai dari perempatan Sidomulyo, Pundung Putih, Kelurahan Gedanganak, dan keluar di gerbang Undaris (Jl S Parman).
Demikian juga ketika antrean panjang kendaraan terjadi mulai dari gerbang terluar Undaris (jalan utama) ke timur di sepanjang Jalan S Parman, maka arus kendaraan dapat dialihkan lagi.
Mulai pertigaan sebelum mencapai jalan utama, kendaraan akan dibelokkan ke kiri (selatan) melewati pertigaan Perumda Gedanganak, ke kanan tembus ke jalan utama tepat di batas kota.
Pertigaan
Rekayasa jalur untuk mengurai kemacetan juga akan dilakukan mulai pertigaan pintu tol Sidomulyo (sebelum perempatan Sidomulyo) ke arah kanan menuju makam Gatot Soebroto, ke kiri melalui Jalan MT Haryono, perempatan KPU Ungaran, dan tembus di Benteng Willem II.
Namun, alternatif yang terakhir itu hanya diberlakukan hingga kira-kira sebelum H-3 atau sebelum terjadi kenaikan arus kendaraan. Alasannya, jika jalur tersebut terus dibuka, besar kemungkinan terjadi kemacetan di Kota Ungaran, misalnya di Jalan A Yani dan S Parman.
Satlantas masih menyiapkan opsi lain jika kemacetan terlalu parah. Rekayasa jalur mulai pintu keluar tol Kelurahan Sidomulyo, Pundung Putih, Beji, dan Babadan.
Lainnya, dari pintu keluar tol Sidomulyo, Pudung Putih, Beji, Gondoriyo, dan pertigaan Ngobo, Kecamatan Bergas. Namun, dua jalur yakni Babadan dan Ngobo bukan merupakan prioritas. ”Kondisi jalan itu terlalu jauh, sepi, dan banyak tikungan yang membingungkan,” ungkap Kasatlantas Polres Semarang AKP Matrius.
Dia mengakui, kondisi jalur keluar tol Ungaran amat kompleks. Rekayasa jalur itu merupakan upaya mengurai kemacetan yang mungkin terjadi di pintu keluar tol. Untuk mendukung upaya tersebut, Satlantas juga menerapkan jalur searah, mulai dari sepanjang tol hingga akses keluar di Ungaran. Itu berlaku mulai H-7 hingga H-1.
Sementara pada hari H hingga H+1, jalur keluar tol akan kembali menjadi dua arah. Untuk mengantisipasi arus balik, jalur searah dari arah sebaliknya, atau arah Semarang diberlakukan mulai H+2 hingga H+10.
Menurut Kasatlantas, rekayasa jalur keluar tol itu juga didukung dengan pemasangan 38 rambu lalu lintas di sepanjang jalan yang disiapkan.
Sebanyak 18 rambu di antaranya merupakan penunjuk arah agar pengguna jalur tidak kebingungan. ”Secara umum, pintu keluar tol Ungaran ini memang sempit. Ini sebenarnya bukan pintu keluar utama. Tapi sekarang menjadi jalur utama untuk sementara, karena terusan tol hingga Solo belum kelar,” katanya. (K33-39)
( Yoseph HW / CN32 / JBSM )
sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar