javascript:void(0)

your direction from here


View tol semarang ungaran in a larger map
happy chinese New Year 2021

cari di blog ini

Rabu, 31 Juli 2013

Pemudik Diimbau Waspada di Tol Ungaran-Bawen

Lebaran 2013

Pembangunan konstruksi jalan tol Semarang-Solo terus berjalan di Kecamatan 
Pringapus, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Selasa (26/3/2013). 
Pengerjaan ruas tol Ungaran-Bawen terbagi menjadi empat paket konstruksi 
yaitu Kalirejo-Beji 3,25 kilometer, Beji-Tinalun 3,9 kilometer, 
Tinalun-Lemah Ireng 3,825 kilometer dan Lemah Ireng-Bawen 
1,015 kilometer. | KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA
SEMARANG, KOMPAS.com — Tol Semarang-Solo ruas Ungaran-Bawen mulai dibuka untuk pemudik pada Rabu (31/7/2013) pukul 19.30 WIB, meskipun pembangunan fisiknya belum rampung. Oleh karena itu, para pemudik diminta tetap berhati-hati saat melintasinya.

Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo dalam pembukaan jalan tol tersebut di Gerbang Tol Bawen menyatakan, tol sepanjang 11,9 kilometer itu dibuka satu lajur untuk sementara hingga tujuh hari setelah Lebaran dan hanya untuk kendaraan kecil.

Setelah itu, jalan tol kembali ditutup untuk tahap penyelesaian dan akan dibuka kembali pada Oktober mendatang.

Jalan tol tersebut, kata Bibit, dibuka untuk mengurangi kepadatan lalu lintas di jalur Semarang-Bawen, yang merupakan jalan utama menuju Solo dan Magelang. Dia mengakui, jalan tersebut belum selesai sempurna sehingga para pengendara diminta untuk tetap waspada.

Berdasarkan pantauan, ada dua titik yang hanya bisa dilalui satu lajur, yaitu di wilayah Desa Lemah Ireng, dan Desa Kandangan, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang. Di kawasan tersebut, pengendara beberapa kali harus bepindah lajur sehingga kecepatan kendaraan tidak dapat dipacu maksimal.

Di Desa Lemah Ireng, karena jembatan pengganti jalan desa belum selesai dibangun, warga setempat harus lalu lalang menyeberangi jalan tol. Ada petugas yang berjaga di titik tersebut untuk mengatur arus lalu lintas di daerah tersebut.

Pada malam hari, lampu-lampu proyek dipasang untuk menerangi jalan, demikian juga dengan lampu-lampu tanda peringatan untuk berganti lajur.

Direktur Utama PT Trans Marga Jateng Jajat Sudrajat mengatakan, pihaknya sudah mendapat izin dari Kementerian Pekerjaan Umum tertanggal 25 Juli 2013 untuk membuka sementara jalur tersebut secara gratis.

Saat ini, kondisi jalan tersebut sudah mencapai 90 persen dari keseluruhan pekerjaan. Selama pembukaan jalur tersebut, pihaknya menyediakan 13 kendaraan untuk patroli rutin, ambulans, dan mobil derek.

Mudik Lewat Pantura atau Selatan? Ini Perbandingan Jalannya

Para pekerja melakukan perbaikan jalur Pantai Utara (Pantura) di Jalan 
Ahmad Yani, Cikampek, Jawa Barat, Sabtu (27/7/2013). Rencananya 
proyek perbaikan ini akan rampung pada 10 hari sebelum Hari Raya 
Idul Fitri. | KOMPAS IMAGES/VITALIS YOGI TRISNA

JAKARTA, KOMPAS.com — Anda yang ingin mudik ke sejumlah kota di Jawa Barat, Jawa Tengah, atau Jawa Timur, ada baiknya mempertimbangkan kondisi jalan di dua jalur yang ada, yakni jalur pantai utara atau pantura dan jalur selatan.

Penelusuran Kompas.com beberapa waktu terakhir menunjukkan jalan selatan lebih mulus dari pantura.

Pantura dari Jakarta

Jalur pantura dimulai dari keluar tol Cikopo belok kiri ke arah Simpang Jomin-Indramayu-Cirebon-Tegal-Semarang, dan sebagainya. Meski secara umum relatif baik, kondisi jalan di sana penuh tambalan aspal hingga bergelombang.

Beberapa titik yang kondisi jalannya demikian antara lain di jalan setelah Simpang Jomin hingga ke Kandanghaur. Setelah itu, aspal baru mulus hingga Indramayu dan Cirebon.

Kondisi aspal penuh tambalan dan bergelombang kembali terjadi di Brebes selepas tol Kanci hingga ke Pemalang. Di Pemalang, kondisi jalan kembali mulus hingga Alas Roban dan kembali bergelombang hingga ke Semarang.

Meski demikian, jalur Pantura tergolong lebar dan telah dilengkapi dengan pembatas jalan yang permanen, marka jalan, serta rambu jalan. Hanya saja, masih ada beberapa ruas jalan yang penerangan jalan di malam harinya tampak kurang memadai, misalnya di Kota Pemalang hingga ke Alas Roban.

Dari segi pemandangan di sekitarnya, jalur pantura tergolong membosankan. Selain jalannya lurus dan jarang tikungan, keadaan di sepanjang jalur itu relatif sama, yakni deretan permukiman, rumah makan, atau bentangan sawah. Hal ini dapat memicu kantuk bagi pengemudi yang melintas pantura.

Data dari Direktorat Lalu Lintas Kepolisian Daerah Jawa Barat, angka kcelakaan di jalur Pantura turun 17 persen antara tahun 2011 dan 2012. Tahun 2011 angka kecelakaan mencapai 65 dan di tahun 2012 angka kecelakaan menjadi 54 saja.

Jalur selatan


Untuk jalur selatan, dimulai dari Bandung keluar Cicalengka-Nagreg-Garut-Tasikmalaya-Ciamis -Banjar dan kota lain di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Berbeda dengan jalur Pantura yang penuh tambalan aspal dan bergelombang, jalur selatan memliki kondisi jalan yang tergolong cukup mulus. Hanya ada beberapa titik yang berlubang, tapi secara signifikan tak mengganggu arus lalu lintas.

Namun, struktur jalan di jalur selatan lebih sempit, berkelok-kelok, dan menanjak-menurun ketimbang jalur pantura. Itulah yang harus diwaspadai para pemudik, terutama melintas malam hari. Terlebih, ruas Nagreg hingga Ciamis, tampak tidak didukung penerangan yang cukup. Penerangan hanya dibantu lampu rumah di sepanjang jalan.

Keuntungan di jalur selatan ini, pengendara tidak lekas bosan dengan situasi jalan yang berkelok -kelok dan menanjak-menurun. Terlebih, pemandangan Gunung Ciremai serta desa-desa di kakinya memanjakan sepanjang perjalanan pemudik.

Data dari Direktorat Lalu Lintas Kepolisian Daerah Jawa Barat, angka kecelakaan lalu lintas di jalur selatan meningkat 56 persen dari tahun 2011 hingga 2012. Jika di tahun 2011 angka kecelakaan mencapai 42, di tahun 2012 menjadi 60. Oleh sebab itu, pemudik diminta tetap waspada.

Selamat mempersiapkan mudik! 
 
sumber : 
 

108 Titik Penerangan Jalan di Batang Rusak

Lebaran 2013

NET
Ilustrasi
TRIBUNJATENG.COM, PEKALONGAN - Menjelang arus mudik, kondisi penerangan jalan umum (PJU) di sepanjang jalur Pantura Kabupaten Batang sebagian besar mengalami kerusakan.

Hal ini disampaikan Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Kabupaten Batang, Achmad Taufik, Rabu (31/7/2013).

Menurutnya, total keseluruhan terdapat 223 titik penerangan di Kabupaten Batang yang dipasang di tengah median jalan mulai dari Batang kota hingga Gringsing. Namun, dikatakan Ahmad kondisinya hampir 50 persen mengalami kerusakan.

"Total yang mengalami kerusakan sebanyak 108 titik," jelas Ahmad.

Pihaknya, kata Ahmad sudah menyampaikan perihal masalah penerangan jalan umum ini kepada Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengingat 223 titik tersebut masuk ke dalam jalan nasional sehingga menjadi tanggung jawab pemerintah pusat dalam hal ini Kemenhub.

Setelah menyampaikan perihal penerangan kepada Kemenhub, dikatakan Ahmad saat ini hanya sekitar 23 titik penerangan yang baru bisa diperbaiki, selebihnya masih dalam kondisi rusak.

sumber :
tribunnews 

Tol Ungaran-Bawen Bisa Dilalui dan Gratis Malam Ini

Tol Ungaran-Bawen (Angling/detikcom)
Semarang - Meski pengerjaan jalan tol ruas Ungaran-Bawen belum rampung, mulai malam ini pukul 19.30 WIB jalan tol dengan panjang 11,9 KM itu sudah bisa dilalui oleh kendaraan golongan 1 seperti mobil dan minibus selama arus mudik serta balik.

Gubernur Jawa Tengah, Bibit Waluyo mengatakan walaupun kondisi jalan tol belum sempurna, jalan tol tersebut akan dibuka pada arus mudik H-7 hingga H2 dari arah Ungaran-Bawen sedangkan pada arus balik yaitu H+1 hingga H+7 arus akan dibalik dari Bawen-Ungaran.

"Akan dibuka pada H-7 sampai H+7. Setelah itu ditutup lagi untuk penyempurnaan hingga Insaya Allah selesai Okteber. Mudah-mudahan selesai tepat waktu," kata Bibit pada acara pembukaan sementara Tol Ungaran-Bawen, Semarang, Rabu (31/7/2013).

Paling menarik adalah pengguna jalan sama sekali tidak dikenai biaya selama pembukaan sementara ruas tol Ungaran-Bawen. "Dari Semarang-Ungaran bayar. Dari Ungaran-Bawen gratis tis tis tis," tegas Bibit.

Direktur Utama Trans Marga Jateng, Jajat Sudrajat menjelaskan, kondisi jalan tol Ungaran-Bawen sudah 90% dan layak digunakan sesuai ijin Kementrian PU tertanggal 25 Juli 2013. Namun kendaraan yang diperbolehkan melintas hanya golongan 1.

"Nanti dioperasikan dengan kondisi 90%. Sudah mendapat ijin dari Kementrian PU," tandasnya.

Saat melintas di jalan tol Ungaran-Bawen, pengguna jalan dihimbau agar berhati-hati karena di sejumlah titik, lebar jalan sempit dan terdapat beda tinggi. Untuk mengantisipasi terjadinya kecelakaan, lanjut Jajat, akan dipasangi rambu-rambu dan lampu. Pengendara juga diharapkan tidak melebihi kecepatan 30 Km/jam pada jalan yang masih bergelombang.

"Mengenai rambu, kami siapkan. Ada rubber cone dan lampu penerangan untuk yang belum selesai," ujarnya.

Pihak TMJ juga menyiapkan 13 kendaraan berupa dua mobil patroli, dua ambulans, dua mobil derek dan sisanya mobil untuk operasional. Lima posko mudik didirikan di Tembalang, Banyumanik, Ungaran, Bawen, dan di ujung inter section.

sumber :

Malam ini Tol Ungaran-Bawen Dapat Dilalui

Tribun Jateng/Wahyu Sulistiyawan
Selesaikan Jalan Tol: Jembatan jalan tol Semarang-Solo sesi II Ungaran-Bawen 
kilometer 19-100, di Kelurahan Lemahireng, Kecamatan Bawen, Kabupaten 
Semarang, Jateng, sudah selesai diperbaiki setelah retak beberapa pekan 
terakhir, Selasa (2/7/2013). Jalan tol Semarang-Solo sesi II Ungaran-Bawen 
masih tersisa 1.000 meter pengerjaan yakni 700 meter di Kelurahan Lemahireng 
dan 300 meter Kelurahan Kandangan. Jalan tol tersebut ditargetkan selesai 
sebelum lebaran 2013.

TRIBUNNEWS.COM SEMARANG, - Tol Semarang-Solo ruas Ungaran-Bawen dapat dilalui pada Rabu (31/7/2013) malam ini sekalipun pengerjaannya belum tuntas. Meskipun demikian hanya satu lajur yang akan dibuka untuk para pemudik, karena sebagian ruas jalan masih dalam pengerjaan.

Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo dijadwalkan membuka tol tersebut sore ini menjelang buka puasa. Dalam beberapa kesempatan sebelumnya, Bibit mengatakan, ruas tol itu dibuka untuk mengurangi kemacetan di jalur utama Semarang-Bawen.

Berdasarkan pantauan, dari 11,9 kilometer panjang ruas tol Ungaran-Bawen, masih ada dua titik di mana baru sebagian jalan yang bisa dilalui, yaitu di wilayah Desa Lemah Ireng dan Desa kandangan, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang.

Di Desa Lemah Ireng, jembatan pengganti jalan warga yang terpotong masih belum selesai. Ketika dibuka, warga setempat masih harus lalulalang menyeberangi jalan tol. Oleh karena itu para pengguna yang akan melalui jalan tol tersebut sejak tujuh hari sebelum hingga tujuh hari sesudah Lebaran, harus berhati-hati.

Pengguna jalan tol juga tidak dapat berkendara secara lurus, karena di beberapa titik, kendaraan harus berpindah lajur karena ada bagian jalan yang belum dicor dan masih ditutup. Kecepatan kendaraan tidak dapat dipacu maksimal, terutama di malam hari, karena akan sangat brbahaya.

sumber :

Tol Ungaran-Bawean Dibuka, Truk dan Bus Dilarang Melintas

Lebaran 2013

Tribun Jateng/Wahyu Sulistiyawan
Selesaikan Jalan Tol: Jembatan jalan tol Semarang-Solo sesi II Ungaran-Bawen 
kilometer 19-100, di Kelurahan Lemahireng, Kecamatan Bawen, Kabupaten 
Semarang, Jateng, sudah selesai diperbaiki setelah retak beberapa pekan terakhir, 
Selasa (2/7/2013). Jalan tol Semarang-Solo sesi II Ungaran-Bawen masih tersisa 
1.000 meter pengerjaan yakni 700 meter di Kelurahan Lemahireng dan 
300 meter Kelurahan Kandangan. Jalan tol tersebut ditargetkan selesai 
sebelum lebaran 2013.

TRIBUNJATENG.COM, BAWEN - Tol Ungaran-Bawen dibuka Rabu (31/7/2013) pukul 19.30 untuk arus mudik lebaran 2013. Tol tidak boleh dilalui truk dan bus.

Direktur Utama PT Trans Marga Jateng, Djajat Sudrajat mengatakan tol Ungaran-Bawen akan digunakan arus mudik pada malam ini hingga hari H lebaran.

"H+1 hingga H+7 akan digunakan arus balik. Masuk lewat Bawen," ujarnya.

Gubernur Jawa Tengah, Bibit Waluyo merasa bangga atas kerja keras semua pihak sehingga tol Ungaran-Bawen bisa digunakan mudik Lebaran. "Hati saya berbinar dan bangga atas kerja keras semua pihak," ujarnya.

Pembukaan secara simbolis dilakukan Bibit Waluyo dengan pengguntingan pita dan diakhiri dengan pesta kembang api. 
 
sumber :

Jembatan Lemahireng II Masih Bergelombang

Lebaran 2013
Tribun Jateng/Galih Permadi
Peresmian Tol Ungaran-Bawen mulai dibuka, Rabu (31/7/2013).

TRIBUNJATENG.COM, BAWEN - Peresmian Tol Ungaran-Bawen digelar pukul 17.00, Rabu (31/7/2013). Pembukaan tol secara simbolis dilakukan oleh Gubernur Jawa Tengah, Bibit Waluyo.

Pantauan Tribun Jateng, kondisi tol yang akan dipakai arus mudik dan balik Lebaran 2013 sudah dibersihkan dari material.

Jalan di antara Bukit Derekan yang sebelumnya terdapat material dan batu juga sudah bersih. Tampak petugas menyemprotkan air untuk membersihkan jalan.

Meski demikian pemudik tetap hati-hati, karena belum semua pengerjaan tol sempurna.

Jembatan Lemahireng II kondisi beton masih bergelombang. Juga sambungan jembatan masih terlihat. 
 
sumber :

Angkutan Laut Penyelamat Jalan Daendles

Tanjung Emas Berbenah


DERMAGA: Rombongan wisatawan asing tak hentinya singgah di 
Dermaga Tanjung Emas Semarang, sebagai bukti pelabuhan ini sangat 
siap untuk menginternasional. (suaramerdeka.cm / Bambang Isti)

Oleh Bambang Isti


SIAPA berani menghitung berapa usia jalan nasional di Pantai Utara (Pantura) Pulau Jawa? Jika jalan ini dirintis oleh Daendles pada tahun 1808, maka tinggal dikalkulasi saja, setua apakah jalan itu?

Jalur Pantura ini menghubungkan Merak dengan Ketapang, Kabupaten Banyuwangi sepanjang 1.316 km. Jalur ini begitu panjangnya karena melintasi 5 provinsi, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

Sejak pemerintahan Daendles, jalan Pantura ini menjadi jalur logistik seriring dengan mulainya denyut perokonomian kala itu. Tidak hanya aliran logistik terselamatkan oleh jalan ini, tapi dia juga menjadi begitu berperan ketika tiba musim Lebaran, dimana eksodus jutaan orang perantau dari Jakarta melakukan "ritual" pulang kampung ke Jawa.

Jalur Pantura ini melintasi sejumlah kota-kota besar, sedang dan kecil di Jawa, selain Jakarta, antara lain Cilegon, Tangerang, Bekasi, Karawang, Cikampek, Subang, Indramayu, Cirebon, Brebes, Tegal, Pemalang, Pekalongan, Batang, Kendal, Semarang, Demak, Kudus, Pati, Rembang, Tuban, Lamongan, Gresik, Surabaya, Pasuruan, Probolinggo, Situbondo, dan Banyuwangi.

Ya, jalan Daendles di Pantura Jawa sudah begitu renta. Jika sampai sekarang dia masih menjadi urat nadi perekonomian nasonal, karena tampaknya belum ada kemauan dari pemerintah untuk membaginya dengan jalur lain, misalnya jalur laut.

Optimalisasi angkutan laut sebagai solusi mengurangi beban jalan raya Pantura, menurut pengurus Masyarakat Transpotasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno, sebetulnya merupakan wacana lama.

"Tapi tampaknya tidak mungkin terlaksana. Bukan tidak ada kemampuan, baik dana maupun pikiran, tapi karena tidak ada kemauan dari pemerintah saja," kata Djoko Setijowarno yang juga pakar transportasi publik ini menyayangkan. "Maka janganlah semua angkutan barang ditimpakan ke jalan raya yang sudah tua ini, karena masih tersedia jalur rel kereta api dan jalur laut," tegas Djoko Setijowarno.

Hal ini penting, jika menyinggung pada akhir tahun 2014 rel ganda pantura akan usai dikerjakan.

Sedangkan tiga pelabuhan utama di Jawa, yakni Tanjung Priok, Tanjung Emas dan Tanjung Perak sudah sajak lama siap dengan ketersediaan sarana untuk kegiatan bisnis kepelabuhanan. Maka sebaiknya pemerintah segera membuat aturan mewajibkan angkutan barang dengan ukuran tonase tertentu harus melalui jalur laut.

Masih kata Djoko Setijowarno, di sisi lain pemerintah harus melakukan pengawasan yang ketat supaya angkutan barang menggunakan truk maksimal hanya untuk perjalanan 400 km. Tidak boleh lebih.

"Sekarang ini yang terjadi adalah semua truk barang dari Jatim, Jateng, Jabar dan Banten serta DKI atau sebaliknya pasti bermuatan lebih, dan ini pasti akan membebani jalur Pantura," kata dia.

Jika pemerintah ogah-ogahan, sementara operator pelabuhan sangat siap, akhirnya memang menjadi kendala besar. Inilah sebenarnya tantangan yang harus dihadapi PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) yang bermarkas di Surabaya sekarang dan masa mendatang.

Pelabuhan strategis


Pelabuhan Tanjung Emas Semarang adalah salah satu pelabuhan strategis di lingkungan PT Pelindo III (Persero) yang juga memiliki cabang pelabuhan di berbagai tempat di Jawa Tengah.

Dengan demikian pada konstelasi kepelabuhanan, status Pelindo bukan lagi sebagai regulator melainkan operator pelabuhan, yang secara otomatis, mengubah bisnis Pelindo dari Port Operator menjadi Terminal Operator.

Sejak jaman Kerajaan Mataram, pelabuhan yang dulu bernama Pelabuhan Semarang ini menjadi tempat berlabuhnya kapal-kapal dagang yang datang dari berbagai daerah. Kali Semarang, misalnya, sungai yang bermuara di pelabuhan saat itu menjadi satu-satunya urat nadi perdagangan yang mengangkut barang-barang dari perahu kecil ke kapal-kapal besar di lepas pantai, atau sebaliknya.

Jadi dari kekuatan historis itulah yang menjadikan Pelabuhan Tanjung Emas sampai kini menjadi sangat penting bagi persinggahan kapal baik domestik atau internasional, baik kapal barang, penumpang, atau wisata.

Saat ini, PT Pelindo III (Persero) Cabang Tanjung Emas telah melaksanakan revitaliasasi (moderinasi) pelabuhan. Dari pemekaran wilayah sampai pada investasi peralatan bongkar muat.

Revitalisasi itu menurut Ir Tri Suhardi MM, Kepala PT Pelindo III Cabang Tanjung Emas, bahwa sejak awal 2013, pihaknya melakukan investasi berupa pengadaan alat bongkar muat jenis luffing crane dengan besaran investasi Rp 48 miliar. "Alat ini digunakan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan handling curah cair maupun kayu log," kata Tri Suhardi.

Meski revitalisasi terus berlangsung, pihaknya dihadapkan pada persoalan klasik yang terkait dengan fenomena alam di sekitar pelabuhan, yakni naiknya permukaan air laut. Rob memang sempat membikin pusing karena mengepung hampir separuh wilayah pelabuhan.

Lantas menyerahkah Pelindo III Tanjung Emas pada kepungan rob? Tidak juga.

Terbukti pelabuhan ini memiliki sistem antisipasi air laut pasang dengan membangun polder. "Sistem polder ini membagi masing-masing wilayah ke dalam empat cluster. Setiap cluster nantinya akan dibangun kolam retensi yang dapat menampung air rob," kata Tri Suhardi.

Lebih furistik


Mari, sejenak kita melupakan ancaman rob. Dari segi transportasi angkutan penumpang kapal, Pelabuhan Tanjung Emas diprediksikan akan terus mengalami peningkatan mencolok jumlah penumpang kapal laut baik hari-hari biasa, atau selama musim musik dan balik lebaran.

Itu sebabnya PT Pelindo III Cabang Tanjung Emas pun menggulirkan Rp 5 miliar untuk merombak wajah terminal penumpang yang selama ini terkesan ketingalan zaman, menjadi lebih baik dan futuristik.

Proyek pembenahan ini dimulai Oktober 2012 lalu. Sebuah niat mulia untuk meningkatkan kenyamanan dan pelayanan di terminal penumpang.

Ir Tri Suhardi MM, General Manager PT Pelindo III Tanjung Emas berkata, renovasi ini berupa penataan ruang dan menambah semua fasilitas agar penumpang benar-benar nyaman. Misalnya terminal diperpanjang 17 meter dan menambah berbagai fasilitas misalnya penyediaan ruang hotspot. Sehingga terminal penumpang dengan luas 4.500 m2, kini berkapastas penumpang sampai 4.000 orang pascarenovasi, setelah sebelumnya hanya sekitar 2.500 - 3.000 orang.

Jika melihat kinerja PT Pelindo III Cabang Tanjung Emas selama ini, maka dari sinilah sebenarnya denyut logistik nasional itu bisa dikendalikan. Dia akan menjadi penyambung mata rantai perekonomian nasional atau internasional yang tak kunjung putus.

Maka akan menjadi sebuah "PR" (pekerjaan rumah) besar bagi pengelola, bagaimana optimalisasi aktivitas pelabuhan bisa tercipta. Yakni dimulai dengan memindah kegiatan penyaluran logistik antarprovinsi, antarpulau dan antarnegara melalui jalur laut demi mengurangi beban jalan darat.

Ini penting agar angkutan laut, khususnya yang berpusat di Pelabuhan Tanjung Emas bisa betul-betul menjadi penyelamat jalur Daendles yang historikal itu.

Pengelola Tanjung Emas harus lebih gigih, termasuk harus mau melakukan lobi-lobi politik pada pemerintah. Itulah "PR" besar itu.
 
sumber :

Jalur Semarang-Jogja Belum Terasa Arus Mudik

Lebaran 2013

Tribun Jateng/Wahyu Sulistiyawan
Selesaikan Jalan Tol: Jembatan tol Semarang-Solo sesi II Ungaran-Bawen 
kilometer 19-100, di Kelurahan Lemahireng, Kecamatan Bawen, 
Kabupaten Semarang, Jateng, sudah selesai diperbaiki setelah retak 
beberapa pekan terakhir, Selasa (2/7/2013). Jalan tol Semarang-Solo 
sesi II Ungaran-Bawen masih tersisa 1.000 meter pengerjaan yakni 
700 meter di Kelurahan Lemahireng dan 300 meter Kelurahan Kandangan. 
Jalan tol tersebut ditargetkan selesai sebelum lebaran 2013

TRIBUNNEWS .COM, SEMARANG - Pada H-8 Idul Fitri, arus lalu lintas di sejumlah jalan Semarang masih tampak lengang. Kepadatan arus lalu lintas saat mudik lebaran tahun ini belum terasa.

Pantauan Tribun Jateng, dari Kota Semarang menuju Yogyakarta, Rabu (31/7/2013), kepadatan arus kendaraan bisa dikatakan normal.

Dalam perjalanan selama tiga jam ini, kendala berkendaraan hanya Tribun rasakan di Pasar Ambarawa. Di titik ini, seluruh kendaraan harus mengurangi kecepatannya.

Jalan yang sempit, parkir kendaraan sembarangan hingga badan jalan, padatnya kendaraan yang melintas dan lalu lalangnya warga yang beraktifitas di pasar ini menjadi penyebab utama.

Namun, selepas dari Pasar Ambarawa, perjalanan menuju Yogyakarta bisa dikatakan lancar.

Selama menelusuri jalur arus mudik Semarang - Yogyakarta, Tribun tidak menemui adanya perbaikan jalan yang masih berlangsung.

Hanya menjelang Monumen Palagan Ambarawa, masih tampak alat berat yang parkir. Namun berdasarkan pantauan fisik kondisi jalan, perbaikan jalan di titik ini telah rampung.

Daerah Pasar Secang menjadi titik macet juga belum menampakan gejala tersebut. Pengguna jalan bisa melaju pada kecepatan rata-rata di kawasan ini.

Sementara, untuk wilayah perbatasan Jateng - Yogyakarta, kepadatan arus lalu lintas biasanya malah terjadi setelah lebaran.

Dikatakan petugas kepolisian di Pos Salam, Magelang, menjelang lebaran atau saat arus mudik, jarang terjadi kemacetan.

"Macetnya setelah lebaran. Biasanya warga ingin berwisata menuju Candi Borobudur. Saat arus mudik hanya padat namun tak pernah macet," katanya. 
 
sumber :

Pasar Tumpah di Pantura Cirebon Sebabkan Kemacetan



Delapan hari jelang Idul Fitri, kepadatan kendaraan di Jalur Pantura Cirebon, Jawa Barat mulai terjadi. Penyebab kemacetan adalah pasar tumpah.
sumber :

Perbaikan Jalur Pantura 80 Persen Selesai





Tegal: Perbaikan jalur mudik masih dilakukan di pantai utara (Pantura). Sejauh ini, perbaikan jalur Pantura sudah selesai 80 persen dan siap digunakan pemudik.

Meskipun proyek perbaikan di sepanjang jalur Pantura hampir selesai, namun masih menyisakan tambal sulam di beberapa titik. Hal tersebut terlihat di daerah Pamanukan dan Ciasem, Subang, dan di Losarang, Indramayu, Jawa Barat.

Menurut pelaksanan proyek yang berada di lapangan, setiap tahunnya proyek tambal sulam dilakukan di titik yang sama. Sehingga tidak heran jika hasilnya tidak optimal.

Sementara di wilayah Pamanukan, Subang, Jawa Barat, proyek pembetonan dan pengaspalan jalan tidak dilakukan secara total. Satu jalur sudah dibeton, sedangkan jalur lain masih berupa aspal yang baru akan dibeton nantinya.

Titik selanjutnya yang perlu diwaspadai berada di wilayah pertigaan Pejagan, Brebes, Jawa Tengah. Pertigaan tersebut setiap tahunnya merupakan simpul kemacetan saat arus mudik. Namun sayang, infrastruktur jalan di pertigaan tersebut tidak diperhatikan dengan baik. Marka jalan tidak tercetak dengan baik, rambu-rambu kurang memberikan petunjuk dengan jelas, serta lampu lalu lintas yang tidak berfungsi.

Sedangkan di Jembatan Kali Pemali, Brebes, Jawa Tengah, titik tersebut merupakan tempat yang tidak pernah usai diperbaiki. Dasar jembatan yang terbuat dari plat besi, setiap tahunnya selalu berlubang karena tidak kuat menahan kendaraan dengan beban berlebih.

Pekerja proyek di Jembatan Kali Pemali mengaku, mereka akan tetap siaga H-7 hingga H+7 Lebaran. Sehingga jika jalan berlubang, mereka akan segera memperbaikinya. Perbaikan yang dilakukan setiap hari itulah, yang menjadikan daerah tersebut sebagai salah satu simpul kemacetan.
sumber :

Ruas Unggaran Bawen Buka 1 Agustus 2013



Jateng Jadi Tujuan Mudik Tertinggi

ilustrasi
SEMARANG- Wakil Men­teri Perhubungan (Wamenhub) Bam­bang Susantono mene­gas­kan, motor bukan merupakan alat transportasi jarak jauh. Guna menekan angka ke­celakaan lalu lintas, pemudik di­minta menitipkan motornya ke sa­rana angkutan Lebaran yaitu truk, bus, kereta api, dan kapal. Ke­menhub siap memfasilitasi ang­kutan tersebut untuk mem­ba­wa 30 ribu motor pemudik ke Jateng, Jakarta, dan tujuan mu­dik lainnya.

”Kami membuat layanan untuk mengangkut motor pe­mudik, caranya bisa dinaikkan ke kapal TNI AL, kapal Ferry, kom­binasi truk dan bus, serta ke­reta api,” kata Bambang usai me­mimpin gelar pasukan Pos­ko Arus Mudik Lebaran di halaman kantor gubernuran, Selasa (30/7). Hadir dalam kegiatan ini Gubernur Bibit Waluyo dan wakilnya Rustriningsih, Dirjen Perhubungan Darat Suroyo Alimoeso, dan Kepala Dishub­kominfo Jateng Urip Sihabudin.

Menurut Wamenhub, cara-cara itu dilakukan untuk mengantisipasi ledakan pemudik bermotor. Khusus­nya kereta api, pemudik harus membeli tiket perjalanan ke tujuan mudik. Terlebih lagi, Jateng menjadi tujuan tertinggi para pemudik dengan prediksi mencapai 2 juta orang, baik dari Jakarta maupun daerah lainnya.

Kabid Angkutan Jalan, Dis­hub­kominfo Jateng Untung Si­rinanto mengaku sudah menerima pendaftar pemudik bermotor gratis. Mereka ini berasal dari Solo, Wonogiri, Tegal, Mage­lang, dan Semarang. Dalam hal ini, kendaraan yang dititipkan ke truk akan dibawa menuju dinas perhu­bung­an di kabupaten tu­juan.

Pantau Kesiapan


Jika pemudik berasal dari Wono­giri, maka motor akan dibawa sampai ke Dishub­kom­info Wonogiri. Program tersebut sudah berjalan pada 3 Agustus atau H-5 Lebaran. ”Setelah motor diberangkatkan, pemudik se­hari kemudian akan diberang­katkan naik bus yang sudah disediakan Kemenhub,” tandasnya.

Di sisi lain, Gubernur Bibit Waluyo meminta pemudik untuk berhati-hati di jalan. Tol Sema­rang-Solo seksi II Ungaran-Bawen hari ini rencananya juga akan dibuka untuk melayani pemudik.

Sebelumnya, Wamenhub ke­marin memantau kesiapan terminal penumpang Pelabuhan Tanjung Emas Semarang.

Dalam menghadapi Lebaran telah disiapkan 1.300 unit kapal dari seluruh Indo­nesia.

Selain itu juga dipersiapkan 38.000 bus angkutan darat, 380 pesawat angkutan udara, 304 rangkaian kereta api serta 180 kapal Ferry. Tahun ini diper­kirakan ada 24 juta pemudik bergerak Jateng.Mereka yang berasal dari Jabo­detabek sekitar 12 juta pemudik. (J17,J12,H68-90)
sumber :

6 Ruas Tol Siap Dibangun 2014

INFRASTRUKTUR

ilustrasi
JAKARTA (Suara Karya): Pembangunan enam ruas jalan tol di Jakarta dipastikan akan dikerjakan tahun depan. PT Jakarta Toll Road Development menargetkan pembangunan konstruksi akan dimulai pada semester kedua 2014. "Yang akan dimulai dua jalur dulu," kata Direktur PT Jakarta Toll Road Development Frans Sunito di Jakarta, Selasa (30/7). 
 
Menurut Frans, jalur tersebut adalah ruas Semanan-Sunter sepanjang 17,88 kilometer dengan nilai investasi Rp 9,76 triliun dan koridor Sunter-Bekasi Raya sepanjang 11 kilometer senilai Rp 7,37 triliun. 
 
Frans mengatakan, saat ini Jakarta Toll masih menyusun detail engineering design (DED). Di dalam DED ini, Frans memastikan akan memasukkan rute khusus untuk angkutan umum, yaitu bus rapid transit (BRT). "Setelah itu, kita baru membuka lelang untuk mencari kontraktor yang akan menggarap proyek tersebut," ujarnya. 
 
Dia juga mengatakan, pembangunan enam ruas tol tersebut sudah masuk ke dalam rencana pembangunan jangka menengah daerah. Hanya, Gubernur DKI Joko Widodo, kata Frans, menginstruksikan agar pembangunan enam ruas tol itu ditahan dulu hingga pembangunan mass rapid transit (MRT) dan monorel dimulai. 
 
Selain dua jalur tersebut, kata dia, ada lagi Duri Pulo-Kampung Melayu sepanjang 11,38 kilometer dengan nilai investasi Rp 5,96 triliun dan Kemayoran-Kampung Melayu sepanjang 9,65 kilometer senilai Rp 6,95 triliun. 
 
Tahap ketiga, koridor Ulujami-Tanah Abang dengan panjang 8,27 kilometer dan nilai investasi Rp 4,25 triliun. Terakhir tol Pasar Minggu-Casablanca sepanjang 9,56 kilometer dengan investasi Rp 5,71 triliun. 
 
Frans mengatakan, pembangunan empat ruas lainnya masih menunggu perintah Gubernur. "Jadi memang akan diprioritaskan dua jalur lainnya. Karena jalur tersebut untuk tujuan bisnis khususnya bongkar-muat barang," ujarnya. 
 
Terkait dibukanya jalan tol Semarang-Solo, Direktur Teknik dan Operasi PT Trans Marga Jateng Ari Nugroho sebelumnya mengatakan, jalan tol Semarang-Solo ruas Ungaran-Bawen yang akan dibuka selama arus mudik dan arus balik Lebaran 2013, aman dilalui para pemudik. "Jalan tol Ungaran-Bawen aman dilalui para pemudik pada arus mudik dan arus balik meskipun baru satu jalur yang dibuka," katanya. (Novi) 
 
sumber :

Dahlan: BUMN Sanggup Bangun Jembatan Selat Sunda, asal..

Menteri BUMN, Dahlan Iskan. (Foto: Heru/Okezone)

JAKARTA - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyatakan sanggup mengerjakan proyek pembangunan Jembatan Selat Sunda (JSS). Kesanggupan tersebut tidak hanya sebatas sampai pada feasibility Study atau uji kelayakan proyek tersebut, melainkan secara keseluruhan.

Menteri BUMN Dahlan Iskan menjelaskan, kesanggupannya BUMN mengerjakan proyek JSS dapat dilakukan asal beberapa syarat dapat dipenuhi. Dengan demikian, maka proyek JSS, benar-benar tidak menggunakan dana dari APBN.

"Seandainya negara pun menunjuk BUMN saya berpendapat mampu, asal diberikan kebebasan akan saya jalankan, seperti mencari partner, pengembangan wilayah komersial," ujar Dahlan di Jakarta.

Dahlan menuturkan, jika pemerintah mampu mengeluarkan dana Rp200 triliun per tahun untuk biaya subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM), maka pemerintah mampu memberikan bantuan dana untuk pembangunan JSS. Pasalnya, JSS hanya membutuhkan Rp20 triliun per tahunnya selama 14 tahun. "Atau diberikan ke swasta, dengan cara ditenderkan. Karena untuk subsidi (BBM) yang hampir Rp200 triliun per tahun saja mampu," katanya.

Menurutnya, jika pemerintah menunjuk BUMN dalam proyek JSS, maka BUMN pun tidak segan untuk menggandeng perusahaan asing untuk mengerjakan beberapa bangunan yang dapat dibilang pada bagian-bagian krusial.

"Kalau dibiayai pemerintah dan BUMN yang ditunjuk, beberapa bagian yang krusial di berikan kepada perusahaan asing. Ini sebagai langkah hati-hati di bagian tertentu saja," tukasnya. ()
 
sumber :

Selasa, 30 Juli 2013

Kapolres Ingatkan Mutu Pekerjaan

Tol Ruas Ungaran-Bawen


BAWEN - Kapolres Semarang, AKBP Augustinus Berlianto Pangaribuan mengingatkan searang-Solo, ruas Ungaran-Bawen untuk menjaga mutu serta kualitas pekerjaan. Menurut dia, hingga dua hari menjelang pengoperasian sementara untuk mudik dan balik lebaran 2013, sejumlah titik ruas tol Ungaran-Bawen masih diperlukan perhatian dari instansi terkait.

“Pada waktunya nanti bisa digunakan dan yang terpenting adalah melayani pengguna jalan bisa selamat sampai tujuan, meskipun kita ketahui bersama di lapangan saat ini masih ada pekerjaan yang belum seluruhnya selesai. Seperti pengecoran, galian, maupun timbunan yang masih tersisa,” kata Kapolres, didampingi Kasat Lantas Polres Semarang, AKP Gusman Fitra di sela-sela pengecekan kesiapan jalur mudik dan balik, Senin (29/7).

Untuk mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan, pihaknya juga menghimbau pengelola jalan tol menyediakan petunjuk jalan selain rambu. Mengingat, di sejumlah ruas seperti di ruas Derekan, Lemah Ireng, Deres, hingga ruas Kandangan Bawen masih banyak dijumpai perkerasan jalan yang menggunakan beton atau rigid pavement yang belum selesai bahkan ditemukan pula beda ketinggian antara ruas satu dengan lainnya.

“Di ruas Derekan, tadi saya lihat ada menara saluran udara tegangan ekstra tinggi (sutet) yang lapisan tanah di bawahnya dikepras untuk keperluan jalan tol. Petugas sudah saya imbau agar memperhatikan itu, paling tidak ada upaya memperkuat struktur bekas galian dengan beton mengantisipasi longsor. Namun karena waktunya tidak mencukupi, katanya akan dikerjakan setelah lebaran,” paparnya.

Pada pengecekan kemarin, Kapolres juga mengingatkan kepada kontraktor agar jangan main-main terhadap pembangunan jalan tol. Pasalnya jika itu terjadi nantinya akan mengakibatkan pelanggaran hukum di kemudian hari. Di samping itu, pihaknya juga mengkritik pengelola jalan tol untuk secepatnya memperbaiki rambu yang ngaco.

Ditemui terpisah, Direktur Teknis PT Trans Marga Jateng (TMJ), Ari Nugroho mengakui bila pekerjaan ruas tol Ungaran-Bawen belum selesai 100 persen. Meski demikian, Ari optimis jalur bebas hambatan ini bisa dilalui pengguna jalan golongan I atau jenis penumpang kecil seperti sedan, jip, dan pickup pada H-7 hingga H+8 lebaran 2013.

Untuk jalan tol ruas Bawen-Semarang, para pekerja sejak kemarin mengerjakan finishing untuk memastikan ruas itu bisa dilalui pemudik. Di antaranya memasang penunjuk arah dan marka jalan, serta memasang penerangan di titik pengeprasan bukit. Pihak kepolisian juga telah menyiapkan rekayasa jalan untuk mengantisipasi kemacetan di pertigaan Bawen. (H68,J17-80)

sumber :

Besok Petang, Tol Ungaran Bawen Dibuka

Tribun Jateng/Wahyu SulistiyawanSelesaikan Jalan Tol: Jembatan jalan tol 
Semarang-Solo sesi II Ungaran-Bawen kilometer 19-100, di Kelurahan 
Lemahireng, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang, Jateng, sudah 
selesai diperbaiki setelah retak beberapa pekan terakhir, Selasa (2/7/2013). 
Jalan tol Semarang-Solo sesi II Ungaran-Bawen masih tersisa 
1.000 meter pengerjaan yakni 700 meter di Kelurahan Lemahireng dan 
300 meter Kelurahan Kandangan. Jalan tol tersebut ditargetkan selesai 
sebelum lebaran 2013.

TRIBUNNEWS.COM, UNGARAN - Direktur Teknik PT Trans Marga Jateng, Ari Nugroho optimistis jalan tol sudah bisa dilalui besok, Rabu (31/7/2013). Direncanakan jalan tol bisa digunakan sehabis maghrib.

"Hari ini sedang dilakukan pengecekan terakhir dari tim Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementrian Pekerjaan Umum. Dan hari ini pengecetan marka dan pemasangan rambu," ujarnya, Selasa (30/7/2013).

Keesokan harinya, Rabu (31/7/2013), lanjut Ari dilakukan pengangkutan beton yang masih menutup jalan.

Ari menambahkan jika peresmian digelar sore hari dan dibuka oleh Gubernur Jawa Tengah, Bibit Waluyo. "Dihadiri juga pemegang saham. Setelah peresmian, kemungkinan habis maghrib sudah bisa dilalui," ujarnya.

Pintu masuk, kata Ari, melalui pintu masuk tol Ungaran. "Untuk mudik pintu masuk dari Ungaran. Baru untuk arus balik pintu masuk dari Bawen," ujarnya.
Ari menyarankan pemudik untuk menaati rambu-rambu yang sudah dipasang oleh petugas.

"Jalan tol kota tidak mengharuskan ada lampu penerangan jalan. Jadi ketika dibuka habis maghrib, pengendara harus hati-hati dan menaati rambu-rambu. Karena ada pengalihan jalur di sekitar Lemah Ireng, pengendara harap mengurangi kecepatan. Batas kecepatan sekitar 30 km per jam," ujarnya

sumber :

Informasi tentang 6 Ruas Tol Tidak Tepat

ilustrasi
JAKARTA, KOMPa ada pelintiran informasi rencana pembangunan enam ruas jalan tol. Menurut Andrinof, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo belum pernah memberi izin pembangunan enam ruas jalan tol di dalam kota.

Tol dalam kota yang mungkin mendapat lampu hijau itu adalah Semanan-Sunter sepanjang 17,88 kilometer (km) dan ruas Sunter-Bekasi Raya sepanjang 11 km. Keberadaan dua ruas jalan tol di utara Jakarta itu untuk memecah kemacetan lalu lintas yang selama ini terjadi.

"Informasi yang saya tahu, Gubernur tidak pernah memberi persetujuan pembangunan enam jalan tol. Hanya mungkin akan memberi lampu hijau untuk dua ruas saja. Jangan sampai salah menginformasikan tentang ini sebab banyak kepentingan di balik rencana ini," kata Andrinof, Selasa (30/7/2013) kepada Kompas

Andrinof merasa paham dengan perkembangan tentang dinamika pembangunan enam ruas jalan tol. Sebab, Andrinof beberapa kali terlibat dalam proses pembahasannya. "Silakan dicek langsung ke Pak Gubernur Joko Widodo mengenai hal ini. Beliau belum pernah menyetujui semua pembangunan tol dalam kota," katanya.

Adapun empat ruas tol dalam kota yang lain rencananya akan digunakan untuk kepentingan transportasi publik. Empat ruas itu antara lain Duri Pulo-Kampung Melayu sepanjang 11,38 km dan rute Kemayoran-Kampung Melayu sepanjang 9,65 km. Setelah itu ruas tol koridor Ulujami-Tanah Abang sepanjang 8,27 km dan tahap ruas tol Pasar Minggu-Casablanca sepanjang 9,56 kilometer.

Menurut Andrinof, Jokowi tidak mungkin menyetujui semua rencana pembangunan tol dalam kota. Sebab, hal ini bertolak belakang dengan program pengembangan transportasi massal di Ibu Kota

sumber:

Senin, 29 Juli 2013

Tim Drive Test Jaringan Telekomunikasi Menuju Jalur Mudik

Menkominfo Tifatul Sembiring melepas tim drive test (ash/detikINET)
Jakarta - Menkominfo Tifatul Sembiring melepas tim drive test yang akan melakukan pengecekan kualitas layanan telekomunikasi di sejumlah titik jalur mudik.

Tim ini dipimpin oleh Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) dan diikuti 10 penyelenggara telekomunikasi, yakni Telkom, Telkomsel, Indosat, XL Axiata, Axis Telekom, Bakrie Telecom, Sampoerna Telekomunikasi Indonesia, Smart Telekom, SmartFren, dan Hutchison 3 Indonesia.

Rombongan tersebut akan menuju sejumlah rute yang diperkirakan akan sangat padat saat arus mudik. Yaitu ke arah Merak dan Bakauheuni, Cirebon, Tasikmalaya serta dari Semarang ke arah Solo dan terus menuju Surabaya.

Pengujian tersebut sengaja dilakukan beberapa hari sebelum Lebaran, karena dimaksudkan untuk mengetahui keberhasilan panggilan telepon dan sebaliknya juga kemungkinan dropped call, blocked call dan rata-rata lamanya pengiriman SMS serta komunikasi data lainnya. 

Pengecekan juga dilakukan untuk wilayah Sumatera, Kalimantan dan Indonesia Bagian Timur mengingat tingkat pergerakan masyarakat untuk mudik juga cukup tinggi.

"Tujuan utama drive test adalah untuk mengetahui kesiapan para penyelenggara telekomunikasi dalam menghadapi kemungkinan lonjakan trafik penggunaan layanan telekomunikasi di saat suasana Lebaran 2013," jelas Tifatul, saat memimpin apel siaga di kantor Kementerian Kominfo, Senin (29/7/2013) pagi.

Diharapkan, ketika padatnya trafik saat Lebaran nanti, tidak boleh sedikitpun adanya gangguan layanan telekomunikasi yang berarti. Ketentuan mengenai kualitas layanan tersebut sifatnya bukan imbauan, tetapi sudah merupakan kewajiban yang harus ditaati sesuai beberapa Peraturan Menteri Kominfo tentang Standar Kualitas Layanan Telekomunikasi.

Hal ini perlu digarisbawahi karena dalam kondisi bukan menjelang Lebaran 2013 saja turunnya kualitas layanan telekomunikasi cukup banyak dikeluhkan masyarakat. Apalagi saat dalam suasana Lebaran yang pastinya trafik jadi lebih padat.

Selain operator, mitra Kominfo yang juga ikut dalam event ini antara lain penyelenggara pos, penyelenggara penyiaran, ORARI (Organisasi Amatir Radio Republik Indonesia), RAPI (Radio Antar Penduduk Indonesia) serta Senkom Mitra Polri. 

Meskipun tradisi mudik adalah tradisi rutin, namun Tifatul meminta agar semua pihak dapat melaksanakan tugas seoptimal mungkin. "Kita harus membangun slogan, petugas cermat, pemudik selamat," imbuh menteri yang gemar berpantun ini.

sumber :

Jalur Alternatif di Jabar Siap Digunakan Mulai H-10

ilustrasi (antara)
Metrotvnews.com, Bandung: Dinas Bina Marga Jawa Barat menyatakan jalur alternatif di wilayah Jawa Barat yang akan digunakan oleh pemudik sudah siap dilalui pada H-10 Lebaran. Namun, jalur ini masih banyak yang belum dilengkapi penerangan jalan umum (PJU).

"Untuk di Jabat sedikitnya ada 19 ruas jalan alternatif. Di antaranya Jalan Cijapati, Pamanukan, Patrol, Wanayasa, dan Jalan Cagak," kata Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Barat M Guntoro, di Bandung, Senin (29/7).

Menurut dia, jalur alternatif ini menjadi pilihan bagi pemudik jika di jalur utama terjadi kemacetan dan kondisi jalannya sudah bagus. "Rata-rata jalur tersebut adalah jalan milik provinsi," kata dia.

Dikatakannya, karena jalan provinsi maka luas jalan jalur alternatif itu sudah sesuai standar yakni lebar sekitar enam meter. Pihaknya juga mengimbau kepada pemudik untuk menggunakan jalur alternatif
ini jika terjadi kemacetan di jalur utama.

"Mengapa kami mengimbau demikian karena tujuannya untuk mengurai kemacetan di jalur utama," kata dia.

Ketika disinggung masih soal kurangnya PJU di jalan alternatif, menurut Guntoro hal ini bukan kewenangan dinas bina marga, tapi dinas perhubungan. Karena PJU bagian dari rambu-rambu lalu lintas.

Guntoro menambahkan, untuk kesiapan jalur utama, pada H-10 ini semua jalan di jalur yang akan dilintasi pemudik siap digunakan. "Walaupun ada beberapa ruas jalan yang masih ada pengerjaan perbaikan. Misalnya di wilayah Bogor masih ada pengerjaan pembetonan dan akhir masa kontraknya hingga Desember 2013 ini," katanya.

Ia menuturkan, bagi jalan yang belum selesai pembetonannya kami rapikan atau diratakan sementara agar bisa dilalui. "Jalur yang dibeton tidak hanya ko hanya beberapa," ujar Guntoro.

Sementara itu, lanjut dia, untuk jalur lingkar Gentong, jalannya sudah selesai diaspal dan sudah bisa dilalui pada oleh pemudik dari jalur Tasikmalaya menuju Bandung tapi masih ada pekerjaan sisa yakni memasang beronjong dan rumput di bagian dinding tanah.

"Hal ini dilakukan untuk menahan longsoran tanah. Seba kalau longsor pastinya akan menutupi jalan. Makanya kita antisipasi hal ini dengan pemasangan bronjong," katanya.(Ant)

sumber

Sabtu, 27 Juli 2013

Ini Cara Klaim ke Jasa Raharja Jika Kecelakaan Waktu Mudik

Petugas Jasa Raharja aktif mendatangi korban kecelakaan.
Ilustrasi kecelakaan. (VIVAnews/Anhar Rizki Affandi)

VIVAnews - Direktur Utama Jasa Raharja, Budi Setyarso, menjelaskan setiap pemudik mendapatkan jaminan asuransi dari Jasa Raharja jika terjadi kecelakaan lalu lintas. Syarat klaim pun cukup mudah, cukup menunjukkan kartu tanda penduduk dan kartu keluarga.

"Korban kecelakaan cukup melapor kepada polisi, nanti kami yang akan mendatangi korban untuk proses klaim. Tidak ada ketentuan khusus, cukup gunakan KTP dan KK," katanya kepada VIVAnews, Jumat malam.

Menurutnya, klaim dapat cair jika korban melapor kepada polisi. Petugas Jasa Raharja akan mendatangai langsung korban atau ahli waris untuk meminta KTP dan KK korban. Jasa Raharja akan mentransfer langsung biaya penggantian kepada para korban atau ahli waris korban sesuai besaran yang diatur dalam undang-undang.

Budi mengatakan sesuai ketentuan UU Nomor 33 Tahun 1964 tentang dana pertanggungan wajib kecelakaan penumpang dan UU Nomor 34 Tahun 1964 tentang dana kecelakaan lalu lintas jalan, maka besarnya santunan korban meninggal dunia untuk kecelakaan darat dan laut sebesar Rp25 juta per orang, sementara kecelakaan udara sebesar Rp50 juta.

Untuk korban luka-luka dalam kecelakaan darat dan laut, besarnya santunan maksimal sebesar Rp10 juta, sementara kecelakaan udara sebesar Rp25 juta. Sementara itu, santunan korban yang mengalami cacat tetap akibat kecelakaan darat dan laut, sebesar Rp25 juta dan korban cacat tetap akibat kecelakaan udara sebesar Rp50 juta.

Perusahaan pelat merah ini juga menyediakan dana untuk biaya penguburan korban tewas yang tidak memiliki ahli waris sebesar Rp2 juta untuk kecelakaan darat, laut, dan udara. "Kami jamin proses penggantian biaya ini akan berlangsung cepat dan tidak dipungut biaya apapun," katanya.

Namun, untuk di wilayah terpencil dan kepulauan, ia mengakui agak sedikit lebih lama prosesnya. "Misalnya di daerah Ambon (daerah kepulauan), kami tidak bisa cepat membayar santunan. Targetnya, sih, seminggu," kata dia. (ren)
 
sumber :
viva 

36 Titik Rawan Bencana Alam di Jalur Mudik 2013

Injen Pol. Suhardi Alius. ANTARA FOTO/Reno Esnir
 TEMPO.CO, Bandung - Kepolisian dan Dinas Bina Marga Jawa Barat mencatat sedikitnya terdapat 36 titik rawan bencana alam longsor dan banjir di jalur mudik Jawa Barat. Di jalur Pantai Utara Jawa terdapat 8 titik rawan, jalur tengah 6 titik, jalur selatan 12 titik, dan jalur penyangga 10 titik.

Kepala Polda Jawa Barat Inspektur Jenderal Suhardi Alius memastikan polisi bersama pemerintah sudah menyiapkan antisipasi bila bencana tiba-tiba melanda jalur mudik. "Untuk antisipasi bencana longsor misalnya, kami berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk menempatkan alat berat eskavator di daerah dekat titik rawan,"ujar dia saat jumpa pers di Bandung, Senin, 22 Juli 2013.

Juru bicara Polda Jawa Barat Komisaris Besar Martinus Sitompul menambahkan, selain menyiagakan alat berat, polisi dan Dinas Perhubungan sudah memasang rambu peringatan di jalur sekitar area. "Selain itu, kami juga sudah menyiapkan pengamanan terbuka dan tim evakuasi. Total personel yang disiapkan untuk menghadapi bencana alam sedikitnya ada 468 orang untuk 26 titik rawan bencana di jalur mudik," kata dia kepada Tempo, Selasa, 23 Juli 2013.

Berdasarkan data rapat koordinasi Polda dan Dinas Bina Marga Jawa Barat, bencana yang mengancam jalur mudik dan penyangga/alternatif adalah tanah longsor, lahan amblas, dan banjir. Beberapa titik rawan longsor dan banjir antara lain mengancam jalur Cileunyi-Cadas Pangeran-Sumedang-Cijelag. Jalur Nagreg-Limbangan -Gentong-Rajapolah dan Jalur Nagreg-Kadungora-Leuweung Tiis-Garut. Juga jalur Ciamis-Banjar-Batas Jawa Tengah.

Di jalur alternatif dan wisata, bencana longsor dan banjir mengancam jalur Majalaya-Cijapati-Garut. Jalur Bandung-Lembang-Tangkuban Parahu-Jalan Cagak-Subang. Jalur Purwakarta -Wanayasa-Cagak-Cikaramas-Sumedang. Jalur Cipasung-Kuningan-Waled-Ciledug-Losari. Jalur Majelengka-Talaga-Wado-Malangbong.

Jalur alternatif dan wisata Soreang-Ciwidey-Rancabali-Balegede-Naringgul-Cianjur Selatan. Jalur Cianjur-Sukanagara-Sindang Barang- Cianjur -Selajambe-Cobogo-Cibeet. Jalur Bandung-Pangalengan-Talegong-Cisewu-Rancabuaya Garut. Jalur Cikajang-Cilauteureun. Titik-titik rawan longsor dan tanah amblas juga terdapat di jalur tol Cikampek dan Purwakarta-Bandung-Cileunyi. Juga di jalur kereta api Jakarta-Purwakarya-Bandung-Garut-Tasikmalaya-Banjar. 
 
sumber :

Lelah saat Mudik? Polsek di Jalur Mudik akan Dijadikan Rest Area, Ada Pijat Refleksi

Jakarta - Polda Metro Jaya akan menyiapkan sejumlah Polsek, sebagai tempat 'rest area' bagi pemudik. Polsek yang disiapkan sebagai rest area ini, khususnya yang berada di jalur perlintasan bagi para pemudik.

Wakil Kepala Polda Metro Jaya Brigadir Jenderal Sudjarno mengatakan, pemudik dapat beristirahat di kantor Polsek yang dijadikan rest area itu untuk melepas lelah. Pemudik bisa mendapatkan pijat gratis dan juga pemeriksaan kesehatan oleh dokter Polda Metro Jaya.

"Kalau yang mau pijat, ada pijat refleksi gratis. Kalau yang mau salat, ada mushola, silakan gunakan saja," kata Sudjarno saat berbincang, Jumat (26/7/2013).

Sudjarno mencontohkan, Polsek yang berada di jalur perlintasan pemudik yang mengarah ke Merak, Banten seperti di Kedaung, Ciputat, Tangerang Selatan. Sejumlah Polsek di kawasan Bekasi yang menjadi jalur perlintasan pemudik menuju ke Jawa.

"Polsek ini nantinya akan dijadikan Posko pemudik," kata dia.

Selain mendirikan Posko, Polda Metro Jaya juga menyiapkan Pospam di beberapa titik di kawasan Jakarta dan sekitarnya.

sumber :

TOL SEMARANG-UNGARAN PROJECT PART. 1

photograph on semarang-ungaran toll road project

Ini Rencana Rekayasa Lalu Lintas di Cikampek saat Mudik 2013

Arus kendaraan yang padat di jalan tol Cikanpek (ANTARA)

Jakarta, GATRAnews - PT Jasa Marga bersama jajaran kepolisian akan merekayasa lalu lintas di sejumlah titik jalan tol milik BUMN Tol itu untuk memperlancar arus mudik dan balik Lebaran 2013. Rekayasa lalu lintas dilakukan menyusul perkiraan adanya lonjakan pengguna lalu lintas dari Jakarta, Bogor, Bekasi, dan Tangerang menuju Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

"Pengaturan lalu lintas tahun lalu di ujung Cikampek kurang baik karena itu, tahun ini sejumlah rekayasa lalu lintas tetap akan dilakukan dan diharapkan lebih baik karena Korlantas Polri tahun ini ikut bergabung. Beda dengan tahun lalu yang hanya Polda Jabar," kata Dirut PT Jasa Marga Tbk Adityawarman didampingi Direktur Operasi Hasanudin kepada pers di Jakarta, Kamis.

Menurut Adityawarman sejumlah titik yang akan dilakukan rekayasa adalah di Simpang Susun Cikunir dan menjelang Gerbang Tol (GT) Cikopo/Cikampek.

"Saat terjadi kepadatan pada arus mudik di GT Cikampek, maka di gerbang tol tersebut hanya difungsikan sebagai gerbang keluar saja. Kendaraan dari arah Cikampek menuju Jakarta yang akan masuk tol diarahkan melalui Kota Bukit Indah dan masuk melalui Gerbang Tol Kalihurip Selatan atau melalui GT Sadang," katanya seperti dikutip Antara.

Dikatakannya, bila terjadi kemacetan di ujung Tol Cikampek arah Pantura, yang diperkirakan imbasnya akan mencapai jalan tol Jakarta-Cikampek, maka Jasa Marga dan Kepolisian akan melakukan pengaturan pengalihan arus lalu lintas mulai dari Simpang Susun Dawuan.

Bila kepadatan kendaraan sudah mencapai Simpang Susun Dawuan, pengguna jalan tol yang hendak menuju arah Pantura diarahkan untuk belok ke arah Tol Cipularang dan keluar di Gerbang Tol Sadang. Untuk selanjutnya melalui Subang, Cikamurang, Kadipaten dan Cirebon.

"Dan apabila jalur Pantura macet total, Kepolisian akan mengatur kendaraan yang akan menuju Jawa Tengah atau Jawa Timur untuk melalui Lintas Selatan yakni masuk Cipularang, keluar di Gerbang Tol Cileunyi, Sumedang, Kadipaten dan Cirebon, bisa juga melalui Nagrek, Malangbong, Tasikmalaya, dan seterusnya," katanya.

Untuk mengantisipasi hal ini, tambah Adityawarman, Jasa Marga sudah menyiapkan petugas di titik-titik rawan kemacetan dan rambu-rambu di tempat-tempat strategis untuk memudahkan pengguna jalan tol mencari alternatif yang sesuai dengan tujuannya.

"Dengan demikian ada tiga jalur alternatif untuk menuju Cirebon, yaitu keluar Gerbang Tol Cikampek kemudian lewat Indramayu, keluar Gerbang Tol Sadang kemudian lewat Kadipaten dan keluar di Gerbang Tol Cileunyi kemudian lewat Sumedang. Pemudik bisa memilih jalur yang lebih lancar ketika jalur lainnya padat," katanya.

Adityawarman juga memastikan, saat arus mudik dan balik terjadi, maka sejumlah perbaikan jalan berlubang di sepanjang Jalan Tol Jakarta-Cikampek dipastikan sudah selesai sehingga pemudik bisa lebih nyaman.

"Jalan berlubang itu karena truk bermuatan lebih. Pastinya, kami sampaikan jalan tol kami, kondisinya jauh lebih baik dari Pantura," katanya. (DH)
 
sumber :

Jalur-Jalur Berikut Diklaim Siap Sambut Arus Mudik

Menteri Pekerjaan Umum (PU) Djoko Kirmanto
JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum (PU) sudah menyatakan dalam rangka menyongsong Lebaran, semua jalur akan bisa dilewati oleh para pemudik bisa dilewati. Di mana saja lokasi yang sudah diperbaiki dan dibisa dilewati pemudik?

Menteri PU Djoko Kirmanto menyatakan, dimulai dari jalan lintas Sumatera. Jalan lintas Sumatera terdiri dari tiga jalan utama yakni lintas barat sepanjang 2.504 kilometer (km), lintas tengah 2.473 km dan lintas timur sepanjang 2.741 km.

"Misalnya di Sumatera Selatan, yang tahun kemarin masih macet di lingkar barat Palembang, sekarang sudah bisa berfungsi empat jalur, lalu jalan yang sempat terganggu karena longsoran di Jambi, sekarang sudah bisa dilewati dengan aman," ungkap Djoko saat konferensi pers mengenai kesiapan jalur mudik tahun 2013, di kantornya, Jakarta, Jumat (26/7/2013).

Djoko menambahkan, di Jalan Soekarno-Hatta di Lampung yang semua menjadi titik kemacetan pun saat ini sudah bisa dilalui dengan lancar. Sedangkan pekerjaan fisik Jembatan Kelok Sembilan di Sumatera Barat pun akhirnya selesai.

"Dulu, truk trailer menemui kesulitan jika harus menempuh perjalanan sekarang, dengan jalan yang lebih lebar, trailer pun bisa dengan nyaman dan lancar melakukan perjalanan di lintas tersebut," jelas Djoko.

Dan untuk wilayah Lintas utara, tengah dan selatan Jawa, Djoko memastikan sudah siap dilewati para pemudik. Lintas utara dan tengah Jawa masing-masing memiliki panjang 1.300 km dan 1.000 km. Sedangkan lintas selatan Jawa membentang sejauh 1.200 km.

"Pada masa mudik Lebaran tahun lalu jalur Cilegon-Pasauran mengalami kerusakan. Saat ini jalur yang berada di dekat kawasan Ciasem itu sudah dibeton dan bebas dari lubang," kata Djoko.

Sedangkan untuk jalanan antara Pejagan dan Brebes. Menurut Djoko, ada jalan yang sudah tua di lintas tersebut sehingga turun dan harus diperbaiki dengan jalan dibeton. Saat pembetonan dilakukan terjadi kemacetan.

"Mendekati masa mudik Lebaran mendatang, masih ada titik di jalur tersebut yang belum sempat dibeton. Kami aspal sementara, tapi cukup baik untuk dilewati tahun ini. Pembetonan akan dilanjutkan usai masa mudik Lebaran selesai," ucapnya.

Djoko mengungkapkan, untuk wilayah di depan Bandara Ahmad Yani, Semarang, yang disebutnya menjadi biang kemacetan, pemerintah telah membangun Fly Over (FO) Kalibanteng untuk mensiasatinya.

"Tahun ini, FO Kalibanteng untuk fungsional sudah selesai 100 persen, tapi masih ada penyempurnaan di sana-sini. Selain itu FO uga dibangun di Jombor (Yogyakarta) dan Peterongan (Jombang). Meski FO Jombor Baru selesai 50 persen, jalan layang tersebut sudah bisa beroperasi 50 persen atau dipakai untuk satu jurusan. Sementara itu, FO Peterongan juga sudah bisa digunakan," ujarnya.

Kemudian, Djoko menegaskan sudah tidak akan ada persoalan di jalur Nagreg, Jawa Barat, pada masa mudik mendatang. Untuk menyiasatinya, sudah membuat jalan alternatif untuk mengatasi kemacetan di Simpang Gentong, Tasikmalaya.

"Meski demikian kemacetan diprediksi akan tetap terjadi di sekitar pasar tumpah," jelas Djoko.

Djoko menuturkan, untuk wilayah Bali, kemacetan yang sering terjadi di kawasan Simpang Dewaruci, Kuta telah dibangun underpass.

"underpass yang dibangun di kawasan Simpang Dewa Ruci, Kuta, sudah selesai. Dengan adanya underpass menuju bandara itu, kemacetan bisa diurai. Dan untuk semua jalur mudik di Kalimantan dan Sulawesi juga sudah siap digunakan," pungkasnya. (wan) (wdi) 
 
sumber :

Siap Mudik? Jalur Pantura Sudah Aman DIlewati

Perbaikan jalan Pantura di kilometer 193,600 di Pejagan,
kecamatan Tanjung, Brebes, Selasa (16/7).
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Perbaikan jalan di sepanjang jalur mudik segera tuntas dalam beberapa hari. Kondisi jalan hampir seluruhnya siap menyambut pemudik. Meski begitu, macet dan longsor masih menjadi ancaman terbesar.

Kementerian Pekerjaan Umum (PU) telah melakukan pelebaran jalan, pembuatan flyover, dan underpass untuk memecah macet. "Kami sudah memberikan usul jalur berlawanan arus (contraflow) di jalan pantura ke Kementerian Perhubungan (Kemenhhub) dan kepolisian," ujar Menteri PU Djoko Kirmanto, kemarin.

Jalur pantura, kata Djoko, sudah aman dilewati pemudik. Pada jalur ini, setiap harinya melintas 44 ribu kendaraan. Ketika arus mudik mengalir, dia memperkirakan jumlah kendaraan yang melintas jalur pantura meningkat enam persen. Anggaran penanganan jalur pantura tahun ini sebesar Rp 1,2 triliun. Penyerapan anggarannya sudah sebesar 40 persen. Jalur pantura yang sudah dibeton sepanjang 229 kilometer.

Titik kemacetan di Sumatra berada di jalan Lingkar Barat Palembang, Sumatra Selatan, dan Jalan Soekarno-Hatta (Bandar Lampung bypass). Di dua ruas jalan itu, Kementerian PU meningkatkan kapasitas jalan dengan mengubah dua lajur menjadi empat lajur sepanjang 8,73 kilometer (km).

Kemacetan di Jawa Barat bakal terjadi di Cilegon-Pasauran, Cikampek-Jomin, dan Nagrek-Gentong. Solusinya bersifat klasik, yakni pengaturan lalu lintas. Di Jawa Tengah, potensi macet berada di Pejagan-Brebes, Semarang, dan Yogyakarta. Macet diurai dengan peningkatan kapasitas jalan dan pembangunan flyover.

Di Jawa Timur, macet terjadi di jalur Bulu-Tuban dan Jombang. Jalur Bulu-Tuban memiliki lebar jalan sempit. Sedangkan, potensi kemacetan di Bali terdapat di Simpang Dewaruci. Untuk mengurai macet, Kementerian PU membangun persimpangan tak sebidang antarruas padat.

"Jalan Nagreg dalam kondisi sudah baik dan jalan lingkar Gentong sudah dibuatkan jalur paralel yang berada di atas," kata Djoko. Kementerian PU melakukan penurunan grade tanjakan di Nagreg dengan membuat trase (sumbu jalan) baru dan pembangunan jalan layang kereta api.

Djoko menegaskan, seluruh jalur mudik dilintasi dengan baik. Pihaknya bertugas dalam penyelenggaraan prasarana jalan nasional sepanjang 38 ribu kilometer dengan anggaran tahun ini sebesar Rp 30 triliun. Dia mengatakan, pemeliharaan rutin berlangsung setiap tahun. Djoko mempersilakan lembaga hukum menelusuri adanya dugaan korupsi.

Jalur mudik belum terbebas dari bahaya longsor. Bahkan, jalur mudik di Jambi masih terdapat lokasi longsoran. Pemerintah telah melakukan pergeseran trase jalan. Potensi longsor di Jawa Tengah, seperti di kawasan Tonjong, dicegah dengan dinding penahan tanah. Di Sulawesi terdapat jalur Makale-Palopo yang masih rawan longsor. Ekskavator sudah siaga di lokasi itu.

Menteri Perhubungan Evert Erents Mangindaan melakukan peninjauan di Nagrek dan Gentong, kemarin. "Secara keseluruhan jalur tersebut (Gentong) sudah bisa dilalui saat arus mudik dan balik Lebaran," kata dia. Saat Mangindaan melakukan peninjauan, pekerja tengah melakukan pengaspalan dan pemadatan jalan sepanjang 200 meter.

Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menegaskan jalur Nagrek-Gentong selalu menjadi titik macet saat mudik. Karena itu, pemerintah pusat perlu memberi perhatian khusus. Untuk membantu pemerintah pusat, Heryawan sudah menginstruksikan jajarannya agar siaga selama arus mudik dan balik.
 
sumber :

Soal Jalur Pantura, DPR Sarankan Kemen PU dan Kemenhub Kerjasama

Tribun Jateng/Wahyu Sulistiyawan
Pembatas Jalan: Sejumlah pekerja membuat beton pembatas jalan dijalur 
pantura jalan Kaligawe, Kota Semarang, Jateng, Rabu (24/7/2013). 
Pembuatan pembatan jalan sepanjang 160 meter ini guna mengantisipasi 
terjadi kecelakaan pada arus mudik lebaran.
 TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perbaikan jalur Pantura tengah menjadi sorotan. Sebab, perbaikan infrastruktur jalan tersebut seperti proyek abadi.

Wakil Ketua Komisi V DPR Mulyadi menyarankan agar ada penyatuan antara Kementerian Pekerjaan Umum dan Kementerian Perhubungan dalam hal konstruksi dan pengaturan perhubungan demi perbaikan jalur Pantura.

"Di PU ada Bina Marga dan di Kemenhub ada Perhubungan Darat, itu harus disatukan agar tidak saling menyalahkan," ujar Mulyadi saat dihubungi,Jumat (26/7/2013).

Ia mengatakan Kementerian PU seringkali menyalahkan dinas Perhubungan soal kendaraan dengan muatan berlebih, begitu pun pihak Perhubungan menyalahkan konstruksi jalan yang berkualitas rendah. Sehingga secara institusi, perlu ada yang mengatur dalam satu kelembagaan antara kontraktor dan pengguna jalan.

Mulyadi juga menyarankan mengenai kontraktor yang berbasis pada kinerja berjangka waktu. Semisal, kontraktor bertanggung jawab untuk jalan overlay 5 tahun dan rehabilitasi jalan 10 tahun.

"Hampir di semua negara pakai kontrak berbasis kinerja, jadi kalau jalan rusak sebelum waktunya patut dipertanyakan. diluar negeri pun Bina Mara dan PU gabung," ungkapnya.

Mengenai KPK yang berencana mengusut dugaan penyelewengan proyek ini, Mulyadi menyambut baik. Namun, dalam kontek penegakan hukum, KPK pun harus mengajak ahli dalam menangani masalah yang berulang setiap tahunnya.

"KPK masuk itu bagus dan sah-sah saja, dalam konteks pemeriksaan apa masalah yang ada. Tapi, sebelum masuk, penegak hukum harus melakukan inventarisasi masalah," ujarnya. 
 
sumber :

Jalur Pantura Diklaim Sudah Selesai

JAKARTA - Perbaikan jalan di jalur pantura Jawa dipastikan sudah selesai. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Djoko Kirmanto menjamin pemudik yang melintas di pantura tidak akan terganggu.

”Pengerjaan sudah selesai dong, nggak ada kegiatan su­paya tidak menganggu pe­mudik,” katanya ditemui di Kantor Kemenko Pereko­no­mian, Jakarta, Jumat (26/7).

Menurutnya, pihaknya sudah mengecek langsung perbaikan di jalur Pantura yang sudah selesai malam kemarin. ”Saya kira baru tadi malam itu terakhir saya sudah minta Pak Dirjen naik mobil dari Se­marang sampai sini (Jakarta), menurut beliau sudah selesai, sudah siap menghadapi Le­baran, Ok. Sudah tidak ada lubang,” tambahnya.

Seperti diketahui, perbaikan jalur pantura tengah menjadi sorotan. Bahkan, Komisi Pemberantasan Ko­rupsi (KPK) menduga ada dugaan penggelembungan anggaran di dalam proyek perbaikan jalan sepanjang jalur pantura.

Terkait dugaan itu, Djoko meyakinkan tidak ada permainan anggaran di proyek tersebut. Menurutnya, jalan di sepanjang pantura Jawa itu cukup panjang, sehingga butuh perbaikan yang berkelanjutan.

”Untuk peringatan dari KPK, terus terang saya belum dengar secara langsung. Saya tidak tahu kalau misalnya ada anggapan kalau proyek kami di pantura proyek bancakan atau proyek abadi. Tapi yang jelas, jalur di pantura panjangnya 1.300 km, dan itu perlu pembenahan secara berkelanjutan,” jelas Djoko.

Proses perbaikan jalan tidak sekali jadi langsung selesai. Jalan sepanjang itu butuh waktu bertahap untuk memperbaikinya. ”Nggak mungkin kami bisa melaksanakan proyek yang langsung selesai. Seperti misalnya menutup ak­ses jalan di situ kemudian kami selesaikan proyek. Jadi me­mang bertahap. Jadi kalau di­katakan proyek di situ terus menerus dilakukan itu di titik mana dulu, karena pantura ini kan panjang,” imbuhnya.

Djoko mencontohkan, ta­hun ini ada perbaikan di Bre­bes, di satu titik sepanjang 2 km. Sebagai kelanjutannya tahun depan, perbaikan itu dilakukan di titik lain.

Dua Bahan

Sedangkan untuk pendanaan, dijelaskan Dirjen Bina Marga Djoko Harjanto, untuk anggaran perbaikan pantura tahun 2013 ini adalah Rp 1,2 triliun. Hingga Juli 2013, anggaran sudah terserap 40 persen. ”Sudah digunakan buat bangun jalan layang dan memperbaiki jalan,” jelas Harjanto.

Sedangkan anggaran untuk bahan perbaikan jalan, Ke­menterian PU menggunakan dua bahan. Pertama adalah beton. Untuk anggaran beton ini menelan Rp 4 miliar sampai Rp 5 miliar per kilometer. ”Beton bisa tahan sekitar 10 ton (beban jalan), jangka waktu 10 tahun,” jelas dia.

Sedangkan bahan kedua, adalah aspal berkualitas tinggi, dengan anggaran 20 persen lebih murah dari anggaran beton per kilometer. Beban jalan dan jangka waktu pe­ma­kaian aspal ini sama dengan beton, 10 ton dengan waktu 10 tahun. ”Beton ada 229 km yang tersebar di 1.300 km, dan aspal 106 kilometer yang tersebar sepanjang 1.300 km,” jelas Harjanto.

Sementara, terkait adanya dugaan penggelembungan anggaran pihak KPK tengah melakukan analisis temuan tersebut untuk kemudian ditingkatkan statusnya menjadi penyelidik­an dan penyidikan.Badan Pemeriksa Ke­uang­an (BPK) juga akan melakukan audit kembali proyek jalan pantura tahun anggaran 2013. Audit sebelumnya pernah dilakukan tahun 2003 lalu. Ang­gota BPK Ali Masykur Musa menilai anggaran yang dilim­pahkan untuk memperbaiki jalur Pantura tidak di­man­faatkan secara optimal. Hampir setiap menjelang Le­baran, dana cukup besar di­keluarkan untuk memperbaiki jalan. (J10,dtc-25,90)
 
sumber :

Perbaikan Jalan Pantura Tak Maksimal

MUDIK LEBARAN 2013

ilustrasi
JAKARTA (Suara Karya): Pemerintah mengklaim seluruh jalan nasional mulai Jumat kemarin telah siap dilalui arus mudik Lebaran 2013. Meski begitu, perbaikan jalan yang diintensifkan sejak beberapa waktu belakangan ini tidak seluruhnya maksimal. 
 
Jalan yang terlihat mulus, misalnya, ternyata bergelombang sehingga kurang nyaman atau bahkan membahayakan keselamatan pemudik. 
 
Kemungkinan lain, karena mutu perbaikan tidak maksimal, jalan yang sekarang relatif mulus ternyata sudah rusak kembali saat arus balik Lebaran -- terutama kalau terus diguyur hujan. 
 
Kondisi seperti itu antara lain terlihat di wilayah Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Untuk mengantisipasi kecelakaan lalu lintas, Dishubkominfo Kabupaten Banyumas menyiapkan rambu peringatan di ruas jalan bergelombang maupun rusak pada masa arus mudik Lebaran 2013. 
 
Kepala Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) Banyumas Agus Sriyono mengaku sudah berkoordinasi dengan Dinas Bina Marga dan mendapat penjelasan bahwa semua ruas jalan atau jalur mudik sudah dapat dilalui pada H-7 Lebaran. 
 
"Kendati demikian, kondisi jalan kurang nyaman dilalui karena perbaikan sebatas berupa penambalan sehingga permukaan jalan tidak mulus dan bergelombang," kata Agus. 
 
Oleh karena itu, Dishubkominfo Banyumas akan berpatroli secara rutin guna memantau jalan yang kemungkinan kembali rusak akibat guyuran hujan.
 
"Bila mana ada jalan berlubang, nanti kami beri petunjuk atau rambu peringatan pada jarak 100 meter sebelum lokasi. Dengan demikian, pemudik bisa lebih berhati-hati saat melintas," tutur Agus. 
 
Dia menyebutkan, kecelakaan sering terjadi akibat pengendara sepeda motor berusaha menghindari lubang di jalan. Bahkan, akibat salah satu kendaraan mengerem mendadak gara-gara melihat lubang di jalan, kecelakaan beruntun juga kerap terjadi. 
 
Selain itu, kadang juga ada ruas jalan yang bagus sepanjang beberapa kilometer namun selanjutnya rusak. 
 
"Kondisi tersebut justru membahayakan karena saat melintas di jalan yang halus, pengendara memacu kendaraan dengan kecepatan tinggi tanpa menyadari kondisi jalan di depan rusak. Maka ini perlu mendapat perhatian, sehingga kami pun menyiapkan rambu peringatan," kata Agus. 
 
Sementara itu, kepastian pemanfaatkan jalan tol Semarang-Solo Seksi II (ruas Ungaran-Bawen) untuk arus mudik Lebaran masih harus menunggu izin Kementerian Pekerjaan Umum. Hingga kemarin, berbagai pekerjaan penyelesaian ruas tol Ungaran-Bawen masih dilakukan kontraktor. 
 
Direktur Teknik dan Operasi PT Trans Marga Jateng (TMJ) Ari Nugroho mengaku masih menunggu hasil pengecekan akhir jalan tol ruas Ungaran-Bawen oleh Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT). Hasil pengecekan itu akan menjadi rekomendasi turunnya izin Menteri PU. 
 
"Kami berharap hasil pengecekan positif, sehingga pemerintah menurunkan izin penggunaan ruas tol Semarang-Bawen," kata Ari. 
 
Penggunaan ruas Ungaran-Bawen akan mampu mengurangi kepadatan arus mudik di jalur utama Semarang-Solo-Yogyakarta, khususnya di wilayah Ungaran. 
 
Sementara itu, Komisi C DPRD Kabupaten Semarang menilai kondisi jalan tol ruas Ungaran-Bawen masih membahayakan pengguna jalan sehingga tak boleh dipaksakan dibuka dalam masa arus musik Lebaran. 
 
Menurut Ketua Komisi C DPRD Kabupaten Semarang Mas'ud Ridwan, masih banyak pekerjaan belum rampung, seperti berupa pemotongan dan pengerukan bukit di Derekan. Selain itu, sebagian badan jalan tol di ruas Lemah Ireng mulai STA 20+200 hingga mendekati Jembatan Lemah Ireng 1 masih berupa tanah. Pengecoran beton belum merata. 
 
Mas'ud menjelaskan, pembangunan Jembatan Lemah Ireng 2 yang tak jauh dari Jembatan Lemah Ireng 1 juga belum rampung. Karena itu, dia mengimbau pemerintah agar jujur mengemukakan kepada masyarakat bahwa kondisi jalan tol Ungaran- Bawen belum siap digunakan untuk arus mudik Lebaran. "Tidak perlu malu menyampaikan kondisi riil di lapangan," ujarnya. 
 
Sementara itu, Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto memastikan, seluruh jalan nasional sepanjang 38.000 km siap dilalui arus pemudik Lebaran sejak Jumat kemarin. Karena itu, katanya, kontraktor sudah diinstruksikan agar menghentikan pekerjaan dan pemeliharaan jalan sejak H-10 hingga H+10 Lebaran. 
 
Djoko mengatakan, anggaran yang diperlukan untuk operasi dan penanganan jalan dan jembatan pantura sekitar Rp 1,2-Rp 1,3 triliun per tahun, dan hingga saat ini sudah terserap sekitar 30-40 persen. 
 
Djoko mengakui, pekerjaan perbaikan dan pemeliharaan jalan menumpuk karena pada sejumlah titik jalan nasional mengalami kerusakan dini. "Jalan nasional direkonstruksi rata-rata untuk masa 10-15 tahun. Tetapi, tidak sampai lima tahun ternyata sudah rusak karena beban lebih angkutan barang," katanya. 
 
Kondisi itu terjadi di sejumlah titik di pantura Jawa dan jalan lintas timur Sumatera. Karena itu, pemerintah menyelesaikan masalah beban lebih secara bertahap dengan melibatkan pihak-pihak terkait. "Ke depan memang perlu redistribusi beban jalan pantura ke jalan tol, kereta api, dan angkutan laut," tutur Djoko. 
 
Selama ini, proporsi truk yang melintas di jalan pantura Jawa cenderung terus meningkat. Pada 2007, proporsi itu sekitar 19 persen, lalu naik menjadi 46 persen pada 2012. Artinya, terjadi peningkatan proporsi truk sebesar 2,5 kali lipat dalam lima tahun -- dan 60 persen dari jumlah itu beban berlebih. 
 
Djoko mengatakan, jalan lintas Sumatera siap dilalui arus mudik. Jalan lintas Sumatera terdiri dari tiga jalan utama, yakni lintas barat sepanjang 2.504 km, lintas tengah 2.473 km, dan lintas timur sepanjang 2.741 km. 
 
"Tahun lalu, arus mudik di Sumatera Selatan masih macet. Sekarang jalan sudah bisa difungsikan empat jalur. Kemudian, jalan di wilayah Jambi yang sempat terganggu tanah longsor kini sudah bisa dilewati dengan aman," ujar Djoko. 
 
Ruas Jalan Soekarno-Hatta di wilayah Lampung, yang selama ini menjadi titik kemacetan, sekarang sudah bisa dilalui dengan lancar, sedangkan pekerjaan fisik Jembatan Kelok Sembilan di Sumbar juga sudah selesai. 
 
Lintas utara, tengah, dan selatan Jawa juga sudah siap dilewati pemudik. Lintas utara dan tengah Jawa masing-masing memiliki panjang 1.300 km dan 1.000 km, sedangkan lintas selatan membentang sejauh 1.200 km. 
 
Soal perbaikan jalur pantura Jawa, pengamat kebijakan publik Agus Pambagyo mengatakan, pemerintah seharusnya menerapkan kontrak tahun jamak untuk menghindari kerusakan berulang-ulang. Menurut dia, itu niscaya mampu menekan pengeluaran dana APBN setiap tahun. 
 
Selain itu, lanjut Agus, pemerintah harus benar-benar mengawasi perbaikan jalan pantura Jawa ini. Dia mengingatkan, perbaikan jalan bukan tidak mungkin tak mengikuti standar yang berlaku sehingga jalan cepat rusak. (Pudyo/Novi/Antara/Budi Seno) 
 
sumber :