javascript:void(0)

your direction from here


View tol semarang ungaran in a larger map
happy chinese New Year 2021

cari di blog ini

Minggu, 25 Desember 2016

41 Ribu Kendaraan Lintasi Tol Ungaran

Pengguna Jalan Disarankan Istirahat di Restarea

Anggota Sat PJR Jateng X tengah mengamankan jalan tol
KM 32.200 ruas Bawen-Banyumanik karena di lokasi
tersebut ada bus yang kempes ban, Minggu (25/12) siang. 
(suaramerdeka.com/ dok PJR Jateng X)

UNGARAN, suaramerdeka.com – Sentra Komunikasi PT Trans Marga Jateng (TMJ) menyatakan, telah terjadi lonjakan arus kendaraan yang melintas di tol Banyumanik-Bawen pada, Sabtu (24/12) malam hingga Minggu (25/12) pagi. Dari data diketahui, total kendaraan yang melintas kemarin malam ada 41.809 unit kendaraan.

Sementara, Minggu (25/12) dini hari hingga siang dari tol Banyumanik mengarah ke Bawen tercatat ada 20.266 kendaraan yang melintas. Sementara dari tol Bawen menuju Banyumanik total kendaraan yang melintas 17.767 unit kendaraan.

“Kami baru menerima data jumlah kendaraan sampai pagi tadi. Adapun data siang hingga petang belum terlihat karena pergantian shift baru dilakukan pukul 22.00,” kata Nanda Firman, Minggu (25/12) petang.

Terpisah, Kasat Patroli Jalan Raya (PJR) Polda Jateng, AKBP Mahesa Sugriwo melalui Kasubnit PJR Jateng X Tol Banyumanik-Bawen, Iptu Ragil Irawan mengatakan, selama melakukan patroli kemarin pihaknya tidak menemukan kejadian menonjol.

Terlepas dari itu, Iptu Ragil menyarankan kepada semua pengguna jalan untuk beristirahat di restarea yang sudah disediakan engelola tol.

“Alhamdulilah negatif kejadian. Jangan istirahat di ruas jalan tol, silahkan rehat di restarea. Di sana kami nilai lebih representatif dan aman,” tegasnya. (Ranin Agung/ CN33/ SM Network)

sumber :
suaramerdeka

Tahun depan, Jasa Marga tutup 3 gerbang tol



JAKARTA. Operator tol pelat merah Jasa Marga Tbk akan membongkar tiga gerbang tol, tahun depan.

AVP Corporate Communication PT Jasa Marga Dwimawan Heru mengatakan salah satu yang akan dibongkar merupakan gerbang tol (GT) Karang Tengah di jalan tol Jakarta-Tangerang. Pembongkatan dilakukan untuk pemberlakuan integrasi sistem transaksi di jalan tol Jakarta-Tangerang dan Tangerang-Merak. Dengan pembongkaran tersebut, pengguna jalan tol hanya berhenti di satu gerbang transaksi.

"Integrasi ini merupakan cluster ketiga yang kami lakukan," ujar Heru kepada Kontan, Jakarta.

Menurut Heru, pihaknya telah melakukan integrasi cluster satu pada jalan tol Jakarta-Cikampek dan Cikampek-Palimanan. Selain itu untuk cluster dua dilakukan pada jalan tol Palimanan-Kanci, tol Kanci-Pejagan dan tol Pejagan-Pemalang.

Bukan hanya itu, perusahaan juga akan membongkar gerbang tol Cibubur Utama dan gerbang tol Cimanggis Utama pada pertengahan tahun depan. Pembongkaran juga dilakukan untuk mengatasi kemacetan.

GT Cibubur Utama dan GT Cimanggis Utama merupakan gerbang tol utama yang digunakan para pengguna jalan dan commuter di wilayah Jakarta untuk menuju ke arah selatan Jakarta atau sebaliknya. Karena peran strategisnya menjembatani lalu lintas dari dua kota besar yaitu Jakarta dan Bogor, pada saat jam sibuk, kepadatan di GT Cibubur Utama dan Cimanggis Utama cukup panjang dan dapat mencapai lebih dari 5 kilometer.

"Sehingga total terdapat tiga gerbang tol yang akan kami bongkar tahun depan," ujar Heru

Sementara itu, Heru mengatakan, pihaknya berencana mengoperasikan 235 tol baru pada tahun depan. Beberapa jalan tol yang akan beroperasi antara lain jalan tol Semarang-Solo (Bawaen-Salatiga sepanjang 17,5 kilometer.

"Untuk jalan tol Semarang-Ungaran dan Ungaran-Bawaen sudah beroperasi, sekarang Bawean-Salatiga akan kita buka tahun depan," ujar Heru.

Kemudian, jalan tol Surabaya-Mojokerto (Ssepanjang-Krian) sekitar 15,5 kilometer. Jalan tol tersebut melengkapi ruas yang telah beroperasi terlebih dahulu yakni Krian-Mojokerto dan Waru-Sepanjang. Dengan demikian, jalan tol Surabaya-Mojokerto akan beroperasi secara penuh pada tahun depan.

Jasa Marga juga akan mengoperasikan jalan tol Gempol-Pasuruan sepanjang 20,5 kilometer, tol Medan-Kualanamu-Tebingtinggi(Perbarakan-Seri Rampah) sekitar 41,69 kilometer, jalan tol Solo-Ngawi sepanjang 90,25 kilometer dan Ngawi-Kertosono sekitar 49,51 kilometer.

sumber :

Jumat, 23 Desember 2016

Harga Belum Deal, Rumah Bertahan di Lahan Proyek Tol


Warga yang sudah menerima ganti rugi rela membongkar 
bangunan miliknya.Dan sejumlah rumah lainnya memilih 
bertahan.|Yulianto-lintassolo.com

BOYOLALI,Lintas Solo-Pembangunan jalan tol ruas Solo- Semarang seksi Salatiga- Boyolali yang melintasi area pemukiman terus berlanjut.

Pelaksanaan terus dikebut, diharapkan segera terhubung dengan Tol Solo- Mantingan di Desa Denggungan, Kecamatan Banyudono.

Akan tetapi, di Dukuh Bukuning, Desa Mudal, Kecamatan Boyolali Kota, sejumlah rumah terlihat masih berdiri diantara puing-puing bekas rumah yang dibongkar karena terkena proyek jalan tol.

Menurut warga setempat, rumah tersebut seharusnya juga ikut tergusur karena jalan tol akan melewati lahan di atasnya. Namun, karena belum ada kesepakatan harga, bangunan tersebut tak kunjung dibongkar.

Salah satunya milik Purwanti (37) yang belum menerima ganti rugi. Sehingga, dia masih bertahan di rumah yang juga milik orang tuanya. Dia berharap pemerintah memperhatikan masukan dari warga.

“Di Bukuning masih ada delapan warga yang belum sepakat dengan ganti rugi. Kami masih bertahan meskipun sudah mendapatkan surat pemberitahuan dari pemerintah desa,”katanya,saat ditemui lintassolo.com,Jumat(23/12/2016).

Dia dan tujuh warga lain meminta ganti rugi sama dengan ganti rugi terbesar yang diterima warga yaitu sebesar Rp 550.000/m2. Namun tim appraisal hanya menetapkan ganti rugi untuk dirinya sebesar Rp 480.000/m2.

Berkait konsinyasi yang kini dititipkan di PN Boyolali, dia mengakus sudah mendengarnya. Namun, ia dan warga lainnya menyatakan belum sepakat dengan ganti rugi masih berharap ada musyawarah.

Sementara, warga yang sudah menerima ganti rugi rela membongkar bangunan miliknya. Bagian bangunan yang masih bisa dimanfaatkan diambil seperti kayu, genteng dan bata merah.

“Ini saya mencari bata merah di bongkaran rumah milik paman saya,” ujar Sri Narjo (45) salah satu warga.

Dirinya juga mengaku telah menerima ganti rugi untuk pekarangan rumah miliknya seluas 156 m2. Total ganti rugi termasuk tanaman sebesar Rp 74 juta. Uang tersebut sebaian dia gunakan untuk membeli pekarangan dan sisanya ditabung.

Demikian pula Ifah, warga lainnya juga mengaku sudah mendapatkan ganti rugi untuk rumah dan pekarangan seluas 500 m2. Hanya saja, dia enggan mengungkapkan nilai ganti rugi yang diterima. Alasannya, yang mengurusi adalah kakaknya.

“Rumah pengganti baru digangun, nanti kalau sudah jadi kami segera pindah,”ujarnya.

Informasi di PN Boyolali menyebut telah menerima 48 perkara dari total 68 perkara konsinyasi pembebasan lahan proyek jalan tol Solo- Semarang. Tiga pemilik lahan menyatakan menerima konsinyasi dan 45 lainnya belum ada kejelasan.

Menurut Humas PN Boyolali, Agung Wicaksono dari 68 perkara yang masuk PN, 15 perkara telah dicabut sebelum disidangkan. Sedangkan lima perkara didelegasikan kepada PN Jakarta Selatan.|Yulianto

sumber :
lintassolo

Lahan Terdampak Tol Soker di Ngemplak Boyolali Dikuasai Tuan Tanah Jakarta

Konstruksi pembangunan tol Solo-Kertosono di daerah 
Ngemplak, Boyolali saat difoto dari udara, 
Rabu (24/4/2013). (JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto)

"Sebanyak 70 lahan terdampak proyek Tol Soker di Pandeyan, Ngemplak, Boyolali, sudah dikuasai para tuan tanah di Jakarta."

Solopos.com, BOYOLALI — Sedikitnya 70 bidang lahan yang terdampak Tol Solo-Kertosono (Soker) di wilayah Desa Pandeyan, Ngemplak, Boyolali, bukan lagi milik warga setempat. Tanah-tanah tersebut rupanya telah dikuasai orang berkantong tebal dari luar desa dan orang-orang Ibu Kota Jakarta.

Kondisi inilah yang menyulitkan pemerintah desa dalam berkoordinasi dengan mereka dalam proses pembebasan lahan tambahan Tol Soker. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Desa Pandeyan, Sukasno.

“Saat ini misalnya. Proyek pembebasan lahan tengah dimulai, namun pemiliknya rata-rata bukan warga setempat. Kami kesulitan memberitahu pemilik lahan yang terkena tol. Karena mereka ada yang di Jakarta, dan kota-kota lainnya,” ujar Sukasno saat ditemui Solopos.com di ruang kerjanya, Jumat (23/12/2016).

Sukasno menjelaskan tanah-tanah terdampak Tol Soker di Desa Pandeyan semuanya berupa hamparan sawah. Sawah-sawah tersebut tetap digarap setiap tahun oleh warga setempat dengan sistem sewa. “Dulunya tanah-tanah tersebut milik warga setempat. Namun karena impitan ekonomi, tanah-tanah sawah produktif itu dijual kepada para konglomerat [orang kaya]. Jadi, warga desa sekarang hanya penggarap sawah saja,” paparnya.


Kondisi tersebut kini mulai berdampak serius terhadap keberlangsungan dunia pertanian di Desa Pandeyan. Salah satunya adalah hilangnya rasa memiliki dan lunturnya semangat petani dalam merawat pertanian. Sebab, mereka merasa hanya sebagai penggarap sawah saja dan bukan lagi sebagai pemilik lahan.

“Terus terang, pertanian di Pandeyan susah maju. Kadang merawat irigasi saja susah karena mereka merasa hanya sebagai penggarap saja,” paparnya.

sumber :

TOL SOLO-KERTOSONO : Sebagian Warga Tolak Kelanjutan Proyek Meski Lahannya Tak Terdampak

jalan tol Solo-Sragen dari arah timur di kawasan Gondangrejo, Karanganyar

Tol Solo-Kertosono, kelanjutan tol Soker mendapat penolakan dari warga yang lahannya tak terdampak.

Solopos.com, BOYOLALI — Proses pembebasan tanah terdampak proyek di kawasan jalur tol Solo-Kertosono (Soker) wilayah Pandeyan, Ngemplak, Boyolali, tak menemui kendala berarti dari para pemilik lahan. Permasalahan justru datang dari warga yang tanahnya tak terdampak sama sekali.

Kepala Desa Pandeyan, Sukasno, mengatakan ada lebih dari 180 pemilik lahan yang terkena pembebasan proyek tol. Mereka menyatakan kesediaan melepas tanah mereka untuk proyek tol. Namun, warga yang tanahnya tak terkena proyek justru menolak kelanjutan proyek tol. 
“Alasannya, mereka juga warga yang ikut terdampak proyek tol. Mereka ini yang getol menolak kelanjutan proyek tol,” ujar Sukasno saat ditemui Solopos.com di ruang kerjanya, Kamis (22/12/2016).

Meski demikian, Sukasno memastikan jumlah warga yang menolak pembebasan lahan tambahan tol hanya beberapa orang. Dibandingkan warga yang menerima, kata dia, jumlah mereka sangat tak sebanding.

“Mereka yang menolak proyek tol itu mengotot minta overpass diganti underpass. Padahal, overpass sudah terlanjur dibangun dan hampir jadi,” paparnya.

Di Desa Pandeyan, kata Sukasno, jumlah overpass ada tiga unit dan underpass satu unit. Overpass dan underpass tersebut sebagian sudah hampir jadi. Sejumlah warga yang getol menolak overpass melayangkan surat gugatan kepada aparat penegak hukum dan menteri.

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pembangunan Tol Soker, Bedru Cahyono, mengaku sudah mengetahui warga yang menolak pembangunan overpass telah melayangkan surat ke Menteri Perhubungan. Namun, dia sama sekali tak surut melanjutkan proyek tersebut.

Ia justru mengaku senang sebab kementerian bisa langsung datang ke lokasi dan menilai sendiri perkembangan proyek. “Kami pantang menyerah. Proyek tetap lanjut. Kalau Pak Menteri turun ke lokasi, kami malah senang agar tahu masalah yang sebenarnya,” paparnya.

Saat ini, Bedru memilih diam. Sikap diamnya itu semata-mata agar bisa fokus merampungkan proyek sesuai target. “Kami tak akan membuang energi terlalu banyak untuk mengurusi masalah itu [penolakan warga]. Nanti energi kami terbuang sia-sia. Lebih baik fokus merampungkan proyek,” paparnya.

sumber :

Kamis, 22 Desember 2016

PT TMJ Optimalkan Layanan Pengguna Tol Banyumanik-Bawen Saat Libur Natal dan Tahun Baru

MOTOR MASUK TOL: Anggota Sat Lantas Polres Semarang 
mengarahkan pengguna motor yang masuk pintu tol Bawen 
untuk keluar tol, belum lama ini. 
(suaramerdeka.com/Ranin Agung)

UNGARAN, suaramerdeka.com – PT Trans Marga Jateng (TMJ) akan mengoptimalkan pelayanan pengguna jalan tol Banyumanik-Bawen yang melintas bertepatan libur Natal dan tahun baru 2017. Rencananya, semua gardu pembayaran akan dibuka. Sementara tol ruas Bawen-Salatiga, nantinya tetap ditutup tidak difungsikan mengingat masih ada pekerjaan.

“Hanya sampai Bawen saja. Bawen-Salatiga belum difungsikan. Pegawai tidak ada yang cuti. Begitu pula dengan fasilitas mobil derek, ambulans, rescue, dan mobil patroi tol kita siapkan semua,” kata Direktur Teknik dan Operasional PT TMJ, Ali Zainal Abidin, Kamis (22/12) siang.

Sebagai antisipasi bila terjadi penumpukan kendaraan, di gardu tol otomatis nantinya akan ditempatkan petugas khusus yang akan membantu pembayaran tunai. PT TMJ juga sudah berkoordinasi dengan Polres Semarang dan Dishubkominfo Kabupaten Semarang kaitannya penarikan arus kendaraan yang keluar melalui pintu tol Ungaran dan pintu tol Bawen.

Prosentase lonjakan kendaraan, diperkirakan sekitar 30 persen dari hari biasa. Ruas tol Banyumanik-Bawen diprediksi akan dipadati kendaraan mulai Jumat-Senin (23-26/12). Kemudian menjelang tahun baru 2017, diperkirakan mengalami peningkatan arus mulai Jumat-Senin (30/12-2/1).

“Terutama di Bawen, kami mengacu saat liburan panjang Maulid Nabi kemarin. Itu cukup panjang juga (antreannya-Red). Jika terjadi antrean, nanti dari lampu pengaturan Bawen kita tarik atau dibuat lancar melibatkan pihak berwenang,” jelasnya.

Terpisah, Kasat Patroli Jalan Raya (PJR) Polda Jateng, AKBP Mahesa Sugriwo melalui Kasubnit PJR Jateng X Tol Banyumanik-Bawen, Iptu Ragil Irawan mengatakan, khusus menyambut pengamanan Natal dan tahun baru 2017 pihaknya sudah memetakan jalur-jalur rawan di dalam tol Banyumanik-Bawen. “Kita akan memberikan pelayanan dan pengamanan, kepada pengguna tol baik selama perjalanan dan berhenti di rest area,” kata Iptu Ragil Irawan.

Ada pun anggota yang terploting, masing-masing regu terdiri atas enam personel. Disediakan dua kendaraan dinas PJR, masing-masing kendaraan akan dibekali dengan senjata laras pendek dan laras panjang sebagai antisipasi kejadian yang tidak diinginkan.

Pucak arus kendaraan yang melintas ruas tol Banyumanik-Bawen, diperkirakan terjadi Jumat-Sabtu (23-24/12) malam. “Intensitas patroli pun kita tingkatkan, petugas akan mengedepankan himbauan serta tindakan persuasif,” jelasnya.

Khusus pengamanan malam tahun baru 2017, PJR Jateng X Tol Banyumanik-Bawen telah berkoordinasi dengan Sat Lantas Polres Semarang termasuk para Kapolsek yang wilayah kerjanya dilalui jalan tol. Koordinasi itu dimaksudkan, untuk mencegah masyarakat menyulut kemudian mengarahkan petasan ke dalam ruas tol. Area yang diperkirakan menjadi titik pesta kembang api dari data PJR Jateng X, meliputi di sekitar restarea Ungaran dan Alun-alun Bung Karno Ungaran.

“Jangan sampai tembakan kembang api masuk ke tol. Itu jelas mengganggu dan membahayakan pengguna jalan yang melintas,” tukasnya.
(Ranin Agung/CN40/SM Network)

sumber :

48 Perkara Konsinyasi Diproses PN Boyolali


SM/Joko Murdowo
DIGUNAKAN JEMUR TEMBAKAU: Petani menjemur 
tembakau di ruas jalan tol Solo- Semarang di Dukuh Gunung, 
Desa Denggungan, Kecamatan Banyudono beberapa 
waktu lalu. Pembebasan lahan tol tersebut masih terdapat 48
 perkara konsinyasi yang diproses di PN Boyolali. (50)

BOYOLALI – PN Boyolali telah menerima 48 perkara dari total 68 perkara konsinyasi pembebasan lahan proyek jalan tol Solo- Semarang. Tiga pemilik lahan menyatakan menerima konsinyasi dan 45 lainnya belum ada kejelasan.

Menurut Humas PN Boyolali, Agung Wicaksono menjelaskan, dari 68 perkara yang masuk PN, 15 perkara telah dicabut sebelum disidangkan. Sedangkan lima perkara didelegasikan kepada PN Jakarta Selatan. ”Kelima pemilik lahan itu berada di Jakarta Selatan makanya kami minta pengadilan tersebut agar melakukan konsinyasi segera berjalan,” katanya. Sehingga, PN Boyolali hanya memeriksa 48 perkara dan menyidangkannya.

Setelah diproses, hanya ada tiga pemilik lahan yang langsung menerima konsinyasi. Sehingga uang ganti rugi (UGR) pembebasan langsung bisa dicairkan di bank. Jika sudah menerima proses konsinyasi maka pihak PN bersama BPN, PPK Lahan dan pemilik lahan ke bank untuk proses pencairan uangnya. Pasalnya, seluruh uang konsinyasi berada di bank yang telah ditunjuk. ”Bahasanya memang uang dititipkan di pengadilan, namun PN tidak membawa uang tersebut sama sekali. Uang dititipkan di bank.”

Sedangkan bagi pemilik lahan yang menolak proses konsinyasi, dapat mengajukan keberatan secara tertulis kepada Pengadilan Negeri. Hal ini sesuai Peraturan Mahkamah Agung (Perma) Nomor 3 tahun 2016 tentang tata cara pengajuan keberatan dan penitipan ganti kerugian ke pengadilan negeri dalam pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum.

Sehingga pemilik tanah yang merasa nilai UGR belum memenuhi rasa keadilan bisa mengajukan keberatan. Namun sejak dua pekan setelah proses konsinyasi dilakukan, belum ada permohonan keberatan dari pemilik hak tanah.

Kepentingan Umum

Sementara itu, Staff PPK Lahan Tol, Omaruzzaman, mengungkapkan, proses konsinyasi dilakukan sesuai dengan tahapan pembebasan tanah untuk pembangunan bagi kepentingan umum. Sebab pembebasan lahan juga berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 148 Tahun 2015 tentang Perubahan Keempat atas Perpres Nomor 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum. ”Memang aturannya seperti itu.” Hanya saja, pihaknya tidak menyebutkan secara rinci lokasi ke 68 lahan yang dikonsinyasikan.

Namun diakui paling banyak berada di Desa Kiringan, Kecamatan Boyolali Kota. Sisanya berada di beberapa kecamatan lain seperi Teras, Mojosongo dan Banyudono. Seperti diberitakan, sejumlah pemilik tanah di Desa Kiringan, Kecamatan Boyolali Kota yang terkena proyek tol Solo- Semarang† menolak ganti rugi pembebasan tanah. (G10-50)

sumber :
suaramerdeka

Selasa, 20 Desember 2016

Tol Semarang-Solo : 40 Bidang Tanah di Boyolali Dikonsinyasi

Pemilik Tolak Ganti Rugi


SM/Joko Murdowo
SPANDUK: Spanduk penolakan ganti rugi lahan terdampak 
tol dipasang di pinggir Jalan Tentara Pelajar, Desa Kiringan, 
Kecamatan Boyolali Kota. (26)

BOYOLALI - Sebanyak 40 bidang tanah di Desa Kiringan, Kecamatan Boyolali Kota yang dibebaskan untuk proyek tol Solo-Semarang, bakal diselesaikan melalui Pengadilan Negeri (PN) setempat.

Cara ini ditempuh karena pemilik lahan enggan melepaskan tanah mereka. Warga memasang dua spanduk penolakan di pinggir Jalan Tentara Pelajar Boyolali. Staf Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Lahan Tol Semarang- Solo, Omaruzzaman mengatakan, pembayaran 40 bidang tanah di Boyolali Kota akan dilakukan melalui proses konsinyasi.

Pasalnya, pemilik 40 bidang lahan itu tak pernah sepakat. ”Sudah ada musyawarah mengenai ganti rugi, namun tidak ada kesepakatan.” Belum diketahui siapa yang memasang spanduk itu. Spanduk dipasang mencolok yang diikatkan pada dua batang pohon. Salah satu spanduk bertuliskan ”Tanah ini masih dalam sengketa.

Jangan paksa kami untuk melepas hak milik kami”. Spanduk lain bertuliskan ”Paguyuban korban proyek jalan tol Semarang-Solo Kabupaten Boyolali”. Salah satu pemilik tanah, Nyonya Sugi mengakui, dia belum sepakat dengan harga yang ditawarkan tim appraisal.

Dua tahun lalu, dia mengajukan ganti rugi Rp 1 juta/m2 untuk tanah miliknya seluas 460 m2 yang bakal terkena tol. Waktu berjalan hingga dua tahun, dia pun meminta ganti rugi menjadi Rp 1,5 juta/m2.

Alasannya, harga-harga juga ikut naik termasuk tanah. Dicontohkan, nilai ganti rugi tanah di wilayah Kebakan, Desa Methuk sebesar Rp 920.000/ m2. ”Lha tanah saya juga di pinggir jalan raya, malah hanya diberi ganti rugi Rp 619.000/m2. Saya dan pemilik tanah lain sepakat menolak melalui paguyuban.”

Warga lain, Slamet, salah seorang petani yang berada di dekat lokasi pemasangan spanduk, mengaku tak mengetahui secara pasti siapa yang memasang kedua spanduk tersebut. Yang dia tahu hanya tanah miliknya sudah bebas. ”Punya saya sudah bebas dan dibayar lunas. Yang mengurus adik saya.”

Percepat Pembangunan

Staf Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Lahan Tol Semarang-Solo, Omaruzzaman mengatakan, pihaknya bersama BPN sudah melakukan validasi data dan mengajukan permohonan† konsinyasi†serta menitipkan uang ganti rugi ke pengadilan. Ke-40 pemilik tanah tersebut tersebar di Desa Kiringan, Kecamatan Boyolali. † Ditambahkan, sejak proses pembebasan yang dimulai dari paparan dan musyawarah oleh tim appraisal, warga terus menolak nilai ganti rugi.

Oleh sebab itu, amanat undangundang untuk mempercepat pembangunan harus dilakukan dengan proses pengadilan. ”Penentuan harga hanya dari tim appraisal yang sudah mempunyai lisensi mengenai penaksiran harga. Kami tak berwenang menaikkan harga sesuai permintaan warga.”(G10-26)

sumber :

Senin, 19 Desember 2016

Jasa Marga akan Mengoperasikan Tol Baru pada 2017



REPUBLIKA.CO.ID, CIKARANG -- PT Jasa Marga (Persero) Tbk mengoperasikan jalan tol baru sepanjang 235 kilometer pada 2017. "Ini dilakukan guna mengurangi kemacetan pada jalan utama dengan melihat peningkatan kendaraan pribadi yang sudah melampaui batas," kata AVP Corporate Communication PT Jasa Marga (Persero) Tbk, Dwimawan Heru, akhir pekan kemarin.

Dia mengatakan, pemanfaatan jalan tol ini guna mempersingkat waktu dengan melihat tingkat mobilitas pengguna makin padat. Guna memperlancar mobilitas konsumen jalan tol ini akan dibuka lima titik sekaligus. 

Diantaranya Jalan Tol Semarang-Solo (Bawen-Salatiga) sepanjang 17.50 kilometer (km), Surabaya-Mojokerto (Sepanjang-Krian) sepanjang 15.50 km. Ruas tol baru tersebut guna melengkapi ruas yang terlebih dahulu telah beroperasi yaitu Waru-Sepanjang dan Krian-Mojokerto sehiingga Jalan Tol Surabaya-Mojokerto beroperasi secara penuh.

Selain itu, Jalan Tol Gempol-Pasuruan sepanjang 20,5 km, Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi (Perbarakan-Sei Rampah) sepanjang 41.69 km. Kemudian Jalan Tol Solo-Ngawi sepanjang 90,25 km beroperasi secara penuh, Ngawi-Kertosono sepanjang 49.51 km beroperasi secara penuh.

Ia menambahkan Jasa Marga berkomitmen untuk dapat menyelesaikan seluruh proyek jalan tol yang sudah dimiliki hak konsesinya pada tahun 2019. Hal ini sejalan dengan kontribusi nyata Jasa Marga untuk meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi nasional dengan membangun konektivitas antarwilayah demi mewujudkan pembangunan ekonomi yang berkualitas.

Sedangkan untuk menanggulangi liburan akhir tahun ini kemungkinan akan dibuka di beberapa titik rawan macet. Ini bertujuan agar pada puncak kepadatan yaitu satu hari sebelum malam tahun baru diharapkan warga yang hendak bepergian sudah sampai tujuan.

sumber :

Minggu, 18 Desember 2016

Gubernur Jateng: Pembebasan Lahan Tol Semarang-Batang Kelar Akhir 2016


SEMARANG, KOMPAS.com – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah menargetkan proses pembebasan lahan Tol Semarang-Batang selesai hingga akhir tahun 2016. 

Namun, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo tidak menjelaskan secara spesifik berapa luas lahan yang sudah dibebaskan lantaran belum mendapat laporan perkembangan terbaru.

“Kami lakukan percepatan pembebasan. Perintah presiden, fungsional sampai lebaran harus sudah beres. Target jalan sudah bisa dilewati,” kata Ganjar, saat ditemui di kantornya akhir pekan ini.

Terkait pembebasan lahan ini, kata Ganjar, ada sejumlah masyarakat yang mengajukan syarat macam-macam. Misalnya di wilayah Rowobelang di Kabupaten Batang.

Di sana, warga bersedia pindah asal pindah bersama-sama. Usai pindah, mereka menginginkan lahan milik provinsi untuk dibeli. Ganjar sendiri akan mempertimbangkan itu.

“Warga mau beli aset provinsi, kalau aturan luas izin dewan, kalau luasan dikit (kewenangan) di kami,” ucapnya lagi.

Konstruksi Tol Semarang-Batang diproyeksikan selesai tahun 2018. Ada lima paket pembangunan, terdiri dari seksi I Batang-Batang Timur sepanjang 3,5 kilometer, seksi II Batang Timur-Weleri dengan panjang 33,84 kilometer, dan seksi III Weleri-Kendal 14,65 kilometer.

Kemudian seksi IV dari Kendal-Kaliwungu sepanjang 12,10 kilometer, dan seksi V Kaliwungu-Krapyak sepanjang 10,05 kilometer.

Jadi secara total, tol yang dibangun bersama oleh PT Jasa Marga (persero) Tbk dan PT Waskita Toll Road ini dirancang sepanjang 74,14 kilometer.

Sementara untuk jalur Tol Bawen-Solo, Gubernur mendorong agar segera dituntaskan semua pengadaan tanahnya.



Semarang-Demak

Sementara jalur tol baru Semarang-Demak mempunyai catatan progres yang bagus. Meski jalan tol itu bukan prioritas utama, namun tetap diupayakan pembebasan lahannya dikejar.

“Tol Semarang-Demak ini paralel. Tim bagus, tim pembebasan bagus, dari BPN punya cara untuk percepatan lahan,” ucap dia.

Jalan tol Semarang-Demak direncanakan membutuhkan lahan seluas 1.887.000 meter persegi. Lahan dibagi menjadi dua seksi, yatu seksi I Kota Semarang dan Seksi II Kabupaten Demak. Seksi I Kota Semarang meliputi Kecamatan Genuk, terdiri dari Kelurahan Terboyo Wetan, Terboyo Kulon dan Trimulyo.

Sementara Seksi II di Kabupaten Demak meliputi empat kecamatan, yaitu Kecamatan Sayung yang mencakup Desa Sriwulan, Bedono, Purwosari, Sidogemah, Sayung, Loireng, dan Tambakroto.

Kemudian Kecamatan Karangtengah meliputi Desa Batu, Wonokerto, Kedunguter, Dukun, Karangsari, Pulosari, dan Grogol.

Terakhir Kecamatan Wonosalam meliputi Desa Karangrejo, Wonosalam, Kendaldoyong; dan Kecamatan Demak di Kelurahan Kadilangu.

sumber :

Sabtu, 17 Desember 2016

TOL SOLO-KERTOSONO : Tol Soker Batal Dioperasikan Saat Libur Natal dan Tahun Baru

ilustrasi : jembatan Ngemplak

Tol Solo-Kertosono batal beroperasi saat Natal dan Tahun Baru.

Solopos.com, BOYOLALI – Tol Solo-Kertosono (Soker) batal dioeprasikan pada Natal 2016 dan Tahun Baru 2017. Sebab, sejumlah ruas jalan tol Soker di wilayah Karanganyar dan Sragen masih terdapat penyempitan yang dinilai membahayakan pengguna jalan.

“Hasil rapat terakhir kami dengan pihak kepolisian memutuskan bahwa Tol Soker belum akan dioperasikan untuk Natal dan Tahun Baru 2017. Alasan utamanya, masih ada sejumlah underpass di Karanganyar dan Sragen yang menyempit,” ujar Kepala Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pembangunan Tol Soker, Bedru Cahyono, saat dihubungi, Sabtu (17/12/2016).

Bedru mengatakan ruas Tol Soker di Boyolali, khususnya yang masuk melalui pintu Klodran, Karanganyar sebenarnya sudah siap dioperasikan. Namun, jalur mulai Gondangrejo, Karanganyar dan Sragen, masih belum siap lantaran terdapat sejumlah penyempitan di ruas underpass.

“Kalau pintu tol Klodran dibuka, kendaraan memang bisa masuk tol. Namun, nanti kendaraan enggak bisa keluar,” paparnya.


Berbeda dengan perlakuan Lebaran 2016, jelasnya, Tol Soker saat itu dioperasikan secara darurat. Sejumlah ruas jalan yang sebenarnya belum siap, lanjutnya, terpaksa dikeraskan untuk sementara guna mengurai kemacetan saat arus mudik dan arus balik Lebaran.

“Nah Natal dan Tahun Baru kali ini, kami enggak melakukan hal itu lagi. Kami berpikir itu belum menjadi hajat mendesak Nasional. Pada sisi lain, lalu lintas kami nilai masih terkendali,” ujarnya.

Pejabat Humas Tol Soker, Very Budi Santoso, mengaku optimistis target penyelesaian Tol Soker kelar pada 2017.

“Kami kerja terstruktur. Selama lokasi tak bermasalah, kami siap selesaikan secepatnya. Selama ini yang bikin molor proyek kan masalah nonteknis, seperti pembebasan lahan,” ujarnya.

sumber :

Rabu, 14 September 2016

Warga di Boyolali Tuntut Kejelasan Sewa Lahan Poyek Tol


BENTANGKAN SPANDUK: Belasan warga Desa Sawahan, 
Kecamatan Ngempak, menggelar unjuk rasa 
di lahan proyek tol kemarin.
TRI WIDODO/RADAR BOYOLALI

BOYOLALI – Belasan warga Desa Sawahan, Kecamatan Ngemplak, menggelar aksi di proyek tol kemarin (13/9). Mereka menuntut kejelasan sewa-menyewa lahan oleh pelaksana proyek tol, seksi interchange (IC) Solo. Hal ini mengingat tanah warga yang diuruk sejak Agustus lalu hingga kini belum dibayar dan tak ada kejelasan.

Aksi yang dilakukan itu dengan memasang patok-patok dari bambu dan spanduk di sepanjang IC Solo di wilayah Desa Sawahan. Spanduk-spanduk kuning itu bertuliskan ”Tanah Ini Belum Dibayar”. ”Semua pekerjaan konstruksi mohon dihentikan sementara sampai pembayaran tanah selesai”.

Koordinator Aksi Anom Suratno mengatakan, sejak beberapa bulan lalu belum ada pembicaraan dari pelaksana proyek. Hal itu membikin warga resah jika tiba-tiba pelaksana proyek pergi begitu saja. ”Sampai hari ini (kemarin, Red) belum ada pembicaraan dengan kontraktor ihwal berapa harga tanah kami yang dipinjam untuk proyek jalan tol,” bebernya.

Pemilik lahan seluas 2.500 meter persegi ini menunjukkan surat dari pelaksana proyek jalan tol Soker Ruas Interchange Solo tertanggal 11 Agustus 2016. Surat itu berisikan permohonan peminjaman lahan untuk proses pekerjaan proyek tol. Di akhir paragraph, surat itu tertulis ”Tetapi saat ini lahan belum bebas, masih dalam proses di Pejabat Pembuat Komitmen (PPK Lahan)”.

”Istilah peminjaman lahan itu membingungkan kami. Meminjam itu ada batas waktu dan wujud lahannya masih utuh. Padahal sepekan setelah muncul surat itu, lahan kami langsung diuruk tanah setebal empat meter,” kata Anom.

Humas Pelaksana Proyek Tol Soker Seksi IC Solo Sali Setiawan mengapresiasi aksi belasan warga Desa Sawahan yang berlangsung tertib. ”Warga melakukan aksi ini agar pembebasan lahan mereka segera direspons pihak-pihak terkait,” terangnya.

Masih ada sekitar 30 lahan (hak sertifikat) di wilayah Desa Sawahan yang belum dibebaskan untuk pekerjaan seksi IC Solo. Luas lahan sekitar 10 ribu meter persegi. Pekerjaan sudah dilaksanakan karena keikhlasan warga yang meminjamkan lahan. ”Ini berkat niat baik warga. Mereka sudah paham kalau lahannya pasti bakal dibebaskan karena ini proyek nasional. Wajar kalau mereka meminta agar segera diselesaikan,” kata Sali.

Seperti diketahui, jalan tol soker ruas IC Solo-Pungkruk, Sragen akan dioperasikan mulai awal 2017. Pengoperasian jalan tol akan dilakukan PT Solo-Ngawi Jaya (SNJ). Untuk itu, pelaksana proyek tengah mengebut pembangunan jalan yang belum rampung, termasuk proyek tambahan. Seperti perbaikan saluran irigasi sawah dan akses jalan warga sekitar jalan tol. (wid/un)

sumber :

76 Bidang Tanah Dikonsinyasi

ilustrasi
BOYOLALI – Upaya pembebasan tanah untuk proyek tol Semarang- Solo terus berlanjut. Panitia Pembebasan Tanah (P2T) segera menyelesaikan pembebasan tanah di ruas Salatiga-Boyolali dengan cara konsinyasi.

”Kali ini giliran 76 bidang juga akan diselesaikan di Pengadilan Negeri Boyolali,” tandas Ketua Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Lahan Tol Semarang-Solo, Waligi, Selasa (13/9).

Dijelaskan, melalui konsinyasi, maka pembayaran nilai ganti rugi kepada pemilik tanah yang terkena proyek jalan tol akan dititipkan ke Pengadilan Negeri. Total dana yang dititipkan lewat Pengadilan Negeri mencapai Rp 29,219 miliar. Ke-76 bidang tanah itu tersebar di tujuh desa yang ada di wilayah Boyolali. Yaitu, Desa Bangak, Kecamatan Banyudono; Desa Gumukrejo dan Mojolegi, Kecamatan Teras; Desa Ngampon dan Ngargosari, Kecamatan Ampel, serta Desa Kiringan dan Karanggeneng, Kecamatan Boyolali Kota. Jika konsinyasi terhadap 76 bidang tanah ini tuntas, maka pembebasan lahan untuk proyek tol Semarang-Solo sudah selesai 100 persen. Sebelumnya, pihaknya bersama BPN sudah menyelesaikan validasi data, pekan lalu.

Sudah Tuntas

”Kami siap mengajukan permohonan konsinyasi ke pengadilan, pekan ini.” Terpisah, Pejabat Humas Pengadilan Negeri Boyolali, Agung Wicaksono mengungkapkan, pihaknya hingga kini belum menerima berkas konsinyasi untuk 76 bidang tanah tersebut.

Pengadilan masih menyelesaikan konsinyasi 14 bidang tanah di Kecamatan Ngemplak. Dari 14 bidang tanah yang dikonsinyasi di pengadilan, sudah selesai 11 bidang tanah. Tinggal tiga bidang tanah milik satu pasangan suami istri. ”Tetapi belum tahu kapan uangnya akan diambil.” Diakui, adanya konsinyasi, berarti menutup kemungkinan pemilik tanah menawar kembali besaran uang ganti rugi. Nilai uang yang dibayarkan sesuai dengan nilai yang ditetapkan panitia pembebasan tanah. ”Jadi tidak ada lagi tawar-menawar,” tandasnya. (G10-76)

sumber :

Selasa, 13 September 2016

Ganti Rugi Tanah Belum Dibayar, Warga Minta Proyek Tol Soker Dihentikan


Warga pasang spanduk protes peroyek Tol Soker
(dok.timlo.net/nanin)

Boyolali — Belasan warga Desa Sawahan, Ngemplak, Boyolali, menggelar aksi protes di pintu keluar masuk proyek jalan tol Soker (Solo-Kertosono). Mereka menuntut pelaksana proyek agar segera membayar tanah mereka yang sudah terlanjur diuruk sejak Agustus lalu.

“Sampai hari ini belum ada pembicaraan soal ganti rugi, berapa harga tanah kami yang dipinjam untuk proyek tol,” kata Anom Suratno, warga Desa Sawahan, Selasa (13/9).

Dalam aksinya tersebut, warga memasang patok-patok dari bambu dan spanduk di sepanjang interchange Solo di wilayah Desa Sawahan. Spanduk-spanduk kuning itu bertuliskan “Tanah Ini Belum Dibayar. Semua pekerjaan konstruksi mohon dihentikan sementara sampai pembayaran tanah selesai.

“Yang membingungkan itu dengan adanya istilah meminjam lahan. Harusnya ada batas waktu dan lahan utuh, tapi kini lahan kami diuruk tanah setebal empat meter,” tambahnya.

Anom juga menunjukkan surat dari pelaksana proyek Jalan Tol Soker Ruas InterchangeSolo yang bertanggal 11 Agustus 2016, berisikan permohonan peminjaman lahan untuk proses pekerjaan proyek Jalan Tol Soker. Di akhir paragraf surat itu tertulis “tetapi saat ini lahan belum bebas, masih dalam proses di Pejabat Pembuat Komitmen (PPK Lahan).”

“Kita menuntut pelaksana proyek segera membayar kompensasi sebelum jalan tol selesai dibangun dan diresmikan,” ujarnya.

Sementara itu, Humas Pelaksana Pembangunan Seksi Seksi Interchange Solo, Sali Setiawan, diakui hingga saat ini belum ada informasi resmi pembayaran uang ganti rugi lahan. Sejauh ini, masih ada 30 lahan milik warga Desa Sawahan yang belum dibebaskan. Pembangunan Interchange Solo dengan luas total sekitar 10.000 meter persegi. Yang dikerjakan panjangnya sekitar 2 – 3 kilometer dari pintu Interchange Solo sampai underpass Sawahan. Masih ada 800 meter yang belum dibebaskan.

“Target kita Desember Interchange selesai dibangun,” pungkasnya.

sumber :

Rabu, 29 Juni 2016

Tol Solo-Kertosono Dibuka Hari Ini


Tol Solo-Kertosono (Foto: Bramantyo)


SOLO - Meski baru 40 persen pengerjaannya, ruas jalan Tol Solo-Kertosono (Soker) sepanjang 25 kilometer mulai hari ini sudah bisa dilalui para pemudik.

Direktur Utama PT Solo Ngawi Jaya (SNJ), David Wijayatno mengatakan, rencananya ruas jalan tol tersebut akan dibuka bergiliran saat arus mudik dan arus balik.

"Rencananya, tol dibuka dari pintu masuk Klodran, sampai pintu keluar di Pungkruk, mulai besok, Rabu 29 Juni hingga Kamis 7 Juli. Selanjutnya, mulai Jumat 8 Juli sampai Kamis 14 Juli, jalan tersebut akan dioperasikan searah dari Sragen menuju Klodran, Karanganyar," ujar David, kepada wartawan Selasa 28 Juni 2016.

Menurut David, hanya kendaraan kecil saja yang diperbolehkan melintasi ruas jalan tol ini “Baru dua lajur yang bisa dilalui. Jadi nanti kita operasikan satu arah,” paparnya.

Ia menambahkan, khusus kendaraan umum dan angkutan barang belum diperbolehkan melintasi ruas jalan tol ini karena ada beberapa ruas jalan yang belum selesai sepenuhnya. Sehingga, terlalu berbahaya bila dilalui moda transportasi yang mengangkut beban berat, seperti truk.

"Tol ini hanya dioperasionalkan mulai pagi, sekira pukul 06.00 WIB hingga 17.00 WIB. Soalnya, belum ada lampu penerang di ruas jalan tol. Sehingga terlalu berbahaya bila dilalui kendaraan. Jadi begitu jam 18.00 WIB, ruas jalan tol ini sudah bersih dari kendaraan," ungkapnya.

Kepala Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Solo, Sri Baskoro mengatakan pengoperasionalan ruas jalan tol bisa mengurangi kepadatan arus kendaraan para pemudik. Terutama yang masuk ke dalam kota Solo hingga 20 persen atau setara 1.720.000 mobil.

"Tapi angka itu bisa tercapai bila ruas jalan tol ini dioperasionalkan secara optimal. Kalau belum, ya, paling tidak mengurangi kepadatan kendaraan yang masuk ke Kota Solo," terangnya.

Untuk membantu para pemudik ini bisa melalui ruas jalan tol Soker ini, pihaknya, ungkap Sri Baskoro, akan membantu dengan memasang rambu-rambu lalu-lintas.

"Dishubkominfo telah menyiapkan rambu-rambu penunjuk arah untuk pemudik. Pengguna kendaraan yang mau ke arah Timur akan kita arahkan lewat tol ini agar tidak masuk kota,” pungkasnya.(aky)

sumber :

Senin, 20 Juni 2016

LEBARAN 2016 Tol Soker 95% Siap Dilalui Pemudik



Suasana kawasan jalan tol Solo- Sragen di Ngemplak, 
Boyolali, Senin (20/6/2016). Berdasarkan kunjungan 
Sekda Pemprov Jateng dengan pengerjaan proyek yang 
sudah mencapai 95% pemerintah optimistis jalan tol 
Solo- Sragen dapat dioperasionalkan pada H-7 
Lebaran 2016. (Ivanovich Aldino/JIBI/Solopos)


"Lebaran 2016, Tol Solo-Kertosono (Soker) sudah siap dilalui pemudik."

Solopos.com, SOLO–Sembilan hari jelang pembukaan jalan bebas hambatan yang direncanakan Rabu (29/6/2016), progres kesiapan jalan tol Solo-Kertosono ruas Solo-Sragen sepanjang 25 km sudah mencapai 95%.

Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Tengah, Sri Puryono, menyatakan tol Solo-Sragen yang nyaris semua jalannya telah dilaksanakan perkerasan sudah bisa dilalui pemudik dengan kendaraan kecil nonsepeda motor.

Pemudik Lebaran 2016 yang menggunakan kendaraan kecil seperti mobil jenis sedan, jeep, minibus, city car, dll. bisa melintasi tol Solo-Sragen mulai pukul 06.00 WIB-18.00 WIB. Pengoperasian masih bersifat terbatas satu arah dari Solo-Karanganyar-Sragen pada musim mudik H-7 sampai Lebaran. Sedangkan pada arus balik atau H+1 sampai H+7, tol dioperasikan dari arah sebaliknya.

Pintu gerbang masuk tol Solo-Sragen pada saat mudik melintasi kawasan Klodran, Colomadu, Karanganyar. Sedangkan pintu keluar tol, disiapkan dua alternatif yakni gerbang keluar di Kemiri, Kebakramat, Karanganyar atau Pungkruk, Sidoharjo, Sragen. Pada saat arus balik, berlaku sebaliknya.

“[Perkerasan jalan] satu lapis seperti ini sudah kuat digunakan kendaraan kecil. Memang belum semuanya. Bisa dikatakan ini sudah siap 95%. Masih ada 5% yang belum,” terang Sri saat ditemui wartawan di sela-sela peninjauan jalan tol Solo-Sragen di pintu masuk Klodran, Karanganyar, Senin (20/6/2016).

Sekda menjelaskan pekerjaan rumah sebanyak 5% dalam persiapan bagian jalur tol trans Jawa itu disebabkan belum tuntasnya pembebasan lahan. “Kendala itu masih ada. Duit sebenarnya sudah ada. Alat juga sudah ada. Tenaga sudah ada. Tapi kalau lahan belum dibebaskan, [tetap digunakan] nanti melanggar aturan,” jelasnya.

Disinggung soal usulan Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Solo, Yosca Herman Soedrajat, yang meminta operasional tol Solo-Sragen dimajukan pada H-10 Lebaran atau Senin (27/6/2016) mendatang, Sri menyatakan tidak bisa memaksakan.

“Memang harapannya H-10 sudah dibuka. Asalkan tidak hujan, saya kira bisa. Tapi teman-teman di sini siap H-7,” ujarnya.

Selain tol Solo-Sragen, Sri menyebutkan jalan tol Solo-Semarang ruas Bawen-Salatiga juga belum bisa dipaksakan beroperasi sepenuhnya. Sebagian ruas jalan tersebut nantinya dimanfaatkan untuk pemudik dari arah barat yang akan menuju Jawa Timur.

“Saya sudah mengecek persiapan tol Bawen-Salatiga. Tidak bisa dipaksakan. Nantinya kendaraan keluar dari Bawen bisa masuk ke Tuntang dengan belok kiri ke Delik dan masuk tol Salatiga sejauh 15 km. Kendaraan jurusan Ngawi, Sragen, dll. bisa lewat situ. Yang ke arah Solo pakai jalur reguler,” katanya.

Sementara itu, Kepala Satuan Kerja Pembanganan Jalan Bebas Hambatan Solo-Kertosono (Soker) Aidil Fiqri, menyatakan pihaknya terus mengebut pembebasan lahan untuk mendukung operasional jalan tol Solo-Sragen.

“Ada lahan yang baru sepekan bebas seperti di Karangturi dan Jeruksawit [Gondangrejo, Karanganyar]. Ada juga warga yang baru sepakat melepas tanahnya di Dibal [Ngemplak, Boyolali] Sabtu [(19/6/2016)]. Itu pun dibayar baru Selasa [(21/6/2016)],” bebernya.

Menurut Aidil, pembebasan lahan awalnya menjadi kendala pembangunan tol tersebut. Namun pemberlakuan Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN No. 6 /2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 5/2012 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pengadaan Tanah yang memungkinkan pengusaha swasta ikut menalangi dana pembebasan lahan proyek infrastruktur dan kemudian diganti dana APBN, pembebasan lahan tidak lagi menjadi persoalan.

“Sekarang ini sudah ada peraturan baru. Sudah ada yang menalangi pembebasan lahan, tapi tetap dengan prosedur yang ada. Sebelumnya kami kesulitan,” kata dia.

sumber :

Awal Pekan Depan Pemberlakuan Tol Diputuskan


CEK TERMINAL: Sekda Pemprov Jateng Sri Puryono mendatangi 
Terminal Tirtonadi Solo untuk mengetahui dari dekat keseiapan terminal 
menyambut Arus Mudik Balik Lebaran 2016. 
(suaramerdeka.com/Budi Sarmun S)

SOLO, suaramerdeka.com - Kepastian jalan tol Solo-Kertosono (Soker) dioperasionalkan untuk mendukung pelaksanaan Arus Mudik Balik Lebaran 2016 akan diputuskan pada pekan depan. Saat ini pengecekan akhir kondisi tol sedang dilakukan berbagai pihak termasuk rombongan pejabat dari Pemprov Jateng yang mendatangi lokasi tol yang masuk wilayah Boyolali-Solo dan Karanganyar tersebut, Senin (20/6).

Sekda Jateng, Sri Puryono ditemui wartawan saat melakukan kunjungan kesiapan Arus Mudik Balik 2016 di Terminal Tirtonadi Solo, menuturkan pembukaan jalan tol soker untuk mendukung arus mudik adalah upaya pemerintah memberikan kemudahan dan fasilitas kepada rakyat saat kembali ke kampung halaman. Namun demikian, guna memastikan bahwa tol itu aman bagi keselamatan dan keamanan pengguna jalan maka perlu dicek secara cermat.

“Keputusan final nanti pada 27 (27 Juni). Nanti saya langsung cek ke tol soker,” kata Sekda Sri Puryono.

Sekda mengimbau kepada pemudik yang melintasi Jateng melalui pantura Semarang-Salatiga-Boyolali-Solo Madiun memperhatian proyek pembangunan jembatan Tuntang yang belum jadi. Dia mengharapkan pemudik usai melintasi tol Bawen melalui jalur Tlogo, Tuntang belok kiri-Ndelik terus masuk tol dan menuju Salatiga. “Pemudik agar melewati Salatiga sisi selatan hingga menuju Tingkir,” tandasnya. (Budi Sarmun S/CN38/SM Network)

sumber :

TOL SOLO-KERTOSONO : Kemenhub Bakal Uji Kelayakan Tol Solo-Sragen Pekan Depan


Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) 
Sri Puryono (bertopi sebelah kanan) meninjau exit tol di 
kawasan Pungkruk, Sidoharjo, Sragen, Senin (20/6/2016). 
Sementara itu, sejumlah pekerja dikerahkan untuk membangun 
lapisan beton di permukaan jalan tol di kawasan Masaran. 
(Moh. Khodiq Duhri/JIBI/Solopos)

"Jalan Tol Soker akan diuji coba pada pekan depan."

Solopos.com, SRAGEN—Kementerian Perhubungan (Kemenhub) bakal menguji kelayakan jalan tol Solo-Sragen pada Senin (27/6/2016) mendatang. Jalan tol Solo-Sragen bakal dibuka pada H-7 Lebaran.

Hal itu dikemukakan Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) Sri Puryono ketika ditemui wartawan saat meninjau pintu exit tol Pungkruk, Senin (20/6). Pada kesempatan itu, Sekda didampingi PT Solo Ngawi Jaya (SNJ) dan PT Waskita Karya menyisir jalan tol dari pintu masuk di kawasan Klodran, Karanganyar hingga pintu keluar jalan tol di kawasan Pungkruk, Sragen.

”Dari pemerintah pusat dan provinsi sebetulnya berharap pada H-10 jalan tol sudah bisa dilewati. Tapi, nanti jalan tol perlu diuji kelayakannya dulu pada 27 Juni. Baru pada H-7 sekitar 28 atau 29 Juni jalan tol sudah dibuka untuk pemudik,” kata Sri Puryono.

Hasil inspeksi di lapangan, Sekda menjelaskan masih ada beberapa ruas jalan yang belum dibeton. Meski begitu, dia optimistis seluruh permukaan jalan akan selesai dibeton dalam beberapa hari ke depan. Dia meminta pelaksana proyek mengebut pembangunan lapisan beton itu dari siang hingga malam.

”Kita sudah janji sama rakyat kalau jalan tol akan dibuka pada H-7 Lebaran. Kendala yang terjadi selama ini ya proses pembebasan lahan. Kalau uang, sudah ada. Bahkan, hari ini masih ada pembayaran uang pengganti [atas pembebasan tanah],” terang Sekda.

Direktur Utama (Dirut) PT SNJ David Wijayatno menjelaskan masih ada sekitar 2 km permukaan jalan yang belum dibeton. Jalan itu membentang dari Purwosuman hingga Duyungan. Dia optimistis pembangunan lapisan beton itu akan selesai pada Rabu (22/6/2016) besok.

Diperlukan waktu selama sekitar sepekan untuk mengeraskan beton sebelum dilintasi pemudik. ”Perlu diketahui, beton ini dibangun untuk sementara. Tebalnya hanya sekitar 6 cm [tanpa tulang]. Beton ini dibangun untuk kepentingan darurat. Jadi, kecepatan kendaraan yang melintasi jalan tol ini dibatasi 40 km/jam, bukan untuk ngebut,” jelas David.

Selesai digunakan pemudik, pelaksana proyek akan membongkar beton darurat itu. Sebagai ganti, pelaksana proyek akan membangun beton rigid atau bertulang dengan ketebalan 29 cm. Saat ini pembangunan beton rigid baru sepanjang 4 km dari km 22 hingga km 26, tepatnya di kawasan Kebakkramat hingga Masaran. Lantaran belum dilengkapi penerangan jalan, pintu masuk tol nantinya akan ditutup pada pukul 17.00 WIB.

”Sudah ada kesepakatan antara Dishubkominfo dan Satlantas di tiga Polres yakni Boyolali, Karanganyar dan Sragen, pintu masuk tol di Klodran ditutup pukul 17.00 WIB dengan harapan pemudik bisa sampai Sragen tidak terlalu malam,” terang David.

sumber :

Bangun Jalan Tol, Pemerintah Suntik Rp16 Triliun Ke LMAN

"Dana tambahan akan digunakan untuk percepat pengadaan tanah jalan tol."

Pekerja sedang membangun salah satu ruas jalan tol trans Jawa
(Istimewa )


VIVA.co.id – Pemerintah mengusulkan untuk meningkatkan alokasi tambahan pembiayaan kepada Badan Layanan Umum (BLU) Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) sebesar Rp16 triliun dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 2016.

Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengungkapkan, peningkatan alokasi pembiayaan tersebut memang bertujuan untuk mempercepat pengadaan tanah, khususnya untuk proyek infrastruktur jalan seperti jalan tol yang saat ini tengah digenjot pemerintah.

"BLU LMAN ini mempunyai mandatory untuk percepat pengadaan tanah. Sehingga, (alokasi tambahan pembiayaan) belanja pengadaan tanah lebih fleksibel," kata Bambang dalam rapat kerja bersama Komisi XI di gedung parlemen Jakarta, Senin 20 Juni 2016.

Bambang menjelaskan, suntikan pembiayaan yang diusulkan sebesar Rp16 triliun tersebut sudah mencakup pembiayaan empat ruas jalan tol yang saat ini tengah dibangun oleh pemerintah. Misalnya seperti pembangunan ruas Tol Trans Jawa, Non Trans Jawa, Tol Trans Sumatera, sampai dengan ruas tol dalam kota.

"Trans Jawa itu Rp5,36 triliun, Non Trans Jawa Rp3,02 triliun, Jabodetabek Rp5,62 triliun, dan Trans Jawa Rp5,36 triliun," jelas Bambang.

Sementara dari total yang dialokasikan untuk pembiayaan tol Trans Jawa, Bambang mengatakan, pembiayaan tersebut sudah mencakup kebutuhan dana dari delapan ruas jalan tol yang saat ini terus dipercepat pemerintah. Mulai dari tol Pejagan-Pemalang sebesar Rp607 miliar, Pemalang-Batang Rp1,3 triliun.

Kemudian, Batang-Semarang sebesar Rp2,53 triliun, Semarang-Boyolali sebesar Rp460 miliar, Solo-Mantingan sebesar Rp49 miliar, Kertosono-Mojokerto sebesar Rp62 miliar, dan Mojokerto-Surabaya sebesar Rp253 miliar. "Sehingga totalnya Rp5,36 triliun," katanya.

Jika parlemen menyetujui usulan penambahan alokasi tersebut, maka ini adalah skema pembiayaan yang akan disalurkan oleh BLU LMAN kepada sejumlah proyek itu. Sampai saat ini, pembahasan penambahan alokasi pembiayaan untuk BLU LMAN masih digodok bersama pemerintah dan parlemen.

sumber :

Tol Bawen-Salatiga diupayakan siap untuk mudik


Sejumlah pekerja meratakan adonan semen untuk pengecoran beton 
jalan tol Bawen-Salatiga di Tingkir, Salatiga, Jawa Tengah, 
Rabu (8/6/2016). PT Trans Marga Jateng (TMJ) menargetkan pada 
H-7 Lebaran 2016, ruas jalan tol Bawen-Salatiga dapat dilalui untuk 
mengurangi kemacetan arus mudik. 
(ANTARA FOTO/ Aloysius Jarot Nugroho)

Semarang (ANTARA News) - PT Trans Marga Jateng terus berupaya menyiapkan jalan tol Semarang-Solo ruas Bawen-Salatiga agar dapat digunakan masyarakat pada arus mudik Lebaran 2016, khususnya saat arus kendaraan di jalur utama padat.

"Bawen-Salatiga masih diupayakan untuk dioperasikan saat mudik Lebaran, meskipun jalur yang dilewati tidak langsung terhubung dengan jalur tol ruas Semarang-Bawen," kata General Manager Teknik dan Operasional PT Trans Marga Jateng Prayudi di Semarang, Senin.

Ia menjelaskan, jalan tol Bawen-Salatiga yang disiapkan untuk bisa dilalui dari pemudik itu mulai kawasan Delik (Tuntang) menuju pintu keluar tol Salatiga (Tingkir).

Untuk dapat masuk ke jalan tol, kata dia, pengguna jalan mesti melewati jalur Tlogo Tuntang menuju Delik.

"Kami beserta Dinas Pehubungan dan kepolisian telah menyiapkan rambu sementara serta direncanakan ada petugas yang berjaga di titik krusial," ujarnya.

Menurut dia, uji kelayakan jalan tol Bawen-Salatiga tetap akan dilakukan pengujian oleh pihak kementerian dan Pemprov Jateng.

"Ruas jalan itu hanya dibuka sampai pukul empat sore (pukul 16.00 WIB)," katanya.

Hal tersebut disampaikan Prayudi kepada Sekretaris Provinsi Jawa Tengah Sri Puryono saat meninjau kesiapan jalan tol Semarang-Solo menjelang Hari Raya Idul Fitri 2016 di Gerbang Tol Bawen.

Selain kesiapan jalan tol ruas Bawen-Salatiga, PT TMJ juga terus menyelesaikan pengerjaan "rest area" di kawasan Penggaron.

Rencananya tempat peristirahatan bagi pengguna jalan tol itu akan mulai difungsikan pada Senin (27/6).

Sekda Jateng Sri Puryono meminta jajaran PT TMJ dan instansi terkait agar menyediakan rambu-rambu di ruas jalan yang akan digunakan pada arus mudik dan arus balik Lebaran.

"Selain itu, pelayanan di pintu tol juga mesti ditingkatkan agar tidak terjadi penumpukan antrean, termasuk keamanan juga harus ditingkatkan," ujarnya.

Sebelumnya, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengungkapkan bahwa pihaknya tidak memaksakan pengoperasian jalan tol Semarang-Solo ruas Bawen-Salatiga pada arus mudik dan arus balik Lebaran 2016 demi keselamatan masyarakat.

"Ngapain kami memaksakan satu jalur terus kemudian keamanannya mengancam, itukan bahaya, lebih baik dituntaskan sampai betul-betul siap, kalau siap langsung dipakai, kalau tidak layak ya jangan," katanya.

sumber :

JALAN TOL SOKER : Pembebasan Lahan Alot, Satker Gandeng TNI


Overpass tol Solo-Kertosono di Ngemplak Boyolali. 
(Burhan Aris Nugraha/JIBI/Solopos/dok)

"Jalan Tol Soker di wilayah Boyolali melibatkan TNI."

Solopos.com, BOYOLALI – Satuan kerja (Satker) proyek tol Solo-Kertosono (Soker) mengaku tengah menjalin komunikasi intens dengan panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) terkait percepatan proyek tol Soker. Pasalnya, percepatan proyek tol di wilayah Ngesrep, Ngemplak, Boyolali, saat ini masih terkendala alotnya pembebasan lahan.

Kepala Satker proyek tol Soker, Aidul Fiqri, mengaku terus menjalin komunikasi secara intens dengan TNI. Upaya tersebut dilakukan mengingat percepatan pembangunan tol Soker terganjal pembebasan lahan di wilayah Ngesrep, Ngemplak.

“Sebenarnya Lebaran tahun ini tol di wilayah Ngemplak sudah bisa digunakan, namun karena ada tanah yang belum bebas, jadi ya tertunda,” ujarnya kepada Solopos.com, Minggu (19/6/2016).

Aidul menjelaskan, pembebasan lahan tol di wilayah Ngesrep, Ngemplak, selama ini cukup menguras waktu, tenaga, dan pikiran. Bahkan, tegasnya, sedikitnya sepuluh alat berat para pekerja sempat ditahan warga yang menolak kompensasi yang diberikan tim appraisal. “Warga ini menolak uang kompensasi yang ditawarkan tim appraisal. Mereka juga menghalangi pekerja mengerjakan proyek. Bahkan alat-alat berat pekerja juga ditahan. Kuncinya diambil,” ujarnya.

Akibat tindakan warga itu, pelaksanaan proyek tak bisa dilanjutkan. Bahkan, di sejumlah lahan yang sudah bebas pun tetap tak bisa dikerjakan karena pekerja dihalang-halangi warga.

“Kami sudah menghadap menteri [Perhubungan] dan panglima TNI terkait masalah ini. Harapan saya, pembebasan lahan bisa dilakukan secepatnya dan proyek dilanjutkan,” tuturnya.

Langkah Satker meminta bantuan ke panglima TNI, lanjutnya, harus dilakukan agar target pengoperasian proyek 2017 bisa terlaksana. Ia mengaku belum akan menyelesaikan masalah itu dengan sistem konsinyasi atau menitipkan uang kompensasi ke Pengadilan Negeri (PN) Boyolali. Jika warga menempuh jalur hukum lagi, proses pembangunan akan berjalan kian lama lagi karena harus menunggu putusan PN.

“Kalau lewat hukum, malah bisa lebih lama lagi waktunya,” terangnya.

Seorang tenaga keamanan tol Soker yang ditemui solopos.com di lokasi proyek, membenarkan adanya penahanan sepuluh alat berat oleh warga karena bersikeras menolak kompensasi. Namun, lanjut dia, masalah tersebut sudah mulai menemui titik terang. “Benar. ada penahanan alat berat. Tapi, kayaknya sudah mulai ada titik terang,” ujarnya tanpa mau disebutkan namanya.

Sementara itu, Danlanud Adisoemarmo Solo, Kolonel (Nav.) Agus Priyanto, ketika dimintai tanggapannya terkait hal itu mengaku belum mengetahui hal itu. Saat ditanya ihwal alotnya pembebasan lahan di Ngesrep, Ngemplak, Agus juga mengaku belum mendengarnya. “Saya belum mendengar kabar itu. Nanti saja ya,” ujarnya singkat.

sumber :

TOL SEMARANG-SOLO: Pembangunan Ruas Bawen-Salatiga Baru 86%


ilustrasi : bisnis.com

Bisnis.com, SEMARANG—Pembangunan ruas tol Seksi III Bawen-Salatiga yang merupakan bagian dari proyek Tol Semarang-Solo tersebut saat ini baru mencapai 86%.

"Kami menargetkan pengecoran terakhir dapat dilakukan pada besok hari (21/6/2016), sehingga diharapkan pada Rabu (22/6/2016), jalan sudah selesai dikerjakan," ujar Pemimpin Proyek Trans Marga Jateng Indriyono, Senin (20/6/2016).

Namun demikian, sambungnya, hujan yang turun beberapa hari terakhir menjadi kendala dalam pengerjaannya. Dia menuturkan hal itu akan membuat proses penyelesaian terganggu.

Sekretaris Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Tengah Sri Puryono meminta jajaran TMJ dan instansi terkait dapat menyediakan rambu-rambu di ruas jalan yang akan digunakan untuk mudik atau arus balik.

"Selain itu pelayanan di pintu tol juga mesti ditingkatkan agar tidak terjadi penumpungkan antrean. Keamanan juga harus ditingkatkan. Jangan sampai sudah diberi fasilitas, jadi tidak aman. Itu akan jadi risiko untuk kita," paparnya.

Selain kesiapan jalan tol Bawen-Salatiga, TMJ juga tengah menyelesaikan pengerjaan rest area di kawasan Penggaron. Tempat peristirahatan tersebut ditargetkan dapat berfungsi pada pekan depan.

Melalui rest area tersebut, jalur tol Semarang-Bawen akan memiliki dua rest area. Dengan begitu, diharapkan dapat menampung pemudik yang hendak beristirahat.

sumber :

Minggu, 19 Juni 2016

Menteri Basuki: 90 Persen Jalur Mudik 2016 Siap Dilalui


Kontributor Semarang, Nazar NurdinMenteri Pekerjaan Umum dan 
Perumahan Rakyat Basuki Hadimuldjono melakukan pantauan jalur 
mudik yang tergenang rob di Semarang, Minggu (19/6/2016)


SEMARANG, KOMPAS.com - Menteri Pekerjaan Umum dan perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuldjono menargetkan ke depan untuk mengurangi jumlah gardu pembayaran di sejumlah pintu tol.

Dalam dua tahun mendatang, jalur tol dari Jakarta hingga Semarang ditargetkan bebas dari pintu tol.

"Pembayaran tol yang kemarin diintegrasikan dari tujuh pintu menjadi tiga pintu tol. Mudah-mudahan dua tahun ke depan tidak ada pintu lagi," kata Basuki, seusai meninjau titik rob di Semarang, Minggu (19/6/2016).

Menurut Basuki, pengurangan pintu tol akan berimbas pada kelancaran arus lalu lintas. Para pengendara tidak perlu repot untuk mengantre dari satu pintu ke pintu selanjutnya.

Secara umum, Basuki menegaskan bahwa kelancaran arus mudik Lebaran 2016 menjadi salah satu prioritasnya. Oleh karena itu, permasalahan terkait persiapan mudik sebagian telah terselesaikan.

"Lingkar Sumpuh (Banyumas) yang akan diresmikan Gubernur kami buat agar tidak kena jalur kereta. Dua jalur kami sebelumnya di sana semuanya melintas di jalur kereta," tambah dia.

Beberapa jalan tol yang baru dibangun juga nantinya akan digunakan sebagai jalur darurat. Jalur yang dipersiapkan yaitu Bawen-Salatiga dan Solo-Sragen.

"Jalur umum 90 persen telah siap untuk mudik. Untuk Tol Semarang-Solo nanti bisa lewat Bawen keluar di Salatiga. Lalu tol Solo-Kertosono masuk di Kartasura keluar di Sragen. Insyallah siap," ujarnya lagi.

Basuki pun yakin semua jalur yang dipersiapkan untuk jalur mudik bisa dimanfaatkan sementara.

Di Semarang, Basuki juga berjanji akan menuntaskan persoalan banjir rob yang melanda jalur Pantura Semarang secara permanen. Penanganan dilakukan dengan sifat sementara.

Penanganan banjir rob merupakan perintah langsung dari Presiden RI Joko Widodo. Hal tersebut dilakukan agar jalur yang terkena limpahan banjir rob bisa dilalui untuk mudik Lebaran 2016 ini.

"Ini perintah bapak Presiden, ada dua hal yang perlu ditangani soal rob ini," kata dia.

sumber :