javascript:void(0)

your direction from here


View tol semarang ungaran in a larger map
happy chinese New Year 2021

cari di blog ini

Jumat, 31 Juli 2015

Anak Usaha Astra Ikut Bangun Tol Semarang-Solo


Saat ini anak usaha Astra itu memiliki empat ruas jalan tol.

Sejumlah kendaraan melintasi jalan tol (VIVA.co.id/Muhamad Solihin)


VIVA.co.id - PT Astratel Nusantara, anak usaha PT Astra International Tbk, menuntaskan akuisisi 25 persen saham PT Trans Marga Jateng. 

Ada pun, Trans Marga Jateng merupakan operator yang memiliki dan mengelola ruas jalan tol Semarang-Solo sepanjang 72,64 kilometer.

''Dengan selesainya proses akuisisi ini, saham PT Astratel Nusatara menjadi 25 persen," ujar Presiden Direktur Astratel Nusantara, Irawan Santoso, Rabu 29 Juli 2015.

Dia menjelaskan, pemegang saham selanjutnya adalah PT Jasa Marga sebesar 73,9 persen dan PT Sarana Pembangunan Jawa Tengah 1,1 persen.

Seperti diketahui, ruas tol Semarang-Solo terdiri dari lima seksi. Saat ini, seksi I tol Semarang-Ungaran sepanjang 10,8 km dan seksi II Ungaran-Bawen sepanjang 11,9 km sudah beroperasi. 

Sedangkan seksi III, ruas tol Bawen-Salatiga sepanjang 17,3 km masih dalam proses konstruksi, seksi IV dan V tol Salatiga-Boyolali sepanjang 24,1 km, dan Boyolali–Kertosuro sepanjang 8,41 km masih dalam tahap pembebasan lahan.

Dia berharap, tol itu dapat beroperasi penuh di 2017. 

''Sekarang pengerjaan dan pembebasan lahan terus berlanjut," ujar dia.
Dia menjelaskan, ruas jalan tol Semarang–Solo merupakan bagian dari jalan tol Trans Jawa yang selain menghubungkan kedua kota tersebut juga akan menjadi penghubung berbagai kota di Jawa Tengah dan akses ke Yogyakarta. 

Pemerintah Indonesia, lanjutnya, kini fokus pada percepatan pembangunan infrastruktur nasional, termasuk terwujudnya jalan tol Trans Jawa pada 2018.

sumber :

Jasa Marga incar dua ruas tol Trans Jawa yang masih mangkrak


ilustrasi
Merdeka.com - BUMN konstruksi, PT Jasa Marga Tbk (JSMR) menyatakan kesiapannya untuk mengerjakan dua proyek tol, yaitu Pemalang - Batang dan Batang - Semarang. Dua ruas tol ini merupakan bagian dari mega proyek tol Trans Jawa yang kini masih mangkrak.

Direktur Utama Jasa Marga, Adityawarman, mengatakan saat ini pemegang konsesi Pemalang-Batang dan Batang-Semarang sudah diputus oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, sehingga Jasa Marga bisa ambil kesempatan untuk bisa ikut menggarap proyek ini.

"Yang jelas Batang - Semarang sudah diputus kan oleh kementerian, ya tinggal nanti kita lihat seperti apa, kita siap untuk garap," ujarnya di Palembang, Jumat (31/7).

Terkait pendanaan, Jasa Marga memilih opsi pinjaman perbankan jika sudah dipastikan memegang konsesi proyek tol tersebut.

Jika diestimasikan, Aditya menyebutkan, proyek tol Pemalang - Batang sepanjang 40 Km akan menghabiskan dana sebesar Rp 5 triliun. Sementara tol Batang-Semarang sepanjang 75 Km diestimasi menghabiskan investasi sebesar Rp 8 triliun.

"Batang-Semarang kan 75 Km, kira-kira hampir Rp 8 triliun lah, kalau Pemalang-Batang itu 40 Km, kira-kira Rp 5 triliun, tapi kita tidak tahu biaya lahannya berapa sekarang," jelas dia.

"Sekarang kan baru mulai proses akuisisi, tender, saya yakin tahun depan bisa mulai," tutupnya.

sumber :

Kamis, 30 Juli 2015

Ikut Bangun Tol Semarang-Solo, Astra Siapkan Rp 900 Miliar


Jalan Tol Semarang - Solo membelah persawahan difoto dari udara 
di sekitar Lanud Adi Sumarmo, Solo, Jateng, Kamis (11/6). 
(ANTARA FOTO/Saptono)

Jakarta, CNN Indonesia -- PT Astra International Tbk melalui PT Astratel Nusantara, anak perusahaan yang bergerak di bidang infrastruktur dan logistik menuntaskan akuisisi 25 persen saham PT Trans Marga Jateng (TMJ), operator yang memiliki dan mengelola ruas jalan tol Semarang - Solo sepanjang 72,64 kilometer (km).

Direktur Astratel Nusantara Wiwiek D Santoso mengatakan setelah proses akuisisi tuntas, maka kepemilikan jalan tol tersebut berubah menjadi PT Jasa Marga sebanyak 73,9 persen, PT Astratel Nusantara sebesar 25 persen, dan PT Sarana Pembangunan Jawa Tengah sejumlah 1,1 persen.

“Dana investasi yang kami siapkan senilai kurang lebih Rp 900 miliar. Asal dana dari induk usaha kami, yaitu Astra International,” ujarnya saat dihubungi CNN Indonesia, Rabu (29/7).

Wiwiek menjelaskan, ruas tol Semarang - Solo terdiri dari lima seksi, dan saat ini seksi satu Semarang - Ungaran sepanjang 10,8 km dan seksi dua Ungaran - Bawen sepanjang 11,9 km sudah beroperasi.

Sementara, seksi tiga yaitu ruas Bawen - Salatiga sepanjang 17,3 km masih dalam proses konstruksi. Terakhir seksi empat yang menghubungkan Salatiga - Boyolali sepanjang 24,1 km dan seksi lima dari Boyolali ke Kertosuro sepanjang 8,41 km masih dalam tahap pembebasan lahan. Diharapkan seluruh ruas ini dapat diselesaikan dan beroperasi pada 2017.

Wiwiek menyatakan Astratel berharap proses pembebasan lahan pada seksi empat dan lima bisa segera diselesaikan. Ia menjelaskan, pembebasan lahan tersebut merupakan kewenangan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat serta Badan Pertanahan Nasional (BPN).

“Harapan kami bisa segera dibebaskan dan konstruksi segera dilakukan. Soalnya Pak Jokowi beri target bisa selesai 2017,” ungkapnya.

Ruas jalan tol Semarang – Solo merupakan bagian dari Tol Trans Jawa yang selain menghubungkan kedua kota tersebut juga akan menjadi penghubung berbagai kota di Jawa Tengah dan menjadi alternatif tambahan menuju Yogyakarta.

“Harapannya bisa mengembangkan potensi ekonomi wilayah sekitarnya, sehingga menciptakan efek berganda bagi kesejahteraan masyarakat serta memberikan kontribusi pada pertumbuhan ekonomi regional dan nasional,” tambah Wiwiek.

Menurutnya, pemerintah Indonesia kini fokus pada percepatan pembangunan infrastruktur nasional termasuk terwujudnya Jalan Tol Trans Jawa pada 2018. Hal itu membuat Astratel ingin berperan serta dengan menambah investasi jalan tol.

Empat Proyek

Dengan tuntasnya akuisisi saham tersebut, Astratel memiliki empat ruas jalan tol melalui kepemilikan saham di empat perusahaan, yaitu PT Marga Mandalasakti (MMS) dengan kepemilikan 79,31 persen saham yang memiliki ruas tol Tangerang - Merak sepanjang 72,45 km. Ruas tol tersebut telah beroperasi 100 persen.

Kedua, PT Marga Harjaya Infrastruktur (MHI), dengan kepemilikan 95 persen yang mengelola ruas tol Jombang – Mojokerto sepanjang 40,5 km. Seksi satu telah beroperasi dan seksi dua sampai empat sedang dalam proses pembebasan lahan, pararel dengan pengerjaan konstruksi pada seksi dua dan tiga.

Ketiga, PT Marga Trans Nusantara (MTN) dengan kepemilikan 40 persen sebagai penggarap ruas tol Serpong – Kunciran sepanjang 11,25 km. Ruas ini sedang dalam proses pembebasan lahan. Keempat melalui PT Trans Marga Jateng (TMJ), dengan kepemilikan 25 persen yang seperti dibahas di atas memiliki ruas tol Semarang – Solo sepanjang 72,64 km.

Wiwiek menyatakan secara potensi dan prospek, adanya pertumbuhan kawasan industri di Jawa Tengah, khususnya di sekitar area jalan tol tersebut menjadi salah satu alasan Astratel ikut andil. Namun, ia enggan mengungkapkan proyeksi kontribusi jalan tol tersebut nantinya.

“Kalau terkait kapan bisa kontribusi ke dalam kinerja perusahaan, itu bakal lama. Proyek seperti ini kan proyek jangka panjang. Bisa sekitar lima tahun lebih baru kontribusi. Yang penting kami berkomitmen dulu di proyek ini,” jelas Wiwiek.

sumber :

Senin, 06 Juli 2015

Wijaya Karya Garap Dua Proyek Jalan Tol Solo-Kertosono Total nilai kontraknya Rp625 miliar.


Ilustrasi jalan tol. (VIVA.co.id/Muhamad Solihin)

VIVA.co.id - PT Wijaya Karya Tbk menjadi kontraktor pelaksana dari dua paket pekerjaan jalan tol yang merupakan bagian dari Proyek Tol Solo-Kertosono dengan total nilai kontrak Rp625 miliar. 

Dua paket proyek jalan tol yang pendanaannya bersumber dari APBN 2015 hingga 2017 ini yaitu, Jalan Tol Solo Kertosono yang merupakan proyek single year, yaitu paket 1 F sepanjang 1,5 kilometer. 

Sekretaris Perusahaan Wijaya Karya, Suradi, dalam siaran pers perseroan menjabarkan, proyek paket 1 F dikerjakan selama 6 bulan ini (Juni-Desember 2015) terdiri atas pekerjaan tanah 200.000 meter persegi (m2)

Selain paket tersebut, menurut dia, Wijaya Karya Konsorsium juga mendapatkan paket Jalan Tol Solo-Kertosono multiyears contract(kontrak tahun jamak). Proyek itu berlokasi di Kartosuro-Ngawi dan direncanakan selesai dalam kurun waktu 3 tahun ke depan. 

Pada proyek sepanjang 20 km ini, Wijaya Karya sebagai pemimpin konsorsium dengan share pekerjaan 38 persen. Sementara itu, sisanya dimiliki BUMN kontraktor lainnya dengan kepemilikan masing-masing 31 persen. 

Lingkup pekerjaan konsorsium, dia melanjutkan, terdiri atas pekerjaan tanah dan struktur. Jalan tol Solo-Kertosono terbagi menjadi ruas Solo-Ngawi dan Ngawi-Kertosono serta melintasi wilayah Kabupaten Boyolali, Kabupaten Karanganyar, dan Kabupaten Sragen di Jateng. 

Sementara itu, di Jawa Timur, lokasi pembangunan tol penghubung Jateng-Jatim tersebut membentang sepanjang Kabupaten Jombang, Kabupaten Madiun, Kabupaten Magetan, Kabupaten Nganjuk, dan Kabupaten Ngawi. Dengan adanya tol ini, waktu tempuh Solo-Ngawi-Kertosono dapat diringkas hanya dalam 2,5 jam yang semula ditempuh selama 6 jam.

Ditambah dua proyek ini, maka kontrak baru Wijaya Karya hingga pekan pertama Juli 2015 mencapai Rp10,59 triliun atau 33,47 persen dari target kontrak baru 2015 sebesar Rp31,64 triliun. (art)

sumber :