javascript:void(0)

your direction from here


View tol semarang ungaran in a larger map
happy chinese New Year 2021

cari di blog ini

Rabu, 29 Juni 2016

Tol Solo-Kertosono Dibuka Hari Ini


Tol Solo-Kertosono (Foto: Bramantyo)


SOLO - Meski baru 40 persen pengerjaannya, ruas jalan Tol Solo-Kertosono (Soker) sepanjang 25 kilometer mulai hari ini sudah bisa dilalui para pemudik.

Direktur Utama PT Solo Ngawi Jaya (SNJ), David Wijayatno mengatakan, rencananya ruas jalan tol tersebut akan dibuka bergiliran saat arus mudik dan arus balik.

"Rencananya, tol dibuka dari pintu masuk Klodran, sampai pintu keluar di Pungkruk, mulai besok, Rabu 29 Juni hingga Kamis 7 Juli. Selanjutnya, mulai Jumat 8 Juli sampai Kamis 14 Juli, jalan tersebut akan dioperasikan searah dari Sragen menuju Klodran, Karanganyar," ujar David, kepada wartawan Selasa 28 Juni 2016.

Menurut David, hanya kendaraan kecil saja yang diperbolehkan melintasi ruas jalan tol ini “Baru dua lajur yang bisa dilalui. Jadi nanti kita operasikan satu arah,” paparnya.

Ia menambahkan, khusus kendaraan umum dan angkutan barang belum diperbolehkan melintasi ruas jalan tol ini karena ada beberapa ruas jalan yang belum selesai sepenuhnya. Sehingga, terlalu berbahaya bila dilalui moda transportasi yang mengangkut beban berat, seperti truk.

"Tol ini hanya dioperasionalkan mulai pagi, sekira pukul 06.00 WIB hingga 17.00 WIB. Soalnya, belum ada lampu penerang di ruas jalan tol. Sehingga terlalu berbahaya bila dilalui kendaraan. Jadi begitu jam 18.00 WIB, ruas jalan tol ini sudah bersih dari kendaraan," ungkapnya.

Kepala Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Solo, Sri Baskoro mengatakan pengoperasionalan ruas jalan tol bisa mengurangi kepadatan arus kendaraan para pemudik. Terutama yang masuk ke dalam kota Solo hingga 20 persen atau setara 1.720.000 mobil.

"Tapi angka itu bisa tercapai bila ruas jalan tol ini dioperasionalkan secara optimal. Kalau belum, ya, paling tidak mengurangi kepadatan kendaraan yang masuk ke Kota Solo," terangnya.

Untuk membantu para pemudik ini bisa melalui ruas jalan tol Soker ini, pihaknya, ungkap Sri Baskoro, akan membantu dengan memasang rambu-rambu lalu-lintas.

"Dishubkominfo telah menyiapkan rambu-rambu penunjuk arah untuk pemudik. Pengguna kendaraan yang mau ke arah Timur akan kita arahkan lewat tol ini agar tidak masuk kota,” pungkasnya.(aky)

sumber :

Senin, 20 Juni 2016

LEBARAN 2016 Tol Soker 95% Siap Dilalui Pemudik



Suasana kawasan jalan tol Solo- Sragen di Ngemplak, 
Boyolali, Senin (20/6/2016). Berdasarkan kunjungan 
Sekda Pemprov Jateng dengan pengerjaan proyek yang 
sudah mencapai 95% pemerintah optimistis jalan tol 
Solo- Sragen dapat dioperasionalkan pada H-7 
Lebaran 2016. (Ivanovich Aldino/JIBI/Solopos)


"Lebaran 2016, Tol Solo-Kertosono (Soker) sudah siap dilalui pemudik."

Solopos.com, SOLO–Sembilan hari jelang pembukaan jalan bebas hambatan yang direncanakan Rabu (29/6/2016), progres kesiapan jalan tol Solo-Kertosono ruas Solo-Sragen sepanjang 25 km sudah mencapai 95%.

Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Tengah, Sri Puryono, menyatakan tol Solo-Sragen yang nyaris semua jalannya telah dilaksanakan perkerasan sudah bisa dilalui pemudik dengan kendaraan kecil nonsepeda motor.

Pemudik Lebaran 2016 yang menggunakan kendaraan kecil seperti mobil jenis sedan, jeep, minibus, city car, dll. bisa melintasi tol Solo-Sragen mulai pukul 06.00 WIB-18.00 WIB. Pengoperasian masih bersifat terbatas satu arah dari Solo-Karanganyar-Sragen pada musim mudik H-7 sampai Lebaran. Sedangkan pada arus balik atau H+1 sampai H+7, tol dioperasikan dari arah sebaliknya.

Pintu gerbang masuk tol Solo-Sragen pada saat mudik melintasi kawasan Klodran, Colomadu, Karanganyar. Sedangkan pintu keluar tol, disiapkan dua alternatif yakni gerbang keluar di Kemiri, Kebakramat, Karanganyar atau Pungkruk, Sidoharjo, Sragen. Pada saat arus balik, berlaku sebaliknya.

“[Perkerasan jalan] satu lapis seperti ini sudah kuat digunakan kendaraan kecil. Memang belum semuanya. Bisa dikatakan ini sudah siap 95%. Masih ada 5% yang belum,” terang Sri saat ditemui wartawan di sela-sela peninjauan jalan tol Solo-Sragen di pintu masuk Klodran, Karanganyar, Senin (20/6/2016).

Sekda menjelaskan pekerjaan rumah sebanyak 5% dalam persiapan bagian jalur tol trans Jawa itu disebabkan belum tuntasnya pembebasan lahan. “Kendala itu masih ada. Duit sebenarnya sudah ada. Alat juga sudah ada. Tenaga sudah ada. Tapi kalau lahan belum dibebaskan, [tetap digunakan] nanti melanggar aturan,” jelasnya.

Disinggung soal usulan Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Solo, Yosca Herman Soedrajat, yang meminta operasional tol Solo-Sragen dimajukan pada H-10 Lebaran atau Senin (27/6/2016) mendatang, Sri menyatakan tidak bisa memaksakan.

“Memang harapannya H-10 sudah dibuka. Asalkan tidak hujan, saya kira bisa. Tapi teman-teman di sini siap H-7,” ujarnya.

Selain tol Solo-Sragen, Sri menyebutkan jalan tol Solo-Semarang ruas Bawen-Salatiga juga belum bisa dipaksakan beroperasi sepenuhnya. Sebagian ruas jalan tersebut nantinya dimanfaatkan untuk pemudik dari arah barat yang akan menuju Jawa Timur.

“Saya sudah mengecek persiapan tol Bawen-Salatiga. Tidak bisa dipaksakan. Nantinya kendaraan keluar dari Bawen bisa masuk ke Tuntang dengan belok kiri ke Delik dan masuk tol Salatiga sejauh 15 km. Kendaraan jurusan Ngawi, Sragen, dll. bisa lewat situ. Yang ke arah Solo pakai jalur reguler,” katanya.

Sementara itu, Kepala Satuan Kerja Pembanganan Jalan Bebas Hambatan Solo-Kertosono (Soker) Aidil Fiqri, menyatakan pihaknya terus mengebut pembebasan lahan untuk mendukung operasional jalan tol Solo-Sragen.

“Ada lahan yang baru sepekan bebas seperti di Karangturi dan Jeruksawit [Gondangrejo, Karanganyar]. Ada juga warga yang baru sepakat melepas tanahnya di Dibal [Ngemplak, Boyolali] Sabtu [(19/6/2016)]. Itu pun dibayar baru Selasa [(21/6/2016)],” bebernya.

Menurut Aidil, pembebasan lahan awalnya menjadi kendala pembangunan tol tersebut. Namun pemberlakuan Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN No. 6 /2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 5/2012 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pengadaan Tanah yang memungkinkan pengusaha swasta ikut menalangi dana pembebasan lahan proyek infrastruktur dan kemudian diganti dana APBN, pembebasan lahan tidak lagi menjadi persoalan.

“Sekarang ini sudah ada peraturan baru. Sudah ada yang menalangi pembebasan lahan, tapi tetap dengan prosedur yang ada. Sebelumnya kami kesulitan,” kata dia.

sumber :

Awal Pekan Depan Pemberlakuan Tol Diputuskan


CEK TERMINAL: Sekda Pemprov Jateng Sri Puryono mendatangi 
Terminal Tirtonadi Solo untuk mengetahui dari dekat keseiapan terminal 
menyambut Arus Mudik Balik Lebaran 2016. 
(suaramerdeka.com/Budi Sarmun S)

SOLO, suaramerdeka.com - Kepastian jalan tol Solo-Kertosono (Soker) dioperasionalkan untuk mendukung pelaksanaan Arus Mudik Balik Lebaran 2016 akan diputuskan pada pekan depan. Saat ini pengecekan akhir kondisi tol sedang dilakukan berbagai pihak termasuk rombongan pejabat dari Pemprov Jateng yang mendatangi lokasi tol yang masuk wilayah Boyolali-Solo dan Karanganyar tersebut, Senin (20/6).

Sekda Jateng, Sri Puryono ditemui wartawan saat melakukan kunjungan kesiapan Arus Mudik Balik 2016 di Terminal Tirtonadi Solo, menuturkan pembukaan jalan tol soker untuk mendukung arus mudik adalah upaya pemerintah memberikan kemudahan dan fasilitas kepada rakyat saat kembali ke kampung halaman. Namun demikian, guna memastikan bahwa tol itu aman bagi keselamatan dan keamanan pengguna jalan maka perlu dicek secara cermat.

“Keputusan final nanti pada 27 (27 Juni). Nanti saya langsung cek ke tol soker,” kata Sekda Sri Puryono.

Sekda mengimbau kepada pemudik yang melintasi Jateng melalui pantura Semarang-Salatiga-Boyolali-Solo Madiun memperhatian proyek pembangunan jembatan Tuntang yang belum jadi. Dia mengharapkan pemudik usai melintasi tol Bawen melalui jalur Tlogo, Tuntang belok kiri-Ndelik terus masuk tol dan menuju Salatiga. “Pemudik agar melewati Salatiga sisi selatan hingga menuju Tingkir,” tandasnya. (Budi Sarmun S/CN38/SM Network)

sumber :

TOL SOLO-KERTOSONO : Kemenhub Bakal Uji Kelayakan Tol Solo-Sragen Pekan Depan


Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) 
Sri Puryono (bertopi sebelah kanan) meninjau exit tol di 
kawasan Pungkruk, Sidoharjo, Sragen, Senin (20/6/2016). 
Sementara itu, sejumlah pekerja dikerahkan untuk membangun 
lapisan beton di permukaan jalan tol di kawasan Masaran. 
(Moh. Khodiq Duhri/JIBI/Solopos)

"Jalan Tol Soker akan diuji coba pada pekan depan."

Solopos.com, SRAGEN—Kementerian Perhubungan (Kemenhub) bakal menguji kelayakan jalan tol Solo-Sragen pada Senin (27/6/2016) mendatang. Jalan tol Solo-Sragen bakal dibuka pada H-7 Lebaran.

Hal itu dikemukakan Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) Sri Puryono ketika ditemui wartawan saat meninjau pintu exit tol Pungkruk, Senin (20/6). Pada kesempatan itu, Sekda didampingi PT Solo Ngawi Jaya (SNJ) dan PT Waskita Karya menyisir jalan tol dari pintu masuk di kawasan Klodran, Karanganyar hingga pintu keluar jalan tol di kawasan Pungkruk, Sragen.

”Dari pemerintah pusat dan provinsi sebetulnya berharap pada H-10 jalan tol sudah bisa dilewati. Tapi, nanti jalan tol perlu diuji kelayakannya dulu pada 27 Juni. Baru pada H-7 sekitar 28 atau 29 Juni jalan tol sudah dibuka untuk pemudik,” kata Sri Puryono.

Hasil inspeksi di lapangan, Sekda menjelaskan masih ada beberapa ruas jalan yang belum dibeton. Meski begitu, dia optimistis seluruh permukaan jalan akan selesai dibeton dalam beberapa hari ke depan. Dia meminta pelaksana proyek mengebut pembangunan lapisan beton itu dari siang hingga malam.

”Kita sudah janji sama rakyat kalau jalan tol akan dibuka pada H-7 Lebaran. Kendala yang terjadi selama ini ya proses pembebasan lahan. Kalau uang, sudah ada. Bahkan, hari ini masih ada pembayaran uang pengganti [atas pembebasan tanah],” terang Sekda.

Direktur Utama (Dirut) PT SNJ David Wijayatno menjelaskan masih ada sekitar 2 km permukaan jalan yang belum dibeton. Jalan itu membentang dari Purwosuman hingga Duyungan. Dia optimistis pembangunan lapisan beton itu akan selesai pada Rabu (22/6/2016) besok.

Diperlukan waktu selama sekitar sepekan untuk mengeraskan beton sebelum dilintasi pemudik. ”Perlu diketahui, beton ini dibangun untuk sementara. Tebalnya hanya sekitar 6 cm [tanpa tulang]. Beton ini dibangun untuk kepentingan darurat. Jadi, kecepatan kendaraan yang melintasi jalan tol ini dibatasi 40 km/jam, bukan untuk ngebut,” jelas David.

Selesai digunakan pemudik, pelaksana proyek akan membongkar beton darurat itu. Sebagai ganti, pelaksana proyek akan membangun beton rigid atau bertulang dengan ketebalan 29 cm. Saat ini pembangunan beton rigid baru sepanjang 4 km dari km 22 hingga km 26, tepatnya di kawasan Kebakkramat hingga Masaran. Lantaran belum dilengkapi penerangan jalan, pintu masuk tol nantinya akan ditutup pada pukul 17.00 WIB.

”Sudah ada kesepakatan antara Dishubkominfo dan Satlantas di tiga Polres yakni Boyolali, Karanganyar dan Sragen, pintu masuk tol di Klodran ditutup pukul 17.00 WIB dengan harapan pemudik bisa sampai Sragen tidak terlalu malam,” terang David.

sumber :

Bangun Jalan Tol, Pemerintah Suntik Rp16 Triliun Ke LMAN

"Dana tambahan akan digunakan untuk percepat pengadaan tanah jalan tol."

Pekerja sedang membangun salah satu ruas jalan tol trans Jawa
(Istimewa )


VIVA.co.id – Pemerintah mengusulkan untuk meningkatkan alokasi tambahan pembiayaan kepada Badan Layanan Umum (BLU) Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) sebesar Rp16 triliun dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 2016.

Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengungkapkan, peningkatan alokasi pembiayaan tersebut memang bertujuan untuk mempercepat pengadaan tanah, khususnya untuk proyek infrastruktur jalan seperti jalan tol yang saat ini tengah digenjot pemerintah.

"BLU LMAN ini mempunyai mandatory untuk percepat pengadaan tanah. Sehingga, (alokasi tambahan pembiayaan) belanja pengadaan tanah lebih fleksibel," kata Bambang dalam rapat kerja bersama Komisi XI di gedung parlemen Jakarta, Senin 20 Juni 2016.

Bambang menjelaskan, suntikan pembiayaan yang diusulkan sebesar Rp16 triliun tersebut sudah mencakup pembiayaan empat ruas jalan tol yang saat ini tengah dibangun oleh pemerintah. Misalnya seperti pembangunan ruas Tol Trans Jawa, Non Trans Jawa, Tol Trans Sumatera, sampai dengan ruas tol dalam kota.

"Trans Jawa itu Rp5,36 triliun, Non Trans Jawa Rp3,02 triliun, Jabodetabek Rp5,62 triliun, dan Trans Jawa Rp5,36 triliun," jelas Bambang.

Sementara dari total yang dialokasikan untuk pembiayaan tol Trans Jawa, Bambang mengatakan, pembiayaan tersebut sudah mencakup kebutuhan dana dari delapan ruas jalan tol yang saat ini terus dipercepat pemerintah. Mulai dari tol Pejagan-Pemalang sebesar Rp607 miliar, Pemalang-Batang Rp1,3 triliun.

Kemudian, Batang-Semarang sebesar Rp2,53 triliun, Semarang-Boyolali sebesar Rp460 miliar, Solo-Mantingan sebesar Rp49 miliar, Kertosono-Mojokerto sebesar Rp62 miliar, dan Mojokerto-Surabaya sebesar Rp253 miliar. "Sehingga totalnya Rp5,36 triliun," katanya.

Jika parlemen menyetujui usulan penambahan alokasi tersebut, maka ini adalah skema pembiayaan yang akan disalurkan oleh BLU LMAN kepada sejumlah proyek itu. Sampai saat ini, pembahasan penambahan alokasi pembiayaan untuk BLU LMAN masih digodok bersama pemerintah dan parlemen.

sumber :

Tol Bawen-Salatiga diupayakan siap untuk mudik


Sejumlah pekerja meratakan adonan semen untuk pengecoran beton 
jalan tol Bawen-Salatiga di Tingkir, Salatiga, Jawa Tengah, 
Rabu (8/6/2016). PT Trans Marga Jateng (TMJ) menargetkan pada 
H-7 Lebaran 2016, ruas jalan tol Bawen-Salatiga dapat dilalui untuk 
mengurangi kemacetan arus mudik. 
(ANTARA FOTO/ Aloysius Jarot Nugroho)

Semarang (ANTARA News) - PT Trans Marga Jateng terus berupaya menyiapkan jalan tol Semarang-Solo ruas Bawen-Salatiga agar dapat digunakan masyarakat pada arus mudik Lebaran 2016, khususnya saat arus kendaraan di jalur utama padat.

"Bawen-Salatiga masih diupayakan untuk dioperasikan saat mudik Lebaran, meskipun jalur yang dilewati tidak langsung terhubung dengan jalur tol ruas Semarang-Bawen," kata General Manager Teknik dan Operasional PT Trans Marga Jateng Prayudi di Semarang, Senin.

Ia menjelaskan, jalan tol Bawen-Salatiga yang disiapkan untuk bisa dilalui dari pemudik itu mulai kawasan Delik (Tuntang) menuju pintu keluar tol Salatiga (Tingkir).

Untuk dapat masuk ke jalan tol, kata dia, pengguna jalan mesti melewati jalur Tlogo Tuntang menuju Delik.

"Kami beserta Dinas Pehubungan dan kepolisian telah menyiapkan rambu sementara serta direncanakan ada petugas yang berjaga di titik krusial," ujarnya.

Menurut dia, uji kelayakan jalan tol Bawen-Salatiga tetap akan dilakukan pengujian oleh pihak kementerian dan Pemprov Jateng.

"Ruas jalan itu hanya dibuka sampai pukul empat sore (pukul 16.00 WIB)," katanya.

Hal tersebut disampaikan Prayudi kepada Sekretaris Provinsi Jawa Tengah Sri Puryono saat meninjau kesiapan jalan tol Semarang-Solo menjelang Hari Raya Idul Fitri 2016 di Gerbang Tol Bawen.

Selain kesiapan jalan tol ruas Bawen-Salatiga, PT TMJ juga terus menyelesaikan pengerjaan "rest area" di kawasan Penggaron.

Rencananya tempat peristirahatan bagi pengguna jalan tol itu akan mulai difungsikan pada Senin (27/6).

Sekda Jateng Sri Puryono meminta jajaran PT TMJ dan instansi terkait agar menyediakan rambu-rambu di ruas jalan yang akan digunakan pada arus mudik dan arus balik Lebaran.

"Selain itu, pelayanan di pintu tol juga mesti ditingkatkan agar tidak terjadi penumpukan antrean, termasuk keamanan juga harus ditingkatkan," ujarnya.

Sebelumnya, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengungkapkan bahwa pihaknya tidak memaksakan pengoperasian jalan tol Semarang-Solo ruas Bawen-Salatiga pada arus mudik dan arus balik Lebaran 2016 demi keselamatan masyarakat.

"Ngapain kami memaksakan satu jalur terus kemudian keamanannya mengancam, itukan bahaya, lebih baik dituntaskan sampai betul-betul siap, kalau siap langsung dipakai, kalau tidak layak ya jangan," katanya.

sumber :

JALAN TOL SOKER : Pembebasan Lahan Alot, Satker Gandeng TNI


Overpass tol Solo-Kertosono di Ngemplak Boyolali. 
(Burhan Aris Nugraha/JIBI/Solopos/dok)

"Jalan Tol Soker di wilayah Boyolali melibatkan TNI."

Solopos.com, BOYOLALI – Satuan kerja (Satker) proyek tol Solo-Kertosono (Soker) mengaku tengah menjalin komunikasi intens dengan panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) terkait percepatan proyek tol Soker. Pasalnya, percepatan proyek tol di wilayah Ngesrep, Ngemplak, Boyolali, saat ini masih terkendala alotnya pembebasan lahan.

Kepala Satker proyek tol Soker, Aidul Fiqri, mengaku terus menjalin komunikasi secara intens dengan TNI. Upaya tersebut dilakukan mengingat percepatan pembangunan tol Soker terganjal pembebasan lahan di wilayah Ngesrep, Ngemplak.

“Sebenarnya Lebaran tahun ini tol di wilayah Ngemplak sudah bisa digunakan, namun karena ada tanah yang belum bebas, jadi ya tertunda,” ujarnya kepada Solopos.com, Minggu (19/6/2016).

Aidul menjelaskan, pembebasan lahan tol di wilayah Ngesrep, Ngemplak, selama ini cukup menguras waktu, tenaga, dan pikiran. Bahkan, tegasnya, sedikitnya sepuluh alat berat para pekerja sempat ditahan warga yang menolak kompensasi yang diberikan tim appraisal. “Warga ini menolak uang kompensasi yang ditawarkan tim appraisal. Mereka juga menghalangi pekerja mengerjakan proyek. Bahkan alat-alat berat pekerja juga ditahan. Kuncinya diambil,” ujarnya.

Akibat tindakan warga itu, pelaksanaan proyek tak bisa dilanjutkan. Bahkan, di sejumlah lahan yang sudah bebas pun tetap tak bisa dikerjakan karena pekerja dihalang-halangi warga.

“Kami sudah menghadap menteri [Perhubungan] dan panglima TNI terkait masalah ini. Harapan saya, pembebasan lahan bisa dilakukan secepatnya dan proyek dilanjutkan,” tuturnya.

Langkah Satker meminta bantuan ke panglima TNI, lanjutnya, harus dilakukan agar target pengoperasian proyek 2017 bisa terlaksana. Ia mengaku belum akan menyelesaikan masalah itu dengan sistem konsinyasi atau menitipkan uang kompensasi ke Pengadilan Negeri (PN) Boyolali. Jika warga menempuh jalur hukum lagi, proses pembangunan akan berjalan kian lama lagi karena harus menunggu putusan PN.

“Kalau lewat hukum, malah bisa lebih lama lagi waktunya,” terangnya.

Seorang tenaga keamanan tol Soker yang ditemui solopos.com di lokasi proyek, membenarkan adanya penahanan sepuluh alat berat oleh warga karena bersikeras menolak kompensasi. Namun, lanjut dia, masalah tersebut sudah mulai menemui titik terang. “Benar. ada penahanan alat berat. Tapi, kayaknya sudah mulai ada titik terang,” ujarnya tanpa mau disebutkan namanya.

Sementara itu, Danlanud Adisoemarmo Solo, Kolonel (Nav.) Agus Priyanto, ketika dimintai tanggapannya terkait hal itu mengaku belum mengetahui hal itu. Saat ditanya ihwal alotnya pembebasan lahan di Ngesrep, Ngemplak, Agus juga mengaku belum mendengarnya. “Saya belum mendengar kabar itu. Nanti saja ya,” ujarnya singkat.

sumber :

TOL SEMARANG-SOLO: Pembangunan Ruas Bawen-Salatiga Baru 86%


ilustrasi : bisnis.com

Bisnis.com, SEMARANG—Pembangunan ruas tol Seksi III Bawen-Salatiga yang merupakan bagian dari proyek Tol Semarang-Solo tersebut saat ini baru mencapai 86%.

"Kami menargetkan pengecoran terakhir dapat dilakukan pada besok hari (21/6/2016), sehingga diharapkan pada Rabu (22/6/2016), jalan sudah selesai dikerjakan," ujar Pemimpin Proyek Trans Marga Jateng Indriyono, Senin (20/6/2016).

Namun demikian, sambungnya, hujan yang turun beberapa hari terakhir menjadi kendala dalam pengerjaannya. Dia menuturkan hal itu akan membuat proses penyelesaian terganggu.

Sekretaris Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Tengah Sri Puryono meminta jajaran TMJ dan instansi terkait dapat menyediakan rambu-rambu di ruas jalan yang akan digunakan untuk mudik atau arus balik.

"Selain itu pelayanan di pintu tol juga mesti ditingkatkan agar tidak terjadi penumpungkan antrean. Keamanan juga harus ditingkatkan. Jangan sampai sudah diberi fasilitas, jadi tidak aman. Itu akan jadi risiko untuk kita," paparnya.

Selain kesiapan jalan tol Bawen-Salatiga, TMJ juga tengah menyelesaikan pengerjaan rest area di kawasan Penggaron. Tempat peristirahatan tersebut ditargetkan dapat berfungsi pada pekan depan.

Melalui rest area tersebut, jalur tol Semarang-Bawen akan memiliki dua rest area. Dengan begitu, diharapkan dapat menampung pemudik yang hendak beristirahat.

sumber :

Minggu, 19 Juni 2016

Menteri Basuki: 90 Persen Jalur Mudik 2016 Siap Dilalui


Kontributor Semarang, Nazar NurdinMenteri Pekerjaan Umum dan 
Perumahan Rakyat Basuki Hadimuldjono melakukan pantauan jalur 
mudik yang tergenang rob di Semarang, Minggu (19/6/2016)


SEMARANG, KOMPAS.com - Menteri Pekerjaan Umum dan perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuldjono menargetkan ke depan untuk mengurangi jumlah gardu pembayaran di sejumlah pintu tol.

Dalam dua tahun mendatang, jalur tol dari Jakarta hingga Semarang ditargetkan bebas dari pintu tol.

"Pembayaran tol yang kemarin diintegrasikan dari tujuh pintu menjadi tiga pintu tol. Mudah-mudahan dua tahun ke depan tidak ada pintu lagi," kata Basuki, seusai meninjau titik rob di Semarang, Minggu (19/6/2016).

Menurut Basuki, pengurangan pintu tol akan berimbas pada kelancaran arus lalu lintas. Para pengendara tidak perlu repot untuk mengantre dari satu pintu ke pintu selanjutnya.

Secara umum, Basuki menegaskan bahwa kelancaran arus mudik Lebaran 2016 menjadi salah satu prioritasnya. Oleh karena itu, permasalahan terkait persiapan mudik sebagian telah terselesaikan.

"Lingkar Sumpuh (Banyumas) yang akan diresmikan Gubernur kami buat agar tidak kena jalur kereta. Dua jalur kami sebelumnya di sana semuanya melintas di jalur kereta," tambah dia.

Beberapa jalan tol yang baru dibangun juga nantinya akan digunakan sebagai jalur darurat. Jalur yang dipersiapkan yaitu Bawen-Salatiga dan Solo-Sragen.

"Jalur umum 90 persen telah siap untuk mudik. Untuk Tol Semarang-Solo nanti bisa lewat Bawen keluar di Salatiga. Lalu tol Solo-Kertosono masuk di Kartasura keluar di Sragen. Insyallah siap," ujarnya lagi.

Basuki pun yakin semua jalur yang dipersiapkan untuk jalur mudik bisa dimanfaatkan sementara.

Di Semarang, Basuki juga berjanji akan menuntaskan persoalan banjir rob yang melanda jalur Pantura Semarang secara permanen. Penanganan dilakukan dengan sifat sementara.

Penanganan banjir rob merupakan perintah langsung dari Presiden RI Joko Widodo. Hal tersebut dilakukan agar jalur yang terkena limpahan banjir rob bisa dilalui untuk mudik Lebaran 2016 ini.

"Ini perintah bapak Presiden, ada dua hal yang perlu ditangani soal rob ini," kata dia.

sumber :

JALUR MUDIK LEBARAN : Pembangunan Tol Soker Dikebut


Jalan Tol Solo-Kertoso (Soker) ini bakal difungsikan untuk arus mudik 
lebaran tahun ini. | Yulianto | lintassolo.com


BOYOLALI, Lintas Solo-Pembangunan jalan Underpass Sawahan, Kecamatan Ngemplak yang bakal digunakan untuk jalur mudik 2016 terus dikebut.

Humas Kerjasama Operasional (KSO) pelaksana pembangunan jalan Tol, Veri Budi Santoso mengatakan, underpass jalan sebagai jalur alternative ke Solo ini saat ini sudah mencapai hampir 75 persen lebih. Pihaknya optimis H-7 lebaran nanti jalan Tol yang berada diatasnya sudah dapat di lalui kendaraan.

“Sebagian jalan Tol Solo-Kertoso (Soker) ini bakal difungsikan untuk arus mudik lebaran tahun ini, dan hal itu sesuai instruksi dari Kementerian PU, bahwa arus mudik bakal dilewatkan sini (Interchage Solo,red),” paparnya kepada lintassolo.com, Sabtu(18/6/2016).

Diakui Veri, pembangunan jalan underpass dan pemadatan sebagian jalan tol untuk mudik lebaran belum bisa 100 persen. Karena memang butuh waktu yang lama untuk proses pemadatan dan perangkaian besi cor rigid tersebut.

Kendati demikian, dia memastikan pemudik tak akan terganggu dengan debu jalan tol yang belum rampung ini. Sebab pelaksana tol bakal melakukan Land Clening (Lc) atau gecor tipis jalan setebal 10 sentimeter. Hal itu juga untuk menjaga kualitas timbunan tanah adesit agar tak rusak saat dilalui nanti.

“Kalau tidak di cor, takutnya tanah timbunannya malah rusak dan harus melupasnya kembali nanti,” katanya.

Seperti diketahui, untuk arus mudik lebaran tahun ini, Pemerintah bakal memfungsikan sebagian jalan Tol Soker untuk mengurai kemacetan arus dalam kota. Jalan Tol Soker yang difungsikan untuk arus mudik lebaran ini mulai beroperasi dari H-7 hingga H+7 lebaran, mulai pukul 06.00 hingga pukul 17.00 WIB.

Sementara itu di lokasi proyek jalan underpass sawahan, puluhan pekerja tengah sibuk melepas tiang penyangga beton yang digunakan saat pengecoran rigid beton Underpass. Kemudian beberapa pekerja juga tengah mulai merapikan badan jalan yang berada di bawah jalan Tol.

Disisi lain, puluhan truk berlalu lalang mengangkut tanah urug untuk jalan Tol yang berada di sebelah selatan. Jalan tersebut merupakan akses pintu masuk tol saat mudik lebaran nanti.

Namun demikian jika underpass sawahan belum bisa di fungsikan saat jelang lebaran nanti, jajaran kepolisian bakal menerapkan system buka tutup. Langkah tersebut juga untuk mengantisipasi keamanan serta mencegah terjadinya kecelakaan.

“Nanti akan kita terapkan sistem buka tutup jika memang underpass Sawahan belum bisa difungsikan,” kata Kapolsek Ngemplak, AKP Ahmad Nadiri. |Yulianto

sumber :

Sabtu, 18 Juni 2016

Antisipasi Kemacetan di Solo, Ruas Tol Soker Dibuka sebagai Jalur Alternatif


Perbaikan pintu masuk tol Soker ruas Solo-Sragen, MTVN - Pythag

Metrotvnews.com, Solo: Pemerintah Kota Solo, Jawa Tengah, akan membuka ruas tol Solo-Kertosono (Soker) sebagai jalur alternatif kendaraan mudik. Jalan tol sepanjang 25 Km yang membentang dari Solo ke Sragen itu dibuka mulai H-7 hingga H+7 Lebaran 2016.

Kepala Dinas Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Kota Solo, Yosca Herman Soedrajad, mengatakan jalur tol itu akan mengakomodasi kendaraan masuk dari Yogyakarta dan Semarang menuju Karanganyer serta Sragen. Sehingga beban kendaraan yang melintasi tengah Kota Solo pun berkurang 20 persen.

Yosca mengusulkan jalur tol Soker dibuka pada 12 hari jelang Lebaran (H-12). Sehingga, penggunaan jalur tol tersebut dapat disosialisasikan.

"Jika tidak ada sosialisasi ke pengguna jalan sejak awal dikhawatirkan adanya penumpukan di akses masuk," terang Yosca, Sabtu (18/6/2016).

Menurut Yosca, pemudik bukan hanya dari wilayah Jawa Tengah. Pemudik juga berdatangan dari Jawa Barat bahkan luar Pulau Jawa. 

Direktur Utama (Dirut) PT Solo Ngawi Jawa (SNJ), David Wijayanto, mengatakan tak memungkinkan untuk membuka ruas tol itu pada H-12. Sebab pekerja masih mengecor infrastruktur tersebut.

"Pengecoran membutuhkan waktu kurang lebih satu minggu. Setelah itu, pengecekan, baru bisa digunakan," kata David.

David mengatakan jalur alternatif itu dibuka pada H-7 hingga H+7 mulai pukul 06.00 WIB. Pembukaan dibatasi hingga pukul 18.00 WIB sebab jalur tersebut belum dilengkapi penerangan. Sementara itu, hanya kendaraan roda empat berukuran kecil yang bisa melintas.

“Kendaraan yang melaju nantinya akan kita arahkan masuk dari Klodran Solo, selanjutnya mereka melewati tol dan dapat keluar di Kemiri, Karanganyar maupun keluar di Pungkruk, Sragen,” tutup David.

sumber :

TOL SOLO-KERTOSONO : Unaderpass Sawahan Belum Jadi, Lalin Diberlakukan Buka Tutup


Sejumlah pengguna jalan di kawasan underpass Sawahan, 
Ngemplak, melintasi jalan tersebut dengan cara 
mengitari underpass yang belum jadi, Jumat (17/6/2016). 
(Aries Susanto/JIBI/Solopos).

"Tol Solo Kertosono, pelaksana proyek tol Soker memberlakukan sistem buka tutup di sekitar underpass Sawahan."

Solopos.com, BOYOLALI–Rencana pengoperasian jalan tol Solo-Kertosono (Soker) pada Lebaran 2016 melalui pintu masuk Klodran, Karanganyar, diprediksi berimbas pada kepadatan jalan raya di bawah proyek underpass Sawahan, Ngemplak, Boyolali. Pasalnya, kendaraan dari tol akan turun dan memotong jalan penghubung Sawahan-Kadipiro itu menyusul belum selesainya pembangunan underpass Sawahan.

Berdasarkan pantauan Solopos.com di lokasi, Jumat (17/6/2016), underpass yang berada di Dukuh Menggungan, Sawahan, itu masih berpagar seng dan disangga besi-besi. Lalu lintas kendaraan dialihkan di sebidang jalan bercor beton yang mengelilingi underpass. Menurut petugas proyek di lapangan, jalan itulah yang nantinya akan dilintasi kendaraan pribadi dari arah pintu masuk tol Klodran atau tol dari arah sebaliknya saat arus balik. Hal itu dilakukan untuk mengantispasi belum kelarnya pembangunan underpass hingga arus mudik Lebaran 2016 nanti.

Pantauan Espos, di pintu masuk tol Klodran, proyek difokuskan pada betonisasi jalan sepanjang hampir 300 meter. Di sisi utara jembatan, proyek betonisasi juga dikebut. Selain itu, pekerja juga terlihat menguruk dan meratakan tanah di jalan tol menuju interchange.

Kepala satuan kerja (Satker) Tol Soker, Aidul Fiqri, membenarkan adanya rencana pemakaian jalan penghubung Sawahan-Kadipiro tersebut. Namun, kata dia, jika underpass Sawahan bisa rampung sebelum arus mudik, maka tak akan memotong jalan penghubung Sawahan-Kadipiro. “Ini proyek terus dikebut agar arus mudik nanti bisa dipakai. Tapi kalau underpass belum jadi, ya terpaksa memotong jalan raya [penghubung Sawahan-Kadipiro],” ujarnya.

Kapolsek Ngemplak, AKP Ahmad Nadiri, menjelaskan petugas akan memberlakukan sistem buka tutup di kawasan underpass Sawahan. Kendaraan dari arah pintu tol Klodran yang akan menuju interchange Solo harus menuruni jalan dan memotong jalan Sawahan-Kadipiro. Sistem buka tutup itu juga untuk mengantisipasi keamanan serta mencegah terjadinya kecelakaan.

“Kalau ditutup juga bikin kemacetan. Makanya, nanti akan kita bikin sistem buka tutup jika memang underpass Sawahan belum bisa difungsikan,” paparnya.

Menurutnya, pengoperasian tol Klodran-Ngawi akan berguna sekali untuk mengurai kemacetan yang terjadi di Jl. Adisoemarmo hingga Ngemplak. Sehingga, pihaknya akan siap mengerahkan petugas untuk berjaga dan mengatur lalu lintas di kawasan underpass Sawahan.

sumber : 

Kamis, 16 Juni 2016

LEBARAN 2016 : Waskita Karya Kebut Betonisasi Jalan Tol Soker


Konstruksi pembangunan tol Solo-Kertosono di daerah 
Ngemplak, Boyolali saat difoto dari udara, 
Rabu (24/4/2013). (JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto)


"Lebaran 2016, kontraktor jalan tol mengebut betonisasi jalan tol Soker yang akan digunakan untuk mudik."

Solopos.com, SRAGEN–PT Waskita Karya mengebut pengecoran jalan tol agar bisa dibuka untuk jalur mudik menjelang Lebaran 2016. PT Waskita Karya mempekerjakan alat berat dan teknisi selama 24 jam untuk mengejar target. Betonisasi jalan tol untuk jalur mudik ditargetkan selesai pada Sabtu (18/6/2016) besok.

Target tersebut disampaikan Pejabat Humas PT Waskita Karya, Sarjani, dalam rapat koordinasi di ruang kerja Kapolres Sragen, Kamis (16/6/2016). Rapat terbatas itu dipimpin Kapolres AKBP Cahyo Widiarso didampingi Wakapolres Sragen Kompol Danu Pamungkas Totok dan Kasatlantas AKP Dwi Erna Rustanti.

“Kami bekerja siang malam untuk merampungkan betonisasi jalan tol agar bisa digunakan untuk pemudik menjelang Lebaran nanti. Habis sahur itu silakan lihat pasti masih ada tenaga yang bekerja di jalan tol. Jalur tol yang belum dibetonisasi masih sepanjang 2,5 km. Progres sampai hari ini, tinggal 1,5 km yang belum dibeton. Kami menargetkan Sabtu besok sudah rampung,” ujar Sarjani.

Dia menyampaikan jumlah pekerja cukup banyak dan dikonsentrasikan ke persiapan jalur mudik. Dia mengatakan mereka bekerja dengan dua sif, yakni siang dan malam. Mulai Rabu (22/6/2016) hingga Rabu (29/6/2016) mendatang, Sarjani menyatakan PT Waskita Karya masih berkosentrasi pada jalur fungsional. Mulai H-5 hingga H+5 Lebaran, kata dia, semua aktivitas pekerjaan jalan tol berhenti. Sarjani mengatakan ada tugas piket Lebaran untuk membantu pengaturan jalur mudik.

“Kami sudah menyosialisasikan jalur mudik lewat jalan tol kepada lingkungan warga di sekitar tol. Kami juga menggandeng karang taruna untuk membantu pengaturan di setiap persimpangan jalan tol menuju jalan kampung. Rambu-rambu sudah disiapkan dan tempatnya juga sudah disurvei oleh tim,” ujar dia.

Sarjani menginformasikan rencana kunjungan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo ke jalur mudik di lintasan jalan tol pada Jumat (17/6/2016). Namun kepastian waktunya, kata dia, masih menyusul. Sarjani juga menyinggung rencana rapat dengan PT Solo Ngawi Jaya (SNJ) pada Kamis siang untuk membahasa persiapan jalur mudik Lebaran.

Kapolres Sragen AKBP Cahyo Widiarso langsung memerintahkan Kasatlantas untuk memantau setiap progres jalur mudik yang lewat jalan tol maupun jalan kabupaten, jalan provinsi, dan jalan nasional. Dia mengatakan dari pihak PT Waskita Karya berani membuka jalan tol untuk jalur mudik Lebaran pada H-8.

“Jadi tolong Bu Kasatlantas supaya bisa memonitor progres jalur mudik ini. Kalau perlu segera survei ke lokasi. Saya bersama pimpinan daerah lainnya juga akan survei ke lokasi jalur mudik itu,” kata dia.

Sementara, Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika (Dishubkominfo) Sragen, Heru Martono, memprediksi ada dua lokasi yang diwaspadai terjadi penumpukan lalu lintas, yakni di pintu keluar tol Pungkruk, Sidoharjo, dan simpang empat Pilangsari, Ngrampal yang menjadi pintu keluar arus mudik dari jalan tol. Heru menyiapkan sejumlah rekayasa lalu lintas untuk mengurai potensi kemacetan lalu lintas itu.

“Jalan simpang tiga Pungkruk hingga pintu keluar jalan tol bisa jadi potensi kemacetan. Lokasi itu menjadi pertemuan arus lalu lintas dari Gemolong, Salatiga, Purwodadi dari arah barat, arus kendaraan berat dari arah Solo yang melewati jalur ring road utara. Semua nanti akan masuk ke ring road utara itu dan tembusnya ke simpang empat Pilangsari. Kami sudah menyiapkan solusi-solusi strategis untuk mengatasi masalah itu,” ujar dia.

sumber :

Lelang Tol Semarang-Batang Usai Lebaran


Foto: Istimewa
SEMARANG, suaramerdeka.com - Pembangunan jalan tol Semarang-Batang sepanjang 75,35 Km akan dikebut. Usai lebaran, akan dibuka pendaftaran peserta lelang. Dari semua ruas tol yang melintas di Jawa Tengah, Semarang-Batang menjadi salah satu yang paling lambat pembangunanya.

Hal itu disebabkan pemenang lelang yang lalu tidak bisa memenuhi kewajibanya. Investor dinilai lambat dan terkendala maslaah finansial dan akhirnya diambil alih oleh PT Jasa Marga.

Staf Utama Direktorat Teknik dan Operasi PT Trans Marga Jateng, Ari Nugroho mengatakan pembangunan akan dikebut lantaran lalu lintas di jalur pantura sudah terlalu padat. “Saat ini dilakukan penempatan dirut dan pimpro. Usai lebaran baru lelang,” kata Ari, Rabu (15/6).

Lantaran baru akan lelang, pembangunan ruas tol yang terbagi menjadi lima seksi ini masih nol persen.

Menurut Sekda Jateng Sri Puryono, ada sejumlah persoalan krusial yang menyebabkan pembangunan fisik tol Semarang-Batang tertinggal jauh dari ruas tol lainnya. Pertama, adanya pergantian investor pada akhir 2015.

Alasan kedua, di ruas itu ada lahan milik Perum Perhutani. Untuk proses pembebasannya, Kementerian PUPR dan Kementerian BUMN mengajukan izin ke Kementerian Kehutanan.

“Pemprov ditugasi khusus untuk ikut menyelesaian soal tol Semarang-Batang ini. Agar sesuai target selesai 2018,” kata Puryono.

Sesuai data dari Bina Marga Jateng per 4 Mei, dari 2.555 bidang tanah masih dalam tahap proses pembebasan. Dari jumlah itu 954 bidang tahap apraisal dan 1.597 tahap validasi terkait keberatan masyarakat. Penyelesaian ditarget Juli 2016.

Untuk tol Solo-Mantingan, kebutuhan lahan 4,49 juta meter persegi. Sebanyak 2.110 bidang yang berada di kabupaten Boyolali sudah dibebaskan. Sebanyak 54 bidang di Solo seluas 18.515 meter persegi dan telah selesai seratus persen.

Sebanyak 2.579 bidang tanah di Sragen yang dibutuhkan telah dibebaskan 2.284 bidang. Dari 1.404 bidang di Karanganyar telah dibebaskan 1.340 bidang.

‘’Presiden sudah memerintahkan Solo-Sragen bisa dioperasikan tahun ini. Maka pembangunan juga harus cepat.’’ kata Ari.

sumber :

Rabu, 15 Juni 2016

Terlalu Berisiko Mengoperasikan Ruas Bawen-Salatiga


Konstruksi bangunan jembatan tol Bawen-Salatiga. 
Foto: Metrotvnews.com/Dhana Kencana

Metrotvnews.com, Semarang: Pengerjaan jalan Tol Semarang-Solo di seksi III, ruas Bawen-Salatiga, baru mencapai 44 persen. Jalur ini dipastikan tidak bisa digunakan pada musim mudik Lebaran 2016.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo bilang, tidak perlu memaksakan ruas sepanjang 17,6 kilometer itu untuk jalur mudik. Faktor keselamatan pengendara, kata dia, harus diutamakan.

Kalau memang tidak bisa dipakai, ya, tidak perlu dipaksakan. Tapi proses tetap terus berjalan,” kata Ganjar di Semarang, Rabu (15/6/2016).

Ganjar belum bisa memastikan apakah bisa digunakan untuk arus mudik atau arus balik. Saat ini Ganjar masih menunggu hasil uji kelayakan dari pihak terkait.

Ganjar menolak untuk mengizinkan jalan tol tersebut digunakan jika memang dinyatakan tidak layak, karena bisa membahayakan bagi para pemudik. Meski demikian, pihaknya telah menyiapkan jalur lain yang siap untuk dilewati para pemudik dengan nyaman dan aman.

“Untuk apa kita memaksakan satu jalur kemudian mengancam keamanan? Berbahaya. Lebih baik diselesaikan betul. Kalau sudah siap, bisa langsung pakai, kalau belum layak, ya, jangan,” imbuh Ganjar.

Sementara itu, Direktur Teknik dan Operasional PT Trans Marga Jateng (TMJ), Arie Nugroho mengatakan pembukaan jalan tol masih menunggu keputusan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Arie menjelaskan, jika ruas Bawen-Salatiga dipaksakan beroperasi saat mudik, perlu pengalihan arus. Kendaraan diarahkan keluar sebelum jembatan Tuntang dan dibelokkan menuju jalan milik Perhutani. Hanya saja pilihan tersebut sangat berisiko bagi keselamatan pengendara.

”Jalan tol ini salah satu alternatif pengurai kemacetan. Kalau tidak dibuka tidak apa-apa, karena daripada menanggung risiko keselamatan,” ungkap Arie.

Dari data TMJ hingga awal Juni 2016, konstruksi fisik tol ruas Bawen-Salatiga baru mencapai 44 persen. Sedangkan tol layak dilintasi jika tahapan konstruksinya sudah mencapai 60 persen. Sementara estimasi pengerjaannya hanya sekitar 1,6 persen per minggu.

sumber :

Selasa, 14 Juni 2016

TOL SOLO-KERTOSONO : Pembayaran Ganti Rugi 14 Warga di Boyolali Bakal Dikonsinyasi


Seorang pelajar melintasi Jalan Tol Solo-Kertosono (Soker) 
di Wonorejo, Gondangrejo, Karanganyar, Senin (6/5/2013). 
Sebagian warga di wilayah itu mengaku belum menerima 
sertifikat tanah yang baru setelah proses pembebasan 
lahan berlangsung. (JIBI/SOLOPOS/Tri Indriawati)

"Tol Solo-Kertosono, ganti rugi lahan milik 14 warga akan dikonsinyasi di pengadilan."

Solopos.com, BOYOLALI–Pembayaran uang ganti rugi pembebasan jalan tol Solo-Mantingan bakal melalui proses pengadilan.

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Lahan Tol Semarang-Solo, Waligi, menyampaikan sudah ada 14 warga di Kecamatan Ngemplak yang proses pembayaran ganti rugi pembebasan jalan tol akan melalui proses konsinyasi di pengadilan.

“Warga sudah tidak bisa diajak berembug. Kami minta mengurus surat keberatan kepada pengadilan malah tidak mau. Untuk percepatan proyek tol Solo-Mantingan, kami akan menempuh jalur pengadilan. Ya, proses konsinyasi,” kata Waligi, saat berbincang dengan Solopos.com, Selasa (14/6/2016).

Dari data yang diterima Solopos.com, 14 warga itu berasal dari Desa Pendeyan dua pemilik lahan total seluas 747 meter persegi, Desa Dibal sebanyak lima pemilik lahan dengan total lahan seluas 3.580 meter persegi, Desa Sobokerto sebanyak tiga pemilik lahan total seluas 2.000 meter persegi, dan Desa Ngargorejo sebanyak empat pemilik lahan dengan total luas lahan 2.624 meter persegi.

“Total nilai ganti rugi yang akan kami titipkan di pengadilan adalah Rp6,608 miliar,” imbuh Waligi.

PPK telah membuat berita acara terkait proses konsinyasi terhadap 14 warga itu yang ditandatangani Ketua Pelaksana Pengadaan Tanah, Wartomo, yang juga Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Boyolali. Dalam berita acara tersebut tertulis bahwa panitia telah melaksanakan musyawarah bentuk ganti kerugian antara pihak yang berhak (pemilik tanah) dengan pelaksana pembebasan tanah dengan mengikutsertakan instansi yang memerlukan tanah.

“Namun warga tetap menolak bentuk atau nilai ganti kerugian dan tidak mengajukan keberatan kepada pengadilan,” tutur Waligi.

Berdasarkan penolakan warga itu, instansi yang memerlukan tanah dalam hal ini pemerintah perlu menitipkan ganti kerugian kepada ketua pengadilan di wilayah lokasi pembangunan jalan tol.

“Ini sudah kami komunikasikan dengan Pengadilan Negeri (PN) Boyolali,” kata Waligi.

Menurut Waligi, selain Ngemplak, masih ada beberapa lahan untuk proyek tol yang hingga saat ini belum bebas. Salah satunya di wilayah Kecamatan Boyolali Kota yang meliputi Desa Mudal, Karanggeneng, dan Kiringan. Di Boyolali Kota, jika memang tidak ada titik temu, PPK juga akan menempuh langkah konsinyasi.

“Sebenarnya ini kan sudah masuk masa percepatan. Seharusnya, sebagian jalan tol di Boyolali seperti di Denggungan, Ngargorejo, Sobokerto, Ngesrep, Dibal, Sindon, bisa beroperasi saat Lebaran. Tetapi sampai saat ini belum bebas semua.”

Waligi berharap pembebasan lahan untuk jalan tol segera selesai apalagi sekarang PPK telah mendapatkan dana talangan dari Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) Trans Marga Jateng untuk menyelesaikan pembebasan lahan jalan tol di ruas Salatiga-Boyolali. Dana talangan yang disalurkan BUJT Trans Marga Jateng untuk wilayah Salatiga-Boyolali mencapai Rp292 miliar. Dana itu untuk pembebasan tanah jalan tol meliputi seluruh wilayah Boyolali mulai dari Ampel, Boyolali Kota, Mojosongo, Teras, Banyudono, termasuk Ngemplak.

sumber :

INFO MUDIK 2016 : Pintu Tol Tingkir Salatiga Berpotensi Macet


PINTU TOL: Petugas mengukur luasan exit tol di Jalan Raya Tingkir-Solo 
yang nantinya akan dipakai sebagai pintu keluar Tol Semarang-Salatiga. 
(suaramerdeka.com/Surya)

SALATIGA, suaramerdeka.com - Rencana dibukanya tol Bawen-Salatiga sebagai bagian dari kelanjutan proyek tol Semarang-Solo, perlu diantisipasi dengan melebarkan Jalan Raya Tingkir-Suruh. Bila pintu tol dibuka dan jalur tol Bawen-Salatiga dioperasikan, maka diprediksi Jalan Raya Tingkir-Suruh yang merupakan muara tol, bakal terjadi kemacetan parah. Kondisi tersebut berdasarkan pengalaman dibukanya tol Semarang-Ungaran, sekitar 3 tahun lalu.

Untuk itu, perlu melakukan berbagai upaya menghindari terjadinya krodit di jalan tersebut. Termasuk bagaimana menyiapkan jalur alternatif Salatiga-Suruh (PP) yang tidak bersinggungan dengan pintu tol Tingkir. Sebagaimana diketahui, tol Bawen-Salatiga rencananya bisa dioperasikan untuk keperluan arus mudik dan balik. Namun karena jembatan tol yang melintas di atas Sungai Tuntang belum bisa dipastikan selesai pembangunannya, maka penggunaan tol Bawen-Salatiga molor.

Berdasarkan pantauan suaramerdeka.com, sejumlah petugas masih menyelesaikan pembangunan jalan tol Bawen-Salatiga, di pintu tol Tingkir. Sejumlah truk pengangkut tanah masih hilir mudik membawa timbunan tanah untuk memperkuat pondasi jalan tol. Di sekitar pintu tol juga telah dilebarkan, namun perlu ditindaklanjuti dengan pelebaran Jalan Tingkir-Suruh.

Amin (42) warga Kelurahan Tingkir Tengah, Kecamatan Tingkir Salatiga, mengatakan, pemerintah harus menyiapkan sarana pendukung di Jalan Raya Tingkir-Suruh sebelum tol beroperasi di wilayah tersebut. “Pelebaran jalan Tingkir-Suruh itu sudah harus dilakukan. Lha sekarang saja jalan tersebut kerap macet, terutama saat arus mudik dan balik Lebaran. Apalagi ketika ada jalan tol,” kata warga Perumahan Mutiara itu.

Sebelumnya, Direktur Teknik dan Operasi PT Trans Marga Jateng (TMJ), Ari Nugroho mengatakan, pihaknya dan konsultan terus berupaya untuk menyelesaikan pekerjaan jalan tol Bawen-Salatiga. Soal nantinya jalur tersebut dibuka atau tidak saat Lebaran 2016, masih menunggu izin beroperasi dan kelayakan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). (Surya Yuli P/CN38/SM Network)

sumber :

Terkendala Tanah Bengkok, Pembebasan Lahan Tol Bawen-Salatiga Mandek

Tol Semarang-Solo Seksi III Bawen-Salatiga
 (Foto: Angling Adhitya P/detikcom)
SEMARANG, indopos.co.id – Persoalan pembebasan lahan ternyata menjadi salah satu sebab proyek tol Semarang-Solo Seksi III (Bawen-Salatiga) terganjal. Menurut Sekda Kabupaten Semarang, Gunawan Wibisono, ada lahan yang belum tuntas proses pembebasannya.

”Ada tanah bengkok (tanah untuk pengganti gaji petugas aparat desa, red) yang terkena imbas pembangunan tol, di mana ganti tanahnya masih menemui masalah,” katanya seperti yang diberitakan Jawa Pos Radar Semarang.

Ia memerinci, ada sembilan petak tanah bengkok terkena imbas pembangunan jalan tol Bawen-Salatiga. Namun, akhirnya tinggal satu petak tanah bengkok yang belum menemukan pengganti.

”Itu karena calon tanah yang akan dibeli pemkab untuk ganti tanah bengkok tersebut ternyata merupakan tanah sengketa. Sehingga pemkab memberikan ganti dalam bentuk uang cash Rp 300 juta ke pihak kelurahan untuk mencari tanah pengganti sendiri,” ujarnya.

Selain itu, kendala peoyek tol Bawen-Salatiga adalah pembangunan Jembatan Tuntang yang belum rampung. Akibatnya, kalaupun tol Bawen-Salatiga dipaksa untuk dioperasikan saat musim mudik, maka ada pengalihan arus.

”Jembatan Tuntang belum bisa dipakai. Sehingga nanti (pemudik, red) diarahkan ke Desa Asinan. Lalu masuk lagi ke Desa Telogo. Pakainya jembatan utama,” tuturnya.

Terpisah, Pimpro Tol Semarang-Solo Seksi III, Indriyono mengatakan, ruas tol Bawen-Salatiga melintasi Desa Kandangan, Ndelik, Pancuran, Tuntang, Bringin, Watuagung, Tlogo dan Pabelan, Kabupaten Semarang. Sedangkan yang masuk wilayah Salatiga meliputi Bugel, Kauman Kidul dan selesai di Tingkir.

Ia menjelaskan, tol Bawen-Salatiga memiliki panjang 17,6 km. Pembangunannya dikerjakan oleh sejumlah kontraktor besar. Misalnya, PT Nindya Karya yang mengerjakan sekitar 4 km.

Sedangkan untuk proses pembebasan lahan tol yang masuk Kota Salatiga sudah tidak ada persoalan lagi. Kabag Humas Kota Salatiga, Sri Satutik mengatakan, pembebasan lahan untuk tol di wilayahnya sudah sepenuhnya tuntas.

Untuk diketahui, luas total tanah warga yang terkena pembangunan jalan tol di Salatiga mencapai 140.980 m². Tanah tersebut milik 235 warga terkena proyek (WTP).

”Pembebasan lahan tol untuk wilayah Kota Salatiga sudah 100 persen. Kini pembangunan dilaksanakan oleh Trans Marga Jawa Tengah,” tuturnya.(jpg/ara/jpnn)

sumber :

Senin, 13 Juni 2016

Persiapan Mudik 2016, Ruas Tol Bawen - Salatiga Belum Siap




sumber :

LEBARAN 2016 :Tol Soker di Ngemplak Boyolali Batal Beroperasi Bulan Depan!



PENGENDARA SEPEDA MOTOR MELINTAS DI JALAN 
TOL SOLO-KERTOSONO (SOKER) YANG TELAH DISEBARI BATU 
OLEH WARGA DI DESA SINDON, NGEMPLAK, 
BOYOLALI, MINGGU (25/4/2016). 
(MUHAMMAD ISMAIL/JIBI/SOLOPOS)

"Lebaran 2016 bukan tahun bagi Tol Soker di Ngemplak Boyolali untuk beroperasi."

Solopos.com, BOYOLALI — Rencana pengoperasian tol Solo-Kertosono (Soker) di wilayah Ngemplak, Boyolali, pada Lebaran 2016 dipastikan batal dilakukan. Hal itu menyusul masih adanya sejumlah titik tol yang belum tersambung lantaran terkendala pembebasan lahan.

Demikian diungkapkan Kepala Satuan Kerja (Satker) Tol Soker, Aidil Fiqri, saat dihubungi Solopos.com, Minggu (12/6/2016). Aidil mengatakan pengoperasian tol Soker pada Lebaran 2016 baru direalisasikan pada wilayah Sragen-Klodran, Karanganyar. Adapun rencana pengoperasian tol Soker di wilayah Ngresep, Ngemplak, Boyolali, ditunda pada tahun depan.

“Tol yang bisa dioperasikan pada Lebaran 2016 baru Sragen-Klodran, Karanganyar, sepanjang 25 km. Kalau di Ngemplak belum bisa karena masih banyak titik yang belum terhubung,” ujarnya.

Ia mengatakan masih banyaknya lahan yang belum dibebaskan menjadi kendala utama dalam menyelesaikan pembangunan tol Soker, khususnya di wilayah Ngemplak. Segala upaya sudah ia upayakan dengan cara mengajak warga bermusyawarah. Namun, lantaran masih mentok, ganti rugi tanah terpaksa diselesaikan di pengadilan. “Ini juga memakan waktu lagi,” paparnya.

Aidil belum bisa menyebutkan secara pasti berapa titik lahan yang belum bisa dibebaskan. Namun yang jelas, kata dia, lebih delapan persen lahan yang belum bebas dari total lahan di sepanjang Boyolali. “Lokasinya menyebar di berbagai tempat. Ada di Pandeyan, Ngresep. Saya tak hapal,” paparnya.

Ia menargetkan Lebaran 2017 semua ruas jalan tol Soker di wilayah Boyolali sudah bisa dioperasikan. Pembebasan lahan akan diupayakan secepatnya untuk mengejar target. “Dulu kan terkendala dana, sekarang investor sudah menyiapkan dana cukup. Jadi, kami yakin tahun depan semua masalah pembebasan lahan klir,” paparnya.

Kapolsek Ngemplak, AKP Ahmad Nadiri, mengaku telah memantau langsung proyek tol Soker di wilayah Ngemplak beberapa hari lalu. Hasilnya, kata dia, sangat kecil peluang tol Soker di wilayah Ngemplak bisa dioperasikan pada Lebaran tahun ini. “Saya sudah cek langsung ke lokasi. Masih banyak tol yang belum terhubung,” paparnya.

Nadiri mengaku sempat kaget ketika mendengar kabar dari pejabat Menteri BUMN bahwa tol soker di wilayah Ngemplak dioperasikan Lebaran tahun ini. Padahal, berdasarkan pantauannya, kondisi tol belum siap dan belum dibangun sarana pintu masuk ke tol.

“Kapolda juga sempat tanya kami setelah dikabarkan oleh Bu Menteri. Padahal, kondisinya belum siap sama sekali, terutama dari Polsek Ngemplak ke arah barat,” paparnya.

Nadiri mencatat sedikitnya ada lima titik tol yang belum terhubung dengan tol berikutnya. Ada pun tol di wilayah timur Polsek Ngemplak terbilang sudah siap dan mulus. “Kalau kami selalu siap mengamankan wilayah selama arus mudik dan arus balik Lebaran,” paparnya.

sumber :

Sabtu, 11 Juni 2016

Diprediksi, 97.595 Kendaraan Lintasi Tol Semarang-Bawen pada Puncak Arus Mudik H-3


Ridwan Aji Pitoko/Kompas.com Terakhir, progres fisik 
pembangunan paket 3.3D Sidorejo-Tengaran yang dikerjakan 
oleh PT Nindya Karya (Persero) KSO dengan PT Jaya Konstruksi 
baru mencapai 28,068 persen.
UNGARAN, KOMPAS.com - PT Trans Marga Jateng (TMJ) memprediksi puncak arus mudik akan terjadi pada H-3 atau 4 Juli 2016.

Pada puncak arus mudik tersebut diperkirakan ada 97.595 kendaraan yang akan melintas tol arah Semarang menuju Bawen.

Direktur Teknik dan Operasi PT Trans Marga Jateng, Arie Irianto mengatakan, pihaknya telah menyiapkan rencana operasional, pelayanan, dan pengaturan lalu lintas Lebaran 2016 demi mewujudkan kelancaran dan kenyamanan pengguna jalan tol Semarang-Bawen.

"Kami akan menambah petugas pelayanan menjadi 69 orang. Transaksi harus cepat, tepat, nyaman dan ramah," kata Arie, Sabtu (6/11/2016).

Selama pelayanan mudik Lebaran 2016, PT TMJ sudah menyiapkan sebanyak 12 jenis layanan. Yakni layanan kendaraan patroli jalan tol, kendaraan patrol jalan raya, derek besar, derek kecil, mobil ambulans, mobil rescue, mobil kamtib, kendaraan pemeliharaan, kendaraan kebersihan, truk tangki air, sepeda motor, dan layanan gardu transaksi.

"Kami juga menunggu keputusan jadi tidaknya ruas tol Bawen-Salatiga difungsikan sementara. Bila tidak jadi, otomatis beberapa item layanan termasuk personel akan dikurangi," imbuhnya.

Selain itu, pada sejumlah titik strategis didalam tol seperti simpang susun Bawen dan simpang Ungaran, PT TMJ juga akan menempatkan spanduk informasi dan peringatan.

"Keberadaan GTO juga bisa digunakan untuk transaksi tunai, kami akan menempatkan petugas di sana," imbuhnya.

Arie menambahkan, pihaknya juga telah memetakan potensi gangguan di ruas tol Semarang-Bawen yang diprediksi akan terjadi di 11 titik.

Antara lain, simpang susun Tembalang, gerbang tol Banyumanik, jembatan tol Susukan, jembatan Lemah Ireng I, Jembatan Lemah Ireng II, simpang susun Bawen, tempat istirahat di KM 22+200 A, gerbang tol Bawen, pertemuan ruas tol dan jalan nasional Bawen-Salatiga, serta gerbang tol dan akses keluar Salatiga di Tingkir.

"Gangguan di pintu keluar tol Salatiga karena akses jalan kabupaten yang relatif sempit hanya bisa bersimpangan satu mobil. Jalur tersebut juga merupakan alternatif dari Salatiga menuju Sragen-Ngawi, jadi cukup padat," pungkas Arie.

Sebelumnya, Kasat Lantas Polres Semarang, AKP Dwi Nugroho saat Rapat Koordinasi Kesiapan Tol Bawen-Salatiga Untuk Jalur Alternatif di Kantor Polres Semarang mengutarakan, lebih cenderung pengguna jalan tol diarahkan menuju jalan nasional melalui pintu keluar tol Bawen ketimbang melalui jalur alternatif Mengkelang, Bawen seperti yang sebelumnya diminta oleh Menteri PUPR.

"Kalaupun jalan utama macet akibat lonjakan volume kendaraan, kita sisati dengan koordinasi lintas sektoral maupun lintas wilayah untuk menentukan cara bertindak yang tepat," kata AKP Dwi Nugroho. 

sumber :

Kejelasan Tol Bawen-Salatiga Tunggu Kementerian PUPR


Ganjar Pranowo Gubernur Jateng.
Semarang, HARIANSEMARANG.com – Kepastian pengoperasian jalan tol Semarang-Solo ruas Bawen-Salatiga pada arus mudik Lebaran 2016, menunggu keputusan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) serta Badan Pengatur Jalan Tol. “Pada detik-detik terakhir (sebelum seluruh pengerjaan pembangunan jalan tol Bawen-Salatiga dihentikan terkait arus mudik Lebaran), kami menunggu hasil inspeksi atau persetujuan dari Kemen PUPR dan BPJT untuk dinyatakan boleh atau tidak untuk dioperasikan,” kata Staf Utama Direktorat Teknik dan Operasi PT Trans Marga Jateng Ari Nugroho di Semarang, Jumat (10/6/2016).

Ia mengungkapkan bahwa jaminan keselamatan pemakai jalan menjadi hal yang utama bagi PT TMJ selaku pengelola jalan tol. “Jaminan keselamatan pemakai jalan menjadi nomor satu, baru kemudian kelancaran, keamanan, dan kenyamanan, kalau tidak memenuhi itu (jalan tol) ya tidak akan dibuka,” ujarnya.

Kendati menunggu keputusan pengoperasian dari kementerian, Ari memastikan bahwa pembangunan jalan tol Bawen-Salatiga akan terus dilakukan agar bisa selesai sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. “Kita tetap kejar target dengan bekerja siang dan malam untuk pelayanan arus mudik dan arus balik Lebaran,” katanya.

Kalau kementerian akhirnya tidak mengizinkan jalan tol Bawen-Salatiga dioperasikan karena berbagai pertimbangan, kata dia, para pemudik dari arah Semarang akan dilewatkan jalan kerja yang sudah disiapkan. “Dari Bawen keluar menghindari Tuntang melalui Asinan ke arah utara menyeberangi Sungai Tuntang dan masuk ke jalan proyek atau jalan kerja,” ujarnya.

Sementara itu, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah tidak memaksakan pengoperasian jalan tol Semarang-Solo ruas Bawen-Salatiga pada arus mudik dan arus balik Lebaran 2016 demi keselamatan masyarakat. “‘Ngapain’ kami memaksakan satu jalur terus kemudian keamanannya mengancam, itukan bahaya, lebih baik dituntaskan sampai betul-betul siap, kalau siap langsung dipakai, kalau tidak layak ya jangan,” kata Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. (Red-HS99/Ant).

sumber :

Antisipasi Kemacetan Arus Mudik, Tol Solo-Kertosono Dibuka H-7


Tol Solo-Kertosono
KARANGANYAR, Lintas Solo-Antisipasi kemacetan arus mudik dan arus balik pada saat lebaran, jalan Tol Solo-Kertosono (Soker) yang saat ini masih dalam proses pekerjaan, akan dibuka pada H -7 menjelang lebaran.

Namun pembukaan itu, dilakukan dalam situasi mendesak, karena memang proses pembangunan jalan tol belum sepenuhnya selesai dikerjakan.

Jalan tol ini hanya bisa dilalui mobil, mikro bis. Sedangkan truk dan sepeda motor, tidak diperkenankan melintas.

Kasat Lantas Polres Karanganayar, AKP Suryo, mengatakan, jika arus padat, para pemudik akan diarahkan dari pintu tol Klodran menuju ke Sidoharjo yang berada di Kabupaten Sragen.

Dijelaskan dia, pada saat dioperasikan, jalan tol ini hanya satu arah. Pada saat mudik, jalur mudik akan dimulai dari arah Barat menuju ke Timur.Dan pada saat arus balik, dari arah Timur ke Barat.

“Rencananya akan dibuka pada H -7 sebelum lebaran. Jalur ini hanya satu arah, karena memang belum seluruhnya selesai,” kata AKP Suryo, Jumat (10/6/2016).

AKP Suryo menambahkan, jalan tol ini mulai dibuka mulai pukul 06.00 pagi hingga pukul 17.00 Wib.Hal ini dilakukan, karena jalan tol ini, belum dilengkapi penerangan jalan.

“Pada saat beroperasi, akses tol di Klodran akan dibangun posko gabungan yang terdiri dari para pekerja dan Dishubkominfo Karanganyar,”ujarnya. |Iwan Iswanda

sumber :

Jumat, 10 Juni 2016

H-7 Lebaran Tol Solo-Sragen Dibuka

ilustrasi : Proyek Tol Soker SN-1A Sragen (Soklin)
SOLO - Jalan Tol Solo-Sragen akan dioperasikan saat arus mudik dan balik Lebaran meski belum sepenuhnya selesai dikerjakan. Jalan tol akan dioperasikan saat pagi hingga sore guna mengurangi kepadatan arus lalu lintas yang masuk ke Kota Solo. 

Direktur Utama (Dirut) PT Solo Ngawi Jaya David Wijayatno mengatakan, Jalan Tol Solo- Sragen kini sedang disiapkan sebagai alternatif mudik. Jalur akan dipakai dalam kondisi terbatas mulai H-7 dan H+7 Lebaran. Pintu tol akan dibuka dari Desa Klodran, Kecamatan Colomadu, Karanganyar, dan keluar di kawasan Pungkruk, Kecamatan Sidoharjo, Sragen. Namun, bisa juga keluar di pintu tol di Desa Kemiri, Kecamatan Kebakkramat, Karanganyar. 

“Panjang Tol Solo-Sragen mencapai 25 kilometer,” ungkap David Wijayatno di sela-sela rapat koordinasi persiapan pemakaian Jalan Tol Solo-Sragen untuk arus mudik di Solo, Selasa (7/6) siang. Rapat koordinasi melibatkan Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Solo, Karanganyar, Sragen, Boyolali, dan Kepolisian. Pemakaian Jalan Tol Solo- Sragen sebagai alternatif jalur mudik sesuai permintaan Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. 

David memastikan pemakaian Jalan Tol Solo-Sragen tidak mengganggu pengerjaan proyek yang kini sedang berjalan. Sebab selama periode itu, pengerjaan proyek diliburkan. Karena belum sepenuhnya selesai, maka saat ini masih ada titik-titik yang rawan, yakni banyak jalan sebidang dengan jalan lokal atau jalan desa. “Kami menyiapkan ramburambu dan petugas khusus yang bersiap siaga di jalur itu,” katanya. 

Mengingat masih minim penerangan, jalan tol hanya dipakai mulai dari pukul 06.00- 18.00 WIB. Pengerjaan paket Jalan Tol Solo-Sragen terbagi dalam dua paket, yaitu paket Kartasura-Karanganyar yang pengerjaannya telah mencapai 85% dan Karanganyar-Sragen baru 38%. Pemudik nanti diminta berhati hati karena kekerasan jalan berbeda beda. “Ada yang kekerasan beton penuh, tapi ada beton lantai kerja,” katanya. 

Namun demikian, PT Solo Ngawi Jaya sebagai operator Jalan Tol Solo-Sragen tetap mengupayakan selandai mungkin. Agar tidak membahayakan, maka nanti dipasang ramburambu di kanan kiri jalan yang rawan. Pihak juga menyiapkan petugas patroli berkeliling, mobil derek apabila ada kendaraan yang mogok, serta berkoordinasi dengan rumah sakit (RS) terdekat. Karena sifatnya darurat, maka kendaraan yang diizinkan masuk adalah mobil sedan, jeep, dan minibus. 

Sedangkan bus dan truk tidak diperkenankan masuk. Kabid Lalulintas Dishubkominfo Solo Baskoro menambahkan, dioperasikannya Jalan Tol Solo-Sragen diharapkan bisa memperlancar lalu lintas serta mengurangi penumpukan kendaraan yang masuk ke Kota Solo. Pembukaan jalur alternatif diperkirakan akan mengurangi 20% beban kepadatan dalam kota selama arus mudik dan arus balik. 

“Akan terjadi pengurangan kepadatan di tengah kota. Semua kendaraan yang mengarah ke timur tidak perlu masuk kota,” ungkap Baskoro. Pihaknya akan berkoordinasi dengan Pemkab Sukoharjo, Boyolali, dan Karanganyar guna mengarahkan arus lalu lintas masuk Jalan Adi Sumarmo di Kecamatan Colomadu menuju pintu tol di Desa Klodran. Kendaraan dari arah Semarang dibelokkan di pertigaan Ngasem, Colomadu, Karanganyar. 

Sedangkan dari arah Yogyakarta dibelokkan di perempatan Kartosuro, Sukoharjo. Pemakaian Jalan Tol Solo-Sragen selama arus mudik dan balik sifatnya masih gratis. Berdasarkan pengalaman, jumlah kendaraan yang masuk dalam Kota Solo saat lebaran mencapai 700.000 per hari.

sumber :