javascript:void(0)

your direction from here


View tol semarang ungaran in a larger map
happy chinese New Year 2021

cari di blog ini

Kamis, 31 Januari 2013

TOL SOLO—NGAWI: Kementerian PU Siapkan Dana Rp500 Miliar

ilustrasi
JAKARTA—Kementerian Pekerjaan Umum mengungkapkan Bina Marga menyiapkan Rp500 miliar guna mendukung proyek Tol Solo-Ngawi. Jumlah itu merupakan kelanjutan dari tahun lalu yang sudah dialokasikan Rp1 triliun.

Direkotrat Jenderal Bina Marga Kementerian PU Djoko Murjanto mengungkapkan dukungan pemerintah sudah dapat dicairkan karena anggaran sudah tersedia. Pembangunan ruas tol sepanjang 90 kilometer itu masih sesuai jadwal dengan target selesai tahun 2014.

"Kalau kami tergantung dananya, tidak bisa langsung seluruhnya. Investor akan langsung kerjakan seluruhnya," ujar Djoko Murjanto di setelah rapat dengan DPR di Jakarta hari ini, Rabu (30/1/2013)

Ia menjelaskan total dukungan pemerintah (government portion) untuk salah satu ruas transjawa tersebut mencapai Rp3 triliun. Konstruksi untuk ruas yang dikerjakan oleh pemerintah sudah dimulai dan terus dikerjakan. Dengan progres anggaran yang dicairkan mencapai 50%, Djoko berharap realisasi konstruksi juga mendekati angka itu.

"Bagian pemeritnah ruas Solo-Ngawi itu sekitar 20an kilometer, konstruksi di bagian pemerintah itu sudah mulai konstruksi," papar Djoko.

Djoko mengungkapkan realisasi anggaran yang sisa sebesar Rp1 triliun akan dialokasikan tahun depan. Walaupun mengalami masalah pembebasan lahan, pihak investor sudah menyanggupi akan menyelesaikan konstruksi itu dalam waktu 1,5 tahun atau selesai pada tahun 2014.

Sebelumnya pihak investor, PT Solo Ngawi Jaya melalui Dirutnya Maria Wahono menargetkan konstruksi yang menjadi tanggung jawab mereka akan dimulai pada semester II tahun 2013.

Konstruksi jalan tol itu dapat dilakukan jika pembebasan lahan yang masih spot to spot dapat dibereskan sebelumnya. Pihak PT Solo Ngawi Jaya juga mengungkapkan pendanaan perbankan untuk ruas ini dilakukan berdasarkan seksi-seksi yang layak secara finansial. Finasial closed sendiri ditargetkan selesai pertengahan tahun ini.

Dari segi perencanaan bisnis, pembangunan ruas tol Solo-Ngawi termasuk lambat karena masalah pembebasan lahan. Pembebasan lahan sejatinya ditargetkan pada tahun 2012 kemarin. Namun hingga kini pembebasan lahan masih terus berproses.

Sementara Kepala BPJT Ahmad Gani Ghazali menjelaskan dari empat seksi tersebut, yang menjadi tanggung jawab pemerintah adalah seksi I dan sebagian seksi II. Selain menggunakan dana anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN), pembiayaan proyek jalan tol ruas Solo-Ngawi itu juga akan didukung perbankan. Adapun nilai investasi untuk ruas tol Solo-Ngawi sepanjang 90 kilometer mencapai Rp5,14 triliun. (sut)
 
sumber :

Senin, 28 Januari 2013

5 Tahun untuk Suyoto di Kasus Tol Leyangan

SEMARANG, suaramerdeka.com - Mantan Ketua Tim Pembebasan Tanah (TPT) proyek jalan tol Semarang - Solo, Suyoto mendapat hukuman lebih berat dalam putusan banding kasus korupsi pembebasan lahan di Desa Leyangan, Kabupaten Semarang.

September 2012 lalu Suyoto dijatuhi pidana 3,5 tahun penjara oleh Pengadilan Tipikor Semarang tingkat pertama dalam kasus ini. Namun hakim Pengadilan Tinggi Tipikor Semarang melalui putusan nomor 55/Pid.Sus/2012/PT TPK SMG, menghukum Suyoto dengan 5,5 tahun penjara.

Perbuatan Suyoto dinyatakan memenuhi unsur - unsur dalam dakwaan subsider. Yakni Pasal 3 Undang - undang 31 tahun 1999 yang diperbarui dengan Undang-undang 20 tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

"Menjatuhkan pidana kepada terdakwa Suyoto bin Ngusman Kastoredjo dengan pidana penjara lima tahun dan enam bulan penjara, serta denda sebesar Rp 100 juta," demikian petikan amar putusan hakim Pengadilan tinggi Tipikor Semarang.

Dalam putusan yang diterbitkan tanggal 4 Desember 2012 lalu itu, Suyoto dinyatakan masih harus menjalani kurungan selama dua bulan jika tak membayar denda.

Sejak disidangkan di pengadilan tingkat pertama, hakim tak menemukan bukti bahwa Suyoto menerima aliran dana dari korupsi tersebut.

Karenanya, Suyoto tidak mendapat pidana tambahan. Sebelumnya, Suyoto juga telah mendapatkan vonis lima tahun penajra dari Pengadilan Tipikor Semarang tingkat pertama. Yakni pada kasus serupa di Desa Jatirunggo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang.

Dalam kasus itu, Suyoto juga tak terbukti menerima aliran uang. Pengadilan Tinggi Tipikor Semarang lalu menurunkan hukuman Suyoto menjadi tiga tahun penjara. Saat ini Suyoto tengah menunggu putusan kasasi dalam kasus Jatirunggo.

sumber :

Tol Semarang-Solo Seksi II Beroperasi September

ilustrasi : pembanguanan tol ungaran-bawen seksi VI (foto : soklin)
SEMARANG – PT Jasa Marga (Persero) Tbk melalui anak usahanya,PT Trans Marga Jateng (TMJ), menyatakan, ruas tol Semarang–Solo seksi II yaitu Ungaran-Bawen ditargetkan beroperasi sebelum Lebaran atau pada September 2013.

Target tersebut dibuat seiring dengan penyelesaian konstruksi jalan tol Semarang–Solo seksi II yang telah mencapai 66,33% hingga minggu ketiga Januari 2013. “Kami targetkan sekitar Juni–Juli sudah selesai sehingga bisa segera mendapatkan izin kelayakan operasi.Setelah itu operasionalisasinya sekitar September,” kata Sekretaris Perusahaan Jasa Marga David Wijayatno di Semarang akhir pekan lalu.

Saat beroperasi, ruas tol Ungaran-Bawen ini diperkirakan memiliki lalu lintas harian (LHR) sebanyak 30.000 kendaraan setiap hari.David menjelaskan, waktu tempuh dapat dipersingkat menjadi sekitar 20 menit dibandingkan melewati jalan umum yang saat ini ditempuh dalam jam sibuk selama 1-1,5 jam.Tarif yang akan diberikan untuk rute Semarang– Bawen diperkirakan sebesar Rp11.000, sedangkan tarif untuk rute Semarang– Ungaran sebesar Rp5.500 untuk kendaraan kecil.

Pembangunan konstruksi seksi II tol Semarang–Solo ini sudah dimulai sejak Januari 2012.David menerangkan,konstruksi seksi II ini bisa dilaksanakan lantaran pengadaan tanah telah selesai 100% dari 133,51 hektare tanah yang dibebaskan. Luasan tanah tersebut mencakup 1.507 bidang lahan,termasuk lahan milik PT Jati Kencana Beton yang saat ini dalam proses pembongkaran selama dua minggu.

Pimpinan proyek pengerjaan konstruksi ruas tol Ungaran- Bawen Indriyono menambahkan, tantangan pengerjaan seksi II ini adalah ada kontur tanah yang mudah bergeser di paket IV dan VI.Karena itu,perlu dilakukan pemasangan bored pileagar tanah tidak bergeser. ● heru febrianto

Editor : Pojok Soklin

sumber :
seputar-indonesia 

Tol Semarang-Solo Telan Rp 7 T

PENDANAAN INFRASTRUKTUR
 
ilustrasi (Foto : Soklin)
SEMARANG (Suara Karya): PT Jasa Marga Tbk (JSMR) melalui anak perusahaannya, PT Trans Marga Jateng (TMJ) pemegang konsesi ruas tol Semarang-Solo, mengungkapkan, ruas tol Ungaran-Bawen sepanjang 11,99 km sudah dapat beroperasi sebelum Lebaran tahun ini. 
 
Progres pengerjaan fisik proyek yang dibangun dengan 4 paket itu saat ini pengerjaannya sudah 66,33 persen, sementara pembebasan lahan sudah 100 persen. 
 
Corporate Secretary PT Jasa Marga Tbk David Wijayatno, kepada wartawan, di Semarang, Sabtu (26/1), mengungkapkan, total nilai investasi untuk ruas Semarang-Solo mencapai Rp 7 triliun, di mana dana itu berasal dari modal internal perusahaan 30 persen dan perbankan sebesar 70 persen."Untuk dana internal itu Jasa Marga menanggung 60 persen, sisanya dari pemprov Jawa Tengah,"ujar David. 
 
Menurut David, ruas Ungaran-Bawen merupakan bagian dari tahap I ruas Semarang-Bawen sepanjang 22,84 km. Ruas Semarang-Ungaran sepanjang 10,85 km, sudah beroperasi sejak November 2012. Jika keseluruhan tahap I ini beroperasi, maka ruas trans Jawa Semarang-Solo tinggal menyisakan satu tahap konstruksi lagi yakni ruas Bawen-Solo sepanjang 49,80 km yang hingga kini masih dalam proses pembebasan lahan. 
 
David menjelaskan proses konstruksi sempat terhambat masalah pembebasan lahan. Terdapat dua bidang tanah yang baru bisa dibebaskan pada Desember kemarin sehingga pengerjaan konstruksi baru dapat dilaksanakan. Bidang tanah pertama merupakan tanah dan bangunan milik perusahaan PT Jati Kencana Beton dan bidang tanah kedua sepanjang 900 meter milik PT Perkebunan Nasional 9.
 
Dijelaskan David, tantangan konstruksi di lapangan ialah cuaca yang sudah memasuki musim hujan, sehingga waktu kerja banyak yang terpangkas. Namun kontraktor memastikan konstruksi akan selesai sesuai target yang diharapkan. 
 
Sudah Dimulai

Konstruksi ruas Ungaran-Bawen sepanjang 11,99 km dibagi dalam empat paket. Konstruksi sudah dimulai sejak Januari tahun lalu. PT Waskita Karya Tbk (WSKT) menggarap dua paket yakni paket III (3,1 kilometer) dan VI (1 kilometer ditambah akses menuju jalan nasional sepanjang 3 kilometer).Sementara paket IV (3, 9 kilometer) dikerjakan oleh PT Pembangunan Perumahan Tbk (PTPP), dan paket V (3,8 kilometer) digarap oleh PT Adhi Karya Tbk (ADHI). 
 
David mengatakan, pada paket yang digarap ADHI terdapat jembatan Lemah Ireng I yang panjangnya mencapai 990 meter dengan ketinggian 54 meter. Jembatan ini, merupakan jembatan yang terpanjang untuk jalan tol di Indonesia. Selain jembatan Lemah Ireng I, pada ruas itu terdapat juga Jembatan Lemah Ireng II sepanjang 300 meter dan Jembatan Tinalun sepanjang 330 meter. Opsi menggunakan jembatan dipilih karena jalan tol itu melewati beberapa medan yang curam. 
 
David juga menjelaskan, untuk tarif tol ruas Semarang-Ungaran bagi kendaraan golongan I sebesar Rp 5.500. Sementara untuk ruas Ungaran-Bawen tidak akan jauh beda dari ruas Semarang-Ungaran karena panjang jalan yang relatif tidak jauh berbeda. Jumlah rata-rata lalu lintas kendaraan Semarang-Bawen sendiri mencapai 30.000 kendaraan per hari. 
 
"Berdasarkan perhitungan tarif per kilomter dipatok Rp 700 rupiah, tetapi kemungkinan tidak jauh berbeda dengan dari Semarang ke Ungaran,"ujarnya. 
 
David mengungkapkan terhubungnya jalan tol Semarang-Bawen akan memangkas waktu perjalan secara signifikan. Sebelumnya jarak tempuh antara Semarang-Bawen mencapai 1 jam lebih, tetapi jika melewati jalan tol akan ditempuh hanya dalam 20 menit. Jalan tol Semarang-Bawen sendiri terdiri atas dua jalur dengan masing-masing jalur terdiri atas dua lajur. (Novi) 
 
sumber :

Minggu, 27 Januari 2013

Seksi II Tol Semarang-Solo Terbangun 66,33 Persen


Ilustrasi Pembangunan Jalan Tol Seksi 6 (foto : soklin)
Diharapkan sebelum Lebaran 2013 sudah bisa dioperasikan.

Semarang - PT Jasa Marga Tbk melalui anak usaha PT Trans Marga Jateng menyatakan penyelesaian konstruksi jalan tol Semarang-Solo seksi II Ungaran-Bawen sepanjang 11,99 kilometer (km) telah tercapai 66,33%. Adapun target penyelesaian konstruksi ruas tol ini pada Juni-Juli 2013 dan diharapkan dapat beroperasi sebelum Lebaran atau paling lambat September 2013.

"Kami targetkan sekitar Juni-Juli sudah selesai, sehingga bisa segera mendapatkan izin kelayakan operasi. Setelah itu operasionalisasinya sekitar September. Namun, kami berharap sebelum Lebaran sudah bisa beroperasi," ungkap Sekretaris Perusahaan PT Jasa Marga Tbk David Wijayatno di Semarang, Jawa Tengah, akhir pekan ini.

Pembangunan konstruksi seksi II tol Semarang-Solo ini sudah dimulai sejak Januari 2012 yang terbagi empat paket pengerjaan, yakni paket III lanjutan sepanjang 3,1 km yang dikerjakan oleh PT Waskita Karya, paket IV (3,9 km) dikerjakan oleh PT Pembangunan Perumahan Tbk, paket V (3,8 km) oleh PT Adhi Karya Tbk, dan paket VI (4 km) oleh PT Waskita Karya.

Realisasi pengerjaan untuk paket III lanjutan sudah mencapai 100%, paket IV 61,74%, paket V 50,16%, dan paket VI 68,07%.

"Dengan demikian, sekitar 66,33% telah selesai dikonstruksi," tambah dia.

David menerangkan, konstruksi seksi II ini bisa dilaksanakan lantaran pengadaan tanah telah selesai 100% dari 133,51 hektare tanah yang dibebaskan. Area tersebut mencakup 1.507 bidang lahan, termasuk lahan milik PT Jati Kencana Beton yang saat ini dalam proses pembongkaran selama dua minggu.

Apabila ruas tol seksi II ini beroperasi diperkirakan sebanyak 30.000 kendaraan tiap hari dari Semarang ke Bawen akan melewati jalan bebas hambatan ini. Adapun waktu tempuh dapat dipersingkat menjadi sekitar 20 menit dibandingkan melewati jalan umum yang saat ini ditempuh dalam jam sibuk selama 1-1,5 jam.

"Saat ini dari Semarang-Ungaran ada sekitar 20.000 kendaraan yang lewat. Itu pun baru kendaraan kecil saja karena akses keluarnya relatif sempit untuk kendaraan besar," tutur David.

sumber :

DAMPAK TOL SOKER: Pemkab Boyolali Didesak Turun Tangan

Ilustrasi (Dok/JIBI/SOLOPOS)
BOYOLALI-Jajaran DPRD Boyolali mendesak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) setempat turun tangan menyikapi persoalan yang muncul terkait pelaksanaan pembangunan jalan tol Solo-Kertosono (Soker).

Salah satu persoalan adalah rusaknya sejumlah sarana dan prasarana di beberapa wilayah, akibat terkena dampak proyek pemerintah pusat tersebut. Di sisi lain, pihak pelaksana proyek juga diminta segera mengganti kerugian yang ada.

Wakil Ketua Komisi III DPRD Boyolali, Musthofa Safawi mengakui hingga kini belum menerima pengaduan resmi dari masyarakat atau petani menyangkut kerusakan 3.420 meter saluran irigasi di empat desa di Ngemplak, yang terkena dampak proyek tol Soker. Namun pihaknya menyatakan siap memfasilitasi petani ataupun pihak pelaksana proyek tol, jika tidak ada tanggapan.

“Terkait kerusakan tersebut, seharusnya pihak pelaksana proyek tol segera memperbaiki saluran-saluran itu sebagaimana mestinya agar berfungsi seperti sedia kala. Karena kerusakan itu menyebabkan petani tidak bisa menggarap lahannya pada musim tanam I ini. Pihak pengelola tol harus mengganti pula kerugian yang ditanggung petani yang tidak bisa menggarap lahannya,” ujar Musthofa ketika dimintai tanggapan seputar persoalan terkait dampak pembangunan jalan tol Soker, Minggu (27/1/2013).

Hal senada dikemukakan Wakil Ketua DPRD Boyolali, Fuadi. Pihaknya menyatakan DPRD siap memfasilitasi masyarakat yang merasa dirugikan dengan pelaksanaan proyek pembangunan jalan tol tersebut. “Ya kalau ada warga yang merasa dirugikan, silakan mengadukan kepada kami, kami siap memfasilitasi,” kata Fuadi.

Pengawasan Lemah

Terpisah, menurut anggota Komisi III DPRD Boyolali, Tugiman, munculnya persoalan terkait pelaksanaan pembangunan jalan tol tersebut menunjukkan lemahnya pengawasan dari kalangan eksekutif setempat.

“Semestinya selaku pemilik wilayah, Pemkab juga memantau dan mengawasi pelaksanaan proyek itu di lapangan. Jangan beralasan karena itu proyek pemerintah pusat atau proyek nasional, hingga Pemkab lepas tangan. Padahal dalam pelaksanaannya di sini, ada masyarakat setempat yang dirugikan,” papar Tugiman.

Selain saluran irigasi tersier, kerusakan juga terjadi di beberapa ruas jalan di wilayah yang dilalui proyek pembangunan jalan tol tersebut. Menurut Tugiman semestinya Pemkab, melalui dinas terkait, tegas menyangkut izin yang diberikan.

“Hal yang pertama terkait izin tol, mestinya yang tidak diberikan izin ya harus ditindak dan diberhentikan. Kemudian yang kedua menyikapi sejumlah ruas jalan yang rusak akibat banyaknya truk dengan tonase melebihi ketentuan kapasitas jalan, Pemkab seharusnya menghentikannya,” tandas Tugiman.

Diberitakan sebelumnya, saluran irigasi tersier di empat desa, yaitu Donohudan, Sawahan, Pandeyan dan Dibal dengan panjang 3.420 meter rusak terkena dampak proyek pembangunan jalan tol Solo-Kertosono (Soker). Akibatnya, pertanian milik ratusan warga pada dua musim tanam ini terganggu.

Baca Juga:
PROYEK TOL SOKER: Pembebasan Lahan di Karanganyar Lambat
TOL SOLO-KERTOSONO: Ganti Rugi Lahan Molor Hingga 2013
DISANGGA BAMBU
Terowongan Jalan Tol Soker di Wonorejo Mulai Diperbaiki
Lumpur Terowongan Tol Soker di Wonorejo Kian Tebal
sumber :

Sabtu, 26 Januari 2013

Pembebasan Lahan Tol Semarang- Solo : Salatiga Hampir Rampung, Boyolali 70 Persen

ilustrasi (photo : soklin)
SEMARANG, suaramerdeka.com - Pembebasan lahan proyek tol Semarang- Solo tahap II Bawen- Solo sepanjang 49,8 kilometer ditarget selesai pada Maret mendatang. Hingga kini, Panitia Pembebasan Tanah (P2T) Tol Semarang- Solo telah menyiapkan dana segar sebesar Rp 1,93 triliun untuk membebaskan lahan pada tahap II seluas 450,56 hektare.

Gubernur Bibit Waluyo menyatakan, progres pembebasan lahan kini berjalan sangat baik. "Di Kota Salatiga, pembebasan lahan bahkan sudah hampir mendekati 100 persen, sedangkan Boyolali 70 persen," katanya.

Berdasarkan data Pemprov Jateng, pembangunan proyek tol tahap II Bawen- Solo terbagi menjadi tiga bagian yaitu Seksi III Bawen- Salatiga dengan luasan areal 181,74 hektare, Seksi IV Salatiga- Boyolali 211 hektare, dan Seksi V Boyolali- Kartosuro 57,82 hektare.

Adapun, Tim Percepatan Pembangunan Jalan Tol Semarang- Solo diketuai oleh Mayjen (Purn) Samsudin. Menurut Bibit, tim percepatan pembangunan jalan tol harus terus meningkatkan komunikasi dan koordinasi dengan semua pihak terkait, termasuk masyarakat. Hal ini penting supaya proses pembebasan lahan bisa terselesaikan sesuai waktu yang ditentukan.

Setelah pembebasan lahan terselesaikan pada akhir Maret mendatang, maka April mendatang diharapkan sudah bisa dilakukan proses lelang. "Komunikasi harus intensif dilakukan agar target tidak melenceng, evaluasi juga harus dilaksanakan bertahap dengan batasan waktu lebih singkat seperti dua minggu sekali atau 10 hari sekali. Lebih cepat lebih baik, uang sudah ada, begitu selesai ganti untung langsung lelang," tandasnya.

Dalam kesempatan itu, Samsudin optimis bakal mampu menyelesaikan pembebasan lahan tepat waktu. Terlebih lagi, Badan Pertanahan Nasional (BPN) telah bersedia membantu mempercepat pengukuran tanahnya. ( Royce Wijaya / CN26 / JBSM )

Baca Juga
Kuasa Hukum Gubernur Akan Pertimbangkan Kenaikan Harga Lahan
Warga Lemah Ireng Berharap Ganti Rugi Lahan Selesai dengan Mediasi
Juli, Tol Ungaran-Bawen Rampung
Banyak Rambu, Eksit Tol Ungaran Membingungkan
Pemetaan Tol Semarang-Solo Sesi III Dimulai
Disiapkan, Rp 1,93 Triliun untuk Pembebasan Lahan
Abaikan Somasi, Warga Lemah Ireng Ajukan Gugatan ke PN
Warga Lemah Ireng Siap Hadang Eksekusi
WTP Lemah Ireng Tolak Sosialisasi SK Bupati
Sosialisasi TPT Jawa Tengah Akan Digelar Tiga Kali

sumber :
suaramerdeka 

Jumat, 25 Januari 2013

SPMK Tol Cikampek-Palimanan Terbit, Konstruksi Segera Dilakukan

ilustrasi
JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum mengungkapkan konstruksi ruas tol Cikampek-Palimanan sudah dapat dikerjakan menyusul terbitnya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).

"SPMK tol itu sudah terbit, jangan ditunda lagi segera kerjakan" ujar Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto di Jakarta, Jumat (25/1/2013).

Djoko mengungkapkan dirinya belum membaca SPMK tetapi ia akan segera mengecek surat tersebut. Adapun pembebasan lahan tol sepanjang 116 kilometer itu sudah selesai.

Terakhir pemegang konsesi PT Marga Lintas Sedaya (LMS) hanya dapat melakukan land clearing.

Dengan keluarnya SPMK proses pengerjaan jalan tol itu dapat segera dikerjakan dan ditargetkan selesai selama 2,5 tahun.

Lama konsesi untuk tol LMS ialah selama 35 tahun. Komposisi saham PT LMS dimiliki oleh PT Plus Expressways Berhard (55%) dan PT Baskhara Utama Sedaya (45%).

Sementara pembangunan jalan tol Cikampek-Palimanan direncanakan terdiri atas enam seksi, yakni seksi I Cikopo-Kalijati sepanjang 29,12 km, seksi II Kalijati-Subang sepanjang 9,56 km, seksi III Subang-Cikedung sepanjang 31,37 km.

Kemudian dilanjutkan seksi IV Cikedung-Kertajati 17,66 km, seksi V Kertajati-Sumberjaya 14,51 km, dan seksi VI Sumberjaya-Palimanan 14,53 km.

Nilai investasi untuk jalan tol ini diperkirakan mencapai Rp 12,6 triliun. Adapun sindikasi perbankan yang telah didapat sebesar Rp 7,1 triliun yang berasal dari BCA, Bank DKI, Bank Panin, Bank Jabar Banten, dan ICBC. (faa)
 
sumber :

Kamis, 24 Januari 2013

Swasta Perlu Kembalikan Jalan Tol Pada Negara

ilustrasi : JORR (foto : djakartanews.blogspot.com)
KARAWANG, suaramerdeka.com - Ketua DPR Marzuki Alie menilai, jalan tol yang sudah dioperasikan selama 20 hingga 30 tahun, sebaiknya dikembalikan kepada negara. Selain itu, jalan tol tersebut juga sudah sepantasnya bila telah berkali-kali balik modal.

"Setelah masanya berakhir, sebaiknya jalan tol itu dikembalikan kepada negara. Setahu saya, Jalan Tol Jagorawi seharusnya digratiskan setelah 20 atau 30 tahun dioperasikan," katanya di Karawang Jawa Barat, Kamis (24/1).

Tapi sayangnya, kata dia, hal itu dibatalkan sekitar tahun 1998. Hal itu membuat pengguna Jalan Tol Jagorawi tetap membayar.

"Tol Jagorawi sudah balik modal berkali-kali. Tetapi tetap saja orang harus bayar. Seharusnya ada kebijakan yang tidak merugikan konsumen yang sudah membayar, tapi tidak mendapatkan jalan bebas hambatan," ujarnya.

Menurutnya, volume kendaraan sudah seharusnya dibatasi. Sehingga, masyarakat yang membayar tidak dirugikan. Atau pada saat jam sibuk dan padat, ditentukan bahwa tol menjadi jalan umum yang gratis.

Hal itu sebagai alternatif. Sebab, pintu tol di jam sibuk juga terbukti membuat kemacetan. Marzuki menambahkan, bila Menneg BUMN Dahlan Iskan bisa mengratiskan tol karena macet, maka negara pun seharusnya bisa.

"Menggratiskan tol pada jam sibuk dan macet, bisa dipertimbangkan. Sebab, masyarakat tidak punya alternatif pilihan jalan yang tidak macet," tukasnya.

Dia mengatakan, pembangunan jalan tol seharusnya dengan sistem building operating transfer atau BOT. Sehingga bila waktunya berakhir, maka tol tersebut dikembalikan kepada negara dan dikembalikan menjadi jalan umum biasa.

Adapun Jalan Tol Jagorawi yang dibangun pada tahun 1978, sampai kini tidak jelas kapan dikembalikan kepada negara. Sehingga, keuntungan investor berlipat.

"Apalagi saat ini jalan tol sudah tidak memadai lagi, karena didera kemacetan yang luar biasa. Sehingga harus ada kompensasi, saat macet jalan dibebaskan dari kewajiban membayar," imbuhnya.

Menurutnya, masyarakat jangan dikenakan kewajiban berganda. Yaitu, sudah membayar pajak atas penghasilan, membayar pajak atas pertambahan nilai barang dan membayar pajak kendaraan.

Sebab dengan membayar kewajiban tersebut, seharusnya masyarakat sudah menikmati fasilitas yang harus disediakan oleh pemerintah. Antara lain berupa jalan yang bagus dan tidak dibebani pembayaran yang seharusnya menjadi tanggung jawab negara.

"Kerjasama dengan swasta bukan berarti menguasai seumur hidup. Ada jangka waktu dikembalikan kepada negara. Tapi sepertinya, Jalan Tol Jagorawi seolah menjadi jalan tol seumur hidup," ucapnya. ( Saktia Andri Susilo / CN15 / JBSM ) 
 
sumber :

Rabu, 23 Januari 2013

Truk Material Tol Hilir Mudik, Jalan Solo-Kalioso Terancam Putus

jalan ambrol karena truk material jalan tol hilir mudik
di jl Solo-Kalioso, Karanganyar (JIBI/SOLOPOS/Kurniawan)
KARANGANYAR – Talut jalan alternatif yang menghubungkan wilayah Desa Selokaton, Gondangrejo, dengan Kalioso, Gondangrejo, Karanganyar, mengalami longsor di dua titik.

Penyebabnya banyaknya kendaraan berat pengangkut material proyek jalan tol Solo-Kertosono (Soker) yang hilir mudik setahun terakhir. Bila dibiarkan tanpa perbaikan, masyarakat meyakini titik longsor akan semakin luas.
Apalagi curah hujan diperkirakan masih tinggi beberapa bulan ke depan.

Pantauan Solopos.com, Rabu (23/1/2013), dua titik longsor terdapat di Dusun Tegalsari RT 001/RW 011 Desa Selokaton. Titik longsor pertama terjadi sebulan lalu dengan panjang sekitar empat meter.

Sedangkan titik longsor kedua terjadi Minggu (20/1/2013) lalu dengan panjang sekitar enam meter dan tinggi delapan meter. Untuk mencegah terjadi longsor susulan, warga bekerja bakti membuat penahan darurat menggunakan karung-karung yang diisi pasir dan tanah.

Namun warga khawatir tanggul darurat tersebut tidak akan bertahan lama. Seorang warga setempat, Sariman, saat ditemui Solopos.com mendesak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karanganyar segera melakukan perbaikan. Pasalnya ruas jalan tersebut merupakan jalan kabupaten.

Di samping itu ruas jalan dengan kontruksi cor aspal tersebut sangat dibutuhkan masyarakat sekitar. “Harapan kami tentu saja bagian talut yang longsor segera diperbaiki,” katanya. Sariman juga meminta Pemkab Karanganyar mencarikan solusi terhadap persoalan banyaknya kendaraan berat material jalan tol yang saban hari hilir mudik.

Dalam sehari menurut Sariman ada 30 truk yang bolak balik mengambil tanah padas di Desa Rejosari, Gondangrejo. Padahal proyek jalan tol Soker bakal berlangsung hingga beberapa tahun ke depan. 
 
sumber :

Buruknya Infrastruktur

INFRASTRUKTUR
ilustrasi (foto : KOMPAS)
JALAN dan jembatan rusak, berlubang di sana-sini, bergelombang, bukan hal aneh di negeri ini. Apalagi di pelosok, jauh dari pusat pemerintahan. Di Jakarta saja, jalan yang baru diperbaiki, dipoles, ternyata hanya terlihat dan dirasakan mulus dalam waktu singkat. Apalagi jika hujan mengguyur, banjir menggenang, jalan yang tadinya mulus langsung amburadul, membuat pengguna kendaraan jauh dari nyaman bahkan tak jarang jadi korban. 
ilustrasi (foto : bisnis.liputan6.com )
Bencana banjir yang melanda Jakarta akhir-akhir ini tidak hanya membuat warga yang permukiman mereka terendam banjir jadi menderita, tetapi hampir setiap hari kita mendengar bagaimana pengendara mengalami kecelakaan akibat jalan dan jembatan rusak. Bahkan tak jarang, terutama pengguna sepeda motor tewas karena kejeblos lubang di jalan raya lalu terhempas dan tergilas kendaraan di belakangnya. 
ilustrasi (foto : indonesiafinancetoday)
Kerusakan infrastruktur, terutama jalan, di Jakarta sangat memprihantinkan. Hujan, apa lagi banjir, telah membuat prasarana jalan hampir di kelima wilayah Ibu Kota rusak berat. Menurut data yang ada di Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta, tidak kurang dari 7.000 titik kerusakan jalan di Jakarta yang mencapai lebih dari 2,5 juta meter persegi, rusak. 
Sebagian besar ruas jalan yang rusak, berlubang dan bergelombang itu bahkan baru saja diperbaiki, seperti antara lain di ruas Jalan MT Haryono dan Gatot Subroto. Kondisi jalan yang baru dipoles dalam dua bulan terakhir kini memprihatinkan. Lubang muncul di mana-mana atau jalan bergelombang yang membahayakan pengguna jalan. 
ilustrasi (foto : http://tradisi-jambi.blogspot.com)
Melihat kondisi yang ada, sulit untuk tidak menyatakan kualitas pembangunan jalan di Ibu Kota buruk. Kondisi tersebut harusnya menjadi koreksi bagi Kementerian Pekerjaan Umum (PU) yang bertanggung jawab terhadap jalan-jalan negara, serta Dinas PU daerah terhadap jalan-jalan daerah. Keadaan yang ada jelas sulit pula untuk menahan dugaan bahwa pembangunan infrastruktur diwarnai kolusi, nepotisme, dan korupsi. 
Yang menyedihkan lagi, jalan-jalan bebas hambatan pun penuh lubang. Coba saja menggunakan jalan tol Jakarta-Cikampek, kondisi jalan yang harusnya mulus karena digunakan untuk kecepatan tinggi tak ubahnya bak jalan kelas dua. Pemerintah harusnya memberikan perhatian serius dan khusus. Jangan hanya menuntut pajak kendaraan dan menuntut pengguna kendaraan roda empat atau lebih membayar apabila masuk ke jalan Tol, tetapi kondisi jalan jauh dari nyaman. 
ilustrasi (foto : http://musirawasekspres.blogspot.com)
Jangan jadikan hujan dan banjir sebagai alasan rusaknya jalan-jalan umum. Cobalah teliti mutu dari pekerjaan jalan itu sendiri, jangan-jangan perbaikan jalan, jembatan, dan infrastruktur lain hanya terlihat mulus di atasnya, tapi mutu bahan yang digunakan jauh dari memenuhi syarat. Buruknya infrastruktur di berbagai kota/daerah tidak boleh dibiarkan, apalagi dimanfaatkan para koruptor "memainkan" proyek.***
sumber :

SENGKETA KREDIT: PENGADILAN SAHKAN PERDAMAIAN ISTAKA DENGAN KREDITUR

JAKARTA--Majelis hakim Pengadilan Niaga mengesahkan proposal perdamaian PT Istaka Karya atas permohonan PKPU yang diajukan para kreditur yang memiliki tagihan sedikitnya Rp215 miliar kepada perusahaan BUMN yang bergerak di bidang konstruksi tersebut..

“Majelis hakim memutuskan mengesahkan dan mengikat PT Istaka Karya dalam status PKPU yang menyetujui perdamaian dalam voting dengan para kreditur pada 19 Desember 2012,”ungkap majelis hakim diketuai Amin Sutikno di Pengadilan Niaga, Selasa (22/1).

Majelis hakim sempat menyinggung keberatan salah satu kreditur PT JAIC, melalui kuasa hukumnya Hanum dari Kantor Hukum Tonny Budidjaja yang menyebut adanya upaya tidak jujur dalam proses perdamaian tersebut.

“Majelis hakim tidak melihat adanya upaya tidak jujur dalam proses perdamaian yang dilakukan para pengurus dengan debitur dan kredtur dalam perkara ini,”katanya.

Menurut majelis hakim, adanya pengesahan perdamaian antara debitur PT Istaka Karya dengan para kreditur sebagai langkah untuk mendukung upaya perusahaan BUMN itu melangsungkan kegiatan usahanya.

Menanggapi putusannya itu, Direktur Utama PT Istaka Karya, Kasman Muhammad, mengatakan lega dengan adanya putusan majelis hakim terebut. “Dengan adanya putusan ini, maka PT Istaka Karya yang sebelumnya masih dalam proses berperkara telah dapat emngikuti tender sejumlah proyek pembangunan jalan dan lainnya.”

Dia meyakini adanya putusan ini akan menambah semangat perusahaan untuk membangun kembali kegiatan usaha yang selama ini terbentur masalah hukum.

“Dalam waktu dekat kami juga akan mengumpulkan dana sedikitnya Rp20 miliar yang akan dibagikan tahap pertama dengan para kreditur sebagaimana dituangkan dalam kesepakatan perjanjian antara debitur PT istaka Karya dengan para kreditur, konkuren maupun kreditur separatis.” (if)
 
sumber :

Selasa, 22 Januari 2013

Konsesi 40 tahun, Warga Berharap Bukan Omong Kosong

UNGARAN, suaramerdeka.com - Konsensi selama 40 tahun untuk melakukan pemeliharaan lingkungan adalah jaminan yang dilakukan oleh PT Trans Marga Jateng (TMJ), terkait dengan tudingan bahwa pihaknya tidak melakukan pemeliharaan atas infrastruktur yang dibangunnya.

Menurut Indrianto, Pimpinan Proyek tol Semarang - Ungaran, "Konsensi kami bukan hanya dua atau tiga tahun, tapi akan kami pelihara seterusnya, selama 40 tahun. Memang kami akan komitmen itu untuk memelihara lingkungan, itu sebagai pembelajaran kami," kata Indiranto, Senin (21/1).

Dia mengatakan hal terkait dengan kejadian jebolnya talud yang menyebabkan leih dari 60 rumah warga Perum Kutilang 2 dan 3 di kelurahan Susukan, Ungaran Timur digenangi air berlumpur. Luapan air berasal dari gorong-gorong jalur tol Kilometer 21 yang terjadi sedimentasi.

"Jadi dengan kondisi ini silakan warga mengingatkan kami. Memang kondisi di luar yang telah kami rencanakan pun bisa saja terjadi," lanjut Indrianto.

Seorang warga yang tak mau menyebutkan namanya, menyikapi pernyataan pejabat TMJ itu dengan dingin, "Semoga konsensus untuk pemeliharaan selama 40 tahun itu bukan omong kosong," kata dia. ( Bambang Isti / CN32 / JBSM ) 
 
sumber :

Senin, 21 Januari 2013

Tuntutan Warga Dipenuhi, TMJ Akan Bangun Talud

UNGARAN, suaramerdeka.com - Pihak PT Trans Marga Jateng (TMJ) selaku pengelola jalan tol Semarang - Ungaran, berjanji akan memperbaiki talud permanen yang jebol hari Senin (21/1). Hal itu dikarenakan banjir susulan dua hari lalu, yang mengakibatkan Perum Kutilang Sari 2 dan 3, Ungaran, terendam banjir.

"Sesuai tuntutan warga, kami akan berusaha melaksanakan perbaikan hari Selasa besok, karena material seperti pasir juga sudah tersedia," kata Indrianto, pimpinan proyek mewakili PT TMJ, Senin (21/1).

Indrianto yang didampingi Ari Irianto, Kepala Divisi Teknik TMJ memenuhi permintaan warga untuk mengadakan pertemuan yang berlansung Senin malam ini di mushola Desa Krajan Susukan, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang.

Ini terkait dengan banjir kiriman yang terjadi selama bertahun - tahun semenjak proyek tol dimulai 2009 lalu. Luapan air ini berasal dari gorong - gorong yang puncaknya terjadi Sabtu (12/1) dan Senin (21/1) tadi siang tadi.

Tentunya warga yang lain, juga akan dipenuhi pihak TMJ, agar air tidak lagi mengaliri kemapung warga.

"Kami juga minta ada perawatan secara rutin, dan menormalisasi saluran ke arah Penggaron," kata Wien Rusianto, mewakili warga RT 05 - 09 RW IV dan RT 02 RW VI. ( Bambang Isti / CN37 / JBSM )
 
sumber :

Warga Kutilangsari Tolak Disebut Memblokade Tol

ilustrasi : tol semarang-ungaran KM. 21+800-saat pembangunan beberapa saat yang lalu (foto: soklin)

"Sebetulnya kami tidak memblokir, kami hanya meminta pengguna jalan tol dari Ungaran ke Semarang agar berjalan pelan, karena di wilyah kami terjadi banjir karena pembangunan tol" --- Pengurus paguyuban perumahan Kutilangsari, Sakti Kadianto

UNGARAN, suaramerdeka.com - Warga perumahan Pesona Putri Kutilangsari 2, di Desa Susukan, kecamatan Ungaran Timur menolak dikatakan telah melakukan blokade jalan tol, dua hari lalu, sehingga membuat ketersendatan operasional tol Ungaran Semarang.

"Sebetulnya kami tidak memblokir, kami hanya meminta pengguna jalan tol dari Ungaran ke Semarang agar berjalan pelan, karena di wilyah kami terjadi banjir karena pembangunan tol," kata Sakti Kadianto, pengurus paguyuban perumahan Kutilangsari, Senin (21/1).

Lebih dari itu, warga hanya meminta respon dari pihak PT Trans Marga Jateng (TMJ) selaku pengelola tol Semarang-Ungaran. "Karena warga sudah jengkel dari 2009 belum ada tindakan nyata untuk melalukan antisipasi, sehingga air dari tol masuk ke wilayah warga," kata Sakti Kadianto.

Sebetulnya banjir kiriman dari proyek tol itu suah berjalan sejak tol itu dibangun pada 2009 lalu, tapi puncaknya adalah Sabtu (12/1) kemarin, saat air memasuki lebih dai 60 rumah warga, "Kalau dulu cuma satu RT kini sampai 5 RT," lanjut Sakti.

Sampai Senin (21/1) ini, banjir susulan terjadi, akibat dari sedimentasi di selokan jalan tol, sehingga tanggul kembali jebol.

Menurut rencana, malam nanti, warga akan dipertemukan dengan pihak TMJ, Waskita Karya, dan unsur Pemkab Semarang untuk mencari solusi dan tidakan. Pertemuan akan dimediasi oleh Kabagops Polres Semarang. ( Bambang Isti / CN15 / JBSM )

Baca Juga
WTP Kalirejo Minta Penghitungan Harga Tanah Diulang
Gubernur Peringatkan Kontraktor Tol Ungaran-Bawen
Tol Ungaran-Bawen Mendesak Diselesaikan
Waskita: Retakan Lama KM 19+600 Aman Dilalui
TMJ Bayar Keterlambatan Upah Pekerja
Tol Semarang-Ungaran Dilintasi 16 Ribu Kendaraan
Hakim Pemeriksa Agus Sukma Dilaporkan
Sejumlah Rambu Tol Semarang - Ungaran Raib
Tagih Janji, Warga Jetis Protes
Sehari Dilewati 10.571 Mobil
sumber :

Minggu, 20 Januari 2013

Banjir, Warga Blokade Tol Ungaran

ilustrasi : tol semarang-ungaran KM. 21+800-underconstruction (foto: soklin)
SEMARANG – Sekitar 30 warga memblokade jalan tol Semarang-Ungaran, tepatnya di ruas dekat kantor PT Trans Marga Jateng (TMJ) sebelum akses keluar Ungaran kemarin sekitar pukul 17.30 WIB.

Aksi ini sebagai puncak kekesalan puluhan warga Jalan Kutilang Kelurahan Susukan Ungaran Timur dan sekitarnya karena rumah mereka selalu kemasukan lumpur dan air hujan akhir-akhir ini.Warga menduga banjir yang melanda wilayahnya akibat dampak pembangunan jalan tol Semarang-Solo tersebut.

Tak hanya di Jalan Kutilang, banjir selama ini kerap menggenangi sekitar Perumahan Cemara Permai. Genangan air akan cepat meninggi manakala sebelumnya terjadi hujan yang cukup lama. Aksi pemblokadean ini berlangsung sekitar dua jam. Sejumlah petugas keamanan mengawasi ketat aksi mereka. Sementara untuk mengantisipasi kemacetan,jalur tol di dua arah ditutup. Aksi warga berakhir sekitar pukul 19.30 WIB setelah dilakukan perundingan dengan petugas PT TMJ.

Staf Pengendalian Pelaksanaan Proyek PT TMJ Rustantyo mengakui, aksi blokade oleh warga dilatarbelakangi kekesalan akibat pemukiman mereka yang terendam banjir. “Baru sekitar pukul 19.30 WIB, warga mau membuka akses tol. Warga sempat marah-marah dan emosi,” ungkap Rustantyo, tadi malam.

Menurutnya, aksi pemblokadean tersebut tidak sampai membuat akses tol di dalam kacau. Sebab setelah ada pemblokiran, pihaknya sudah meminta kepada petugas yang berjaga di akses masuk ke jalan tol Semarang - Ungaran untuk sementara melarang mobil masuk. “Kan kasihan jika sudah masuk, nanti disuruh keluar lagi,”ucapnya.

Dia menjelaskan, masyarakat memprotes karena ada saluran air tol yang jebol dengan panjang sekitar 3 meter didekat jalan tol. Warga menghendaki agar saluran tersebut diperbaiki. Saat ini, saluran tersebut sudah diperbaiki oleh sekitar 20 orang. “Harapan kami, kondisi parit sudah maksimal besok (hari ini). Kami harap masyarakat bisa aman,”bebernya. Lebih jauh dijelaskan, posisi Jalan Kutilang yang berada di sisi barat jalan tol di Kelurahan Susukan merupakan areal cekungan di daerah hilir.

Kawasan persawahan tersebut saat tol belum dibangun sudah menjadi langganan banjir. Bahkan pihaknya sudah mengupayakan air tidak masuk ke kawasan tersebut.“Ada saluran yang memotong jalan kita tutup, dan kita alirkan ke kawasan hutan Penggaron. Desain dulu kita ubah, dengan tidak mengalirkan air ke daerah tersebut,”pungkasnya. Aksi blokade tol akhir-akhir ini marak dilakukan sebagai pelampiasan aspirasi warga sekitar jalan bebas hambatan ini.

Pada 27 Desember lalu, ratusan warga juga menutup ruas tol Pejagan KM 264 di Kabupaten Brebes yang melintasi Desa Kramat Sampang, Kecamatan Kersana. Mereka melakukan aksi nekat lantaran marah atas tuntutan yang tak pernah digubris pengelola tol. Jamal, 45, salah satu warga yang ikut aksi mengatakan, warga menuntut kepada pengelola tol agar membangun jembatan yang melintang di atas jalan tol sebagai penghubung antarwilayah mereka.

Warga menagih janji atas kesepakatan yang sudah dibuat sejak 2010. Menurutnya, dulu sebelum ada jalan tol, jalan yang diblokade ini adalah akses utama warga untuk melakukan aktivitas perekonomiannya seperti memasarkan hasil pertanian ke pusat kota. Namun, setelah ada jalan tol, akses jalan jadi terpotong. Aksi ini juga mengakibatkan jalan tol Kanci-Pejagan tertutup total sekitar dua jam. arif purniawan 
 
sumber :

PT Istaka Karya Mangkir : Pemeriksaan Dugaan Korupsi Proyek Jembatan Terusan di Tanjungpinang

TANJUNGPINANG (HK) - Manajemen PT Istaka Karya mangkir dari panggilan Kejaksaan Negeri (Kejari) Tanjungpinang. Pemanggilan itu terkait dugaan kasus korupsi senilai Rp3,8 miliar dalam proyek Jembatan Terusan di Tanjungpinang.


"Sudah kita panggil (PT Istaka Karya), tapi belum hadir. Alasan mereka tidak hadir karena tidak ada pemberitahuan. Jadi minggu depan ini kita buat panggilan kedua," kata Kepala Kejari Tanjungpinang, Saidul Rusli Nasutuion, Jumat (18/1).

PT Istaka Karya merupakan kontraktor pelaksana proyek multiyears yang mulai dikerjakan tahun 2010 itu. Namun, dalam perjalanan, kontrak mereka diputus oleh Pemko Tanjungpinang karena dianggap bermasalah.

Persoalan kemudian muncul. PT Istaka Karya masih menyimpan uang sisa proyek sebesar Rp3,8 miliar. Uang tersebut sampai sekarang belum dikembalikan ke kas negara. Dugaan adanya tindak pidana korupsi dalam proyek dengan pagu anggaran Rp34,101,926,000 itu pun mencuat.

Menurut Saidul, karena saat ini masih tahap lidik, maka belum ada upaya pemanggilan paksa. Kecuali kasus ini sudah masuk tahap penyidikan maka penjemputan paksa bisa dilakukan kepada pihak-pihak yang dipanggil namun mangkir.

Maka itu, kata dia, Kejari Tanjungpinang tidak akan gegabah serta masih mengikuti aturan proses hukum.

"Kita lihat dulu minggu depan, mungkin saja mereka datang memenuhi surat panggilan kedua yang sudah kita layangkan. Kasus ini, masih tahap penyelidikan dan kami masih meminta keterangan dari orang-orang yang terlibat dalam proyek tersebut. Hasilnya nanti kita informasikan," ujar Saidul.

Sampai Rabu (16/1) lalu, Kejari Tanjungpinang sudah memeriksa delapan orang terkait kasus ini. Di antara delapan orang itu, termasuk mantan Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Tanjungpinang, Adnan serta Kepala Dinas PU aktif, Yuswandi.

"Sampai hari ini, kita sudah memanggil delapan orang untuk memberikan keterangan terkait proyek tersebut," kata Saidul, Rabu itu.

Namun, Saidul enggan menyebutkan nama-nama orang yang sudah diperiksa terkait dugaan korupsi dalam kasus ini. Meski demikian, dia memastikan, kedelapan orang yang diperiksa memiliki peran penting dan sangat mengetahui persis proyek pembangunan Jembatan Terusan.

Kata Saidul, Tim Penyidik Kejari Tanjungpinang sudah bekerja sejak 2 Januari 2013. Saat ini tim tengah mengumpulkan data-data. Jika sudah lengkap, akan diketahui apakah kecurigaan adanya tindak pidana korupsi terbukti atau tidak.

Informasi yang dihimpun, pemeriksaan ini dilakukan karena ditemukan adanya uang senilai Rp3,8 miliar yang mengendap karena pekerjaan tersebut tidak diselesaikan oleh pihak kontraktor. Atas hal itu, Tim Penyidik Kejari Tanjungpinang memanggil Adnan selaku Kuasa Pengguna Anggaran, Panitia Pelaksana Kegiatan dan PPTK dan Yuswandi. Setelah itu, baru dilakukan pemanggilan terhadap pihak kontraktor yakni PT Istaka Karya.

Sebelumnya, DPRD Kota Tanjungpinang juga sudah mengancam akan mempidanakan Dinas PU Kota Tanjungpinang karena belum ada laporan uang Rp3,8 miliar itu.

"Dewan akan mempidanakan Dinas PU. Karena, secara teknis, anggaran dan hukum, Dinas PU harus bertanggung jawab terhadap sisa uang proyek pada Jembatan Terusan yang dikerjakan kontraktor bermasalah yakni PT Istaka Karya sebanyak Rp3,8 miliar," kata Wakil Ketua II DPRD Kota Tanjungpinang, RME Mansur Razak beberapa waktu lalu.

Menurut Razak, Dinas PU tidak serius menangani masalah ini. Bahkan, langkah hukum yang akan diambil PU, dengan mempidanakan PT Istaka Karya dinilai hanyalah isapan jempol belaka.

"Kenapa perusahaan yang sudah pailit dimenangkan Dinas PU dan pelaksanaannya jadi terbengkalai. Setelah dieksekusi, mereka diputus kontrak dan menender ulang kembali proyek jembatan terusan itu tanpa dikoordinasikan dibahas bersama dewan," kata Mansur. (rudi yandri)

Warga Blokir Tol, Akses Tol Ungaran Ditutup

ilustrasi
SEMARANG, suaramerdeka.com - Jalur masuk tol di Kalirejo, Ungaran, Sabtu (19/1) petang, tak bisa dilewati. Menyusul terjadinya aksi demo warga Kutilang, Ungaran yang memblokir jalan tol. Penutupan akses ini membuat banyak pengguna jalur bebas hambatan ini kecewa.

"Saya tidak tahu mengapa tadi ada penutupan di pintu tol Ungaran, sehingga saya tepaksa lewat jalan biasa," kata Ronny, warga Solo, Sabtu (19/1). Dia bersama keluarga dalam perjalan menuju ke Semarang.

Menurut petugas Sentral Komunikasi (Senkom) Jasa Marga, aksi demo itu berpusat di kilometer 21 + 800. Demo digelar terkait banjir yang melanda sebagian wilayah warga Kutilang. Warga menduga munculnya genangan air itu disebabkan oleh proyek tol Semarang - Ungaran.

"Ya, pengguna jalan yang akan masuk ke jaur tol Ungaran terpaksa kami alihkan ke jalur reguler," kata Bribda Teguh petugas Traffic Management Centre (TMC) Ungaran.
sumber :

Jumat, 18 Januari 2013

Kuasa Hukum Gubernur Akan Pertimbangkan Kenaikan Harga Lahan


TERUS DIGARAP: Sejumlah alat berat terus menggarap 
proyek tol Semarang-Solo sesi II di Desa Derekan 
menuju Desa Lemah Ireng Bawen, Kabupaten Semarang. 
(suaramerdeka.com / Ranin Agung)


UNGARAN, suaramerdeka.com - Kuasa Hukum Gubernur Jateng, Suryo Hadi menyatakan akan mempertimbangkan kenaikan harga ganti rugi lahan tol di Desa lemah Ireng dengan membahas permintaan warga bersama tim khusus. Keterangan tersebut mengemuka di dalam mediasi antara pihaknya dengan kuasa hukum warga terkena proyek (WTP) tol Semarang-Solo sesi II Desa Lemah Ireng, Bawen.

Diketahui, pada mediasi tersebut ada beberapa pihak yang menjadi tergugat. Meliputi, Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo, Tim Pengadaan Tanah (TPT) Jawa Tengah, Panitia Pengadaan Tanah (P2T) Kabupaten Semarang, dan PT Adhi Karya.

"Dengan mediasi ini permasalahan yang ada diharapkan bisa selesai sebelum 40 hari ke depan dan tidak berlanjut ke persidangan. Terkait dengan kenaikan harga lahan sesuai permintaan WTP, kami tidak bisa memutuskan sendiri. Ada tim khusus yang menangani hal itu, meliputi tim pengadaan tanah dan tim apresial," kata Suryo.

Ditanya berapa kisaran kenaikan harga yang akan ditetapkan, dirinya belum bersedia membeberkan jawabannya. "Kami belum bisa memberikan keterangan sekarang, karena harus melalui pertimbangan dan kajian terlebih dahulu," ujarnya.

Hal yang sama juga diutarakan kuasa hukum TPT dan PT Adhi Karya, Rudi Firdaus. Menurutnya, hasil pertimbangan mediasi antara tim apresial tersebut diharapkan bisa disampaikan kepada WTP dalam 14 hari pascamediasi pertama antara WTP dengan pihak tergugat yang dilakukan kemarin.

"Kami mencoba mengambil waktu 14 hari dari awal mediasi atau tepatnya 31 Januari 2013 untuk mengumumkan hasil mediasi dengan tim. Yang jelas kami akan berupaya maksimal agar kedua belah pihak tidak saling merugikan, harapannya tuntutan dari sana (WTP-red) bisa turun dari harga semula dan kami akan naik, sehingga akan terjadi titik temu di tengah-tengah," tuturnya.

Seperti diketahui, harga yang ditetapkan TPT untuk zona I sebesar Rp 175.000/m2, zona II Rp 115.000/m2, zona III Rp 80.000/m2, dan zona IV seharga Rp 65.000/m2. Sementara warga minta untuk zona I Rp 400.000/m2, zona II Rp 350.000/m2, zona III Rp 300.000/m2, dan Rp 250 ribu untuk zona IV.

Pada mediasi yang dimediatori Wakil Hakim Ketua, Nirwana dan diikuti tiga Majelis Hakim diantaranya Salman Alfaris, Kadarwoko, dan Budi Prayitno, Kuasa Hukum WTP Lemah Ireng, Heri Sulistyono menandaskan bila pihaknya tidak mutlak menentukan berapa besaran nilai ganti rugi lahan WTP.

Meski demikian, menurut Heri, 47 WTP pemilik 63 bidang lahan seluas 7,7 hektare di Lemah Ireng tetap menghendaki adanya kenaikan nilai ganti rugi lahan yang wajar, sesuai dengan harga pasaran di lapangan. ( Ranin Agung / CN26 / JBSM )

Baca Juga
Warga Lemah Ireng Berharap Ganti Rugi Lahan Selesai dengan Mediasi
Juli, Tol Ungaran-Bawen Rampung
Banyak Rambu, Eksit Tol Ungaran Membingungkan
Pemetaan Tol Semarang-Solo Sesi III Dimulai
Abaikan Somasi, Warga Lemah Ireng Ajukan Gugatan ke PN
Warga Lemah Ireng Siap Hadang Eksekusi
WTP Lemah Ireng Tolak Sosialisasi SK Bupati
Sosialisasi TPT Jawa Tengah Akan Digelar Tiga Kali
Langkah Bupati Diapresiasi WTP Lemah Ireng
WTP Lemah Ireng Kembali Mendapat Teror

sumber  :
suaramerdeka 

Rabu, 16 Januari 2013

Tol Bawen-Solo Telan Rp1,9 T

ilustrasi : pembangunan tol semarang-solo seksi 3
UNGARAN- Pemerintah menyiapkan anggaran untuk pembangunan jalan tol Semarang-Solo ruas Bawen-Solo senilai Rp1,9 triliun. Dana sebanyak itu, diperuntukan pembangunan konstruksi atau fisik jalan bebas hambatan tersebut.

Sedangkan untuk pembebasan lahan yang terkena megaproyek sudah dianggarkan tersendiri. Kepala Dinas Bina Marga Jawa Tengah Danang Atmodjo mengatakan,panjang jalan tol Bawen-Solo mencapai sekitar 50 kilometer (km).Pembangunan jalan sepanjang itu, diestimasikan menelan biaya senilai Rp1,9 triliun.

“Pembangunan fisik itu, meliputi kontruksi jalan, jembatan, dan sarana prasarana penunjang,” jelasnya. Danang mengatakan, pembangunan jalan tol Bawen-Solo tidak akan serumit permasalahan jalan tol Ungaran-Bawen. Jika tidak ada kendala seperti faktor cuaca, dimungkinkan pembangunan bisa cepat selesai.“ Secara keseluruhan,pembangunan jalan tol Semarang- Solo diperkirakan selesai pada 2014.Saat ini progresnya sudah mencapai 62%,”paparnya.

Disinggung mengenai target pembangunan jalan tol Semarang- Solo seksi II Ungaran- Bawen, Danang menyatakan, pengerjaan jalan tersebut akan selesai pada Agustus 2013 nanti. Rencananya, jalan tol Ungaran-Bawen bakal menjadi jalan tol yang memiliki panoramik terbaik di Indonesia. “Nilai total anggaran untuk membangun jalan tol Ungaran- Bawen ini mencapai Rp1 triliun,” jelasnya.

Karena lokasi jalan tol Ungaran- Bawen berkontur perbukitan dan lahan yang digunakan tanah labil, pihaknya mengantisipasi dengan membuat jembatan yang panjangnya mencapai 900 meter.Jembatan tersebut dibangun untuk menghindari gundukan tanah yang tingginya mencapai 50 meter. “Tanah di sana tergolong labil,makanya diantisipasi dengan pembangunan jembatan. Jembatan itu,akan menjadikan jalan tol Ungaran-Bawen menjadi jalan yang memiliki panoramik terbaik,” tandasnya.

Sementara itu,Wakil Ketua Panitia Pengadaan Tanah (P2T) Kabupaten Semarang Bahrudin menjelaskan, pihaknya saat ini tengah melakukan pemetaan lahan untuk pembangunan proyek jalan tol Semarang- Solo, Sesi III Bawen-Boyolali. Pembebasan lahan jalan - tol seksi III Bawen-Boyolali di wilayah Kabupaten Semarang ditargetkan selesai dalam waktu enam bulan. “Target kami, bulan Juni nanti pembebsan lahan sudah tuntas,”katanya.

Dia menjelaskan, pembangunan jalan tol Bawen-Boyolali di wilayah Kabupaten Semarang bakal menerjang 15 desa dan kelurahan dienam kecamatan, yakni Tuntang, Pabelan, Tengaran, Suruh, Susukan dan Kaliwungu. Sosialisasi kepada warga di masing-masing desa juga sudah dilakukan. angga rosa

sumber :
seputar-indonesia 

Proyek Tol Ungaran-Bawen Ditargetkan Rampung Sebelum Agustus 2013

Telan Anggaran Rp 1 Triliun

Ist/Proyek Tol Ungaran-Bawen
LENSAINDONESIA.COM: Meski beberapa kali dinilai molor, Direktur Utama Trans Marga Jateng, Danang Atmojo memastikan pelaksanaan proyek jalan Tol Ungaran-Bawen KM 11 bakal rampung sesuai target waktu. Ditargetkan Agustus 2013 bisa selesai sesuai dengan progres dalam dokumen kontrak.

Proyek sebesar Rp 1 triliun yang bersumber dari dana APBN sepanjang 11 KM itu diklaim sudah mencapai 63 persen.

“Sesuai dalam kontrak, pelaksanaan kerja selesai tertanggal 9 Agustus 2013 sesuai target Kementerian PU“ terangnya, selasa (15/01/2013)

Danang mengakui meski banyak kendala dilapangan,tetapi capaian progrees pekerjaan sudah diantisipasi sejak dini. “Sejak awal molor karena faktor pembebasan tanah yang belum selesai, saat ini ada kendala iklim dan cuaca. Tetapi progress telah sesuai target waktu.” tandasnya

“Pekerjaan terus dikebut dengan menambah jumlah tenaga dan lembur kerja hingga malam. Kami berharap, pelaksanaan pekerjaan menjelang lebaran sudah dapat dilewati,” jelasnya.

Selama dua bulan ini diakuinya curah hujan cukup tinggi. Sehingga, mempengaruhi kinerja di lapangan, tetapi pihaknya tetap optimis untuk mengatasi perkiraan kondisi alam yang tidak tidak bisa diprediksi. “Kami terus memantau progres di lapangan secara kontinyu,“ imbuhnya. @nur
 
sumber :

Selasa, 15 Januari 2013

Tol Ungaran - Bawen Rampung Sebelum Lebaran 2013

Ilustrasi
AMBARAWA, suaramerdeka.com - Kepala Dinas Bina Marga Jateng sekaligus Komisaris Utama PT Trans Marga Jateng (TMJ) Danang Atmodjo menargetkan pembangunan proyek fisik jalan tol Semarang - Solo sesi II Ungaran-Bawen bisa selesai sebelum lebaran 2013.

Penegasan tersebut dikatakan Danang, di sela-sela mendampingi Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo ketika melakukan penandatanganan MoU Reaktivasi Jalur KA Kedungjati-Tuntang di Stasiun Ambarawa, Senin (14/1).

Dipaparkan lebih lanjut, pemerintah telah mengalokasikan Rp 1 triliun lebih untuk pembangunan fisik tol Ungaran-Bawen. Sementara pembangunan fisik tol ruas Bawen-Solo setidaknya akan menelan Rp 1,9 triliun dan ditarget selesai 2014.

"Pembangunan fisik jalan tol Ungaran - Bawen ditargetkan selesai Agustus 2013, paling tidak diperkirakan selesai sebelum lebaran," kata Danang.

Meski hampir selesai, pihaknya mengakui bila kondisi tanah di sekitar Bawen cenderung labil. Untuk itu, PT TMJ akan memilih menggunakan jembatan dibandingkan membuat jalan dengan menguruk dan mengepras bagian tanah berbukit.

"Untuk mengantisipasi tanah labil dan gundukan setinggi 50 meter di seputaran Bawen, kami akan membangun jembatan sepanjang 900 meter," tuturnya.

Dengan pengoperasian tol Semarang-Solo, menurut Danang, nantinya akan menghemat waktu tempuh dan biaya. Terlebih data yang ada menyebutkan, pertumbuhan kendaraan bermotor semakin hari terus meningkat.

"Secara keseluruhan, pengerjaan jalan tol Semarang-Solo telah mencapai 62 persen. Agar cepat selesai dan sesuai target, kami butuh dukungan dari masyarakat," tandasnya.

Dihubungi terpisah, Wakil Ketua P2T Kabupaten Semarang, Bahrudin merinci, pemetaan lahan pembangunan proyek tol sesi III dari Bawen-Kaliwungu akan selesai enam bulan kedepan.

Adapun sosialisasi pembebasan lahan, menurut dia sudah dilakukan di 15 desa / kelurahan di wilayah Kecamatan Tuntang, Pabelan, Tengaran, Suruh, Susukan, dan Kecamatan Kaliwungu.

"Setelah proses pembebasan lahan selesai, tentunya pengerjaan fisik jalan tol bisa segera dilaksanakan. Pemetaan diperkirakan akan selesai enam bulan ke depan," kata Bahrudin.
 
sumber :

Minggu, 13 Januari 2013

Jasa Marga Siap Operasikan Lima Ruas Tol Baru

JAKARTA – PT Jasa Marga (persero) Tbk tahun ini menargetkan dapat
menyelesaikan lima ruas tol baru dari sembilan proyek pembangunan tol 
di Indonesia yang dikerjakan perusahaan.
 JAKARTA – PT Jasa Marga (persero) Tbk tahun ini menargetkan dapat menyelesaikan lima ruas tol baru dari sembilan proyek pembangunan tol di Indonesia yang dikerjakan perusahaan.

Kelima ruas tol tersebut juga ditargetkan bisa beroperasi pada 2013 ini. Direktur Utama Jasa Marga Adityawarman mengatakan, untuk merealisasikan target tersebut, Jasa Marga telah menyiapkan belanja modal (capital expenditure) Rp4,7 triliun. “Dana tersebut di antaranya akan digunakan untuk belanja konstruksi proyek pembangunan lima ruas tol baru,” kata Adityawarman dalam jumpa pers awal tahun di kantornya, kemarin.

Kelima ruas tol yang ditargetkan beroperasi yaitu ruas Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa, JORR (Jakarta Outer Ring Road) W2 Utara seksi Kebon Jeruk-Ciledug, tol Semarang- Solo untuk ruas tol Ungaran- Bawen, Gempol-Pandaan, dan Surabaya-Mojokerto seksi IV yaitu Krian-Mojokerto. Adityawarman menjelaskan, rata-rata progres fisik pengerjaan proyek jalan tol baru telah mencapai 70%.Misalnya, jalan tol di Bali yaitu Nusa Dua- Ngurah Rai-Benoa sepanjang 10 kilometer (km) yang hingga saat ini progres keseluruhan proyek dari empat seksi telah mencapai 74%.

“Kami targetkan bisa beroperasi pada Oktober 2013 sebelum KTT APEC dansecara kontrak selesai akhir April 2013,”tambahnya. Adapun, ruas tol Ungaran- Bawen sepanjang 12 km saat ini progres pembangunan fisiknya sudah mencapai 72,64% .Ruas selanjutnya adalah Gempol- Pandaan sepanjang 13,6 km yang pembangunannya saat ini mencapai 71% sedangkan pembebasan tanahnya hampir 98%.Dia menargetkan 2% sisa pembebasan lahan ruas itu bisa diselesaikan pada akhir Januari ini.

Sementara, pembebasan lahan ruas tol Krian-Mojokerto sepanjang 23 km ditargetkan tuntas akhir Maret 2013 dan diharapkan beroperasi akhir tahun ini. Dia menambahkan,pengerjaan fisik tol JORR W2 Utara seksi Kebon Jeruk-Ciledug sepanjang 7,8 km telah mencapai 60,5%.“Dengan beroperasinya JORR W2, kemacetan jalan dalam Kota Jakarta khususnya tol dalam kota diharapkan bisa berkurang signifikan,” lanjut Adityawarman.

Direktur Utama Marga LingkarJakartaSonhadjiSurahman sebelumnya menjelaskan, penyelesaian konstruksi paket I rute Kebon Jeruk-Joglo sepanjang1,95kmditargetkanselesai pertengahan 2013. Saat ini progres pembangunan paket satu sudah mencapai 61,7%. Sementara, pembangunan konstruksi tiga paket lain,yaitu paket II Meruya-Joglo sepanjang 1,5 km mencapai progres 68,7%, paket III Joglo-Ciledug sepanjang 2,35 km mencapai 50%, dan paket IV yang membentang dari Ciledug-Ulujami sepanjang 2,07 km baru mencapai progres fisik 9,2%.

Dengan diresmikannya kelima ruas tol tersebut,lanjut dia, perseroan memproyeksikan dapat memperoleh pendapatan usaha hingga akhir 2013 yaitu Rp6,5 triliun. Pendapatan usaha Jasa Marga tersebut meningkat dari target perseroan 2012 sebesar Rp5,6 triliun. Sedangkan untuk belanja modal, Jasa Marga tahun ini menyiapkan anggaran Rp7 triliun atau meningkat dari 2012 sebesar Rp3,9 triliun. Dari Rp7 triliun, sebesar Rp4,7 triliun untuk belanja konstruksi pembangunan tol baru, sisanya untuk induk usaha, operasional,dan pengembangan usaha.

“Sedangkan,70% berasal dari pinjaman perbankan tahun jamak dan 30% dari kas perusahaan,” jelas Direktur Keuangan JasaMargaReynaldiHermansjah dalam kesempatan yang sama. ● heru febrianto/ aceng nursalim

sumber :

Rabu, 09 Januari 2013

PEMBANGUNAN JALAN TOL: Warga Mojopuro Tuntut Pembuatan Jalan Akses Baru

Tanah pekarangan milik Abdul Rohim, 80, yang sebagian tanahnya 
digunakan untuk pembangunan jalan tol Solo-Kertosono (Soker), 
(JIBI/SOLOPOS/Mahardini Nur Afifah)
BOYOLALI — Sebanyak empat orang warga pemilik tanah pekarangan di Mojorejo RT 006/005, Sawahan, Ngemplak, menuntut pembuatan jalan baru. Sebelumnya, sebagian tanah mereka telah digunakan untuk pembangunan jalan tol Solo-Kertosono (Soker).

Pemilik tanah pekarangan di Mojorejo RT 006/005, Siti, 38, ketika ditemui Solopos.com, menuturkan sisa tanahnya seluas 216 m2 saat ini terancam tidak memiliki akses jalan. “Sisa tanah saya memang yang paling sedikit dibandingkan tiga pemilik lain, tapi kalau tanah tidak ada jalan masuknya itu bagaimana. Hla wong itu kampung,” jelasnya.

Menurut Siti, sebenarnya sisa tanah yang sebagian sudah terpakai untuk jalan tol tersebut sedianya akan dijual, namun harga tanahnya anjlok karena tidak ada akses jalan. “Tempo hari sempat ada pembeli tertarik dengan tanah saya. Saya tawarkan Rp300.000/meter. Tapi karena tidak ada jalannya, tanah saya cuma ditawar Rp50.000/meter,” keluhnya.

Pemilik tanah lain, Abdul Rohim, 70, menjelaskan dirinya hanya ingin sisa tanah pekarangan seluas 450m2 memiliki akses jalan. “Tanah tersebut rencananya mau saya berikan kepada cucu-cucu saya. Kalau untuk membuat beberapa rumah masih cukup. Saya hanya mau dibuatkan jalan. Hla wong [kuburan] orang mati saja ada jalannya, masak untuk orang hidup tidak ada jalannya,” terangnya.

Warga Mojorejo RT006/005, Sawahan, Ngemplak , Wagimin, 53, mengaku bersama empat warga yang meminta pembuatan jalan kampung, sudah mengirimkan proposal ke pelaksana pembangunan proyek jembatan. Namun hingga saat ini belum ada tanggapan. “Kalau warga di sini tidak terlalu banyak menuntut. Cari solusi yang bagus saja. Biar bisa sama-sama jalan, jadi tidak pernah rame-rame. Total lahan mereka mencapai 1.700 m2. Kalau jalan tol sudah jadi, pekarangan mereka terancam tidak memiliki jalan masuk. Nanti harus melewati rumah tetangga,” pungkasnya.

Baca Juga:
TOL SOLO-KERTOSONO: Proyek Jalan Tol Tutupi Saluran Irigasi di Lima Desa
Anggota PA SSG Ikut Buka Akses Jalan ke Watu Jadah
Tol Solo-Kertosono segera dibangun
sumber :