javascript:void(0)

your direction from here


View tol semarang ungaran in a larger map
happy chinese New Year 2021

cari di blog ini

Selasa, 21 April 2015

Tol Semarang-Solo: Seksi III Dimulai Akhir Mei


ilustrasi

Bisnis.com. SEMARANG—Pengerjaan fisik dalam proyek lanjutan jalan Tol Semarang-Solo diperkirakan baru dapat dimulai pada akhir Mei 2015 seiring perampungan proses lelang paket seksi III Bawen-Salatiga yang ditarget pada pertengahan bulan depan.

Direktur Teknik dan Operasi Trans Marga Jateng Ari Nugroho mengatakan hingga saat ini proses tender masih berlangsung dan dalam tahapan penyusunan penawaran. Dia menjelaskan lelang proyek tersebut diikuti 23 kontraktor dan 28 konsultan pengawas.

“Peserta yang mendaftar 23 kontraktor dan 28 konsultan. Saat ini peserta sedang menyusun penawarannya,” ungkapnya kepada Bisnis, Selasa (21/4).

Ari mengatakan proses lelang tersebut diharapkan rampung pada bulan depan. Pada saat itu, jelasnya, pemenang tender, yakni kontraktor dan konsultan pengawas sudah dapat ditetapkan.

Dengan begitu, katanya, kelanjutan pembangunan sudah dapat dimulai pada akhir Mei 2015. 

“Pemenang tender baru didapat pertengahan Mei 2015. , seperti rencana semula, dimulai akhir Mei,” ungkap Ari.

Sebelumnya, Ari memperkirakan pengerjaan fisik rencananya dimulai pada Maret atau April 2015 menyusul dimulainya proses lelang pada awal Februari lalu guna menentukan kontraktor dan konsultan pengawas pengerjaan seksi III sepanjang 17,6 km.

Sementara itu, seksi IV Salatiga-Boyolali sepanjang 22,85 km dan seksi V Boyolali-Kartosuro (Solo) 13,57 km, jelas Ari, masih dalam tahap pembebasan lahan. 

Kendati begitu, Trans Marga Jateng optimistis proses pengadaan tanah dapat dirampungkan pada akhir tahun ini sehingga lelang paket pekerjaan dapat direalisasikan pada awal tahun depan.

Dengan rencana tersebut, keseluruhan pengembangan fisik lanjutan ruas tolyang termasuk dalam jaringan Tol Trans Jawa ini ditargetkan rampung pada akhir 2017 atau paling lambat awal 2018.

Seperti diketahui, Jalan tol Semarang-Solo yang mulai dikerjakan sejak 2007 dengan asumsi nilai investasi awal mencapai Rp6 triliun masih menyisakan pengembangan tahap kedua. 

Tahap pertama tol tersebut terdiri, yakni seksi I Semarang-Ungaran sepanjang 11,3 km sudah beroperasi pada akhir 2011 dan seksi II Ungaran-Bawen dengan panjang 11,95 km baru beroperasi April 2014.

Sementara, tengembangan tahap lanjut ini awalnya diperkirakan rampung pada akhir 2014, namun akhirnya belum juga direalisasikan akibat terhambat pembebasan lahan.

Adapun, PT Trans Marga Jateng (TMJ), sebagai badan usaha pengelola jalan tol tersebut merupakan anak perusahaan PT Jasa Marga yang berpatungan dengan BUMD Jawa Tengah, PT Sarana Pembangunan Jawa Tengah (SPJT), dengan porsi kepemilikan saham 73,9%: 26,1%.

Di sisi lain, proses penjualan 25% saham kepemilikan SPJT pada Tran Marga Jateng juga ditargetkan rampung pada Mei 2015.

Direktur Utama SPJT Krisdiani Syamsi mengatakan ada tiga calon investor yang telah menyatakan ketertarikan untuk membeli 25% saham tersebut. 

Dengan begitu, kepemilikan saham SPJT pada Trans Marga Jateng hanya tersisa 1,1%.

sumber :

Jumat, 17 April 2015

Tol Solo-Kertosono Bisa Tuntas 2017

ilustrasi : trans-java toll road network
JAKARTA - Jalan Tol Trans Jawa untuk ruas Solo-Ngawi- Kertosono sepanjang 177 kilometer (km) diyakini bisa selesai pada 2017. 

Jasa Marga kini menunggu persetujuan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk memulai pekerjaan konstruksi. Direktur Utama Jasa Marga, Aditya warman mengatakan, saat ini proses pembebasan lahan ruas Solo-Ngawi sudah 80% sehingga konstruksinya bisa dibangun. 

“Karena sebelumnya pemerintah juga telah membangun sebagian konstruksinya sepanjang 20,6 km dan dari pemilik sebelumnya bangun konstruksi 6%. Kami akan lanjutkan berbarengan Solo-Ngawi, Ngawi-Kertosono. Optimistis konstruksi bisa selesai 2017,” ujar dia di Jakarta, kemarin. Ruas tol Solo-Ngawi dan Ngawi-Kertosono saat ini masih proses akuisisi dari pemilik konsesi tol, yakni PT Thiess Contractors. 

“Kami bakal start konstruksi kalau akta jual beli sudah ada. Saat ini juga masih menunggu persetujuan dari Menteri Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat yang katanya sudah disetujui,” ucapnya. Jasa Marga bersama PT Waskita Karya telah mengeluarkan dana untuk membeli 95% saham milik PT Thiess Contractors yang memiliki konsesi Ruas Tol Solo-Ngawi-Kertosono. 

Dalam konsorsium itu, Jasa Marga menguasai kepemilikan 60% saham dan sisanya PT Waskita Karya. Kepala Badan Pengatur Jalan Tol Kementerian Pekerjaan Umum, Achmad Ghany Ghazaly mengatakan, proses akuisisi Jasa Marga kepada PT Thiess menjadi urusan perusahaan atau business to business . “Kita akan masuk dan terlibat kalau urusan bussiness to bussiness atau akuisisi sudah beres. Yang jelas, kita sambut baik jika Tol Ngawi sampai Kertosono bisa berjalan. Karena ruas ini cukup panjang dalam tol Trans Jawa,” ucap dia. 

Dengan kepemilikan Jasa Marga pada jalur Tol Trans Jawa untuk ruas Solo-Ngawi-Kertosono, maka Jasa Marga menguasai 60% kepemilikan pada tol Trans Jawa. Ruas-ruas tol itu antara lain tol Semarang-Solo, Solo-Ngawi, Ngawi-Kertosono, serta Mojokerto-Surabaya. Meski Jasa Marga menyatakan optimismenya, di lapangan proses pembebasan lahan ternyata masih terkatung-katung. 

Data Panitia Pembebasan Tanah (P2T) Kabupaten Madiun mencatat dari estimasi kebutuhan lahan untuk ruas Mantingan- Kertosono sebanyak 2.946 bidang tersebar di 20 desa di tujuh kecamatan, saat ini yang sudah dibayar 1.242 bidang atau sekitar 55,11%. “Sebanyak 1.704 bidang belum dibayar dan masih proses. Itu belum termasuk lahan Perhutani,” ujar Kabag Tata Pemerintahan Kabupaten Madiun, Sawung Reh Tomo, kemarin. 

Sesuai data, lahan yang belum dibayar antara lain di Desa Sawahan 288 bidang, Desa Klumpit 9 bidang, Desa Pule 108 bidang, Desa Kajang 58 bidang, Desa Bagi 158 bidang, Desa Kuwu 131 bidang, Desa Bongso Potro 149 bidang, dan Desa Bandungan 199 bidang. Dia menjelaskan, terkait belum tuntasnya pembayaran pembebasan lahan itu, pihak P2T Kabupaten Madiun tidak lagi mempunyai kewenangan menyelesaikannya. 

Hal itu sejak diberlakukan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 40 tahun 2014 yang mengatur struktur P2T beralih ke Badan Pertanahan Nasional (BPN)/ Kantor Pertanahan Kabupaten Madiun. 

“Kami sekarang tidak bisa apa-apa lagi. Sejak terbit Perpres Nomor 40 2014, SK P2T sudah habis pada akhir Desember 2014. Sejak itu otomatis menjadi kewenangan BPN dan saat ini semua memang terhenti, belum ada kegiatan. Kami tidak tahu apa masalahnya,” kata dia. 

sumber :

Senin, 13 April 2015

Menanti Tol Cikampek-Palimanan Pada Mudik Lebaran 2015


Ilustrasi jalan tol. (Foto: Okezone)
JAKARTA - Jalan Pantura sebagai jalur utama perekonomian di Pulau Jawa memang mendapatkan perhatian luas khususnya dari masyarakat dan dunia usaha. Selain jalur utama perekonomian, jalur tersebut merupakan rute paling padat ketika musim mudik Lebaran tiba.

Untuk itu, Kementerian Pekerjaan Umum (PU), melalui Ditjen Bina Marga menyatakan tengah membangun jalan tol Cikampek-Palimanan sepanjang 116 Km. Konstruksi jalan tol tersebut diharapkan akan selesai pada 2015.

Tol Cikampek-Palimanan (Cikapali) dimulai pembangunannya pada pertengahan 2012 oleh PT Lintas Marga Sedaya. Pembangunannya dibagi dalam enam tahap, yakni Cikopo-Kalijati, Kalijati-Subang, Subang-Cikedung, Cikedung-Kertajati, Kertajati-Sumberjaya, dan Sumberjaya-Palimanan. Panjang totalnya mencapai 117,75 kilometer

Dengan dibangunnya tol tersebut, diharapkan bisa mengurangi permasalahan dan beban yang selama ini dipikul Jalan Pantura. Bahkan tol ini diperkirakan bisa mengalihkan sekira 60 sampai 70 persen kendaraan yang biasa melewati jalan Pantura.

Namun pembangunan tol ini tidak berjalan mulus. Februari 2014, eksekusi rumah warga di Cirebon, Jawa Barat, berujung ricuh. Eksekusi lahan untuk proyek Tol Cikampek-Palimanan (Cikapali) itu diwarnai pemblokiran jalan oleh warga dan kuasa hukum.

Sedikitnya ada 12 rumah warga yang dirobohkan. Para pemilik tetap bertahan karena harga yang ditawarkan tidak sesuai dengan keinginan. Harga yang ditawarkan ke warga hanya Rp400 ribu per meter.

Kendati demikian, pembangunan tetap dilanjutkan. Pada Juli 2014, progress pembangunan tol sudah mencapai 44 persen. Berjalannya waktu, Menteri Pekerjaan Umum Kabinet Indonesia Bersatu Jilid 2 Djoko Kirmanto memastikan bahwa tol bisa dilewati pada musim Lebaran tahun 2015.

"Yang punya jalan tol menjanjikan kepada kami, pada hari raya 2015 sudah bisa dilewati tapi belum diresmikan," kata Djoko 12 September 2014.

Kemudian proyek tersebut berlanjut pada Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Menpupera) Kabinet Kerja Basuki Hadi Moeljono. Sejalan dengan target pemerintahan sebelumnya, proyek tol diyakini Basuki bisa rampung pada Juni 2015.

Bahkan Menteri Pupera Basuki Hadi Moeljono sempat melakukan peninjauan perdananya sebagai menteri pada tol Cikampek-Palimanan yang diharapkan dapat menjadi jalur pilihan saat Hari Raya Lebaran 2015. Pembangunan Tol Cikampek-Palimanan sendiri memiliki total panjang 116,75 kilometer (km). Di mana total investasi proyek ini sekira Rp12 triliun.

Tapi berapa biaya yang perlu dikeluarkan masyarakat untuk menikmati infrastruktur jalan teranyar ini? Demi terhindar dari kemacetan yang membelenggu jalan Pantura, setiap pemilik kendaraan harus merogoh kocek agak dalam.

Pasalnya tol ini disepakati dengan tarif Rp80.000 hingga Rp200.000. Penetapan tersebut juga sudah mendapat lampu hijau dari Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla (JK). Wapres tidak mempermasalahkan tarif tol untuk golongan I pada ruas Cikapali tersebut. Di mana, tarif golongan I Rp87.562, golongan II Rp131.344, golongan III Rp175.124, golongan IV Rp218.905, dan golongan V Rp262.686.

Kini sudah memasuki bulan ke empat di tahun 2015. Kondisi tol dikatakan sudah mencapai tahap finishing. Sehingga mimpi pulang mudik tidak macet di Pantura akan menjadi kenyataan. Pemudik diharapkan bisa melewati tol yang disebut sebagai alternatif jalur Pantura pada saat mudik, menyambut Lebaran yang diperkirakan jatuh pada 17-18 Juli 2015.

Menarik untuk melihat seberapa besar pengaruh adanya Tol Cikampek-Palimanan pada musim mudik 2015. Bisakah tol ini mengurangi beban kemacetan Pantura?

sumber:

Jumat, 10 April 2015

Tol Jakarta-Surabaya Masih Putus-putus, Ini Penampakannya


ilustrasi
Jakarta -Jalan bebas hambatan Trans Jawa merupakan 
jalan tol penghubung Cikampek (Jawa Barat) 
hingga Surabaya (Jawa Timur).

Tol sepanjang 615 km ini terbagi menjadi beberapa ruas, yaitu Cikampek-Palimanan, Pejagan-Pemalang, Pemalang-Batang, Batang-Semarang, Semarang-Solo, Solo-Ngawi, Ngawi-Kertosono, Kertosono-Mojokerto, dan Mojokerto-Surabaya. Proyek tol ini memakan investasi senilai Rp 51,41 triliun.

Pada periode 1995 hinggu 1997 dilakukan upaya percepatan pembangunan jalan tol melalui tender 19 ruas jalan tol sepanjang 762 km termasuk Tol Trans Jawa.

Namun, krisis moneter mengakibatkan pemerintah harus menunda program pembangunan jalan tol dengan dikeluarkannya Keputusan Presiden No. 39/1997. Akibat penundaan tersebut pembangunan jalan tol di Indonesia mengalami stagnansi, terbukti dengan hanya terbangunnya 13,3 km jalan tol selama 1997-2001.

Proses pembangunan jalan tol kembali memasuki fase percepatan mulai 2005. Pada 29 Juni 2005 dibentuk Badan Pengatur Jalan Tol sebagai regulator jalan tol di Indonesia. Penerusan terhadap 19 proyek jalan tol yang pembangunannya ditunda pada tahun 1997 kembali dilakukan.

Pada 2011, pemerintah fokus pada pembangunan 24 ruas jalan tol Trans Jawa di 2011. Waktu itu, targetnya 2014 seluruh ruas tol yang akan menghubungkan Jakarta-Surabaya itu dapat diselesaikan sehingga dapat memperlancar distribusi barang.

Hingga 2015 jalan Tol Trans Jawa belum rampung karena masalah pembebasan lahan. Perkembangan pembebasan tol tersebut baru mencapai 55,73% per 15 Mei 2013. Pada pemerintahan baru Presiden Joko Widodo (Jokowi), proyek Tol Trans Jawa ditargetkan tuntas 2019.

Berikut gambaran lengkap Tol Trans Jawa:

Sumber :

Rabu, 08 April 2015

Pembangunan Jalan Tol Bawen-Salatiga Masuki Tahap Lelang


ilustrasi
Semarang, Antara Jateng - Proses pembangunan jalan tol Semarang-Solo seksi III ruas Bawen-Salatiga sepanjang 17,30 kilometer sudah memasuki tahap lelang, dan dijadwalkan pemenangnya diumumkan pada awal Mei.


"Saat ini ada 23 kontraktor yang mengikuti lelang pengerjaan jalan tol Bawen-Salatiga," kata Direktur Teknik dan Operasi PT Trans Marga Jateng Ari Nugroho di Semarang, Rabu.

Ia menjelaskan bahwa pembangunan jalan tol Bawen-Salatiga dibagi menjadi tiga paket pengerjaan dengan anggaran tiap paket sekitar Rp400 miliar-Rp500 miliar.

Menurut dia, anggaran sebesar itu sudah menyesuaikan dengan harga material dan upah pekerja saat ini.

"Diharapkan pada awal Mei 2015 sudah diketahui pemenang lelangnya," ujarnya.

Ia mengharapkan pemerintah segera menyerahkan berkas lahan milik warga yang telah dibebaskan agar pembangunan dapat langsung dimulai setelah proses lelang selesai dilaksanakan.

"Kalau lahan yang terkena proyek jalan tol Bawen-Salatiga tidak segera dibebaskan, kontraktor tidak bisa langsung bekerja pascalelang," katanya.

Ia menerangkan bahwa jadwal pengerjaan fisik pembangunan untuk jalan tol Bawen-Salatiga adalah 18 bulan sehingga target penyelesaiannya pada 2016.

Setelah pembangunan fisik seksi III selesai, kata Ari, akan dilanjutkan pembangunan seksi IV untuk ruas Salatiga-Boyolali sepanjang 24,13 km dan seksi V untuk ruas Boyolali-Kartosura sepanjang 72,64 km.

Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Sri Puryono yang dihubungi terpisah mengungkapkan,"Kami terus berupaya agar pembebasan lahan jalan tol Bawen-Salatiga dapat segera tuntas." rnya.

Proyek jalan tol Bawen-Solo dengan panjang total 49,81 kilometer itu memerlukan pembebasan lahan total sekitar 350 hektare yang berada di 47 desa dan 34 kecamatan.

sumber :