javascript:void(0)

your direction from here


View tol semarang ungaran in a larger map
happy chinese New Year 2021

cari di blog ini

Rabu, 15 Maret 2017

TOL BAWEN-JOGJA : Jateng-DIY Belum Capai Kata Sepakat

"Tol Bawen-Jogja belum disepakati Pemprov Jateng dan Pemprov DIY."
ilustrasi


Solopos.com, SEMARANG — Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Pemprov Daerah Istimewa Yogyakarta belum bersepakat terkait dengan realisasi pembangunan jalan tol Bawen-Jogja. “Negosiasi penentuan trase jalan tol Bawen-Yogyakarta masih terus berjalan dengan melibatkan pihak terkait, semoga bisa cepat deal,” kata Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Sri Puryono di Semarang, Selasa (14/3/2017).

Ia menjelaskan penentuan trase harus dilakukan dulu sebelum menyusun detailed engineering design (DED) dan studi kelayakan terkait dengan rencana pembangunan jalan tol Bawen-Jogja. “Pemprov DIY ingin trase tol langsung ke kawasan Candi Borobudur, sedangkan kami ingin jalan tol memutar lewat Purworejo, masih di wilayah Borobudur, tapi di lahan milik Perum Perhutani,” ujarnya.

Ia berharap, penentuan trase bisa secepatnya disepakati agar pengerjaan jalan tol dapat segera dilakukan. “Targetnya, DED dan studi kelayakan bisa diselesaikan tahun ini, kemudian dilanjutkan pembangunan konstruksi pada 2018 agar tahun berikutnya jalan tol sudah bisa dioperasikan,” katanya.

Jalan tol Bawen-Jogja sepanjang 70 km dibagi menjadi dua ruas, yaitu Bawen-Magelang dan Magelang-Jogja. Diperkirakan, tol yang dikoneksikan dengan jalan tol Semarang-Solo ruas Ungaran-Bawen itu menelan biaya investasi sekitar Rp10,72 triliun.

sumber :

Senin, 13 Maret 2017

Jasa Marga jual dua ruas jalan tol


JAKARTA. Perusahaan operator jalan tol, PT Jasa Marga Tbk, akan melepas porsi kepemilikan saham di dua ruas jalan tol kelolaannya. Pelepasan porsi saham di dua ruas jalan tol itu akan dilakukan di paruh pertama tahun ini.

Desi Arryani, Direktur Utama Jasa Marga, menyatakan, dua ruas jalan tol yang akan dilego adalah ruas tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) W1 Kebon Jeruk-Penjaringan dan ruas jalan tol Semarang-Solo.


Khusus ruas tol JORR W1 Kebun Jeruk-Penjaringan, emiten berkode saham JSMR di Bursa Efek Indonesia (BEI) itu akan melepas seluruh sahamnya. Sedangkan untuk ruas tol Semarang-Solo, JSMR akan melepasnya sebagian saham saja. "Divestasi akan kami lakukan di semester I tahun ini," ujar Desi kepada KONTAN, akhir pekan lalu.

Namun Desi enggan menyebutkan target dana yang ingin diperoleh dari aksi pelepasan saham dua ruas jalan tol itu. Asal tahu saja, Jasa Marga saat ini menguasai 23% saham ruas JORR W1 sepanjang 9,7 kilometer (km). Adapun untuk ruas Semarang-Solo, Jasa Marga melalui anak usaha, PT Trans Marga Jateng berinvestasi Rp 7,3 triliun dengan panjang jalan 75 km.

Selain melepas dua ruas jalan tol tahun ini, Jasa Marga memiliki rencana mengoperasikan proyek jalan tol anyar. Dwimawan Heru, AVP Corporate Communication PT Jasa Marga bilang, tahun 2017 ini, akan mengoperasikan jalan tol baru sepanjang 235 km.

Beberapa jalan tol yang akan beroperasi itu antara lain; jalan tol Semarang-Solo (Bawen-Salatiga sepanjang 17,5 kilometer). "Untuk jalan tol Semarang-Ungaran dan Ungaran-Bawen sudah beroperasi, sekarang Bawen-Salatiga akan kami buka tahun depan," ujar Heru.

Kemudian, ada juga jalan tol Surabaya-Mojokerto (Sepanjang-Krian) sepanjang 15,5 km. Jalan tol tersebut akan melengkapi ruas yang telah beroperasi terlebih dahulu, yakni ruas Krian-Mojokerto dan Waru-Sepanjang.

Dengan demikian, jalan tol Surabaya-Mojokerto akan beroperasi penuh tahun 2018.

Tak hanya itu, manajemen Jasa Marga juga akan mengoperasikan jalan tol Gempol-Pasuruan sepanjang 20,5 km, tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi (Perbarakan-Seri Rampah) sekitar 41,69 km, jalan tol Solo-Ngawi sepanjang 90,25 km dan ruas tol Ngawi-Kertosono sekitar 49,51 km.

Untuk rencana bisnis tahun ini, Jasa Marga telah mengalokasikan belanja modal senilai Rp 26 triliun. Jumlah tersebut naik 136,36% ketimbang rencana belanja modal sepanjang tahun 2016 lalu senilai Rp 11,62 triliun. Adapun realisasi belanja modal tahun lalu tercatat Rp 9,576 triliun.

Dalam rencana, belanja modal yang dialokasikan perusahaan pelat merah tersebut digunakan untuk mendukung percepatan pembangunan infrastruktur jalan tol.

Menggarap properti

Tak hanya bisnis jalan tol, Jasa Marga tahun ini mempersiapkan tiga proyek properti. Lewat anak usahanya PT Jasa Marga Properti, JSMR meluncurkan tiga proyek anyar tahun ini. Satu proyek berupa gedung perkantoran dan dua yang lain merupakan landed house atau rumah tapak.

Salah satu proyek gedung perkantoran Jasa Marga Properti akan berdiri di Pesanggrahan, Jakarta Selatan. Tepatnya, di dekat akses tol keluar Ciledug. Jasa Marga Properti menjadwalkan, proyek bertajuk Office One itu menempati lahan 1.433 meter persegi (m²) dengan luas bangunan 4.000 m² yang terdiri dari enam lantai.

Adapun dua proyek rumah tapak Jasa Marga Properti berada di Jawa Timur. Keduanya akan rilis pada pertengahan tahun ini. Untuk ketiga proyek properti Jasa Marga tersebut menelan investasi sebesar Rp 72,4 miliar.


Reporter Wahyu Satriani 
JASA MARGA

sumber :

Jumat, 10 Maret 2017

Peraturan Remunerasi Tenaga Kerja Konstruksi Disusun


JUM'AT, 10 MARET 2017 | 05:36 WIB

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) 
Basuki Hadimuljono bersama Menteri Keuangan 
Sri Mulyani meninjau proyek pembangunan 
Tol Semarang-Solo, Jumat, 17 Februari 2017. ISTIMEWA


TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengingatkan pentingnya sertifikasi dalam rangka meningkatkan kompetensi para pelaku jasa konstruksi. Menurut dia, sertifikasi merupakan salah satu syarat utama agar tenaga kerja konstruksi tetap dapat memiliki daya saing tinggi di tengah ketatnya persaingan global.

“Sekarang, semua tenaga kerja konstruksi harus bersertifikat dan siap berkompetisi menghadapi persaingan global, salah satunya Masyarakat Ekonomi ASEAN," kata Basuki dalam keterangan tertulis, Kamis, 9 Maret 2017.


Direktur Jenderal Bina Konstruksi Kementerian PUPR Yusid Toyib menyatakan sertifikasi menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi besarnya upah pekerja konstruksi. Saat ini, rancangan Peraturan Menteri untuk penetapan standar remunerasi minimal bagi tenaga kerja konstruksi tengah disiapkan kementerian.

Menurut Yusid, besaran remunerasi akan bergantung pada pendidikan, pengalaman, serta sertifikat yang dimiliki pekerja konstruksi. “Saya yakin kemampuan pekerja konstruksi dalam negeri tidak kalah dengan pekerja konstruksi asing. Saya harap nantinya tidak ada perbedaan upah yang mencolok antara pekerja lokal dan asing,” kata dia.

Yusid optimistis kementerian dapat menyelesaikan target sertifikasi 750 ribu pekerja konstruksi hingga akhir 2019. Saat ini, kementerian juga tengah menyiapkan program kerja sama dengan sejumlah kontraktor dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk melakukan sertifikasi bagi para pekerjanya.

Kementerian PUPR, kata Yusid, juga mendorong penyedia jasa konstruksi supaya memiliki spesialisasi di masing-masing bidang agar kompetensi yang dimiliki para pekerja semakin baik. Menurut dia, dengan keahlian tertentu yang mendalam, para pekerja konstruksi dapat semakin kompetitif.

sumber :

Kamis, 09 Maret 2017

Curah Hujan Tinggi, Jadwal Operasi 2 RuasTol Trans Jawa Mundur


Foto: Dok. Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR

Jakarta - Curah hujan cukup tinggi sejak beberapa bulan terakhir ternyata membuat proses pengerjaan proyek jalan tol terganjal. Hal Bahkan, membuat jadwal pengoperasian beberapa ruas tol Trans Jawa terpaksa mundur dari target yang telah dicanangkan.

Misalnya saja tol Semarang-Solo seksi III yang menghubungkan Bawen dan Salatiga sepanjang 17,6 km. Pengoperasiannya terpaksa mundur dari target yang telah dipetakan oleh Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) lantaran curah hujan yang tinggi menghambat proses pengerukan tanah untuk konstruksi.

"Misalnya Bawen-Salatiga, tadinya kan Maret kita targetnya. Tapi kan jadi mundur. Yang Kertosono-Mojokerto juga sama, kayaknya enggak bisa Maret. Ini lagi dikejar, karena cuaca tadi. Kita sih maunya sesegera mungkin. Makanya orang di lapangan itu kalau bisa maksimal kerjanya, dimaksimalkan," ujar Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Herry Trisaputra Zuna kepada detikFinance saat dihubungi di Jakarta, Kamis (9/3/2017).

Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) sendiri akan senantiasa mempercepat pengerjaan konstruksi seoptimal mungkin. Namun kendala hujan, membuat pekerjaan tanah seperti pemadatan dan pengerukan tak bisa optimal dalam sehari.

Meski tak menyebutkan jalan tol mana saja yang mundur pengerjaannya lantaran faktor cuaca tadi, Herry mengaku optimistis target 1.000 km jalan tol baru bisa tercapai pada 2019 mendatang.

"Tahun ini kan baru bulan Maret. Masih ada sembilan bulan lagi. Kita kan prinsipnya selama masih ada waktu kita kejar. Harapannya yang kita targetkan di 2017 tadi tetap bisa terkejar. Pokoknya di 2019, 1.000 km nya terpenuhi bahkan lebih, itu yang kita janjikan," tukasnya.

Sebagai informasi, dari catatan detikFinance, akan ada tambahan 391,9 km jalan tol baru yang bakal beroperasi tahun 2017. Bila dijumlahkan dengan capaian dua tahun sebelumnya, maka panjang jalan tol baru yang beroperasi hingga akhir tahun 2017 mencapai 567,9 km. 

Berdasarkan data BPJT, tol pertama yang akan diresmikan pengoperasiannya tahun ini adalah jalan tol Semarang-Solo seksi III sepanjang 17,6 km, yang menghubungkan Bawen dan Salatiga pada bulan Maret.

Beberapa jalan tol lainnya yang akan diresmikan antara lain adalah Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu) Seksi I Segmen Pangkaljati-Jakasampurna (8,28 km), Solo‐Ngawi yang dibangun Pemerintah (APBN) Kartosuro‐Karanganyar (20,9 km) dan Seksi I Solo‐Mantingan segmen Sragen-Mantingan (21,35 km) dan Seksi II Mantingan‐Ngawi (34,2 km).(hns/hns)

sumber :

Selasa, 07 Maret 2017

5,5 Persen Lagi Tol Bawen-Salatiga Tersambung

Ruas Tol Bawen-Salatiga per 17 Februari 2017

Semarang, KompasProperti – Jalan Tol Semarang-Solo, ruas Bawen-Salatiga masih dalam tahap konstruksi. Perkembangannya hingga saat ini sudah lebih dari 90 persen, dan tinggal sedikit lagi tuntas.

Direktur Teknik dan Operasional PT Trans Marga Jateng Ali Zaenal Abidin mengatakan, proyek tol ini baru selesai 94,5 persen.

Pembangunannya kasip dari jadwal yang telah ditentukan. Seharusnya, sampai awal Maret, perkembangannya sudah 98,7 persen.

Namun kenyataannya, saat ini menyisakan 5,5 persen lagi ruas jalan yang harus tuntas dikerjakan.

“Maret ini ditargetkan selesai pembangunan fisik. Tapi, karena cuaca jadi sedikit tertunda,” kata Zaenal kepada KompasProperti, Selasa (7/3/2017).

Meski menyisakan beberapa persen konstruksi, lahan yang diperlukan untuk jalan tol sudah 100 persen dibebaskan.

Masalah tanah kas desa yang sempat tertunda juga sudah rampung.

“Solusinya tanah kas desa diganti dengan uang, nanti dari pihak desa yang akan mencari tanah pengganti,” tambahnya.

Tol Semarang-Salatiga terdiri dari tiga seksi. Yaitu, Seksi Semarang-Ungaran sepanjang 10,85 kilometer, lalu Ungaran-Bawen sepanjang 11,99 kilometer dan Bawen-Salatiga sepanjang 17,60 kilometer.

Ruas Semarang-Ungaran beroperasi sejak November 2011, sementara Ungaran-Bawen beroperasi April 2014. Ruas ketiga Bawen-Salatiga ini ditargetkan bisa beroperasi April 2017 mendatang.

sumber :