javascript:void(0)

your direction from here


View tol semarang ungaran in a larger map
happy chinese New Year 2021

cari di blog ini

Minggu, 25 Mei 2014

PEMBEBASAN TOL BAWEN – SOLO TUNTAS 2014



SEMARANG – INVESTORDAILY (20/05/2014) : Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menargetkan proses pembebasan tanah milik warga yang terkena proyek pembangunan jalan tol Semarang-Solo, ruas Bawen-Solo selesai pada akhir 2014. 

“Targetnya, pembebasan lahan bisa beres 2014 sehingga pembangunannya dimulai pada 2015. Dan, pertengahan 2016, jalan tol sudah dibuka untuk umum,” kata Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di Semarang, Senin (19/5). 

Dia menjelaskan, konstruksi jalan tol Bawen-Solo yang melintasi Kabupaten Semarang, Kota Salatiga, dan Kabupaten Boyolali itu terbagi dalam tiga seksi serta sembilan paket pengerjaan. “Jika sembilan paket pengerjaan jalan tol Bawen-Solo itu bisa dimulai dan diselesaikan secara bersamaan, pembangunannya lebih cepat selesai,” ujar dia seperti dikutip dari Antara. 

Ganjar mengungkapkan, dari tiga daerah yang dilintasi proyek pembangunan jalan tol Bawen-Solo, perkembangan pembebasan lahan di Kabupaten Semarang yang paling lambat. Pembebasan lahan di Boyolali diyakini bisa cepat, karena pengalamannya bagus dan masyarakatnya relatif rasional. Demikian pula, pembebasan lahan di Salatiga juga akan cepat, karena tidak terlalu banyak lahan yang dibebaskan.

Sejauh Ini, sejumlah kendala yang ditemui tim pembebasan lahan di Kabupaten Semarang antara lain, sosialisasi yang kurang, ada tanah yang belum bersertifikat, sengketa antar keluarga, dan ada tanah yang disita Bank.

Direktur Utama PT Trans Marga Jateng (TMT) Djadjat Sudradjat mengharapkan pemerintah provinsi setempat mempercepat proses pengadaan tanah.

“Saat ini, pembebasan lahan jalan tol Bawen – Solo di Salatiga sudah mencapai 71%, Boyolali 7% dan Kabupaten Semarang baru persiapan untuk musyawarah”, ujar dia.

Pada proyek pengerjaan jalan tol Bawen – Solo dengan panjang total 49,81 kilometer itu memerlukan pembebasan lahan sekitar 350 hektare (ha) yang berada di 47 desa dan 34 kecamatan. Ruas jalan tol Bawen – Salatiga sepanjang 17,57 kilometer, salatiga – Boyolali 24,5 kilometer, dan Boyolali – Kartasura 7,74 kilometer.

Direktur Teknik dan Operasi TMJ Ari Nugroho menambahkan, setelah pembebasan lahan yang terkena proyek pembangunan jalan tol Bawen – Solo selesai dilakukan akan dilanjutkan dengan penelitian pada lapisan tanah untuk menentukan teknik yang digunakan. “Jadi, masing-masing tempat akan berbeda tekniknya sesuai dengan kebutuhan teknisnya di lapangan”, kata dia.

Sebelumnya pemerintah meresmikan jalan tol Semarang – Solo ruas Ungaran - Bawen sepanjang 12 kilometer (km). Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto mengungkapkan, ruas tol ini masuk dalam 10 jaringan jalan tol trans –Jawa itu. Dari 10 ruas tol trans-Jawa itu, sekitar empat ruas tol yang masih dalam proses pengadaan lahan, yakni tol Pejagan – Pemalang, Pemalang – Batang, Batang – Semarang, dan Solo – Kertosono.

“Kami minta kepada pemda dan stakeholders lainnya agar melakukan percepatan, sehingga pembangunan dapat selesai tepat waktu dan tepat biaya”, kata Djoko saat memberikan sambutan dalam peresmian ruas tol Ungaran – Bawen di Semarang, Jawa Tengah, belum lama ini.

Pembangunan jalan tol Semarang – Solo sepanjang 72,64 km dilakukan dalam dua tahap dengan investasi Rp 6,2 triliun. Sedangkan pinjaman dari sindikasi perbankan yang terdiri atas Bank BNI, Bank Mandiri, Bank BRI, dan Bank Jateng senilai Rp 4,7 triliun. (tm)

sumber :

Senin, 19 Mei 2014

Kebutuhan Tanah Jalan Tol Bawen-Solo 350 Ha

SEMARANG, suaramerdeka.com - Direktur Utama PT Trans Marga Jateng Djadjat Sudradjat, dalam rapat koordinasi pembebasan tanah jalan tol di Gubernuran, Senin (19/5) menjelaskan, jalan tol Bawen-Solo memiliki panjang 49,81 kilometer dengan kebutuhan tanah sekitar 350 hektare di 47 desa, 34 kecamatan dan tiga kabupaten kota. Rinciannya, ruas Bawen-Salatiga sepanjang 17,57 kilometer, Salatiga-Boyolali 24,5 kilometer, dan Boyolali-Kartasura 7,74 kilometer.

Disampaikannya, terkait usulan pintu keluar di Pringapus, sudah ada dalam rencana optional. Jika pemda setempat menginginkan terealisasi agar mengirim usulan tertulis. "Yang Pringapus kami menyebutnya Simpang Susun Bergas, masih optional tapi tanahnya sudah bebas 100 persen. Tinggal pengajuan usulan saja," katanya, Senin (19/5).

Direktur Teknik dan Operasi PT TMJ Ari Nugroho menambahkan, kondisi alam tol Bawen-Boyolali hampir sama dengan Semarang-Bawen yakni banyak lembah dan bukit. Maka sepanjang Bawen-Boyolali setidaknya dibangun sepuluh jembatan dengan bentang di atas 100 meter. Di samping itu juga banyak jembatan di bawah 100 meter.

Dengan demikian, potensi masalah seperti di Semarang-Bawen sangat besar.

Kondisi berubah di ruas Boyolali-Solo yang mana alamnya datar. "Jadi nanti masing-masing tempat akan berbeda tekniknya sesuai dengan kebutuhan teknisnya di lapangan," katanya.

sumber :

Sabtu, 17 Mei 2014

Proyek JSS dan Tol Sumatera Ditinjau Ulang

ilustrasi
TEMPO.CO , Jakarta: Chairul Tanjung, yang akan menjabat Menteri Koordinator Perekonomian menggantikan Hatta Rajasa, mengatakan akan meninjau ulang beberapa mega proyek seperti Jembatasn Selat Sunda (JSS) dan Jalan Tol Trans Sumatera. Kedua proyek raksasa itu memang belum jelas kelanjutannya.

Menurut dia, pembahasan akan menjadi salah satu prioritas pekerjaan dalam lima bulan masa jabatannya. "Nanti itu satu-satu akan dibahas. Misalnya Tol Trans Sumatera ini kan gantung. Saya lihat kalau seandainya APBN tidak bisa, bisa tidak kalau non APBN," kata Chairul Tanjung di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat, 16 Mei 2014.

Jika kelanjutan proyek tersebut bisa dikerjakan dengan non APBN, Chairul meneruskan, akan langsung berbicara dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. "Menko tidak bisa buat keputusan karena yang ada Keputusan Presiden. Tapi sebagai Menko saya akan bicara dengan presiden, kalau tidak bisa boosting dengan yang lain."

Nasib pembangunan proyek JSS yang menghubungkan Pulau Jawa dan Sumatera itu juga terkatung-katung. Dalam rapat koordinasi terkhir ada dua opsi yang disepakati yaitu pembuatan feasibility study akan dibiayai oleh APBN atau mengkolaborasikan BUMN dengan konsorsium pemrakarsa, PT Graha Banten Lampung Sejahtera, yang sebagian besar sahamnya dimiliki taipan Tomy Winata. Namun kedua opsi itu pembangunan proyek yang memubutuhkan investasi sekitar Rp 200 triliun hingga sekarang belum diputuskan. 

Soal pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera, Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto pernah memastikan proyek itu tak bisa dimulai pada tahun ini. Selain terkendala pembebasan lahan, pembangunan jalan tol terhambat oleh jaminan keuangan dan penyertaan modal proyek tersebut. "Itu kan nanti jadi pinjaman bank. Kami belum dapat kepastian kalau itu akan dijamin negara. Siapa yang mau jamin?" tutur Djoko pada Maret lalu.

Ia menjelaskan, draf perbaikan peraturan presiden mengenai penugasan kepada badan usaha milik negara membangun Jalan Tol Trans-Sumatera sudah diserahkan kepada Sekretariat Kabinet. Untuk tahap awal, ada empat ruas yang akan dimulai pembangunannya, yakni Medan-Binjai, Palembang-Indralaya, Pekanbaru-Dumai, dan Bakauheni-Terbanggi Besar. Djoko menyebutkan, dari keempat ruas tersebut yang paling siap adalah ruas Medan-Binjai karena lahannya sebagian besar sudah dibebaskan.

Jalan Tol Trans Sumatera adalah jalan bebas hambatan yang rencananya membentang dari Aceh hingga Lampung. Jalan ini akan menghubungkan kota-kota besar di Pulau Sumatera dan menjadi bagian dari proyek high grade highway Sumatera.

sumber :

Hanya 17 Tol 10 Tahun Terakhir

ilustrasi
MedanBisnis - Jakarta .Selama kurang lebih 10 tahun terakhir, pemerintah telah meresmikan sejumlah proyek tol di Indonesia. Terhitung sejak 2005 sampai April 2014 kemarin, ada 17 ruas tol yang diresmikan pengoperasiannya. Jumlah keseluruhannya mencapai 193,09 km. Dari jumlah 17 tol tersebut, ada beberapa seksi yang kini masih dalam tahap pengerjaan.
Berdasarkan data yang didapat wartawan dari Badan Pengatur Jalan Tol Kementerian Pekerjaan Umum, Jumat kemarin, berikut daftar tol yang diresmikan selama 10 tahun terakhir.

Pertama Cikampek-Purwakarta-Padalarang. Tol yang biasa disebut Cipularang ini diresmikan tepatnya 20 April 2005, itu berarti sudah sekitar 9 tahun tol milik PT Jasa Marga Tbk ini beroperasi. Tol ini menjadi penghubung utama kota Jakarta dan kota Bandung. Panjangnya sendiri mencapai 58,5 km.

Kemudian JORR W2S. Jalan tol lingkar luar Jakarta atau Jakarta Outer Ring Road W2 Selatan diresmikan pada 1 November 2006. Tol milik PT Jasa Marga ini memiliki panjang sampai 5,72 km.

Disusul JORR S1 Utara Seksi 3. Tol yang juga dioperasikan Jasa Marga ini diresmikan hampir setahun setelah diresmikannya JORR W2 Selatan, yaitu pada 1 September 2006. Ruas tol yang merupakan jaringan tol lingkar luar Jakarta ini memiliki panjang 4,35 km.

Ada lagi JORR E3. Tol lingkar luar sepanjang 3,75 km ini diresmikan pemerintah pada 24 Mei 2007. Tol ini dioperasikan Jasa Marga. Kemudian JORR S1 Utara Seksi 4. Tol ini secara resmi dibuka untuk umum pada 28 Agustus 2007. Tol yang dioperasikan Jasa Marga ini memiliki panjang 3,75 km. Selanjutnya SS Waru-Juanda. Tol yang menjadi salah satu akses ke Bandara Juanda ini diresmikan pemerintah pada 27 April 2008. Tol milik PT Citra Margatama Surabaya ini terbentang sepanjang 12,8 km. Makassar Seksi IV, jalan tol yang dioperasikan oleh PT Jalan Tol Seksi IV ini diresmikan pada 24 September 2008. Tol ini memiliki panjang 6,05 km.

Ada lagi Jembatan Surabaya-Madura. Jembatan penghubung kota Surabaya dan Madura ini bisa dikenal dengan nama jembatan Suramadu. Ini menjadi jembatan tol pertama di Indonesia yang dibangun di atas perairan. Suramadu diresmikan pada 10 Juni 2009. Tol milik pemerintah ini memiliki panjang 5,40 km.

Ada pula tol Kanci-Pejagan. Tol sepanjang 35 km ini pernah dimiliki Bakrie dan beberapa waktu lalu diakuisisi dan kini dioperasikan oleh PT Semesta Marga Raya. Tol ini diresmikan pada 26 Januari 2010.

Selanjutnya ada JORR W1. Tol lingkar luar Jakarta W1 diresmikan pada 22 Februari 2010 dengan panjang 9,85 km. Tol ini dioperasikan oleh PT Jakarta Lingkar Barat Satu. Ada pula Surabaya-Mojokerto Seksi 1A. Tol yang juga biasa dikenal membentang dari Waru-Sepanjang ini diresmikan pada 26 Agustus 2011. Tol ini memiliki panjang 1,89 km dan dioperasikan oleh PT Marga Nujyasomo Agung.

Di Jawa Tengah ada lagi Semarang-Ungaran. Tol yang merupakan rangkaian dari tol Trans Jawa untuk ruas Semarang-Solo diresmikan pada 10 November 2011. Tol sepanjang 11 km ini dioperasikan oleh PT Trans Marga Jateng. Di Bogor ada Outer Ring Road Seksi 1. Tol BORR seksi 1 ini terbentang dari Sentul Selatan sampai Kedung Halang. Tol yang dioperasikan oleh PT Marga Sarana Jabar ini memiliki panjang 3,85 km. Tol ini diresmikan 29 November 2011.

Kemudian ada lagi Cinere-Jagorawi (SS Cimanggis-SS Raya Bogor). Pemerintah meresmikan ruas tol ini pada 3 Februari 2012. Tol sepanjang 3,50 km ini dioperasikan oleh PT Translingkar Kita Jaya. Seksi selanjutnya dari tol ini sedang dalam tahap pembebasan lahan.

Di Bali ada Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa. Tol yang diresmikan oleh Presiden Bambang Yudhoyono (SBY) pada 23 September 2012 ini memiliki panjang 10 km. Pada saat itu juga Presiden SBY memberi nama tol yang dioperasikan Jasamarga Bali Tol ini dengan nama Bali Mandara yang berarti aman, damai dan sejahtera. Tol ini melingkar-lingkar di atas perairan Bali dan diklaim tol terindah di Indonesia.

Kembali ke Jakarta, ada juga JORR W2 Utara Seksi Kebon Jeruk-Ciledug. Tol yang dioperasikan PT Marga Lingkar Jakarta ini sejatinya tersambung dari Kebon Jeruk-Ulujami. Tapi pada 27 Desember 2013 lalu, seksi dari Kebon Jeruk-Ciledug sepanjang 5,73 km sudah diresmikan pemerintah. Sedangkan ruas Ciledug-Ulujami ditargetkan beroperasi di kuartal 3 tahun 2014. Jika sudah beroperasi, maka jaringan tol lingkar luar Jakarta akan terkoneksi seluruhnya.

Terakhir ada Tol Semarang-Solo Seksi II (Ungaran-Bawen). Tol bagian dari Trans Jawa ini diresmikan pemerintah pada 4 April 2014. Ruas tol sepanjang 11,95 km dioperasikan oleh PT Trans Marga Jateng. (dtf)

sumber :

Jumat, 16 Mei 2014

Lagi, Pembebasan Tol Terkendala


ilustrasi
UNGARAN — Proses pembebasan tanah untuk proyek jalan tol Semarang-Solo sesi III dan IV dari Bawen-Salatiga-Kaliwungu belum beres. Masih banyak kendala yang ditemui tim pengadaan tanah.

Bahkan, ada sebuah lahan yang masih dalam sengketa kasus pidana. Yakni, di Desa Tlogo, Kecamatan Tuntang. Satu sisi, bendel buku tanah milik desa juga hilang, sehingga menyulitkan proses identifikasi tanah.

Padahal, target waktu penyelesaian pembayaran atau pembebasan lahan pada Desember 2014 mendatang.

Untuk diketahui, pembangunan tol Semarang-Solo meliputi lima tahap. Tahap I Semarang-Ungaran; dan tahap II Ungaran-Bawen. Sesi I dan II sudah jadi.
Sedangkan sesi III dan IV, akan dibangun jalan tol sepanjang 24,15 kilometer, membentang dari Bawen hingga Kaliwungu (perbatasan Boyolali).
Namun, pembangunan sesi III dan IV belum dilaksanakan, karena masih proses pembebasan lahan di 7 kecamatan dan 22 desa di Kabupaten Semarang. 

Kasubag Pertanahan Bagian Tata Pemerintahan, Vega Lazuardi, mengatakan, banyak kendala yang ditemukan di lapangan. Utamanya, proses identifikasi tanah.

Sebab, masih banyak tanah warga belum bersertifikat. Selain itu, proses jual beli tanah oleh warga, dilakukan di bawah tangan. Sehingga menyulitkan petugas lapangan untuk melakukan identifikasi. Parah lagi, buku berisi data tanah di kantor desa sudah hilang.

”Proses identifikasi itulah yang memakan waktu lebih lama. Sebab, yang sering terjadi, tanah waris belum disahkan secara hukum. Sehingga kami harus identifikasi dengan mengecek di lapangan, serta mendatangkan para pemilik dan ahli waris. Bahkan, lebih susah lagi karena ada buku bendel desa yang berisi data tanah hilang,” ungkap Vega, Rabu (14/5) kemarin.

Selain kendala tersebut, ada kasus penipuan tanah yang ternyata objek sengketa masuk dalam daftar yang akan dijadikan jalan tol. Yakni, objek tanah yang berada di Desa Tlogo Kecamatan Tuntang milik Komariah, 55.

Kasus tanah tersebut, masih ditangani penyidik Satuan Reskrim Polres Semarang. Akibatnya, proses pembebasan lahan butuh waktu lama. Jika nantinya harus segera dibebaskan, tetap akan dilakukan konsinyasi.

Ketua Panitia Pengadaan Tanah (P2T) Kabupaten Semarang, Budi Kristiono mengatakan, pihaknya kini tengah melakukan proses inventarisasi. Juga identifikasi tanah yang akan dibebaskan.

Tim mempercepat penyelesaian untuk mengejar tenggat waktu yang ditetapkan, yakni akhir Desember mendatang. Pihaknya optimistis, proses pembebasan lahan untuk jalan tol selesai tepat waktu.


”Kami terus bekerja keras, karena deadline penyelesaiannya sebelum 31 Desember 2014 harus sudah pembayaran seluruh tanah,” tutur Budi yang juga menjabat sebagai Plt Sekda Kabupaten Semarang. (tyo/isk/ce1)

sumber :

Rabu, 14 Mei 2014

Tol Solo-Ngawi Diperkirakan Habiskan Anggaran Rp 5,1 Triliun


dok.timlo.net/nanin
Proyek jalan tolo Solo-Ngawi
Sukoharjo – Biaya pembuatan jalan tol Solo-Ngawi diperkirakan akan menghabiskan anggaran total Rp 5,1 triliun. Hal ini diungkapkan Communication Coordinator PT Thiess Contractors Indonesia, Mappalara Simatupang, dalam kunjungan ke kantor Resaksi Portal Informasi Solo, Timlo.net,Senin (13/5) sore di Ruko Cendana Square, Solo Baru Blok GP – 67 Jl. Dr Oen Solo Baru, Sukoharjo.

Ditemui oleh Direktur Timlo.net Irawan Mintorogo, Pemimpin Redaksi Eddy J Soetopo dan Marketing Manager Desmanita Saputri, Mappalara mengungkapkan, saat ini PT Thiess sedang menunggu penandatanganan SPMK (surat perintah mulai kerja). “Begitu SPMK ditandangani, kami siap mengerjakan proyek jalan tol ini,” terangnya.

Proyek ini sendiri ditargetkan rampung dalam dua tahun, sehingga pada 2016 mendatang sudah dapat difungsikan. Proyek jalan tol Solo-Ngawi sepanjang 90,1 kilometer dikerjakan pemerintah bersama kontraktor swasta. Nantinya tol Solo-Ngawi akan tersambung dengan tol Semarang-Solo dan Ngawi-Kertosono.

sumber :

Kamis, 08 Mei 2014

Dua Ruas Tol Bertemu di Kartasura Junction

foto : loket pelayanan informasi peta departemen pekerjaan umum 
SOLO- Pembangunan dua ruas jalan tol yang saat ini tengah dikerjakan pemerintah, dipercaya bakal menjadi salah satu solusi arus lalu-lintas di Pulau Jawa.

Dua ruas jalan tol itu adalah Tol Solo-Kertosono (Soker) dan Tol Semarang-Solo. Dua ruas tol itu bakal bertemu di Desa Ngasem, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar.

“Meski pun secara administrasi berada di wilayah Kabupaten Karanganyar, tetapi namanya memang Kartasura Junction,” terang Asisten Pelaksana pada Satuan Kerja (Satker) Pelaksanaan Jalan Bebas Hambatan Solo-Kertosono, Azis Purnomo, ketika ditemui kemarin. Azis mengatakan, di Kartasura Junction itu akses utamanya berada di dekat ruas jalan raya Solo-Semarang, di perbatasan tiga kabupaten. Yakni Karanganyar, Boyolali dan Sukoharjo.

Nantinya, pengguna kendaraan bisa keluar dan masuk ke kedua ruas tol itu, baik yang akan melanjutkan perjalanan ke arah Semarang atau pun ke arah Jawa Timur.

Namun, lanjut pria asal Yogyakarta itu, saat ini jalan akses menuju Kartasura Junction belum bisa dibangun, karena masih ada satu bidang tanah yang belum bisa dibebaskan, karena pemilik tanah belum bersedia melepaskan tanahnya.

“Itu kenapa jalan aksesnya belum bisa dibangun, karena memang tanah yang bakal dipakai untuk jalan akses belum bisa dibebaskan semua,” tandasnya. P

NS di Kementerian Pekerjaan Umum yang selama seperempat abad pernah ber­tugas di Papua itu mengemukakan, keberadaan Tol Semarang-Solo dan Tol Soker me­mang bakal menjadikan arus lalu-lintas menjadi lebih baik dan mengurangi kepadatan arus lalu-lintas di dalam kota.

Sebab, para pengguna kendaraan roda empat yang hendak ke Semarang atau Jawa Timur, lebih memilih menggunakan jalan tol yang bebas hambatan, yang pastinya bakal lebih cepat sehingga menghemat waktu perjalanan.

Bebas Hambatan

“Contohnya saja ruas Tol Semarang-Solo yang sudah dibuka sampai Bawen, terbukti jarak tempuhnya lebih singkat, karena bebas hambatan,” tandasnya. Saat ini, kedua ruas tol yang menjadi bagian dari tol Trans Jawa itu tengah dalam pembangunan, dan diharapkan bisa selesai pada 2017 mendatang.

Untuk ruas Tol Soker yang meng­hubungkan Jawa Tengah dengan Jawa Timur ada yang dibangun pihak pemerintah beserta konsorsium dan ada yang yang dikerjakan swasta, untuk pemerintah, total pekerjaan fisik 22,63 km mulai dari Kecamatan Ngemplak, Boyolali hingga Desa Kemiri, Kecamatan Kebak­kramat, Karanganyar, serta ruas Saradan-Kertosono sepanjang 40 km.

Sementara pihak swasta mengerjakan ruas Karang­anyar-Saradan sepanjang 120 km.

Sementara untuk ruas Tol Semarang-Solo terdiri atas Seksi 1 Tembalang-Ungaran sepanjang 16,3 km dan Seksi 2 Ungaran-Bawen (11,3 km) yang telah beroperasi, serta Seksi 3 Bawen-Salatiga (18,2 km) yang dalam persiapan konstruksi, serta Seksi 4 Salatiga-Boyolali (22,4 km) dan Seksi 5 Boyolali-Karanganyar (11,1 km) yang masih dalam upaya pembebasan lahan. (H53-50,48)

sumber :

Selasa, 06 Mei 2014

Amblesnya Tol Ungaran Bawen : Diduga Ada Penyimpangan Spesifikasi

ilustrasi
UNGARAN — Amblesnya jalan tol Semarang-Solo sesi II Ungaran-Bawen di Km 34+600 tepatnya di Lingkungan Blondo, Bawen menarik perhatian penyidik Satuan Reserse Kriminal (Reskrim) Polres Semarang untuk melakukan penyelidikan. Penyidik mencurigai adanya ketidaksesuaian spesifikasi bangunan, sehingga jalan tol tersebut ambles.

Titik badan jalan tol yang ambles itu di bagian abutment atau pangkal jembatan Lemah Ireng I yang berada di Lingkungan Blondo, Bawen. Akibatnya, talut abutment jembatan sepanjang 879 meter tersebut ikut ambrol karena tanahnya ambles. Hingga kemarin, petugas PT Trans Marga Jateng (TMJ) masih melakukan pekerjaan perbaikan kerusakan jalan tol tersebut.

”Kita sudah melakukan penyelidikan secara tertutup terkait amblesnya jalan tol Ungaran-Bawen,” kata Kapolres Semarang AKBP Augustinus B. Pangaribuan kepada Radar Semarang kemarin.

Apakah ada dugaan penyimpangan spesifikasi bangunan? Kapolres mengatakan, pihaknya masih menyelidiki apa yang terjadi dan disebabkan oleh apa. Ada beberapa dugaan, yakni kerusakan akibat tanahnya longsor, atau karena spesifikasinya tidak sesuai dengan yang ditentukan atau menyalahi bestek, sehingga terjadi kerusakan tersebut. ”Kemungkinan (tidak sesuai spesifikasi) itu ada, makanya kita coba penyelidikan ke arah situ,” tutur Kapolres.

Namun untuk dapat memastikan penyebab kerusakan, pihaknya berencana akan memanggil saksi ahli konstruksi. ”Apakah karena kualitasnya, atau kondisi tanah yang labil. Kita akan melakukan penyelidikan. Untuk itu, kita juga akan mintai keterangan saksi ahli,” ujarnya.

Ditanya kemungkinan yang bisa menjadi tersangka, Kapolres keberatan untuk memberikan jawaban. Sebab, saat ini pihaknya masih dalam penyelidikan.
”Kalau misalnya ada temuan, iya, bisa juga (tersangkanya) kontraktor atau pengelolanya. Bahkan bisa jadi mengembang ke lainnya. Kita lihat saja nanti, hasil penyelidikannya,” katanya.

Ketua Komisi C DPRD Kabupaten Semarang Mas’ud Ridwan meminta agar konstruksi jalan tol dievaluasi. Mas’ud berharap dengan evaluasi konstruksi tidak akan terjadi kasus serupa di ruas-ruas jalan tol lainnya. ”Kami minta agar dilakukan evaluasi. Ingat ini jalan bebas hambatan, jadi semestinya kemampuan konstruksinya bisa menjamin keselamatan dan keamanan para penggunanya,” tuturnya. (tyo/aro/ce1)

sumber :

Senin, 05 Mei 2014

Polisi Semarang Selidiki Kasus Amblesnya Tol Bawen


kompas.com/ syahrul munirJalan tol Ungaran-Bawen di kilometer 
(KM) 34 600, tepatnya di bagian abutment (pangkal) jembatan 
Lemah Ireng 1 mengalami amblas sepanjang 15 meter, lebat 4 meter 
dengan kedalaman satu meter

BAWEN, KOMPAS.com - Amblesnya jalan tol di kilometer (KM) 34 600 tepatnya di bagian abutment (pangkal) jembatan Lemah Ireng 1, menarik perhatian penyidik Satuan Reserse Kriminal Polres Semarang untuk melakukan penyelidikan. 

Penyidik mencurigai adanya ketidaksesuaian spesifikasi bangunan sehingga jalan tol tersebut ambles sepanjang 15 meter dengan lebar 4 meter dan kedalaman satu meter. Lokasi tol ambles tidak jauh dari tebing jalan tol Ungaran-Bawen kilometer 36 400 yang sebelumnya dikabarkan ambrol. 

“Kita lakukan penyelidikan tertutup terkait amblesnya jalan tol,” kata Kapolres Semarang AKBP Augustinus B Pangaribuan, Senin (5/5/2014) siang. 

Polisi menyelidiki penyebab amblesnya jalan tol tersebut. Bebeberapa dugaan yang muncul, kata Augustinus, adalah kerusakan akibat tanahnya yang longsor atau karena spesifikasinya tidak sesuai yang ditentukan. 

“Kemungkinan (tidak sesuai spesifikasi) itu ada, makanya kita coba penyelidikan,” jelas Kapolres. 

Guna memastikan penyebab kerusakan, pihaknya berencana akan memanggil saksi ahli kontruksi. 

“Apakah karena kualitasnya, atau kondisi tanah yang labil. Kita akan melakukan penyelidikan. Kita akan mintai keterangan saksi ahli,” kata Kapolres. 

Ditanya soal kemungkinan akan ada tersangka, Kapolres belum bisa memastikannya. Sebab saat ini masih dalam penyelidikan. 

“Kalau misalnya ada temuan, iya, bisa juga kontraktor atau pengelolanya. Bahkan bisa jadi mengembang ke lainnya. Kita lihat saja nanti," pungkasnya.

sumber :

Sabtu, 03 Mei 2014

Empat Rumah Warga Rusak Dampak Pembanguinan Tol Ungaran-Bawen?






(Antara/R. Rekotomo)
UNGARAN—Belum rampung proses penanganan amblesnya badan jalan tol ruas Ungaran- Bawen di kilometer (KM) 34+600, persoalan baru kembali muncul.

Sejumlah warga RT 01/RW 05, Dusun Deres, Desa Kandangan, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang juga menyoal kerusakan bangunan rumah mereka.

Ditengarai, kerusakan bangunan rumah ini disebabkan oleh pergerakan tanah yang terjadi akibat keberadaan proyek jalan tol Semarang- Solo seksi II ini.
“Dulu tanah di lingkungan kami tidak bergerak. Setelah ada jalan tol, tanah belakang rumah bergerak dan ambles,” ujar Jumain al Anwar Wahid (41), salah seorang warga, Jumat (2/5).

Akibat pergerakan tanah ini, jelasnya, sedikitnya empat bangunan rumah milik warga di lingkungan RT 01/RW 05 mengalami kerusakan. Masing- masing rumah milik Gito, Parjo, Yusro serta rumahnya sendiri.

Kerusakan yang terjadi umumnya berupa tembok retak- retak serta lantai rumah turun hingga pondasi bangunan rumah patah.

“Namun yang paling parah rumah milik saya. Bahkan kondisi bangunan rumah saya kian terancam ambrol setelah bagian pondasi belakang rumah sudah patah dan melorot,” tegasnya.

Berdasarkan pengamatan di lokasi, rumah warga yang rusak ini berada pada radius kurang dari 100 meter dari titik kerusakaan amblesnya badan jalan tol di KM 34+600.
Anwar menambahkan, saat ini ia dan ke-lima anggota keluarganya, mulai khawatir dan takut berada di dalam rumah.

Karena beberapa bagian tembok bangunan rumah ini sudah mulai miring dan pondasi bagian belakang rumahnya juga ambles. “Apalagi setelah jalan tol Ungaran- Bawen ini dioperasionalkan, getaran di lantai rumah saya semakin terasa,” tambahnya.

Miftah (38), warga lain mengamini kekhawatiran warga yang rumahnya mulai terdampak oleh pergerakan tanah di sekitar jalan tol ini.

Warga, jelasnya, menjadi khawatir bangunan rumah ini tiba- tiba saja ambruk. Karena umumnya bangunan terdampak berada di bibir tebing yang berbatasan dengan area jalan tol.

Bupati Semarang, dr H Mundjirin ES SpOG yang melihat langsung kondisi rumah warga mengaku prihatin. Karena beberapa bangunan hunian ini kian terancam.

Bupati segera memerintahkan pihak Kecamatan Bawen serta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Semarang untuk segera menginventarisir semua kerusakan.

Pekan depan, bupati akan menyampaikan kepada PT Trans Marga Jateng (TMJ) untuk segera menyikapi persoalan pergerakan tanah ini. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Semarang akan mendorong agar PT TMJ segera turun tangan mengatasi pemicu persoalan ini.

“Kalau memperbaiki rumah yang rusak tidak menyelesaikan permasalahan, jika persoalan pergerakan tanah ini tidak diantisipasi,” tegasnya. Munjirin juga berharap ada penanganan khusus terkait dengan persoalan yang dihadapi warga Dusun Deres ini. sehingga warga merasa nyaman untuk tinggal di rumahnya.

Kepada pemilik rumah, ia juga meminta untuk sementara tidak menempati rumah mereka jika hujan turus dengan deras.
“Lebih baik numpang dahulu ke rumah tetangga atau saudara untuk menghindari hal- hal yang tak diinginkan,” tambah Bupati Semarang.

sumber :

Jumat, 02 Mei 2014

Tol Ungaran-Bawen Bermasalah - Pengelola Didesak Gratiskan Tarif

Kondisi Jalan Tol Ungaran-Bawen Ambles Mulai Diperbaiki.
(Edy Susanto) sumber : kr jogja

SEMARANG - Tarif jalan tol Ungaran-Bawen perlu digra tiskan lagi mengingat ada titik jalan di ruas kilo meter (KM) 34+600 yang ambles sejak Senin (28/4) lalu. Tak pelak, amblesnya badan jalan itu menganggu kelancaran pengguna jalan. 

Ketua Lembaga Pembinaan dan Perlindungan Konsumen (LP2K) Semarang Ngargono mengatakan, amblesnya badan jalan di ruas itu jelas merugikan pengguna jalan, sebab berdasarkan standar pelayanan mi - nimum (SPM) yang diatur oleh Kementerian Pekerjaan Umum (PU), pengguna jalan tol berhak mendapatkan pelayananan yang aman dan nyaman. “Dengan amblesnya jalan di ruas tersebut, otomatis mengurangi waktu tempuh pengguna jalan,” katanya kemarin. Dengan kondisi seperti itu, pihaknya mendesak kepada manajemen PT Trans Marga Jateng (TMJ) selaku pengelola jalan tol agar kembali menggatiskan tarif penggunaan jelan bebas hem - bat an tersebut. 

“Kalau pengguna jalan itu sudah membayar, seharusnya mendapatkan pelayan an sesuai dengan SPM. Karena itu, saya harap tarifnya dibebaskan dulu sampai jalan itu di pastikan nyaman dan tidak ada gangguan,” imbuh dia. Ngargono juga me m per ta - nya kan uji kelayakan jalan bebas hambatan itu. Dia menilai, pengoperasian jalan sepanjang sepanjang 11, 95 km itu terkesan dipaksakan. “Faktanya, jalan tol yang dioperasikan belum ada satu bulan ini, ternyata ada badan jalannya yang ambles,” katanya. 

Padahal, lanjut Ngargono, jauh-jauh hari pengambil ke bi - jak an sudah diingatkan oleh para ahli, bahwa jalan tol yang saat ini sudah dibangun itu rawan terjadi keretakan, karena berada di tanah yang labil, tapi tetap dilanjutkan pem ba ngun - an nya. “Pendapat para ahli itu terbukti, tanahnya benar-benar ambles,” ujarnya. Sementara itu, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), Ach - mad Gani memperingatkan PT TMJ untuk selalu berhati-hati dalam mengoperasikan jalan tol Semarang-Solo seksi II Ungar - an-Bawen. Sebab, kondisi tanah di jalan tol Ungaran-Bawen itu berbeda dengan kondisi jalan tol di tempat lainnya. 

“TMJ me - mang harus berhati-hati. Ka - rena kondisi alam di jalan tol Ungaran-Bawen ini berbeda, dan jarang sekali ada di tempat lainnya,” urainya. Dia mengatakan, perlu mo ni - toring yang serius agar tidak membahayakan pengendara yang melintas di jalan tersebut. “Kami sudah membentuk pakar yang dapat memantau terus kondisi jalan itu,” katanya. Achmad Gani mengakui, ada beberapa titik lahan jalan tol yang dalam kondisi labil. Se hingga harus dipantau terus. Meski demikian, diamengklaimkondisi tanah itu tidak akan membaha ya - kan pengendara karena berada dalam pengawasan. “Karena kami terus melakukan kontrol. Kemarin itu bahu jalannya turun, sudah dinjeksi dan sementara ditutup terpal. Bagian yang amblas itu bagian oprit setelah jembatan,” jelasnya. amin fauzi

sumber :

Kamis, 01 Mei 2014

JALAN TOL Ungaran – Bawen Ambles, TMJ Suntik Beton




Bisnis.com, SEMARANG—PT Trans Marga Jateng segera melakukan langkah darurat menyuntikkan beton di titik amblesnya ruas jalan KM 34+200 pada abutment atau pangkal jembatan Lemah Ireng 1 tol Ungaran – Bawen. 

Titik di ruas tol Semarang – Solo seksi II itu ambles sepanjang 15 meter dan lebar 4 meter, padahal belum genap sebulan diresmikan Menteri Pekerjaan Umum Joko Kirmanto pada 4 April, yang juga Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. 

General Manager Teknik dan Operasi TMJ Ari Irianto menuturkan amblesnya ruas jalan itu akibat saluran air yang berada di bawah ruas jalan itu retak terdesak air tanah, sehingga memengaruhi kekuatan permukaan jalan. 

“Segera ada langkah darurat dengan menyuntikkan beton ke rongga yang kosong di bawah jalan yang ambles. Ini sebagai pengamanan konstruksi jangka pendek,” jelasnya, Rabu (30/4/2014). 

Selain itu, TMJ telah memasang rambu pengamanan barrier dan traffic cone di ruas jalan yang ambles sebagai langkah antisipasi peretakan yang semakin besar akibat air hujan.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo telah meminta Bina Marga Provinsi untuk menindaklanjuti dan melakukan koordinasi mengenai perbaikan dan penanganan kelancaran jalur. “Sudah ada inspeksi Bina Marga, yang penting dipakai untuk jalan dulu sambil melakukan pembenahan,” ujarnya.

Ruas jalan tersebut diketahui memiliki permasalahan geologis terkait soiling, juga ada kondisi tanah yang secara geologis tidak umum, pasalnya jika didiamkan akan menjadi batu, sementara jika celahnya terkena air akan menjadi tanah liat.

“Kalau kering pecah akan jadi seperti pasir, saya tidak tau ilmunya. Yang jelas sudah mendapat laporan dan meminta jajaran terkait untuk turun cepat jangan sampai ada kendala.” 

Adapun, struktur tanah ambles juga mengancam flyover Blondo tidak jauh dari titik ambles. Sebelumnya, dinding tebing pada ruas tol Ungaran – Bawen ambrol dan longsor dan hingga kini masih dalam proses perbaikan.

sumber :

Ruas Tol Ungaran-Bawen Ambles, Gubernur Ganjar: Kondisi Tanahnya Aneh




Semarang, - Ruas jalan tol Ungaran - Bawen ambles di KM 34+600 sejak beberapa hari lalu. Padahal tol tersebut belum genap sebulan diresmikan.

Jalan ambles terjadi di lajur Ungaran-Bawen dengan lebar 3,2 meter dan panjang sekitar 15 meter. Akibatnya terjadi penyempitan jalan sehingga kendaraan diharapkan lebih berhati-hati.

"Jalan tol langsung diinspeksi, didatangi oleh Bina Marga, yang penting bisa untuk jalan dan cari tahu apa problemnya," kata Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, Kamis (1/5/2014).

Amblesnya jalan yang terjadi di ujung jembatan lemah ireng I yang memiliki panjang 879 meter itu cukup berbahaya karena titik terdalam mencapai satu meter. Untuk mengantisipasi hal itu PT Trans Marga Jateng memasang pembatas dan menutup amblesan dengan terpal. Selain itu di KM 34+200 juga dipasangi rambu-rambu peringatan.

Ganjar menambahkan kondisi tanah di lokasi amblesnya jalan tol tersebut cukup aneh karena strukturnya jika didiamkan akan padat. Namun jika celahnya kemasukan air maka akan menjadi lumpur dan jika kering akan pecah menjadi pasir.

"Kondisi tanahnya aneh. Saya tidak tahu ilmunya itu, tapi tolong diselesaikan oleh para insinyur. Kita tunjukkan kita mampu," pungkasnya.

Jalan tol tersebut baru diresmikan oleh Menteri Pekerjaan Umum, Djoko Kirmanto tanggal 4 April 2014 lalu. Namun belum genap satu bulan, sudah terjadi jalan ambles. Bahkan sebelumnya terjadi longsor di dinding tol di KM 36+400 yang masih dalam perbaikan.

sumber :