javascript:void(0)

your direction from here


View tol semarang ungaran in a larger map
happy chinese New Year 2021

cari di blog ini

Senin, 23 Desember 2013

Ruas Tol Solo-Ngawi Terancam Ditender Ulang

"Mereka tidak melakukan pembangunan setelah groundbreaking September".
Mobil melintas di jalan tol Semarang-Solo seksi II ruas Ungaran-Bawen. (Antara/ R Rekotomo)
VIVAnews - Pemerintah telah mengirimkan surat peringatan kepada PT Solo Ngawi Jaya yang merupakan pemegang konsesi untuk salah satu ruas Trans Jawa yakni Tol Solo-Ngawi.

Surat peringatan ini disampaikan karena badan usaha jalan tol yang sahamnya dimiliki oleh PT Thiess Contractors Indonesia tidak juga melakukan pembangunan setelah peletakan batu pertama dilakukan.

Kepala Badan Pengatur Jalan Tol, Achmad Gani Ghazaly, ketika ditemui di Jakarta, Senin 23 Desember 2013, mengungkapkan, proses peletakan batu pertama sudah dilakukan beberapa bulan lalu.

"Kami sudah cek mereka tidak melakukan pembangunan setelah groundbreaking pada September lalu," katanya.

BPJT, menurut Gani, sudah mengirimkan surat peringatan cedera janji kepada badan usaha jalan tol itu pada awal pekan lalu. Di dalam surat tersebut, menurut dia, pemerintah meminta penjelasan kenapa pekerjaan tidak juga dilakukan.

Gani menambahkan, dalam Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT), badan usaha jalan tol seharusnya bisa mendapatkan persetujuan kredit dari pemimpin sindikasi perbankan untuk pembiayaan jalan tol sepanjang 90 kilometer itu.

Namun, hingga saat ini, tuturnya, tidak ada kabar dari perusahaan, sedangkan di lapangan juga tidak ada pembangunan lebih lanjut. Gani menjelaskan, pemerintah akan memberikan waktu satu bulan agar badan usaha jalan tol itu menjelaskan keadaan yang terjadi.

Jika badan usaha jalan tol itu sudah memberikan alasannya, dia menambahkan, pemerintah akan melakukan evaluasi apakah kesalahan ini disebabkan oleh pemerintah, bank, ataupun badan usaha jalan tol.

"Intinya harus ada laporan yang masuk. Setelah ada laporan masuk, baru kami putuskan selanjutnya bagaimana," tuturnya.

Gani menambahkan, jika badan usaha jalan tol tidak mengirimkan surat mengenai alasan keterlambatan ini, dalam sebulan, pemerintah akan memutuskan cedera janji terhadap badan usaha jalan tol ini.

"Konsekuensinya, bisa saja kami tender ulang atau nanti akan dibangun oleh pemerintah," ungkapnya. (art) 
 
sumber :
viva 

Selasa, 17 Desember 2013

Pekan Depan, JLNT Kampung Melayu-Tanah Abang Diuji Coba

Proyek Jalan Layang Non Tol (JLNT) Kampung Melayu - Tanah Abang
di kawasan Sudirman, Jakarta. (sumber: Antara)
Jakarta - Mulai pekan depan, uji coba jalan layang non-tol (JLNT) Kampung Melayu-Tanah Abang akan dilakukan. Untuk pekan ini, pembersihan, pengaspalan dan pemasangan lampu jalan ditargetkan dapat selesai.

"Saat ini, tinggal pembersihan dan pembongkaran alat-alat gendry. Setelah bersih akan ada pengaspalan oleh Dinas PU. Untuk rencana ujicoba merupakan wewenang Dinas PU," kata Direktur Utama Istaka Karya Kasman Mohamad di Jakarta, Selasa (17/12).

Menurut Kasman, pembangunan jalan layang sudah 100 persen selesai. Namun sebelum diujicoba perlu tambahan penerangan serta fasilitas jalan raya lainnya.

Projeck Manager PT Istaka Karya Firman optimistis, pembersihan dan pengaspalan oleh Dinas PU tuntas pekan ini. Sehingga pekan depan jalan layang yang dibangun sejak 2010 silam itu sudah bisa diuji coba.

"Mungkin ujicoba selama sepekan. Selanjutnya peresmian penggunaan permanen pekan selanjutnya. Namun, semuanya bergantung pada Dinas PU," kata Firman.

Untuk mempercepat penyelesaian konstruksi jalan layang tersebut, PT Istaka Karya sudah mendatangkan alat penyangga berat dari Taiwan. Alat ini digunakan untuk mempercepat efektivitas pengerjaan.

Sementara itu, Wakil Kepala Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta Agus Priyono Jendro menjelaskan, selama ini pekerja di lapangan hanya bisa bekerja jelang tengah malam. Hal itu dilakukan untuk menghindari kemacetan di kawasan Sudirman.

Dirinya berterimakasih kepada masyarakat yang dapat memahami kondisi kerja selama pembangunan jalan layang non tersebut. Pekerjaan JLNT Kampung Melayu-Tanah Abang terutama di atas jalan protokol Sudirman sangat jauh berbeda dengan paket lainnya.
sumber :

Senin, 16 Desember 2013

Pemerintah Mulai Lelang Jalan Tol Medan-Binjai

Investasi yang dibutuhkan untuk membangun jalan tol ini Rp1,2 triliun.


Pembangunan jalan tol. (Antara/ Indrianto Eko Suwarso)

VIVAnews - Badan Pengatur Jalan Tol berharap pada awal tahun depan sudah bisa melakukan tender untuk jalan tol Medan-Binjai. Tender ini dilakukan menyusul pembebasan tanah pada tahun depan diperkirakan mencapai lebih dari 75 persen .

Kepala Badan Pengatur Jalan Tol, Achmad Gani Ghazali, kepada VIVAnews, Jumat 13 Desember 2013, mengungkapkan, saat ini memang pembebasan tanah masih nol persen.

"Tapi, kami sudah mendapatkan izin dari PTPN II yang mempunyai sebagian besar tanah," katanya.

Izin untuk jalan tol sepanjang 15,8 kilometer ini, menurut Gani, baru didapatkan secara lisan, dan tinggal menunggu izin tertulis. Dia memperkirakan biaya pengadaan tanah untuk ruas ini mencapai Rp259 miliar.

"Untuk biaya investasinya diperkirakan memerlukan Rp1,29 triliun," katanya.

Sementara itu, Kasubdit Pengadaan Tanah Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum, Herry Marzuki, mengatakan, direktoratnya sudah mengurus permasalahan tanah untuk tol ini sejak 2-3 tahun lalu.

Menurut dia, pembebasan tanah diharapkan selesai pada 2014, karena dari 15 kilometer panjang jalan tol ini, lahan sepanjang 12 kilometer adalah milik PTPN II. Dia menuturkan, PTPN sudah menyatakan minat mereka untuk berinvestasi di ruas jalan tol ini.

"PTPN mau ikut nimbrung. Jadi, pada triwulan pertama 2014, tanahnya sudah bebas 12 kilometer. Tinggal mengurus sisa 4 kilometer milik masyarakat," imbuhnya.

Herry menambahkan, untuk sisa tanah sepanjang 4 kilometer, halangannya tidak terlalu berat dan bisa diselesaikan kementerian sembari proses lelang berjalan. (art) 
sumber :
viva 

Tarif Tol Semarang-Solo Naik Mulai Rabu

Ilustrasi jalan tol Semarang-Solo Seksi I (Semarang-Ungaran)

Solopos.com, SOLO — Pemerintah berencana menaikkan tarif tol Semarang-Solo Seksi I (Semarang-Ungaran) Rp 1.000–Rp 2.500 untuk setiap kendaraan mulai Rabu (18/12/2013) pukul 00.00 WIB. Bersamaan dengan itu, pemerintah juga menyesuaikan tarif tol Kanci-Pejagan di Jawa Barat.

Kepala Bidang Pengawasan dan Pemantauan BPJT, Abram Elsajaya sebagaimana dikutip laman resmi pemerintahm Setkab.go.id, mengatakan Menteri Pekerjaan Umum (PU) telah menandatangani Surat Keputusan No. 526/KPTS/M/2013 tentang Penyesuaian Tarif Tol Kanci-Pejagan serta SK No. 527/KPTS/M/2013 tanggal 11 Desember 2013 tentang Penyesuaian Tarif Tol Semarang–Solo Seksi I (Semarang Ungaran). “Penyesuaian dilakukan karena kedua ruas tol tersebut dinilai telah memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang disyaratkan Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT),” kata Abram dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (11/12/2013) lalu.

Abram menyebutkan, seharusnya penyesuaian tarif tol ruas Kanci-Pejagan sudah dilakukan pada 25 Januari 2012 lalu. Namun, imbuhnya, penyesuaian tarif tol tertunda karena belum terpenuhinya SPM jalan tol sebagaimana disyaratkan. PT Semesta Marga Raya (SMR), kata Abram, terus berupaya melakukan perbaikan di lapangan dalam rangka pemenuhan SPM, dan setelah dilakukan evaluasi BPJT, saat ini Kanci-Pejagan telah memenuhi SPM sehingga ruas jalan tol sepanjang 35 km tersebut dapat dilakukan penyesuaian tarif tol.

Sedangkan penetapan tarif tol di ruas Jalan Tol Semarang-Solo Seksi I (Semarang-Ungaran) yang dilakukan kali pertama pada 10 November 2011, sesuai dengan Keputusan Menteri PU No. 334/KPTS/M/2011 tentang Penetapan Jalan Tol, Pengoperasian, Golongan Jenis Kendaraan Bermotor, dan Tarif Tol pada Jalan Tol Semarang – Solo Seksi I (Semarang – Ungaran).

Abram menjelaskan, besaran inflasi untuk penyesuaian tarif tol Ruas Jalan Tol Kanci – Pejagan pada periode 1 Januari 2010-31 Desember 2011 yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) berdasarkan surat No. 06230.043 pada 26 Januari 2012 perihal Permohonan Data Inflasi Wilayah adalah 10,11 persen. Sedangkan penetapan tarif tol di ruas Jalan Tol Semarang-Solo Seksi I (Semarang-Ungaran) yang dilakukan kali pertama pada 10 November 2011, sesuai dengan Keputusan Menteri PU No. 334/KPTS/M/2011 tentang Penetapan Jalan Tol, Pengoperasian, Golongan Jenis Kendaraan Bermotor, dan Tarif Tol pada Jalan Tol Semarang-Solo Seksi I (Semarang-Ungaran).

Penyesuaian tarif tol yang berlaku setiap dua tahun sekali ini, lanjut Abram, sudah diatur dalam UU No. 38 tahun 2004 tentang Jalan serta Peraturan Pemerintah No. 15 tahun 2005 tentang jalan tol yang kemudian diubah dengan PP No. 43 tahun 2013. Regulasi tersebut menyebutkan evaluasi dan penyesuaian tarif tol dilakukan setiap dua tahun berdasarkan tarif lama yang disesuaikan dengan pengaruh inflasi.
Tarif Baru Ruas Tol Semarang-Ungaran
Besarnya Tarif Tol (Rp)
Gol. I
Gol. II
Gol. III
Gol. IV
Gol. V
6.500
9.500
12.500
15.500
19.000
 Tarif Lama Ruas Tol Semarang-Ungaran
Besarnya Tarif Tol (Rp)
Gol. I
Gol. II
Gol. III
Gol. IV
Gol. V
5.500
8.500
11.000
14.000
16.500
 Tarif Baru Ruas Tol Kanci-Pejagan
Asal
Perjalanan
Tujuan Perjalanan
Besarnya Tarif Tol (Rp)
Gol. I
Gol. II
Gol. III
Gol. IV
Gol. V
Kanci
Pejagan
24.000
36.000
48.000
60.000
72.000
Kanci
Ciledug
13.000
19.000
25.500
32.000
38.500
Ciledug
Pejagan
11.000
16.500
22.500
28.000
33.500
Tarif Lama Ruas Tol Kanci-Pejagan
Asal
Perjalanan
Tujuan Perjalanan
Besarnya Tarif Tol (Rp)
Gol. I
Gol. II
Gol. III
Gol. IV
Gol. V
Kanci
Pejagan
21.500
32.500
43.500
54.500
65.000
Kanci
Ciledug
11.500
17.500
23.000
29.000
35.000
Ciledug
Pejagan
10.000
15.000
20.500
25.500
30.500

 sumber :
solopos

Jumat, 13 Desember 2013

4 Penyebab jalan tol di Indonesia mangkrak puluhan tahun

pembangunan tol ulujami. ©2013 Merdeka.com/arie basuki

Merdeka.com - Tahun lalu, Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum (PU) melansir, setidaknya ada 24 proyek ruas tol yang tak kunjung diselesaikan atau mangkrak.

Untuk proyek Trans Jawa ada ruas tol Cikampek-Palimana, Pejagan-Pemalang, Pemalang-Batang, Batang-Semarang, Semarang-Solo, Solo-Mantingan-Ngawi, Ngawi-Kertosono, Kertosono-Mojokerto, dan Surabaya-Mojokerto.

Di proyek JORR II, ada ruas tol Cengkareng-Batu Ceper-Kunciran, Kunciran-Serpong, Serpong-Cinere, Cinere-Cimanggis, Cimanggis-Cibitung, Cibitung-Cilincing.

Ada pula tol Bogor-Antasari, Bogor Ring Road, Ciawi-Sukabumi, Gempol-Pandaan, Gempol Pasuruan, hingga Pasuruan-Probolinggo. Belum lagi tol Trans Sumatera yang sampai sekarang tidak jelas nasib dan kelanjutannya.

Pemerintah mengakui masih sangat membutuhkan bantuan investor buat memperbanyak proyek infrastruktur, khususnya jalan tol. Sebagai langkah konkret menggandeng swasta, Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum menawarkan 3 proyek yang siap tender. Jalan tol yang siap dikerjakan dan butuh modal swasta segera adalah jalur Medan-Binjai, Manado-Bitung, dan Pandaan-Malang.

"Kami tawarkan ruas-ruas tol yang mempunyai kelayakan finansial marginal dengan volume lalu lintas awal yang rendah," kata Kepala BPJT Gani Ghazaly Akman di diskusi penjajakan minat pasar, Jakarta, Kamis (12/12).

Gani menjamin insentif pemerintah buat menggairahkan partisipasi swasta. Misalnya, ada dana akuisisi tanah, jaminan pemerintah, serta tersedia viability gap fund yang diberikan dua BUMN, yakni PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia dan PT Sarana Multi Infrastruktur.

Masalah proyek mangkrak sempat diutarakan Menko Perekonomian Hatta Rajasa. Dia mengakui, jika proyek infrastruktur vital ditenderkan, besar kemungkinan proyek tersebut terus mangkrak dan tidak akan selesai. Hatta punya pandangan sendiri soal mangkraknya proyek tol. Dia pernah menyebutkan ada proyek tol yang mangkrak hingga puluhan tahun karena tidak diserahkan ke BUMN.

"Ada tol 20 tahun mangkrak tidak dibangun bangun. Sekarang harus dibangun oleh BUMN. BUMN sekarang juga mengerjakan tol Trans Sumatera, itu harus BUMN," tegas Hatta.

Merdeka.com mencoba merangkum beberapa penyebab proyek infrastruktur berjalan lamban dan beberapa proyek mangkrak.
 

4 Penyebab jalan tol di Indonesia mangkrak puluhan tahun
ilustrasi

1. Pemerintah tidak jago rayu swasta

Merdeka.com - Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional(PPN)/Bappenas memandang, mandegnya beberapa proyek jalan tol dengan swasta merupakan buah dari masalah yang lebih besar. Yakni belum mampunya pemerintah meyakinkan pemodal terkait pembebasan lahan dan kejelasan status pembiayaan negara.

Direktur Pengembangan Kerjasama Pemerintah dan Swasta Bappenas Bastary Pandji Indra mengatakan, aturan buat melibatkan investor sebetulnya sudah lengkap. Tapi implementasi dalam meyakinkan pemodal sangat lemah.

"Semua kebutuhan peraturan bagaimana kita mengajak swasta sudah lengkap, tapi bagaimana implementasinya. Misalnya sekarang butuh 512 hari untuk membebaskan lahan," ujarnya di sela-sela diskusi penjajakan minat pasar untuk tiga ruas tol, di Jakarta, Kamis (12/12). 
 
4 Penyebab jalan tol di Indonesia mangkrak puluhan tahun
ilustrasi
2. Pembebasan lahan

Merdeka.com - BPJT Kementerian Pekerjaan Umum menyatakan, hambatan paling besar dalam pembangunan proyek tol adalah pembebasan lahan. BPJT mencontohkan, pembebasan lahan ruas tol Manado-Bitung baru 35 persen, dan selama ini hanya mengandalkan APBD.

Buat jalur ke kawasan ekonomi khusus ini, Gani tak terlalu berharap banyak. Penawaran pada investor juga akan dibikin dengan skema cicilan. "Manado-Bitung sedang diupayakan bebas sampai 13,5 kilometer, baru kita lelang, sisanya sambil jalan," tutupnya. 
 


3. Mangkrak di meja presiden

Merdeka.com - Hutama Karya dan tiga BUMN karya lainnya menyatakan siap menggarap semua ruas tol Trans Sumatera. Sebagai tanda keseriusan, BUMN karya ini sampai membentuk dua anak usaha lagi.

Direktur Pengembangan Hutama Karya, Budi Rachmat Kurniawan bulan lalu mengatakan pembentukan anak usaha ini akan direalisasikan jika Perpres penunjukan pengelola jalan tol disahkan. Saat ini Perpres itu masih belum disahkan presiden.

"Ini efektif ketika Perpres sudah keluar, kami sudah siap semuanya. Tinggal tunggu Perpres saja," ujarnya.

Karena terus mangkrak, BPJT Kementerian Pekerjaan Umum bersiap melelang ruas tol Medan-Binjai pada swasta yang berminat. Jalur itu adalah rangkaian Trans Sumatera yang kabarnya bakal digarap oleh konsorsium BUMN pimpinan PT Hutama Karya.

Sampai sekarang, pembangunan tak berjalan, karena Hutama Karya menunggu peraturan presiden (perpres) terkait penugasan membangun jalan tol tersebut.

Kepala BPJT Gani Ghazaly Akman mengaku bukan tidak sabar menunggu perpres keluar. Tapi Hutama Karya, kata dia, baru ditugaskan jika memang tidak ada swasta berminat. Itu sebabnya, pelelangan ruas Medan-Binjai tetap akan digelar tahun depan. 


ilustrasi
4. Tak ada dana

Merdeka.com - Masalah dana dari pihak swasta juga menjadi penyebab mangkraknya beberapa proyek tol. Beberapa waktu lalu, Kementerian Pekerjaan Umum (Kemen PU) menyebutkan, banyak tol yang seharusnya digarap Grup Bakrie, ternyata mangkrak.

Dia menyebutkan, jalan tol Pejagan-Pemalang proses pembebasan lahannya terhenti. "Progres terakhir itu 29 persen, tapi itu terhenti awal tahun, nggak ada dananya. Mandek di pembiayaan," jelasnya.

Ruas tol Ciawi-Sukabumi juga terhenti sejak Agustus 2012 karena masalah yang sama. Sedikitnya ada 6 ruas tol yang seharusnya dikerjakan Grup Bakrie, terhenti karena masalah pendanaan. "Ciawi-Sukabumi, Pejagan- Pemalang, Batang-Semarang 1 dan 2, Pasuruan-Probolinggo, Cimanggis- Cibitung," ucapnya. 
 
sumber :

Rabu, 11 Desember 2013

Mulai 18 Desember, Tarif Tol Semarang-Solo dan Tol Kanci-Pejagan Naik Rp 1.000-Rp 2.500

Pintu Tol Banyumanik Ruas Tol Semarang Ungaran
Terhitung mulai 18 Desember 2013 pukul 00.00, pemerintah menyesuaikan tarif tol Kanci-Pejagan di Jawa Barat dan tol Semarang-Solo Seksi I (Semarang-Ungaran), rata-rata Rp 1.000 – Rp 2.500 per kendaraan.

Kepala Bidang Pengawasan dan Pemantauan BPJT, Abram Elsajaya mengatakan, Menteri Pekerjaan Umum (PU) telah menandatangani Surat Keputusan No. 526/KPTS/M/2013 tentang Penyesuaian Tarif Tol Kanci-Pejagan serta SK No. 527/KPTS/M/2013 tanggal 11 Desember 2013 tentang Penyesuaian Tarif Tol Semarang – Solo Seksi I (Semarang Ungaran).

“Penyesuaian dilakukan karena kedua ruas tol tersebut dinilai telah memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang disyaratkan Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT),” kata Abram dalam konperensi pers di Jakarta, Rabu (11/12).

Abram menyebutkan, seharusnya penyesuaian tarif tol ruas Kanci-Pejagan sudah dilakukan pada 25 Januari 2012 yang lalu. Namun penyesuaian tarif tol tertunda karena belum terpenuhinya SPM jalan tol sebagaimana disyaratkan.

PT Semesta Marga Raya (SMR), kata Abram, terus berupaya melakukan perbaikan di lapangan dalam rangka pemenuhan SPM, dan setelah dilakukan evaluasi BPJT, saat ini Kanci-Pejagan telah memenuhi SPM sehingga ruas jalan tol sepanjang 35 Km tersebut dapat dilakukan penyesuaian tarif tol.

Sedangkan penetapan tarif tol di ruas Jalan Tol Semarang-Solo Seksi I (Semarang – Ungaran) yang dilakukan pertama kali pada 10 November 2011, sesuai dengan Keputusan Menteri PU Nomor 334/KPTS/M/2011 tentang Penetapan Jalan Tol, Pengoperasian, Golongan Jenis Kendaraan Bermotor, dan Tarif Tol pada Jalan Tol Semarang – Solo Seksi I (Semarang – Ungaran).

Abram menjelaskan, besaran inflasi untuk penyesuaian tarif tol Ruas Jalan Tol Kanci – Pejagan pada periode 1 Januari 2010 – 31 Desember 2011 yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) berdasarkan surat Nomor 06230.043 pada 26 Januari 2012 perihal Permohonan Data Inflasi Wilayah adalah 10,11 persen.

Sedangkan penetapan tarif tol di ruas Jalan Tol Semarang-Solo Seksi I (Semarang – Ungaran) yang dilakukan pertama kali pada 10 November 2011, sesuai dengan Keputusan Menteri PU Nomor 334/KPTS/M/2011 tentang Penetapan Jalan Tol, Pengoperasian, Golongan Jenis Kendaraan Bermotor, dan Tarif Tol pada Jalan Tol Semarang – Solo Seksi I (Semarang – Ungaran).

Penyesuaian tarif tol yang berlaku setiap dua tahun sekali ini, lanjut Abram, sudah diatur dalam UU No. 38 tahun 2004 tentang Jalan serta Peraturan Pemerintah No. 15 tahun 2005 tentang jalan tol yang kemudian diubah dengan PP No. 43 tahun 2013. Regulasi tersebut menyebutkan evaluasi dan penyesuaian tarif tol dilakukan setiap dua tahun berdasarkan tarif lama yang disesuaikan dengan pengaruh inflasi. (Puskom PU/ES)
Tarif Baru Ruas Tol Kanci-Pejagan
Asal
Perjalanan
Tujuan Perjalanan
Besarnya Tarif Tol (Rp)
Gol. I
Gol. II
Gol. III
Gol. IV
Gol. V
Kanci
Pejagan
24.000
36.000
48.000
60.000
72.000
Kanci
Ciledug
13.000
19.000
25.500
32.000
38.500
Ciledug
Pejagan
11.000
16.500
22.500
28.000
33.500

Tarif Lama Ruas Tol Kanci-Pejagan
Asal
Perjalanan
Tujuan Perjalanan
Besarnya Tarif Tol (Rp)
Gol. I
Gol. II
Gol. III
Gol. IV
Gol. V
Kanci
Pejagan
21.500
32.500
43.500
54.500
65.000
Kanci
Ciledug
11.500
17.500
23.000
29.000
35.000
Ciledug
Pejagan
10.000
15.000
20.500
25.500
30.500

Tarif Baru Ruas Tol Semarang-Ungaran
Besarnya Tarif Tol (Rp)
Gol. I
Gol. II
Gol. III
Gol. IV
Gol. V
6.500
9.500
12.500
15.500
19.000

Tarif Lama Ruas Tol Semarang-Ungaran
Besarnya Tarif Tol (Rp)
Gol. I
Gol. II
Gol. III
Gol. IV
Gol. V
5.500
8.500
11.000
14.000
16.500



Editor :
Soklin_Pojok Soklin


sumber :
sekretariskabinet

TMJ akan tambah SDM percepat tol Bawen-Solo

ilustrasi/ist
Sindonews.com - Manajer Teknik dan Operasional PT Trans Marga Jateng (TMJ), Ari Nugroho mengatakan, pihaknya akan mengusulkan penambahan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk mempercepat pembebasan lahan jalan tol Bawen-Solo.

"Jadi usul saya memang perlu penambahan SDM. Sehingga pembebasan bisa cepat selesai," kata dia, Rabu (11/12/2013).

Ari mengakui terkendalanya pembebasan lahan lantaran keterbatasan SDM. Di mana jumlah personil di lapangan yang melaksanakan pembebasan lahan tidak sebanding dengan luas lahan yang dibebaskan.

Wakil Ketua Komisi D DPRD Jateng, Sasmito menyatakan, pembangunan jalan tol memang terkendala pada pembebasan tanah. Semestinya pemerintah sudah memahami kendala tersebut, sehingga perlu menyiapkan payung hukum berupa UU menyangkut masalah tanah yang terkena pembangunan infrastruktur.

"Semestinya pemerintah pusat menyiapkan UU menyangkut masalah tanah yang terkena infrastruktur sebagai payung hukum. Sebab jalan tol itu program nasional jadi harus serius penanganannya," ujar Sasmito.

Sementara, pembebasan lahan jalan tol di Kota Salatiga hingga saat ini belum tuntas. Sejumlah warga terkena proyek (WTP) di Kelurahan Kauman Kidul, Kecamatan Sidorejo, Salatiga belum sepakat dengan harga ganti rugi yang ditetapkan tim appraisal.

Mereka menuntut adanya persamaan harga. Pasalnya, harga lahan mereka lebih rendah ketimbang harga lahan yang sama di daerah lain. Padahal, kondisi lahan mereka lebih bagus dari lahan yang dihargai lebih tinggi dari lahan mereka.

Salah seorang WTP, Cicik Anggoro menuturkan, ada perbedaan harga yang sangat mencolok antara harga tanah persawahan zona II di daerah Kauman Kidul dengan harga tanah sawah zona II di daerah Tingkir Tengah. Harga tanah sawah zona II di Kauman Kidul diharga senilai Rp200.000 per m2. Sementara harga sawah zono II di Tingkir Tengah dihargai Rp310.000 per m2.

Padahal, sambung Cicik, letak sawah zona II di daerah Kauman Kidul lebih dekat dengan jalan. Selain itu, kondisinya juga lebih bagus ketimbang sawah di daerah Tingkir Tengah.

"Anehnya, kenapa harga sawah zona II di Kauman Kidul lebih rendah ketimbang di Tingkir Tengah. Ini kan aneh dan secara logika jelas tidak masuk akal," tandasnya.
 
sumber :

Pembangunan jalan tol Bawen-Solo molor

ilustrasi : Peta Jaringan Proyek Tol Semarang Solo
Sindonews.com - Pembangunan fisik jalan tol Bawen-Solo molor dari jadwal yang sudah ditetapkan dalam perencanaan mega proyek tersebut. Karena pembebasan lahan hingga saat ini belum selesai.

Manajer Teknik dan Operasional PT Trans Marga Jateng (TMJ), Ari Nugroho menjelaskan, sebenarnya pembebasan lahan jalan tol mulai dari Bawen hingga Solo selesai akhir Desember 2012. Namun hingga saat ini pembebasan lahan belum selesai, sehingga tahapan proses pembangunan jalan tol molor dari target.

"Sesuai perencanaan, pembebasan lahan selesai pada Desember 2012. Kemudian dilanjutkan dengan tender proyek pada Februari 2013 dan pembangunan fisik dilaksanakan pada 2014. Tapi karena hingga sekarang pembebasan lahan belum selesai, tender belum bisa dilaksanakan dan pengerjaan fisiknya molor," katanya, Rabu (11/12/2013).

Menurutnya, pembangunan fisik jalan tol Bawen-Solo akan dilaksanakan secara serentak. Namun, pekerjaan baru bisa dilaksanakan setelah lahan dibebaskan dan sudah ada pemenang tender atau penyedia jasa konstruksi (rekanan) pelaksana.

Dia mengatakan, sejauh ini pembebasan lahan jalan tol Bawen-Solo yang dilakukan Tim Pengadaan Tanah (TPT) Jateng dan Panitia Pengadaan Tanah (P2T) Kabupaten Semarang belum mencapai 75 persen. Sesuai peraturan, sebelum pembebasan lahan mencapai 75 persen, lelang tender belum bisa dilakukan.

"Jadi kami baru akan melakukan lelang tender setelah pembebasan lahan mencapai 75 persen. Kalau saat ini dilelang kasihan kontraktor karena tidak bisa bekerja, sementara harga bahan bangunan naik," ucapnya.

Ari mengakui terkendalanya pembebasan lahan lantaran keterbatasan sumber daya manusia (SDM). Jumlah personil di lapangan yang melaksanakan pembebasan lahan tidak sebanding dengan luas lahan yang dibebaskan.

Luas lahan total yang terkena pembangunan jalan tol Bawen-Solo mencapai 49.95 kilometer. "Lahan di Kabupaten Semarang yang terkena tol Bawen-Solo seluas 30 kilometer dan seluruhnya belum terbebaskan. Sedangkan di Kota Salatiga seluas 2 kilometer sudah dibebaskan dalam waktu empat bulan," beber Ari.
 
sumber :

Senin, 09 Desember 2013

Jalan Tol Ungaran-Bawen Dibuka Awal Januari 2014

Tribun Jateng/Wahyu Sulistiyawan
Selesaikan Jalan Tol: Jembatan jalan tol Semarang-Solo sesi II Ungaran-Bawen kilometer
19-100, di Kelurahan Lemahireng, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang, Jateng,
sudah selesai diperbaiki setelah retak beberapa pekan terakhir, Selasa (2/7/2013).
Jalan tol Semarang-Solo sesi II Ungaran-Bawen masih tersisa 1.000 meter pengerjaan
yakni 700 meter di Kelurahan Lemahireng dan 300 meter Kelurahan Kandangan.
Jalan tol tersebut ditargetkan selesai sebelum lebaran 2013.

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Kepala Dinas Bina Marga Jawa Tengah, Bambang Nugroho menyampaikan, jalan tol Ungaran-Bawen sampai saat ini tidak mungkin diselesaikan hingga akhir Desember 2013.

Bambang menilai, kemungkinan besar jalan tol yang memiliki panjang 11,9 kilometer itu diresmikan awal Januari 2014.

"Bulan ini saya rasa masih belum bisa. Kemungkinan awal Januari sudah selesai semuanya," jelas dia kepada Tribun Jateng, seusai sidang paripurna di Gedung Berlian, Jalan Pahlawan Semarang, Senin (9/12/2013).

Bambang mengatakan, pihaknya saat ini masih melakukan pengkajian keberadaan tower yang ada di bukit dekat jalan tol itu.

"Apakah berbahaya atau tidak. Sekarang kami masih melakukan pengkajian dan sejauh ini tower aman. Apalagi melihat kapasitas jalannya juga cukup," jelasnya.

Dia mengaku, jalan tol Ungaran-Bawen tersebut termasuk jalan bebas hambatan yang menggunakan teknologi tinggi.

"Jenis batuannya yang dilalui ini berbeda, sehingga jalan tol ini menggunakan high tech dan tidak ada jalan tol yang seperti ini di Indonesia," kata dia.

Proyek jalan tol yang saat ini sudah selesai sekitar 98 persen itu, kata dia, bakal mendapatkan uji coba dari Kementerian Perhubungan.

"Setelah kementerian masuk untuk uji coba, ya sudah bisa dibuka. Waktunya tidak lama, dulu waktu jalan tol Semarang-Ungaran juga cepat kok," kata dia. 
 
sumber :

Kamis, 05 Desember 2013

Tol Ungaran-Bawen Molor Lagi, Baru Rampung Februari 2014

ilustrasi
SEMARANG, suaramerdeka.com - Proyek Jalan Tol Semarang-Solo seksi II Ungaran-Bawen kembali molor. Diperkirakan pekerjaan baru rampung seluruhnya pada Februari 2014.

Direktur Teknik dan Operasional PT Trans Marga Jateng Ari Nugroho mengatakan, molornya pekerjaan dikarenakan adanya longsor tebing dan tower Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (Sutet) yang miring hampir ambruk di tebing Lemah Ireng, Ungaran, Kabupaten Semarang. "Jadi ya mundur, diprakirakan Februari 2014 baru selesai," katanya.

Untuk tower sutet saat ini sedang ditangani. PT PLN mengalihkan tegangan ke tower sementara dan mencopoti tower yang hampir ambruk tersebut. Hal itu dilakukan agar pekerjaan jalan tol dapat segera diteruskan. "Sudah dibuat tower sementara, yang permanen belum. Yang mau ambruk itu sedang dicopoti, tapi belum selesai," katanya.

Dengan mundurnya jadwal, maka pembukaan jalan tol Ungaran-Bawen belum diketahui. Kementerian Pekerjaan Umum telah menginformasikan bahwa jalan tol tersebut akan dibuka oleh Presiden Susilo bambang Yudhoyono. "Tapi masih belum tahu jadwal presiden, kami menunggu informasi selanjutnya," katanya.

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo yang ditemui menyatakan dirinya sudah ragu pekerjaan pembangunan bisa rampung akhir tahun 2013 sesuai target semula. "Kalau melihat kondisi di lapangan, saya ragu bisa rampung sesuai target, akhir tahun ini," katanya di Gedung Berlian DPRD Jateng, Rabu (4/12).

Gubernur meminta penanganan tower dilaksanakan secepat mungkin agar pekerjaan pembangunan tol dapat segara selesai. Menurut dia, progres pembangunan tol seksi Ungaran-Bawen ini sebenarnya tinggal menyisakan 150 meter, yakni di kawasan lokasi tower. "Tinggal menunggu itu sedikit, maka secepatnya harus diselesaikan," tandasnya.

Meski demikian, Ganjar menyatakan tetap akan berupaya melakukan percepatan penyelesaian jalan tol Ungaran-Bawen. "Pekan depan saya turun ke lapang dan mengundang pihak-pihak terkait pembangunan jalan tol Ungaran-Bawen, mencari solusi supaya pekerjaan tetap bisa rampung sesuai target," ungkap gubernur.
 
sumber :

TOL UNGARAN-BAWEN : Gubernur Ragu Tol Semarang-Solo II Rampung 2013


Sejumlah kendaraan melintas di jalan tol Semarang-Solo seksi II 
ruas Ungaran-Bawen, di Kabupaten Semarang, Jateng, Kamis 
(15/8). Setelah difungsikan sementara selama arus mudik dan 
arus balik Lebaran, jalan tol sepanjang 11,95 kilometer itu 
akan ditutup kembali pada Sabtu (17/8) untuk kelanjutan 
penyelesaian pengerjaannya. (Dok/JIBI/Solopos/Antara)
 
Solopos.com, SEMARANG-Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo ragu pekerjaan pembangunan jalan tol Semarang-Solo seksi II Ungaran-Bawen bisa rampung sesuai target, akhir tahun 2013.

Keraguan ini, menurut Ganjar karena masih adanya beberapa kendala pekerjaan di lapangan yang belum bisa diselesaikan sampai sekarang.

”Kalau melihat kondisi di lapangan, saya ragu [tol Ungaran-Bawen] bisa rampung sesuai target, akhir tahun ini,” katanya kepada wartawan seusai menghadiri rapat paripurna penetapan APBD Jateng 2014 di Gedung Berlian, Jl. Pahlawan, Kota Semarang, Rabu (4/12/2013).

Salah satu kendala yakni adanya tower Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (Sutet) yang berada di tebing Lemah Ireng, Ungaran.
Tower Sutet itu kondisinya rawan roboh, sehingga perlu dilakukan upaya pemasangan pondasi atau paku untuk menahan supaya tidak roboh yang bisa membahayakan pengguna jalan tol.

Meski merasa ragu bisa rampung pada akhir 2013, Ganjar menyatakan tetap akan berupaya melakukan percepatan penyelesaian jalan tol Ungaran-Bawen.

”Pekan depan saya turun ke lapang dan mengundang pihak-pihak terkait pembangunan jalan tol Ungaran-Bawen, mencari solusi supaya pekerjaan tetap bisa rampung sesuai target,” ungkap gubernur.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Dahlan Iskan sebelumnya, juga memastikan jalan tol Ungaran-Bawen sepanjang 11, 73 km tersebut sudah berfungsi pada akhir tahun 2013.

Menurut Dahlan, dirinya telah meninjau langsung jalan bebas hambatan tersebut yang secara fisik sudah jadi. ”Tinggal dilakukan pengeprasan lereng gunung batu, tapi akhir tahun ini selesai,” kata dia.

Seperti diketahui, sesuai target, proyek jalan tol Ungaran-Bawen seharunya diserahterimakan dari kontraktor kepada PT Trans Marga Jateng (TMJ) selaku pengelola tol Semarang-Solo pada Oktober 2013.

Setelah itu, akan dilaporkan kepada Kementerian Pekerjaan Umum (PU) untuk dilakukan kajian kondisi jalan tol tersebut.
Bila Kementerian PU menyatakan baik, maka jalan tol Ungaran-Bawen bisa dioperasikan selambatnya pada Desember 2013.

Meski belum rampung pihak, TMJ pada pada Agustus lalu telah melakukan uji coba jalan tol Ungaran-Bawen selama 16 hari pada H-7 hingga H+7 Lebaran 2013. 
 
sumber :

Jumat, 29 November 2013

Ganjar Minta Tower PLN Digeser

ilustrasi
SEMARANG, suaramerdeka.com - Gubernur Ganjar Pranowo meminta tower jaringan listrik saluran udara tegangan tinggi (SUTT) milik Perusahaan Listrik Negara (PLN) di Desa Lemah Ireng, Kecamatan Bawen yang terancam roboh ke jalan tol Semarang- Solo seksi II Ungaran-Bawen supaya segera digeser.

Pemindahan harus dilakukan apabila upaya menahan tower itu sudah tidak bisa optimal. Jika itu tidak dilaksanakan, ia khawatir progres pembangunan jalur bebas hambatan tersebut akan molor.

"Saya sudah niliki (menyaksikan- ) ke sana, satu-satunya jalan kalau tidak bisa dicagak ya segera digeser dan dialihkan tower itu. Secepatnya, kalau tidak segera beres nanti molor-molor lagi," tandasnya saat ditemui Suara Merdeka di Hotel Quest Semarang, Jumat (29/11).

Gubernur juga meminta PT Trans Marga Jateng (TMJ) selaku pengelola proyek jalan tol segera bicara dengan PLN terkait pemindahan tower PLN. Menurut dia, progres pembangunan tol seksi Ungaran- Bawen ini sebenarnya tinggal menyisakan 150 meter, yakni di kawasan lokasi tower.

"Tinggal menunggu itu, maka secepatnya harus diselesaikan," tandasnya. Sebagaimana diketahui, tower PLN ini terancam ambruk karena tanahnya longsor terkena hujan.

sumber :

Tower PLN Terancam Roboh ke Tol

Pengoperasian Jalur Ungaran-Bawen Mundur

SM/Maulana M FahmiRELOKASI TOWER:Pekerja PT PLN 
berupaya merelokasi tower SUTT jalur distribusi Tambaklorok-Bawen 
yang terancam longsor di Desa Lemah Ireng, Bawen, 
Kabupaten Semarang, Kamis (28/11). (58)
BAWEN- Sebuah tower jaringan listrik saluran udara tegangan tinggi (SUTT) milik Perusahaan Listrik Negara (PLN) terancam roboh ke jalan tol Semarang-Solo sesi II Ungaran-Bawen. Hal itu terjadi akibat tebing penyangga tower longsor. Kejadian tersebut menyebabkan rencana pengoperasian tol Ungaran-Bawen pada Maret atau April 2014, mundur. Untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk, PT Trans Marga Jateng (TMJ) selaku pengelola jalan tol Semarang-Solo bersama PLN melakukan penanganan.

Berdasarkan pantauan di lapangan, Kamis (28/11), puluhan petugas dari kontraktor PT Adhi Karya dan pekerja teknis PLN menempuh sejumlah langkah. Salah satunya memindahkan kabel tegangan tinggi ke tower sementara yang dibangun di sisi selatan tower yang terancam roboh. Direktur Teknik dan Operasi PT TMJ Ari Nugroho menyebutkan, tower tersebut berada di STA19-250 atau KM 32+800, Desa Lemah Ireng, Bawen, Kabupaten Semarang.

”Sebenarnya tower yang masuk wilayah paket V Tinalun-Lemah Ireng itu sudah miring ketika jalan tol dioperasikan sementara saat mudik-balik Idul Fitri 2013. Empat atau lima hari lalu diketahui longsor. Tim gabungan masih berupaya memindahkan kabel ke tower baru,” jelasnya. Akibat kejadian itu, lanjutnya, penyerahan pekerjaan dari kontraktor kepada PT TMJ yang dijadwalkan Oktober 2013 mundur hingga awal 2014. 
 
Butuh Setahun Begitu pula pengecekan, uji kelayakan, keamanan, serta pemasangan sarana dan prasarana pendukung sebelum tol dioperasikan belum bisa dilakukan karena menunggu perbaikan selesai. ”Yang longsor adalah lapisan tanah di sisi utara tower. Setelah tower dipindah, lokasi itu akan dirapikan dan ditanami tanaman pelindung dengan sistem terasering untuk mengantisipasi longsor susulan. Itu perlu waktu,” tuturnya. 
 
Manajer PLN Area Pelaksana Pemeliharaan (APP) Semarang Cahyono Widiadi menyatakan, untuk memindahkan kabel SUTT dari tower yang terancam longsor itu setidaknya butuh 10 bulan hingga setahun. ”Itu jaringan SUTT Tambaklorok- Bawen. Kami sudah memakai jaringan interkoneksi, sehingga bisa dimatikan sementara tanpa pemadaman listrik ke konsumen. Arus listrik bisa dipindah ke jaringan lain yang berada di sekitar lokasi tower,” ujarnya. Deputi Manajer Komunikasi dan Bina Lingkungan PLN Distribusi Jawa Tengah dan DIY Supriyono menambahkan, biaya relokasi dibebankan pada pengelola jalan tol. (H86,H55,J8-59) 
 
sumber :

Pondasi Longsor 'Tower' SUTT Hambat Penyelesian Tol Seksi II

ilustrasi
REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN — Proyek penyelesaian jalan tol seksi II (Ungaran-Bawen) kembali terancam. Sebuah tower jaringan listrik Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) yang ada di salah satu tebing ruas ini nyaris roboh.

Pondasi tower SUTT yang berada di Kilometer (KM) 32+800 ini sebagian telah tergerus, hingga posisi tower sudah tampak miring. Sementara tepat di bawah tower ini masih berlangsung pengeprasan bukit untuk badan jalan tol.

Terkait posisi tower yang terancam ambruk ini, PT Trans Marga Jateng (TMJ) --selaku pengelola jalan tol Semarang-Solo— mengaku telah bekoordinasi dengan pihak PT PLN Jawa Tengah dan DIY.

Pihak PT TMJ meminta agar tower yang terancam ambruk ini segera ditangani. Hal ini untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk, ambruknya tower dan terganggunya jaringan listrik.

"Karena posisi tower ini sudah tampak terancam sejak jalan tol dibuka khusu untuk arus mudik Lebaran lalu," kata Direktur Teknik dan Operasi PT TMJ, Ari Nugroho, Kamis (28/11).

Ia juga menjelaskan, tower SUTT PLN ini, lokasinya berada di wilayah Desa Lemah Ireng, Bawen, Kabupaten Semarang. Karena posisinya berada di bibir tanggul jalan tol KM 32+800.

Puncaknya sekitar empat hari lalu, tanah penyangga pondasi tower sisi utara longsor tergerus air hujan yang sudah semakin turun. "Sehingga posisinya semakin membahayakan," katanya menambahkan.

Saat ini, masih menurut Ari, tengah diupayakan pemindahan jaringan kabel. Sementara posisi tower SUTT ini lokasinya akan dipindahkan lebih jauh dari bibir tanggul jalan tol seksi II ini.

Akibat kejadian tersebut, ia menjelaskan, penyerahan pekerjaan dari kontraktor kepada PT TMJ yang sedianya dijadwalkan Oktober 2013 menjadi mundur –diperkirakan-- sampai awal 2014.

Demikian pula tahapan pengecekan uji kelayakan, keamanan, serta sarana dan prasarana sebelum jalan tol dioperasikan juga belum bisa dilakukan. "Karena harus menunggu proses penanganan tower rampung,” kata Ari menambahkan.

Berdasarkan pantauan di lapangan, puluhan pekerja dari PT Adhi Karya dan PT PLN mulai melaksanakan penanganan di lokasi tower ini. Sementara lokasi baru tower juga mulai disiapkan.

Ari menambahkan, hasil investigasi tim teknis di lapangan, di sekitar lahan berdirinya tower ini ditemukan lapisan tanah clay soil atau tanah lempung. Sesuai sifatnya, tanah lempung seperti itu akan menjadi bubur tanah apabila teroksidasi dengan air.

Begitu pula jika terbuka dan terkena udara atau tiupan angin, akan mengakibatkan lapisan tanah menjadi lapuk dan gampang larut jika diterjang air dengan intensitas tinggi.

Setelah tower dipindahkan, PT TMJ bersama kontraktor akan memperbaiki lokasi yang longsor dengan struktur terasering. "Sehingga akan menekan resiko longsor di kemudian hari," katanya menambahkan. 
 
sumber :

Tower PLN Tegangan Tinggi di Proyek Tol Bawen Nyaris Roboh

Ilustrasi
TRIBUNNEWS.COM, BAWEN- Tower Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) milik PT PLN di lokasi proyek tol Semarang - Solo sesi II Ungaran - Bawen nyaris roboh. Kondisi itu dipicu pondasi tanah atau tebing tempat tower berdiri tersebut longsor.

Sejauh ini terlihat sejumlah pekerja dari PLN dan PT Adhikarya melakukan upaya antisipasi robohnya tower SUTT yang mulai miring. Adapun tepat di bawah tower tersebut masih berlangsung aktifitas pekerjaan penyelesaiaan pembangunan jalan tol STA 19-250 atau km 32+800 tepatnya di kawasan Lemah Ireng, Bawen, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Dari pantauan Tribun Jateng di lokasi kawasan yang longsor tersebut, tower terlihat miring, tanah di bawah tower sudah longsor dan menyisakan retakan tanah. Memasuki musim penghujan, hal ini cukup dikhawatirkan bila terjadi longsor susulan yang berimbas tower akan roboh.

Sejumlah pekerja sejak Kamis (28/11/2013) pagi terlihat serius membongkar konstruksi tower dan memindahkan jaringan pada tower yang baru. Selain itu pekerja juga meratakan tanah untuk mencegah terjadi longsor susulan. Tower tersebut merupakan distribusi listrik jaringan Jawa dan Bali. (*) 
 
sumber :

Senin, 25 November 2013

PROYEK TOL SOLO-MANTINGAN : Warga Diminta Segera Mengosongkan Tanah

Ilustrasi proyek pembangunan jalan tol. (JIBI/SOLOPOS/Septhia Ryanthie)

Solopos.com, SRAGEN — Warga terdampak pembangunan jalan tol Solo-Mantingan diberi peringatan oleh pemerintah pusat. Warga yang masih bertahan diminta segera mengosongkan tanah.

Sekretaris Desa Duyungan, Sidoharjo, Sunarto, membenarkan adanya peringatan tersebut. Peringatan berupa surat edaran (SE) yang dikeluarkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum (Kemen PU). “Untuk tanah segera dilakukan pengosongan, termasuk rumah segera dirobohkan,” katanya saat ditemui Solopos.com di Duyungan, Senin (25/11/2013).

Disampaikannya, selain perintah pengosongan tanah terdampak pembangunan jalan tol Solo-Mantingan, SE itu juga menjelaskan larangan menanami sawah. Dia menegaskan surat tersebut sudah disampaikan kepada warga.

“Ada surat dari kementerian untuk tanah terkena tol sudah tidak boleh ditanami. Warga sudah patuh. Kami tidak tahu akan dibangun jalan tol kapan. Seandainya ada yang nekat tetap menanami, tidak boleh minta ganti rugi. Lebih baik yang kena tol ditinggalkan saja,” ungkap dia.

Selain puluhan tanah dan hunian warga, di Duyungan terdapat sejumlah tanah kas desa yang tergusur megaproyek itu. Tidak hanya itu, sebuah bangunan taman kanak-kanak (TK) juga bakal tergusur. Terkait tanah kas desa dan bangunan TK tersebut, Sunarto menjelaskan pihaknya masih menunggu cairnya ganti rugi dari pemerintah.

“Semua masih menunggu dari gubernur. Belum ada kepastian. Kami sudah mengajukan proposal ke kabupaten sekitar satu bulan lalu. Saat ini baru naik ke provinsi,” terangnya.

Kepala Desa Duyungan, Kuntoro Yuwono, menambahkan seluruh warga yang terkena proyek pembangunan jalan tol sudah pindah. “Semua sudah klir termasuk perhitungan tanah kas desa. Semua warga juga sudah pindah,” terangnya.

Sementara itu, Kepala Desa Jetak, Siswanto, menyampaikan SE tersebut diterima sekitar tiga pekan silam. Diakuinya, di wilayah Jetak terdapat sejumlah rumah yang masih ditinggali warga meski sudah mendapat ganti rugi. Dia menegaskan warga di Jetak tersebut juga menyatakan siap pindah. “Sebagian sudah dibongkari, juga ada yang belum. Tetapi yang sudah mendapat ganti rugi sudah siap pindah,” ungkapnya.

Diakuinya, masih terdapat sejumlah warga yang masih enggan direlokasi lantaran tak cocok dengan nilai ganti rugi yang ditawarkan pemerintah. “Jalan tol tinggal satu-dua orang yang masih belum. Lainnya sudah dapat ganti rugi. Bulan Juli sudah selesai,” kata dia. 
 
sumber :

Rabu, 20 November 2013

Pengoperasian Jalan Tol Ungaran-Bawen Jawa Tengah Tertunda

Ilustrasi pembangunan jalan tol | KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA
JAKARTA, KOMPAS.com - Pengoperasian jalan tol Ungaran-Bawen, Jawa Tengah yang direncanakan pada akhir tahun ini tampaknya bakal meleset. Pasalnya pada proses konstruksi akhir yang berlangsung saat ini ditemukan masalah.

Kepala Badan Pengelola Jalan Tol, Achmad Gani Ghazaly mengungkapkan ada permasalahan dalam Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) di daerah Bawen. "Terdapat longsoran dekat SUTT itu, sekarang sedang diperbaiki dengan dipasangkan bor pile," katanya, Rabu (20/11).

Gani mengatakan jika pengerjaan diteruskan, tiang SUTT ini akan jatuh karena longsoran akan semakin besar. Untuk itu, pemasangan bor pile dilakukan untuk menjaga kondisi tanah sambil menunggu alternatif dari pihak PLN.

Ia menyatakan ada alternatif memindahkan tower tersebut ke tempat yang lebih aman bagi tol yang merupakan bagian dari tol Trans Jawa ruas Semarang-Solo ini.

Gani menambahkan bahwa longsoran ini sendiri terjadi pada awal bulan ini. Padahal, menurutnya pengerjaan konstruksi jalan tol ini hanya tinggal menyisakan 100-200 meter lagi.

Sekedar informasi, ruas Ungaran Bawen sendiri memiliki panjang 11,9 kilometer (km) dan merupakan bagian dari tol Semarang-Solo sepanjang 72,64 km yang secara keseluruhan memakan biaya investasi hingga Rp 6,21 triliun.

Ruas tol ini menjadi satu dari tiga ruas tol milik PT Jasa Marga yang akan beroperasi akhir medio 2013. Selain tol Ungaran-Bawen, Jasa Marga telah mengoperasikan ruas tol Mandara di Bali dan juga membuka ruas tol JORR W2 Kebon Jeruk-Ciledug Raya. (Fahriyadi) 
 
sumber :

Jumat, 15 November 2013

Jembatan Selat Sunda : Menebar Mimpi, Menuai Rekor


ilustrasi
Jembatan Selat Sunda (JSS) adalah jembatan yang telah lama dimimpikan bangsa kita. Jembatan yang dimulai dari mimpi ini akan memecahkan rekor dunia dalam pembangunan jembatan dengan bentang / span terpanjang di Dunia.

Jembatan ini merupakan bagian dari Sistem Jaringan Jalan Asia atau Trans Asian Highway yang cikal bakalnya telah dimulai tahun 1971 yang lalu. Pembentukan jaringan ini didasarkan pada pengamatan para ahli ekonomi dunia yang menunjukkan bahwa dalam dasawarsa ini perekonomian negara-negara di kawasan Asia berkembang dengan angka pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan kawasan lainnya, yang ditandai dengan meningkatnya arus barang dan penumpang yang menggunakan prasarana jalan dan fasilitas penyeberangan antar bangsa sebagai kemajuan pesat dalam bidang kerjasama ekonomi di kawasan Asia Pasifik.


Peta Trans Asian Highway

Survey Membuktikan…


Pertumbuhan volume kendaraan yang menggunakan penyeberangan (Merak – Bakauhuni) ini lebih dari 11% per tahun. Pertumbuhan volume kendaraan yang demikian besar ini belum diimbangi dengan pertumbuhan pengadaan prasarana pendukungnya. Sehingga pada volume puncak seperti pada saat lebaran timbul kemacetan yang luar biasa.


Peta Merak – Bakauhuni

Dari data ASDP (Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan) antara tahun 1998-2001, per tahun menyeberangkan rata-rata 6.871.478 orang, 1.034.143 unit kendaraan dan 3.643.442 ton barang. Dari data ini, menunjukkan selain bagi manusia manusia, peran amat penting lain adalah bagi mobilitas barang. Dari pengamatan, selama angkutan hari raya dan liburan, ada sekitar 400.000 – 600.000 orang melintas dan 3.500-6.000 unit kendaraan campuran yang menyeberang dan sebagian besar adalah angkutan penumpang. Sedangkan pada hari-hari biasa antara 2.600-2.800 unit kendaraan campuran, sebagian besar (sekitar 1.800 unit) adalah truk pengangkut hasil pertanian dan agrobisnis dari Sumatra.

Menebar Mimpi

Tingginya kebutuhan akan aksesibilitas yang cepat dari Pulau Jawa ke Pulau Sumatera dan sebaliknya akibat perkembangan wilayah dan ketergantungan produksi dan konsumen yang sudah sangat tinggi antar kedua pulau. Pelayanan transportasi barang, orang dan jasa antar kedua pulau dengan penyeberangan kapal feri semakin lama semakin tidak optimal, yang disebabkan karena banyaknya faktor ketergantungan (alam, waktu, kapasitas dan lain lain.)

Sejak tahun 1986 BPPT, Departemen Pekerjaan Umum dan Bappenas secara bersama-sama maupun sendiri-sendiri telah memulai mempelajari sistem transportasi penyeberangan antara Jawa-Sumatra. Studi pendahuluan yang dilakukan meliputi studi topografi, geologi, geologi teknik, oseanografi dan transportasi. Dari studi-studi yang dilakukan diharapkan dapat menjawab permasalahan transportasi yang ada pada penyeberangan ferry Merak-Bakauheni untuk saat ini dan waktu mendatang dengan tujuan puncak (ultimate goal) adalah menciptakan prasarana penghubung pulau Jawa-Sumatra yang dapat mendukung perkembangan perekonomian sosial dan budaya antara ke dua pulau tersebut.

Salah satu alternatif mengatasi hal tersebut adalah dengan pembangunan Jembatan Selat Sunda, yang merupakan bagian dari jaringan transportasi lalu lintas antara Pulau Jawa dan Pulau Sumatera seperti yang tercantum pada PP 47/1997. Jembatan Selat Sunda mempunyai nilai strategis untuk meningkatkan keterkaitan hubungan sosial, politik, ekonomi dan fisik Pulau Jawa dan Pulau Sumatera diantaranya :
Sebagai simpul yang menghubungkan sistem jaringan jalan arteri primer lintas Jawa – Sumatera
Mendorong pertumbuhan dan pemerataan proses sosial ekonomi Jawa – Sumatera.
Perekat Negara Kesatuan Republik Indonesia dan menciptakan keseimbangan politis dan pertahanan keamanan sebagai dampak pemerataan kegiatan ekonomi Jawa – Sumatera

Tantangan itu…


Kondisi lingkungan di sekitar Jembatan Selat Sunda yang menjadi hambatan dan tantangan dalam perencanaannya adalah sebagai berikut:
Berada di wilayah gempa
angin yang kencang, pertemuan laut terbuka (samudera Hindia) dan laut tertutup (laut Jawa)
arus laut yang kencang
merupakan tempat lalu lintas kapal maka diperlukan ketinggian jembatan yang cukup istimewa

Daerah sekitar Selat Sunda dari sudut geologi merupakan daerah yang labil. Salah satu kunci untuk memahami proses deformasi kerak bumi yang terjadi dilokasi ini adalah dengan cara mengamati dan mempelajari mekanisme sesar Sumatera, khususnya pada segmen sesar Semangko. Adanya gunung Krakatau di Selat Sunda juga erat hubungannya dengan sesar ini. Sesar Sumatera ini memanjang dari Aceh sampai ke Selat Sunda.



Kronologis Design


Jembatan Selat Sunda (JSS) mulai direncanakan dibangun sejak 1960 yang dicetuskan oleh Prof Sedyato dari Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk menghubungkan Pulau Sumatera, Jawa, dan Bali. Rencana itu kemudian ditindaklanjuti dengan menyusun desain percobaan pada 1965. Rencana ini diteruskan oleh Presiden Soeharto pada 1986 dengan menunjuk BPPT untuk melaksanakan “Trinusa Bimasakti”, serta studi mengenai kondisi alam dan pengembangan teknis. Di tahun yang sama, Departemen Pekerjaan Umum (DPU) melakukan studi sosio ekonomi terkait estimasi perlintasan lalu lintas. Pada 1997 Prof Dr Wiratman, akademisi ITB, melakukan studi awal dan memberikan rekomendasi bahwa jembatan panjang merupakan alternatif terbaik dibanding terowongan. Rencana pembangunan JSS dilanjutkan oleh Departemen Kimpraswil dengan menandatangani MoU bersama Kementerian Perhubungan RRC pada 2002. Dalam MoU kedua negara bersepakat melakukan studi teknologi spesifik dan investigasi geologi pada JSS.

Panjang trase Jembatan Selat Sunda direncanakan sepanjang 27,4 km namun lokasi titik awal dan akhirnya belum ditetapkan (masih dalam tahap pre-FS). Pulau-pulau yang dilalui adalah pulau Kandang Lumuk, pulau Prajurit, pulau Sangiang dan pulau Ular. Kondisi topografi laut yang akan dilalui oleh jembatan ini yaitu kedalaman dasar laut antara + 25 m s/d + 200 m dibawah permukaan air laut. Jembatan Selat Sunda ini direncanakan menggunakan teknologi jembatan gantung, dengan trek atau jalur ganda bagi kendaraan pribadi, umum, dan kereta api.

Kapasitas maksimum Jembatan Selat Sunda diperkirakan 160 ribu kendaraan per hari dan 31.318 orang per hari. Dengan maksimum jumlah angkutan mencapai 76.800 per hari. Untuk barang seperti batu bara dapat melewati jembatan itu sekitar 1,75 juta ton per tahun. Dengan menggunakan rujukan jembatan Messina atau Stretto Di Messina di Italia. Prof. Wiratman menemukan bahwa kombinasi dua jembatan gantung (generasi ketiga) dengan bentang tengah 3500 m memberikan biaya yang paling ekonomis. Alignment yang dimaksud adalah:

- P. Jawa – P. Ular : viaduct 3 km
- P. Ular – P. Sangiang : 7.8 km jembatan gantung
- P. Sangiang : 5 km jalan dan rel kereta api
- P. Sangiang – P. Prajurit : 7.6 km jembatan gantung
- P. Prajurit : 1 km jalan dan rel kereta api
- P. Prajurit – P. Sumatera : viadut 3 km

Menuai Rekor


Jembatan ini jika terealisasi merupakan Jembatan bentang terpanjang di dunia. Hal ini karena jembatan terpanjang saat ini adalah Jembatan Messini yang menghubungkan pulau Italia dan Sisilia sepanjang 3.300 m dan terpanjang kedua adalah jembatan Akashi Kaikyo di Jepang dengan bentang jembatan mencapai 1991 m. Jembatan Selat Sunda akan menjadi jembatan terpanjang kedua dunia setelah jembatan Shanghai di Cina yang memiliki panjang total 36 km.

Profil Jembatan

Berdasarkan data Bappeda Lampung tahun 2007, panjang Jembatan Selat Sunda akan mencapai 29 kilometer dan lebar 60 meter yang terdiri atas jalur mobil, kereta api, dan sepeda motor serta berada pada ketinggian 70 m di atas permukaan laut. Biayanya diperkirakan lebih dari Rp 100 triliun. Jembatan Selat Sunda direncanakan mampu dilalui maksimum 160.000 kendaraan per hari. Berikut data yang lebih rinci mengenai spesifikasi Jembatan Selat Sunda:



  • Panjang 29 kilometer
  • Lebar 60 meter
  • Jalan mobil 2 x 3 meter
  • Jalan sepeda motor dan pejalan kaki 2 x 1 meter
  • Double track kereta di tengah
  • Lokasi 50 kilometer dari Gunung Krakatau
  • Desain tahan gempa dan tsunami
  • Melintasi tiga pulau: Prajurit, Sangiang, dan Ular.
  • Terdiri atas dua jembatan gantung berbentang ultrapanjang: 3,5 km dan 7 km.
  • Terdiri atas tiga jembatan konvensional berbentang 6–7,5 km.
  • Kapasitas maksimum 160 ribu kendaraan per hari dan 31.318 orang per hari
  • Barang seperti batu bara sekitar 1,75 juta ton per tahun atau 4,7 ribu ton per hari
sumber :
manajemenproyekindonesia 

Minggu, 10 November 2013

Dahlan pastikan akhir tahun pengerjaan tol Semarang-Solo rampung


Jalan Tol Semarang. ©2013 Merdeka.com/Istimewa

Merdeka.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan menyatakan, akhir tahun ini, Jalan Tol Semarang-Solo Seksi II Ungaran-Bawen akan mulai berfungsi. Saat ini jalan tol, yang membelah gunung dan perbukitan itu, harus dibuatkan pondasi di sepanjang tebing untuk menghindari adanya ancaman longsor.

"Jalan tol begini, tadi saya meninjau jalan tol, memang jalan tol sendiri sudah jadi. Tapi gunung-gunung yang dibelah itu masih terlalu tajam, sehingga nanti bisa saja kalau longsor bisa menutup jalan tol sehingga harus diberesin dulu," ujar Dahlan usai menghadiri acara 'Peluncuran Iklan Tolak Angin Versi Amerika' di Kawasan Pabrik Sidomuncul, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Jumat (8/11).

Proses perbaikan di sepanjang jalan tol Semarang-Solo itu, lanjut Dahlan, juga meliputi pengaspalan jalur sepanjang kurang lebih 200 meter.

"Itu jangan diaspal dulu sebelum yang perengan (pembuatan pondasi tebing) ini selesai. Nanti jika longsor lagi juga membahayakan. Sehingga ternyata perengan gunung itu dalamnya batu. Jadi mengeprasnya memakan waktu tapi akhir tahun selesai," pungkas Dahlan.

Sebelumnya, sampai akhir 2013, Kementerian Pekerjaan Umum memastikan tidak mengoperasikan jalan tol baru, meski ada dua proyek yang menjadi agenda. Ruas tol JORR W2 Utara, DKI Jakarta, dan Tol Ungaran-Bawen, Jawa Tengah, tak akan dipaksakan buka, meski pengerjaan kedua tol tersebut sudah mencapai 90 persen.

Kepala Badan Pengaturan Jalan Tol, Achmad Gani Ghazali, mengatakan untuk JORR W2 konstruksinya akhir bulan ini beres 100 persen, setelah itu langsung dilakukan pengujian jalan tol sedangkan Tol Ungaran-Bawen konstruksinya akhir tahun selesai.

"Jika selesai konstruksinya mereka harus lapor dulu lalu kemudian diuji oleh tim gabungan. Semoga, kedua ruas jalan tol ini bisa beroperasi paling lambat awal tahun depan," ujarnya.

Selain itu, berkaca dari sistem pengecekan di jalan tol Bali Mandara, Gani mengatakan, pengoperasian baru dapat dilakukan beberapa bulan setelah konstruksi rampung. Karena, adanya perbaikan-perbaikan yang memakan waktu sekitar satu bulan untuk memenuhi syarat BPJT.

"Kami kawal terus dari sekarang. Selesai pada akhir tahun, mungkin saja. Tapi, kalau dioperasikan belum tentu," ungkapnya.
 
sumber :

Rencana Dahlan bangun tol atas laut Pantura tidak komprehensif

proyek tol bali. ©2013 Merdeka.com/imam buhori

Merdeka.com - Rencana Menteri BUMN Dahlan Iskan untuk membangun tol atas laut Jakarta - Surabaya kembali mendapat kritikan. Pembangunan tol ini dinilai tidak komprehensif dan hanya keinginan Dahlan semata tanpa adanya dukungan pemerintah.

Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Eni Sri Hartati mengatakan dalam membangun infrastruktur harus mempunyai dasar hukum dan konsorsium BUMN yang jelas dan mengikat. Saat ini Dahlan belum membuat aturan jelas mengenai ini. Untuk membangun tol atas laut Pantura ini, Dahlan membentuk konsorsium 19 perusahaan BUMN.

"Bagaimanapun keputusan harus ada dasar hukum. Nanti kalau ada pergantian menteri apakah ini berlanjut, makanya harus ada keputusan pemerintah, bukan maunya Dahlan Iskan saja," katanya ketika dihubungi merdeka.com akhir pekan ini.

Dari penilaian Eni, rencana pembangunan tol atas laut Pantura tersebut belum terintegrasi dengan baik. Dahlan dinilai asal-asalan tanpa ada perencanaan komprehensif dari segala aspek. "Tidak terintegrasi. Sebaik apapun tujuan dalam mengelola itu jangan asal asalan, ini asal mau dan asal ingin saja. Kalau tidak komprehensif nanti partial. Tidak ada kepastian. Intinya tidak ada perencanaan komprehensif," katanya.

Eni menyarankan kepada Dahlan agar dalam melaksanakan proyek ini mempunyai dasar hukum yang jelas. Sebelum melakukan tender Feasibility Study (FS) seharusnya Dahlan sudah ada aturan awal yang mengikat.

"Harus ada mekanisme hak hak dan kewajiban berdasarkan payung hukum. Dahlan itu pemerintah dan kebijakan pemerintah bukan coba coba seperti ini. Itu harus berdasarkan grand design yang jelas. Itu dirumuskan. Sehingga tidak berubah ubah keinginan," tutupnya.

Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan ternyata terus melanjutkan rencananya untuk membangun tol atas laut Pantura dari Jakarta hingga Surabaya. Dalam waktu dekat, Dahlan akan membuka tender feasibility study (uji kelaikan) pembangunan tol tersebut.

"Pembuatan FS tol Jakarta-Surabaya kita akan tender dalam satu atau dua hari ini," ucap Dahlan di Kota Tua, Jakarta, Kamis (7/11).

Dahlan mengakui hingga saat ini belum memperoleh izin dari pemerintah terkait proyek ini. Walau demikian, Dahlan akan terus menyelesaikan tender FS dan jika laik maka nanti akan meminta izin kepada kementerian terkait.

Tender FS pembangunan tol yang diperkirakan menelan biaya Rp 150 triliun ini akan dilakukan antar BUMN. Proyek ini akan tetap dilakukan melalui skema keroyokan oleh BUMN dan tender dilakukan agar semuanya terbuka. "Nanti setelah FS kita baru urus izin. Ini memang di antara BUMN juga. Kita tender ya itu karena negara meminta begitu. Biar semuanya terbuka," tuturnya.
 
sumber :

Tol Semarang-Solo Seksi II Ditarget Beroperasi Akhir Tahun

ilustrasi

Jalan Tol Semarang-Solo Seksi II Ungaran-Bawen dipastikan akan mulai berfungsi pada akhir tahun. Saat ini, sejumlah pekerjaan tambahan sedang dilakukan. Diantaranya, jalan tol yang membelah gunung dan perbukitan itu, harus dibuatkan pondasi di sepanjang tebing untuk menghindari adanya ancaman longsor.

"Saya meninjau jalan tol, memang jalan tol sendiri sudah jadi. Tapi gunung-gunung yang dibelah itu masih terlalu tajam, sehingga nanti bisa saja kalau longsor menutup jalan tol sehingga harus diberesin dulu," ujar Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Jumat (8/11).

Selain itu, juga ada pekerjaan penambahan pengaspalan sekitar 200 meter. Pekerjaanya harus dilakukan setelah pemangkasan tebing selesai. Sementara pemangkasan tebing masih butuh waktu.

"Itu (jalan) jangan diaspal dulu sebelum yang perengan (pembuatan pondasi tebing) ini selesai. Nanti jika longsor lagi juga membahayakan. Sehingga ternyata perengan gunung itu dalamnya batu. Jadi mengeprasnya memakan waktu tapi akhir tahun selesai," pungkas Dahlan. 
 
sumber :

Senin, 04 November 2013

Indonesia Ketergantungan Impor Aspal Untuk Bangun Jalan

Tribun Jateng/Wahyu Sulistiyawan
Selesaikan Jalan Tol: Sejumlah alat berat selesaikan pembangunan
jalan tol Semarang-Solo sesi II Ungaran-Bawen kilometer 19-100,
di Kelurahan Lemahireng, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang,
Jateng, Selasa (2/7/2013). Jalan tol Semarang-Solo sesi II
Ungaran-Bawen masih tersisa 1.000 meter pengerjaan yakni 700 meter
di Kelurahan Lemahireng dan 300 meter Kelurahan Kandangan.
Jalan tol tersebut ditargetkan selesai sebelum lebaran 2013.
(Tribun Jateng/Wahyu Sulistiyawan)

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pembangunan jalan di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun dan membutuhkan material jalan yang lebih besar. Kebutuhan aspal 5 tahun terakhir sekitar 1,2 juta ton per tahun. Aspal yang dibutuhkan akan semakin meningkat dimasa mendatang, mengingat program pembangunan infrastruktur semakin banyak.

"Mengingat produksi aspal dalam negeri yang hanya sekitar 400 ribu ton per tahun, kita harus mengimpor sisa kebutuhan tersebut dari luar," ujar Wakil Menteri Pekerjaan Umum Hermanto Dardak, Senin (4/11/2013).

Hermanto menyatakan terdapat beberapa isu mengenai aspal yang terdapat di Indonesia, seperti permasalahan kualitas aspal, harga aspal yang tidak menentu. Masalah kelangkaan aspal yang terjadi beberapa tahun yang lalu menurut Hermanto menyebabkan terhambatnya penyelesaian proyek-proyek jalan.

"Besarnya potensi aspal alam di Indonesia yaitu Asbuton, yang akan mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap aspal impor," ujarnya.

Dengan melemahnya nilai rupiah, Hermanto menyebutkan material utama konstruksi lainnya seperti aspal dan besi baja yang masih diimpor akan mempengaruhi biaya konstruksi.

“Pengaruh melemahnya rupiah ada, dalam arti ada komponen material dari luar. Nah besi baja ini yang masih banyak impor juga, terutama yang high strength steel," jelas Hermanto.

Kendati begitu, Hermanto mengungkapkan tidak akan ada penyesuaian pada kontrak konstruksi yang sedang berjalan. Dia berharap para penyelenggara proyek konstruksi dapat melakukan optimasi dan efisiensi dalam menghadapi peningkatan biaya tersebut.

“Sampai sekarang kita tidak ada penyesuaian lah. Ini pinter-pinternya yang melaksanakan di lapangan melakukan optimasi dan efisiensi,” jelas Hermanto. 
 
sumber :