javascript:void(0)

your direction from here


View tol semarang ungaran in a larger map
happy chinese New Year 2021

cari di blog ini

Senin, 25 November 2013

PROYEK TOL SOLO-MANTINGAN : Warga Diminta Segera Mengosongkan Tanah

Ilustrasi proyek pembangunan jalan tol. (JIBI/SOLOPOS/Septhia Ryanthie)

Solopos.com, SRAGEN — Warga terdampak pembangunan jalan tol Solo-Mantingan diberi peringatan oleh pemerintah pusat. Warga yang masih bertahan diminta segera mengosongkan tanah.

Sekretaris Desa Duyungan, Sidoharjo, Sunarto, membenarkan adanya peringatan tersebut. Peringatan berupa surat edaran (SE) yang dikeluarkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum (Kemen PU). “Untuk tanah segera dilakukan pengosongan, termasuk rumah segera dirobohkan,” katanya saat ditemui Solopos.com di Duyungan, Senin (25/11/2013).

Disampaikannya, selain perintah pengosongan tanah terdampak pembangunan jalan tol Solo-Mantingan, SE itu juga menjelaskan larangan menanami sawah. Dia menegaskan surat tersebut sudah disampaikan kepada warga.

“Ada surat dari kementerian untuk tanah terkena tol sudah tidak boleh ditanami. Warga sudah patuh. Kami tidak tahu akan dibangun jalan tol kapan. Seandainya ada yang nekat tetap menanami, tidak boleh minta ganti rugi. Lebih baik yang kena tol ditinggalkan saja,” ungkap dia.

Selain puluhan tanah dan hunian warga, di Duyungan terdapat sejumlah tanah kas desa yang tergusur megaproyek itu. Tidak hanya itu, sebuah bangunan taman kanak-kanak (TK) juga bakal tergusur. Terkait tanah kas desa dan bangunan TK tersebut, Sunarto menjelaskan pihaknya masih menunggu cairnya ganti rugi dari pemerintah.

“Semua masih menunggu dari gubernur. Belum ada kepastian. Kami sudah mengajukan proposal ke kabupaten sekitar satu bulan lalu. Saat ini baru naik ke provinsi,” terangnya.

Kepala Desa Duyungan, Kuntoro Yuwono, menambahkan seluruh warga yang terkena proyek pembangunan jalan tol sudah pindah. “Semua sudah klir termasuk perhitungan tanah kas desa. Semua warga juga sudah pindah,” terangnya.

Sementara itu, Kepala Desa Jetak, Siswanto, menyampaikan SE tersebut diterima sekitar tiga pekan silam. Diakuinya, di wilayah Jetak terdapat sejumlah rumah yang masih ditinggali warga meski sudah mendapat ganti rugi. Dia menegaskan warga di Jetak tersebut juga menyatakan siap pindah. “Sebagian sudah dibongkari, juga ada yang belum. Tetapi yang sudah mendapat ganti rugi sudah siap pindah,” ungkapnya.

Diakuinya, masih terdapat sejumlah warga yang masih enggan direlokasi lantaran tak cocok dengan nilai ganti rugi yang ditawarkan pemerintah. “Jalan tol tinggal satu-dua orang yang masih belum. Lainnya sudah dapat ganti rugi. Bulan Juli sudah selesai,” kata dia. 
 
sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar