ilustrasi |
REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN — Proyek penyelesaian jalan tol seksi II (Ungaran-Bawen) kembali terancam. Sebuah tower jaringan listrik Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) yang ada di salah satu tebing ruas ini nyaris roboh.
Pondasi tower SUTT yang berada di Kilometer (KM) 32+800 ini sebagian telah tergerus, hingga posisi tower sudah tampak miring. Sementara tepat di bawah tower ini masih berlangsung pengeprasan bukit untuk badan jalan tol.
Terkait posisi tower yang terancam ambruk ini, PT Trans Marga Jateng (TMJ) --selaku pengelola jalan tol Semarang-Solo— mengaku telah bekoordinasi dengan pihak PT PLN Jawa Tengah dan DIY.
Pihak PT TMJ meminta agar tower yang terancam ambruk ini segera ditangani. Hal ini untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk, ambruknya tower dan terganggunya jaringan listrik.
"Karena posisi tower ini sudah tampak terancam sejak jalan tol dibuka khusu untuk arus mudik Lebaran lalu," kata Direktur Teknik dan Operasi PT TMJ, Ari Nugroho, Kamis (28/11).
Ia juga menjelaskan, tower SUTT PLN ini, lokasinya berada di wilayah Desa Lemah Ireng, Bawen, Kabupaten Semarang. Karena posisinya berada di bibir tanggul jalan tol KM 32+800.
Puncaknya sekitar empat hari lalu, tanah penyangga pondasi tower sisi utara longsor tergerus air hujan yang sudah semakin turun. "Sehingga posisinya semakin membahayakan," katanya menambahkan.
Saat ini, masih menurut Ari, tengah diupayakan pemindahan jaringan kabel. Sementara posisi tower SUTT ini lokasinya akan dipindahkan lebih jauh dari bibir tanggul jalan tol seksi II ini.
Akibat kejadian tersebut, ia menjelaskan, penyerahan pekerjaan dari kontraktor kepada PT TMJ yang sedianya dijadwalkan Oktober 2013 menjadi mundur –diperkirakan-- sampai awal 2014.
Demikian pula tahapan pengecekan uji kelayakan, keamanan, serta sarana dan prasarana sebelum jalan tol dioperasikan juga belum bisa dilakukan. "Karena harus menunggu proses penanganan tower rampung,” kata Ari menambahkan.
Berdasarkan pantauan di lapangan, puluhan pekerja dari PT Adhi Karya dan PT PLN mulai melaksanakan penanganan di lokasi tower ini. Sementara lokasi baru tower juga mulai disiapkan.
Ari menambahkan, hasil investigasi tim teknis di lapangan, di sekitar lahan berdirinya tower ini ditemukan lapisan tanah clay soil atau tanah lempung. Sesuai sifatnya, tanah lempung seperti itu akan menjadi bubur tanah apabila teroksidasi dengan air.
Begitu pula jika terbuka dan terkena udara atau tiupan angin, akan mengakibatkan lapisan tanah menjadi lapuk dan gampang larut jika diterjang air dengan intensitas tinggi.
Setelah tower dipindahkan, PT TMJ bersama kontraktor akan memperbaiki lokasi yang longsor dengan struktur terasering. "Sehingga akan menekan resiko longsor di kemudian hari," katanya menambahkan.
Pondasi tower SUTT yang berada di Kilometer (KM) 32+800 ini sebagian telah tergerus, hingga posisi tower sudah tampak miring. Sementara tepat di bawah tower ini masih berlangsung pengeprasan bukit untuk badan jalan tol.
Terkait posisi tower yang terancam ambruk ini, PT Trans Marga Jateng (TMJ) --selaku pengelola jalan tol Semarang-Solo— mengaku telah bekoordinasi dengan pihak PT PLN Jawa Tengah dan DIY.
Pihak PT TMJ meminta agar tower yang terancam ambruk ini segera ditangani. Hal ini untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk, ambruknya tower dan terganggunya jaringan listrik.
"Karena posisi tower ini sudah tampak terancam sejak jalan tol dibuka khusu untuk arus mudik Lebaran lalu," kata Direktur Teknik dan Operasi PT TMJ, Ari Nugroho, Kamis (28/11).
Ia juga menjelaskan, tower SUTT PLN ini, lokasinya berada di wilayah Desa Lemah Ireng, Bawen, Kabupaten Semarang. Karena posisinya berada di bibir tanggul jalan tol KM 32+800.
Puncaknya sekitar empat hari lalu, tanah penyangga pondasi tower sisi utara longsor tergerus air hujan yang sudah semakin turun. "Sehingga posisinya semakin membahayakan," katanya menambahkan.
Saat ini, masih menurut Ari, tengah diupayakan pemindahan jaringan kabel. Sementara posisi tower SUTT ini lokasinya akan dipindahkan lebih jauh dari bibir tanggul jalan tol seksi II ini.
Akibat kejadian tersebut, ia menjelaskan, penyerahan pekerjaan dari kontraktor kepada PT TMJ yang sedianya dijadwalkan Oktober 2013 menjadi mundur –diperkirakan-- sampai awal 2014.
Demikian pula tahapan pengecekan uji kelayakan, keamanan, serta sarana dan prasarana sebelum jalan tol dioperasikan juga belum bisa dilakukan. "Karena harus menunggu proses penanganan tower rampung,” kata Ari menambahkan.
Berdasarkan pantauan di lapangan, puluhan pekerja dari PT Adhi Karya dan PT PLN mulai melaksanakan penanganan di lokasi tower ini. Sementara lokasi baru tower juga mulai disiapkan.
Ari menambahkan, hasil investigasi tim teknis di lapangan, di sekitar lahan berdirinya tower ini ditemukan lapisan tanah clay soil atau tanah lempung. Sesuai sifatnya, tanah lempung seperti itu akan menjadi bubur tanah apabila teroksidasi dengan air.
Begitu pula jika terbuka dan terkena udara atau tiupan angin, akan mengakibatkan lapisan tanah menjadi lapuk dan gampang larut jika diterjang air dengan intensitas tinggi.
Setelah tower dipindahkan, PT TMJ bersama kontraktor akan memperbaiki lokasi yang longsor dengan struktur terasering. "Sehingga akan menekan resiko longsor di kemudian hari," katanya menambahkan.
sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar