javascript:void(0)

your direction from here


View tol semarang ungaran in a larger map
happy chinese New Year 2021

cari di blog ini

Jumat, 19 September 2014

TOL SOLO-MANTINGAN : Pemerintah Gelontorkan Ganti Rugi Tanah Rp521 Miliar, Kurang Rp103 Miliar

SRAGEN – Dana senilai Rp521,57 miliar sudah dikucurkan pemerintah melalui APBN guna membayar biaya ganti-rugi tanah terdampak proyek jalan tol Solo-Mantingan di wilayah Sragen. Sementara, diperkirakan masih dibutuhkan anggaran hingga Rp103,609 miliar untuk membebaskan tanah terdampak jalan tol yang tersisa.

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pengadaan Lahan Tol Solo-Mantingan II, Sihono, tak menampik anggaran yang dikucurkan untuk membebaskan ribuan tanah tol yang tergusur proyek tol sejak 2008 lalu sudah mencapai Rp521,57 miliar. “Setiap dapat dana langsung kami bayarkan kepada para penerima,” kata dia, Jumat (19/9/2014).

Pihaknya juga membenarkan diperkirakan masih ada kebutuhan dana Rp103,609 miliar untuk membebaskan lahan terkena proyek tol yang hingga kini belum rampung. “Itu sebatas estimasi. Belum angka pasti,” ungkapnya.

Sihono menerangkan saat ini progress pembebasan lahan terkena proyek tol Solo-Mantingan di Sragen mencapai 90,48%. Berdasarkan data yang dihimpun Solopos.com, lahan yang sudah dibebaskan lantaran terkena proyek tol di wilayah Sragen mencapai 201,82 hektare meliputi lahan masyarakat serta tanah kas desa.

Sementara itu, tanah yang belum terbebaskan hingga kini sekitar 21,23 hektare. Lahan yang belum terbebaskan tersebut termasuk fasilitas umum (fasum) dan fasilitas sosial (fasos).

Dia menjelaskan prinsip dalam proses pembebasan lahan terdampak lahan tol yakni subyek dalam hal ini pemilik lahan, objek yakni tanah yang bakal dibebaskan serta alas hak yakni administrasi seperti sertifikat tanah. Sihono menuturkan selain persoalan sertifikat yang digunakan sebagai jaminan di bank atau hilang, sejumlah warga terdampak proyek tol hingga kini juga belum bisa menerima nilai ganti-rugi yang ditawarkan.

Ditegaskannya, selama ini tim terus melakukan pendekatan kepada masyarakat agar mereka menerima nilai ganti-rugi yang ditawarkan guna mengejar target penyelesaian pembebasan 100% akhir 2014 ini. “Kami berharap masyarakat bisa suka rela menyerahkan tanah mereka dan menerima nilai ganti-rugi. Kami terus memberikan pengertian kepada masyarakat,” katanya.

Sebelumnya, Wakil Ketua Sementara DPRD Sragen, Bambang Widjo Purwanto, mengungkapkan sejumlah warga terdampak proyek tol di wilayah Kebonromo, Ngrampal, Sragen, hingga kini enggan melepaskan tanah mereka. Dijelaskannya, para warga tersebut menghendaki ada penyesuaian harga ganti-rugi lantaran nilai yang ditawarkan merupakan harga yang ditawarkan pada 2010 lalu.

“Mereka meminta ada penyesuaian harga. Dulu tanah kelas I harganya Rp200.000 per meter persegi sekarang mintanya Rp600.000. Tanah kelas II dulu Rp120.000 per meter persegi sekarang menjadi Rp360.000. Begitu pula tanah kelas III dulu Rp110.000 sekarang naik Rp330.000,” ujarnya.

sumber :

Senin, 15 September 2014

PROYEK MP3EI : Tol Semarang-Solo Molor, Kerugian Capai Rp140 Miliar

Solopos.com, SEMARANG — PT Trans Marga Jawa Tengah (TMJ) tahun ini merugi sebesar Rp140 miliar akibat molornya proyek pembangunan jalan tol Semarang-Solo yang terkendala pembebasan lahan. Saat ini, proses pembebasan lahan dalam proyek tol sepanjang 49,81 kilometer (km) itu masih sebatas 8%.

Di satu sisi, pemerintah pusat telah menyiapkan alokasi dana pembebasan lahan Rp1,6 triliun untuk pembangunan jalan tol sejumlah ruas di Jawa Tengah dengan target penyelesaian lahan akhir 2014. Tol Semarang – Solo merupakan salah satu bagian jalan tol Trans Jawa yang merupakan bagian dari proyek Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Indonesia (MP3EI) dibangun mulai 2009 dan diharapkan selesai 2016.

Direktur Teknik dan Operasi PT TMJ Ari Nugroho mengatakan anggaran dana untuk proyek tol Semarang-Solo sebesar Rp5 tiliun yang diperoleh dari piutang dari lembaga perbankan. “Kami masih defisit tahun ini sekitar Rp140 miliar, karena operiasional tol Semarang-Solo belum berjalan,” papar Ari kepada Bisnis, Minggu (14/9/2014).

Ari menambahkan angka defisit diketahui dari perhitungan mundurnya proyek tol Semarang-Solo hingga akhir 2014. Apabila proyek itu kembali molor pada tahun depan, kata dia, PT TMJ bisa merugi lebih banyak. Dari keseluruhan proyek tersebut, kata dia, tol yang sudah beroperasi Semarang-Bawen dan Semarang-Ungaran. Pendapatan dari operasional tol tersebut yakni Rp300 juta per hari atau Rp9 miliar per bulan.

“Sementara kami harus bayar bunga Rp15 miliar per bulan dan angsuran pokok per tiga bulan Rp50 miliar. Pendapatan tol yang utama saat ini justru untuk membayar bunga dan pokok,” ujarnya.

Saat ini, lanjut Ari, PT TMJ berupaya melakukan efisiensi dengan menekan biaya operasional supaya angka kerugian tidak membengkak. Dia mengakui kerugian akan berlangsung hingga tujuh tahun pertama beroperasinya proyek tol tersebut. Ari menjelaskan kenaikan tarif dasar listrik (TDL) dan rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) turut berpengaruh terhadap nilai investasi proyek tersebut.

Pasalnya, sejumlah harga kebutuhan pokok baik pasir, semen dan batu kerikil akan naik seiring dengan kenaikan tarif energi. “Dari perhitungan awal nilai investasi Rp5 triliun mungkin akan bertambah menjadi Rp7 triliun. Belum lagi upah buruh pasti menuntut naik akibat TDL dan BBM naik,” papar dia.

Menurutnya, PT TMJ semula menargetkan pembebasan lahan atas proyek tol Semarang-Solo bisa selesai sejak dua tahun lalu. Namun hingga saat ini, proses pembebasan lahan warga belum sepenuhnya selesai.

Ari memaparkan pada jalan tol ruas Bawen – Solo akan dibangun sepuluh jembatan dengan bentang di atas 100 meter, sedangkan yang di bawah bentang 100 meter lebih banyak lagi.
Dia menambahkan proyek tol sepanjang sekitar 50 km akan dibagi menjadi sembilan paket dengan pembagian masing-masing digarap oleh kontraktor yang telah memenangkan lelang. “Pada proyek pengerjaan jalan tol ini memerlukan pembebasan lahan sekitar 350 hektare yang berada di 47 desa dan 34 kecamatan,” terangnya.

Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, menuturkan prioritas diberikan untuk penyelesaian ruas Bawen–Solo kelanjutan tol Semarang–Solo. “Bupati dan walikota sudah menyampaikan progres, kalau duit sudah datang, pembangunan mudah-mudahan lebih cepat,” katanya.

Mekanisme pembangunan akan dilaksanakan bersamaan di beberapa ruas di setiap wilayah dengan prospek penyelesaian dua tahun dengan target operasional tol pada 2016. Jika pembebasan lahan berlangsung sesuai target akhir tahun, maka segera dilanjutkan pembangunan konstruksi dengan perkiraan 18 bulan hingga 24 bulan.

Sementara itu, pemerintah pusat menyiapkan alokasi dana pembebasan lahan Rp1,6 triliun untuk pembangunan jalan tol sejumlah ruas di Jawa Tengah dengan target penyelesaian lahan akhir tahun ini. Menteri Koordinator Perekonomian Chairul Tanjung telah melakukan koordinasi dengan sejumlah pihak di Semarang salah satunya membahas percepatan proyek pembangunan jalan tol yang terkendala pembebasan lahan.

“Di Jawa Tengah saat ini masih mengalami kendala utama pembebasan tanah, hasil koordinasi telah disiapkan land capping Rp1,6 triliun dan saat ini sudah di tangan Dirjen Bina Marga,” tuturnya.

sumber :