javascript:void(0)

your direction from here


View tol semarang ungaran in a larger map
happy chinese New Year 2021

cari di blog ini

Senin, 16 Juni 2014

Kejar Tayang, Panitia Pengadaan Tanah Umumkan Lahan Warga yang Terkena Tahap III-IV Tol Semarang-Solo


kompas.com/ syahrul munirIlustrasi pembangunan jalan tol
BAWEN, KOMPAS.com - Panitia Pengadaan Tanah (P2T) untuk jalan tol Semarang-Solo di wilayah Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, telah mengumumkan seluruh tanah warga yang akan tergusur untuk sesi III dan IV tol tersebut.

“Saat ini telah diumumkan langsung ke warga, sehingga pemilik lahan dapat mengetahui luas lahan mereka yang akan terkena jalan tol,” kata Ketua P2T yang sekaligus Plt Sekda Kabupaten Semarang, Budi Kristiono, Minggu (15/6/2014).

Sebelum pengumuman tersebut, kata Budi, sudah terlebih dahulu dilakukan pendataan dan inventarisasi pemilik maupun luas lahan. Adapun pengumuman kepada warga disampaikan lewat perangkat desa atau kelurahan, serta melalui internet.

Pengumuman ini, imbuh Budi, juga memberikan kesempatan kepada para pemilik lahan untuk memberikan sanggahan bila ternyata data yang diumumkan tak sesuai dengan data saat inventarisasi. 

Budi berjanji mengakomodasi setiap keberatan yang diajukan para pemilik lahan, untuk mempercepat proses penggantian kepemilikan lahan tersebut. Sesii III dan IV tol ini ditargetkan rampung pada 31 Desember 2014. 

Seperti diberitakan sebelumnya, pembangunan jalan tol Semarang-Solo ini dibagi dalam lima tahap. Dari lima tahap tersebut, tahap I Semarang-ungaran dan tahap II Ungaran-Bawen telah dioperasikan. 

Sementara itu, tahap III dan IV, Bawen-Boyolali sepanjang 24,15 kilometer masih dalam tahap proses pembebasan lahan. Untuk tahap ini, akan ada 7 kecamatan dan 22 desa di Kabupaten Semarang yang terkena proyek tersebut.

sumber :

Rabu, 04 Juni 2014

PROYEK JALAN TOL : Target Tuntas Akhir Tahun, Pembebasan Lahan Dikebut


Ilustrasi jalan (Dok/JIBI/Solopos)

Solopos.com, BOYOLALI–Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali mengintensifkan pendekatan dan negosiasi dengan para pemilik lahan yang terkena proyek jalan tol Solo-Semarang di wilayah Kota Susu. Hal itu untuk menuntaskan pembebasan lahan yang ditargetkan rampung akhir Desember tahun ini.

“Pemkab yang berperan sebagai fasilitator, ditarget bisa menyelesaikan persoalan pembebasan lahan untuk proyek jalan tol tersebut hingga akhir tahun ini,” ungkap Sekretaris Daerah (Sekda) Boyolali, Sri Ardiningsih, yang juga ketua Panitia Pengadaan Tanah (P2T) Boyolali, saat ditemui wartawan di Kantor Bupati Boyolali, Selasa (3/6/2014).

Target selesainya pembebasan lahan akhir tahun ini, jelas Sekda, karena mulai awal 2015 mendatang, proyek jalan tol tersebut sudah mulai pembangunan fisik.

Sebagai informasi, untuk wilayah Boyolali, proyek tol menerjang 1.979 bidang tanah dengan luas total mencapai 151,45 hektare. Proyek tersebut melintas di 17 desa di lima kecamatan, yaitu, Ampel, Boyolali, Mojosongo, Teras, dan Banyudono. Hingga kini, tanah yang sudah dibebaskan sebanyak 139 bidang.

“Yang sudah terselesaikan sebesaar 9,81 persen dengan total luas 10,9 hektare,” terangnya.

Sekda mengakui seputar pembebasan lahan untuk proyek jalan tol tersebut, tidak adanya kesepakatan tentang nilai ganti rugi kerap menjadi kendala. Persoalan lainnya di antaranya ahli waris yang tinggal di tempat yang jauh, hingga persetujuan pelepasan fasilitas umum (fasum). Namun demikian, Sekda menyatakan pihaknya terus melakukan pendekatan secara intensif kepada masyarakat, khususnya pemilik lahan. Sementara seputar proses pelepasan fasum, juga dilakukan dengan menjalin komunikasi dengan Pemerintah Provinsi Jateng.

“Setiap pekan, kami intens laporan kepada Pemprov Jateng. Tentu saja, tentang nilai ganti rugi, perlu dimusyawarahkan lebih intensif,” imbuhnya.

Terpisah, koordinator warga yang terkena proyek jalan tol di Desa Mudal, Kecamatan Boyolali, Agus Hariyadi, 35, mengakui ada sekitar 30 bidang tanah di desa tersebut yang bakal dibebaskan. Seluruh tanah berada di Dukuh Bukuning. Pihaknya berharap pembahasan ganti rugi segera dilakukan. Namun demikian, pihaknya belum bisa menyampaikan nilai ganti rugi yang akan disampaikan kepada P2T. Alasannya, belum ada pertemuan guna membahas ganti rugi.

sumber :

Desember, Ganti Rugi Tol Solo-Semarang Ditarget Kelar


dok.timlo.net/byl

Proyek jalan tol Solo-Semarang yang 
menggusur tanah kas desa di wilayah
 Banyudono, Boyolali5

Boyolali – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali menargetkan proses ganti rugi jalan tol Solo-Semarang bisa kelar pada Desember 2014. Saat ini, panitia pengadaan tanah (P2T) tengah berupaya melakukan negosiasi dengan pemilik lahan yang terkena proyek jalan tol.

Sekretaris Daerah (Sekda) Boyolali, Sri Ardiningsih, mengatakan saat ini proses negosiasi terus dilakukan. Di wilayah Boyolali, proyek tol menerjang 1979 bidang tanah dengan luas total mencapai 151,45 hektar.

Proyek itu melintasi 17 desa di lima wilayah kecamatan, yakni Ampel, Boyolali kota, Mojosongo, Teras dan Banyudono. Sementara hingga kini, tanah yang telah dibebaskan sebanyak 139 bidang.

“Kami terus melakukan pendekatan agar target di akhir tahun ini bisa diselesaikan dan tidak ada masalah di kemudian hari,” ujar Sri Ardiningsih, ketika ditemui di Pemkab Boyolali, Selasa (3/6).

Ada sejumlah kendala yang saat ini tengah dihadapi panitia dalam proses ganti rugi. Di antaranya belum ada kesepakatan nilai ganti rugi dengan pemilik lahan, ahli waris yang tinggal di tempat jauh maupun persetujuan pelepasan fasilitas umum (fasum). Pasalnya, khusus untuk pelepasan fasum harus seizin gubernur.

“Tapi kami yakin target dapat terpenuhi,” tandasnya.

Sumber :

Senin, 02 Juni 2014

Tahun 2015, Tol Semarang-Solo Akan Dioperasikan


Tribun Jateng/Wahyu Sulistiyawan
Mobil melintasi ruas jalan tol Semarang-Solo Sesi II Ungaran-Bawen, di Kalurahan Lemah Ireng, 
Kecamatan Bawem Kabupaten Semarang, Jateng, Jumat (4/4/2014). Jalan tol Ungaran-Bawen 
dengan panjang 12 kilometer resmi dibuka untuk umum dengan biasa masuk gratis hinga sepekan 
mendatang. Dengan difungsinya jalan tol ini jarang tempuh antara Semarang-Bawen hanya 
berkisar 30 menit dari yang sebelumnya bisa mencapai dua jam melintasi jalur umum. 
(Tribun Jateng/Wahyu Sulistiyawan)

TRIBUNNEWS.COM,SEMARANG - Pembangunan Tol Semarang- Solo terus dikebut pengerjaannya.

Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah, Bambang Nugroho K mengatakan, target penyelesaian jalan bebas hambatan Semarang-Solo pada akhir tahun 2015. 

Sementara ini, paket pengerjaan masih terkendala pembebasan lahan sehingga belum bisa melakukan paket pengerjaan fisik.

"Target jalan Tol selesai tahun 2015, setelah itu langsung dioperasikan," kata Bambang di Semarang, Senin (2/6/2014).

Bambang menuturkan, berdasarkan rapat dengan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, terdapat kendala yang cukup mengganjal.

Yakni, ada satu kabupaten yang terlintas lahan Tol belum tintas pada upaya pembebasan lahan. 

Untuk itu, pihaknya terus mendorong agar daerah yang bersangkutan bisa bekerja lebih keras menyelesaikan persoalan lahan.

Di daerah itu, lanjutnya, perlu dukungan dari Pemerintah Provinsi.

"Masalahnya ada pada lahan. Kalau pengerjaan fisik, kita bisa diselesaikan satu tahun lebih dikit. Itu sudah selesai, tapi sekarang ini arahnya untuk pembebasan lahan. Kami juga rutin tiap minggu laporan ke gubernur," lanjutnya.

Paket pengerjaan Tol Semarang-Solo masih belum tuntas. Jalur terakhir yang sudah dioperasikan yakni Semarang-Ungaran dan terbaru jalur Ungaran-Bawen.

sumber :

Tuntut Pembangunan Lapangan, Warga Kalirejo Ancam Gelar Demo

ilustrasi
UNGARAN, suaramerdeka.com - Seluruh warga di Kelurahan Kalirejo, Kecamatan Ungaran Timur menuntut realisasi pembangunan lapangan olah raga yang tergusur karena pembangunan Jalan Tol Semarang-Solo. Mereka menunggu janji pihak pengelola jalan tol sejak 2008, mengingat pascatergusurnya fasilitas umum tersebut kini masyarakat tidak memiliki tempat terutama untuk olah raga.

Dikatakan Ketua Lembaga Ketahanan Masyarakat (LKMK) Kelurahan Kalirejo, Bambang Muntaha, akibat tidak adanya lapangan yang representatif klub sepak bola kebanggaan warga Kalirejo, yakni Sport Cemara Club (SCC) akhirnya kesulitan untuk berkembang. "Lebih kurang sudah enam tahun masyarakat Kalirejo kesulitan beraktivitas, begitu pula SCC yang tidak bisa lagi latihan," katanya, Minggu (1/6). 

Warga menurut dia, telah mengirimkan surat ke Tim Pengadaan Tanah (TPT) Jateng termasuk kepada Panitia Pengadaan Tanah (P2T) Kabupaten Semarang, hanya saja belum ada perkembangan yang signifikan. Pihaknya khawatir, jika janji pembangunan lapangan tidak kunjung ditepati ke depan warga akan menggelar aksi unjuk rasa.

"Kalau berlarut tidak segera dibangun kami khawatir akan terjadi unjuk rasa. Mengingat saya sempat mendengar kabar tersebut terlontar dari beberapa warga," tuturnya.

Terpisah, Ketua P2T Kabupaten Semarang, Budi Kristiono menyebutkan, hingga sekarang memang masih ada sejumlah fasilitas umum dan fasilitas sosial yang tergusur proyek jalan tol kondisinya belum selesai dibangun. Itu dikarenakan, salah satunya faktor perlunya penghitungan dari tim apresial.

"Penghitungan dari tim apresial masih berlangsung. Kami berharap masyarakat bisa bersabar menahan diri mengingat saat ini masih dalam proses," tandasnya.

sumber :