javascript:void(0)

your direction from here


View tol semarang ungaran in a larger map
happy chinese New Year 2021

cari di blog ini

Kamis, 30 Juli 2015

Ikut Bangun Tol Semarang-Solo, Astra Siapkan Rp 900 Miliar


Jalan Tol Semarang - Solo membelah persawahan difoto dari udara 
di sekitar Lanud Adi Sumarmo, Solo, Jateng, Kamis (11/6). 
(ANTARA FOTO/Saptono)

Jakarta, CNN Indonesia -- PT Astra International Tbk melalui PT Astratel Nusantara, anak perusahaan yang bergerak di bidang infrastruktur dan logistik menuntaskan akuisisi 25 persen saham PT Trans Marga Jateng (TMJ), operator yang memiliki dan mengelola ruas jalan tol Semarang - Solo sepanjang 72,64 kilometer (km).

Direktur Astratel Nusantara Wiwiek D Santoso mengatakan setelah proses akuisisi tuntas, maka kepemilikan jalan tol tersebut berubah menjadi PT Jasa Marga sebanyak 73,9 persen, PT Astratel Nusantara sebesar 25 persen, dan PT Sarana Pembangunan Jawa Tengah sejumlah 1,1 persen.

“Dana investasi yang kami siapkan senilai kurang lebih Rp 900 miliar. Asal dana dari induk usaha kami, yaitu Astra International,” ujarnya saat dihubungi CNN Indonesia, Rabu (29/7).

Wiwiek menjelaskan, ruas tol Semarang - Solo terdiri dari lima seksi, dan saat ini seksi satu Semarang - Ungaran sepanjang 10,8 km dan seksi dua Ungaran - Bawen sepanjang 11,9 km sudah beroperasi.

Sementara, seksi tiga yaitu ruas Bawen - Salatiga sepanjang 17,3 km masih dalam proses konstruksi. Terakhir seksi empat yang menghubungkan Salatiga - Boyolali sepanjang 24,1 km dan seksi lima dari Boyolali ke Kertosuro sepanjang 8,41 km masih dalam tahap pembebasan lahan. Diharapkan seluruh ruas ini dapat diselesaikan dan beroperasi pada 2017.

Wiwiek menyatakan Astratel berharap proses pembebasan lahan pada seksi empat dan lima bisa segera diselesaikan. Ia menjelaskan, pembebasan lahan tersebut merupakan kewenangan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat serta Badan Pertanahan Nasional (BPN).

“Harapan kami bisa segera dibebaskan dan konstruksi segera dilakukan. Soalnya Pak Jokowi beri target bisa selesai 2017,” ungkapnya.

Ruas jalan tol Semarang – Solo merupakan bagian dari Tol Trans Jawa yang selain menghubungkan kedua kota tersebut juga akan menjadi penghubung berbagai kota di Jawa Tengah dan menjadi alternatif tambahan menuju Yogyakarta.

“Harapannya bisa mengembangkan potensi ekonomi wilayah sekitarnya, sehingga menciptakan efek berganda bagi kesejahteraan masyarakat serta memberikan kontribusi pada pertumbuhan ekonomi regional dan nasional,” tambah Wiwiek.

Menurutnya, pemerintah Indonesia kini fokus pada percepatan pembangunan infrastruktur nasional termasuk terwujudnya Jalan Tol Trans Jawa pada 2018. Hal itu membuat Astratel ingin berperan serta dengan menambah investasi jalan tol.

Empat Proyek

Dengan tuntasnya akuisisi saham tersebut, Astratel memiliki empat ruas jalan tol melalui kepemilikan saham di empat perusahaan, yaitu PT Marga Mandalasakti (MMS) dengan kepemilikan 79,31 persen saham yang memiliki ruas tol Tangerang - Merak sepanjang 72,45 km. Ruas tol tersebut telah beroperasi 100 persen.

Kedua, PT Marga Harjaya Infrastruktur (MHI), dengan kepemilikan 95 persen yang mengelola ruas tol Jombang – Mojokerto sepanjang 40,5 km. Seksi satu telah beroperasi dan seksi dua sampai empat sedang dalam proses pembebasan lahan, pararel dengan pengerjaan konstruksi pada seksi dua dan tiga.

Ketiga, PT Marga Trans Nusantara (MTN) dengan kepemilikan 40 persen sebagai penggarap ruas tol Serpong – Kunciran sepanjang 11,25 km. Ruas ini sedang dalam proses pembebasan lahan. Keempat melalui PT Trans Marga Jateng (TMJ), dengan kepemilikan 25 persen yang seperti dibahas di atas memiliki ruas tol Semarang – Solo sepanjang 72,64 km.

Wiwiek menyatakan secara potensi dan prospek, adanya pertumbuhan kawasan industri di Jawa Tengah, khususnya di sekitar area jalan tol tersebut menjadi salah satu alasan Astratel ikut andil. Namun, ia enggan mengungkapkan proyeksi kontribusi jalan tol tersebut nantinya.

“Kalau terkait kapan bisa kontribusi ke dalam kinerja perusahaan, itu bakal lama. Proyek seperti ini kan proyek jangka panjang. Bisa sekitar lima tahun lebih baru kontribusi. Yang penting kami berkomitmen dulu di proyek ini,” jelas Wiwiek.

sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar