DIBLOKADE: Jalan tol Semarang-Ungaran diblokade subkontraktor yang belum menerima pembayaran dari PT Trans Marga Jateng (TMJ), kemarin. (16) |
UNGARAN - Puluhan subkontraktor penggarap tol seksi I, Semarang - Ungaran, Selasa (9/8), memblokade jalur tol, terutama mulai dari gerbang Ungaran hingga jalur sekitar jembatan Penggaron. Mereka menuntut PT Trans Marga Jateng (TMJ) segera membayar hak mereka setelah pekerjaan di tol tersebut selesai. Pasalnya, tuntutan serupa yang mengemuka sepekan lalu, hingga kemarin belum terealisasi.
Selain itu, aksi blokade itu juga dipicu pemberitaan di media massa, Selasa (9/8). Diberitakan, gubernur telah menyatakan ruas tol Semarang-Ungaran siap untuk dilalui. Pernyataan itu membuat para subkontraktor yang belum dibayar semakin gerah.
Selain itu, aksi blokade itu juga dipicu pemberitaan di media massa, Selasa (9/8). Diberitakan, gubernur telah menyatakan ruas tol Semarang-Ungaran siap untuk dilalui. Pernyataan itu membuat para subkontraktor yang belum dibayar semakin gerah.
“Kami kecewa, karena Pak Bibit menyebut tol tidak lagi bermasalah dan bisa dilalui. Padahal jelas masih banyak yang harus diselesaikan,” ungkap salah satu subkontraktor dari PT Pelita Sejahtera Abadi, Hajarudin Jalid di lokasi, kemarin.
Sejak pukul 08.00, massa subkontraktor berkerumun di gerbang tol Ungaran. Sejumlah mobil diparkir dalam posisi melintang jalan, baik di dekat gerbang maupun di sisi barat dan timur gerbang tersebut.
Disebutkan, ada 55 subkontraktor yang belum dibayar PT TMJ. Diperkirakan total nilainya mencapai Rp 20 miliar. Jika pembayaran itu tidak segera diselesaikan, para subkontraktor akan tetap memblokade jalur tersebut.
Subkontraktor PT Aulia Putra, Hari Raspati, selaku koordinator mitra kerja dengan PT Istaka, mengatakan yang menjadi tuntutan adalah pembayaran langsung kepada subkontraktor. Jika tidak, TMJ harus memberikan jaminan bahwa subkontraktor pasti dibayar.
Aksi tersebut pada awalnya berjalan damai. Namun, ketika pimpro TMJ Raharjo datang ke lokasi, suasana sedikit berubah menjadi ricuh. Kedua belah pihak bersitegang terkait masalah itu.
“Kami sudah memfasilitasi agar istaka melaporkan tagihan ke TMJ. Tapi sampai sekarang belum ada. Kalau soal jaminan, sebenarnya subkontraktor tanggungjawabnya ke kontraktor,” ungkap Raharjo.
Siang kemarin Manajer Operasional PT Istaka, Herman Supriyadi datang dan mengadakan pertemuan dengan perwakilan subkontraktor. Namun belum ada solusi tepat. Dalam pertemuan itu Herman menyampaikan akan segera mengurus kelengkapan administrasi ke pusat, sehingga pembayaran segera dapat direalisasikan.
“Tuntutan kami harus dipenui sebelum hari raya. Itu harga mati. Ya lihat nanti, apakah yang keluar sesuai hak kami. kalau tidak, kami tetap blokade,” lanjut Hari Raspati. (K33-16)
sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar