SEBAGIAN ruas jalan tol Semarang-Ungaran. |
JALAN tol Semarang - Solo Seksi I yang pembangunannya diawali dari Semarang - Ungaran (14,1 km) perjalanan sejarahnya kini sudah memasuki episode ke dua.
Gagalnya operasional episode pertama 4 bulan lalu terjadi, menyusul kondisi tol STA 5+500 hingga STA 5-700 sepanjang 800 meter yang sebelumnya ambles dan retak.
Berdasarkan pengamatan CyberNews di lapangan Kamis (11/8), pembenahan ruas tol di Gedawang sudah selesai, namun sejumlah pekerja masih membenahi saluran air di bagian bawah tol di ruas Gedawang.
Di bagian itu terdapat sumber mata air yang terus memancarkan air, sehingga perlu dibuatkan saluran agar air tidak menggangu stabiltas badan tol terutama di bagian atasnya. "Saluran ini diarahkan ke sungai di sekitar jalan tol," kata Suwardi, salah seorang pekerja.
Beberapa pembenahan ruas di kawasan Gedawang itulah yang mengharuskan diberhentikannya operasional utuk sementara waktu. Namun awal Ramadan lalu, kondisi jalan tol sudah mulai membaik, dan masih perlu adanya uji kelaikan.
Jika tol Semarang-Ungaran itu benar-benar sudah difungsikan kembali, dipastikan akan mengurai titik kemacetan di Banyumanik yang selama ini tidak dianggap sebagai kemacetan klasik di kota Semarang dan tidak membuat nyaman pemakai jalan, terutama untuk menghadapi arus mudik dan balik.
Maka ada alasan lagi bagi para pemudik, terutama dari Jakarta ke Solo untuk mencari jalan altenatif, guna mengindari kemacetan di Banyumanik. Karena menjelang 7 hari Lebaran (H-7), PT Trans Marga Jateng memastikan tol sudah bisa dilalui kembali, meski itu terbatas hanya untuk mobil pribadi yang berbobot tak lebih dari 250 kg.
Parameter
Difungsikannya kembali tol Semarang-Ungaran, rupanya menjadi parameter kesiapan infrastruktur secara umum di Jawa Tengah menjelang musim mudik lebaran 2011.
Menghadapi musim mudik lebaran tahun ini, Bina Marga Jawa Tengah selaku pemangku otoritas penyedia infrastruktur dan prasarana jalan berjanji, H-7 lebaran semua jalan akan nyaman untuk dilewati pemudik, tidak saja untuk arus mudik, tapi juga arus balik.
Danang Atmojo, Kepala Bina Marga Jateng, menjamin hal itu sebagai jawaban atas harapan Gubernur Jateng Bibit Waluyo agar pelayanan pemudik terkait dengan kenyamanan infrastruktur akan lebih baik dari tahun sebelumnya.
Danang menjelaskan semua perbaikan jalan dan jembatan di 8 titik dipastikan akan selesai seminggu sebelum lebaran terutama di jalur pantura Losari - Semarang, dimana saat ini sedang terus dikerjakan untuk penyelesaian perbaikan jembatan dan jalan. "Mumpung cuacanya sedang sangat mendukung, karena tidak ada hujan," kata Danang Atmojo yang juga komisaris utama PT Trans Marga Jateng ini.
Ikhwal penarangan jalan, Danang Atmojo mengatakan juga tidak terdapat persoalan, "Untuk penerangan saya sudah cukup memadai," kata dia.
Sementara menyinggung soal kemungkinan adanya titik-titik longsor, Danang mewaspadi terdapat titik rawan longsor di Wangon dan Bumiayu, "Tapi pada dua wilayah itu kami sudah siapkan alat berat guna menjaga kemungkinan terjadi longsor, karena hujan yang sewaktu-waktu bisa turun lebat," kata Danang Atmojo.
(Bambang Isti/CN 25)
Gagalnya operasional episode pertama 4 bulan lalu terjadi, menyusul kondisi tol STA 5+500 hingga STA 5-700 sepanjang 800 meter yang sebelumnya ambles dan retak.
Berdasarkan pengamatan CyberNews di lapangan Kamis (11/8), pembenahan ruas tol di Gedawang sudah selesai, namun sejumlah pekerja masih membenahi saluran air di bagian bawah tol di ruas Gedawang.
Di bagian itu terdapat sumber mata air yang terus memancarkan air, sehingga perlu dibuatkan saluran agar air tidak menggangu stabiltas badan tol terutama di bagian atasnya. "Saluran ini diarahkan ke sungai di sekitar jalan tol," kata Suwardi, salah seorang pekerja.
Beberapa pembenahan ruas di kawasan Gedawang itulah yang mengharuskan diberhentikannya operasional utuk sementara waktu. Namun awal Ramadan lalu, kondisi jalan tol sudah mulai membaik, dan masih perlu adanya uji kelaikan.
Jika tol Semarang-Ungaran itu benar-benar sudah difungsikan kembali, dipastikan akan mengurai titik kemacetan di Banyumanik yang selama ini tidak dianggap sebagai kemacetan klasik di kota Semarang dan tidak membuat nyaman pemakai jalan, terutama untuk menghadapi arus mudik dan balik.
Maka ada alasan lagi bagi para pemudik, terutama dari Jakarta ke Solo untuk mencari jalan altenatif, guna mengindari kemacetan di Banyumanik. Karena menjelang 7 hari Lebaran (H-7), PT Trans Marga Jateng memastikan tol sudah bisa dilalui kembali, meski itu terbatas hanya untuk mobil pribadi yang berbobot tak lebih dari 250 kg.
Parameter
Difungsikannya kembali tol Semarang-Ungaran, rupanya menjadi parameter kesiapan infrastruktur secara umum di Jawa Tengah menjelang musim mudik lebaran 2011.
Menghadapi musim mudik lebaran tahun ini, Bina Marga Jawa Tengah selaku pemangku otoritas penyedia infrastruktur dan prasarana jalan berjanji, H-7 lebaran semua jalan akan nyaman untuk dilewati pemudik, tidak saja untuk arus mudik, tapi juga arus balik.
Danang Atmojo, Kepala Bina Marga Jateng, menjamin hal itu sebagai jawaban atas harapan Gubernur Jateng Bibit Waluyo agar pelayanan pemudik terkait dengan kenyamanan infrastruktur akan lebih baik dari tahun sebelumnya.
Danang menjelaskan semua perbaikan jalan dan jembatan di 8 titik dipastikan akan selesai seminggu sebelum lebaran terutama di jalur pantura Losari - Semarang, dimana saat ini sedang terus dikerjakan untuk penyelesaian perbaikan jembatan dan jalan. "Mumpung cuacanya sedang sangat mendukung, karena tidak ada hujan," kata Danang Atmojo yang juga komisaris utama PT Trans Marga Jateng ini.
Ikhwal penarangan jalan, Danang Atmojo mengatakan juga tidak terdapat persoalan, "Untuk penerangan saya sudah cukup memadai," kata dia.
Sementara menyinggung soal kemungkinan adanya titik-titik longsor, Danang mewaspadi terdapat titik rawan longsor di Wangon dan Bumiayu, "Tapi pada dua wilayah itu kami sudah siapkan alat berat guna menjaga kemungkinan terjadi longsor, karena hujan yang sewaktu-waktu bisa turun lebat," kata Danang Atmojo.
(Bambang Isti/CN 25)
sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar