UNGARAN -Setelah melalui diskusi panjang, akhirnya disepakati 55 subkontraktor penggarap proyek jalan tol Semarang-Solo seksi I (Semarang-Ungaran) akan menerima pembayaran paling lambat H-7 lebaran. Kesepakatan itu merupakan hasil pertemuan antara PTTrans Marga Jateng (TMJ), PT Istaka, dan perwakilan Subkontraktor di kantor TMJ, kompleks gerbang tol Ungaran, Rabu (10/8).
Nilai pembayaran itu lebih kurang Rp 9 miliar dari total yang harus dibayar sekitar Rp 43 miliar. Menurut sebuah sumber yang ditemui Suara Merdeka, dana tersebut merupakan dana talangan karena antara TMJ dan PT Istaka yang membawahi para subkontraktor belum menemukan mekanisme pembayaran yang tepat. Direktur Utama PT Trans Marga Jateng (TMJ) Agus Suharyanto mengatakan, hak para subkontraktor dipastikan akan diberikan paling lambat H-7 lebaran.
Namun, dia membantah pembayaran itu disebut menggunakan dana talangan. “Soal dana talangan yang disebut-sebut dalam pertemuan tadi itu hanya dalam konteks diskusi. Yang pasti mereka (subkontraktor) akan segera menerimanya,” tegasnya.
Dana Talangan
Manajer Operasional PT Istaka, Herman Supriyadi saat dikonfirmasi mengatakan, sudah disepakati pembayaran paling lambat H-7 lebaran. Dana untuk pembayaran itu merupakan dana talangan. Kendati demikian, dia tidak dijelaskan apa yang dimaksud dengan dana talangan. “Ini terobosan.
Ibaratkan saja pembayaran dengan dana pinjaman. Setelah prosedur normatif dilalui, akan ada dana untuk mengembalikannya,” kata dia. Sementara itu, para subkontraktor menyambut baik solusi tersebut. Hari Raspati dari PT Aulia Putra, salah satu subkontraktor, mengaku senang karena tuntutannya dipenuhi. Namun, pihaknya meminta TMJ membuat putusan tersebut secara tertulis. ‘’Hal itu akan dipenuhi dalam waktu dekat,’’ katanya saat keluar dari ruang pertemuan. Sebagaimana diberitakan, para subkontraktor proyek tol tersebut telah mengajukan tuntutan sejak sepekan lalu.
Pada Selasa (9/8) pagi, mereka menggelar aksi memblokade gerbang tol Ungaran, karena TMJ belum merespons tuntutan mereka. Aksi yang sedikit memanas itu bertahan hingga Selasa malam dengan menguruk jalur sekitar gerbang tol dengan tanah. Aksi berakhir setelah Direktur Teknik TMJ Ari Nugoroho datang dan menjanjikan pembayaran pada H-7 lebaran.
Anggota Komisi D DPRD Jateng, Gatyt Sari Khotidjah mengatakan, ancaman blokade jalan tol Semarang-Ungaran bisa memicu masalah sosial. Sebab, jalan bebas hambatan ini sudah lama ditunggu masyarakat. Kepentingan masyarakat harus lebih diutamakan. Alangkah baiknya, subkontraktor membuat konsorsium yang lebih profesional daripada melakukan tindakan merugikan tandasnya. Politikus Partai Hanura ini mengatakan, Komisi D DPRD Jateng telah memastikan uang yang digunakan membayar subkontraktor tersebut sudah dipersiapkan. TMJ siap membayar subkontraktor sesuai dengan lingkup pengerjaan dalam proyek jalan tol tersebut. (K33,J17-35)
Nilai pembayaran itu lebih kurang Rp 9 miliar dari total yang harus dibayar sekitar Rp 43 miliar. Menurut sebuah sumber yang ditemui Suara Merdeka, dana tersebut merupakan dana talangan karena antara TMJ dan PT Istaka yang membawahi para subkontraktor belum menemukan mekanisme pembayaran yang tepat. Direktur Utama PT Trans Marga Jateng (TMJ) Agus Suharyanto mengatakan, hak para subkontraktor dipastikan akan diberikan paling lambat H-7 lebaran.
Namun, dia membantah pembayaran itu disebut menggunakan dana talangan. “Soal dana talangan yang disebut-sebut dalam pertemuan tadi itu hanya dalam konteks diskusi. Yang pasti mereka (subkontraktor) akan segera menerimanya,” tegasnya.
Dana Talangan
Manajer Operasional PT Istaka, Herman Supriyadi saat dikonfirmasi mengatakan, sudah disepakati pembayaran paling lambat H-7 lebaran. Dana untuk pembayaran itu merupakan dana talangan. Kendati demikian, dia tidak dijelaskan apa yang dimaksud dengan dana talangan. “Ini terobosan.
Ibaratkan saja pembayaran dengan dana pinjaman. Setelah prosedur normatif dilalui, akan ada dana untuk mengembalikannya,” kata dia. Sementara itu, para subkontraktor menyambut baik solusi tersebut. Hari Raspati dari PT Aulia Putra, salah satu subkontraktor, mengaku senang karena tuntutannya dipenuhi. Namun, pihaknya meminta TMJ membuat putusan tersebut secara tertulis. ‘’Hal itu akan dipenuhi dalam waktu dekat,’’ katanya saat keluar dari ruang pertemuan. Sebagaimana diberitakan, para subkontraktor proyek tol tersebut telah mengajukan tuntutan sejak sepekan lalu.
Pada Selasa (9/8) pagi, mereka menggelar aksi memblokade gerbang tol Ungaran, karena TMJ belum merespons tuntutan mereka. Aksi yang sedikit memanas itu bertahan hingga Selasa malam dengan menguruk jalur sekitar gerbang tol dengan tanah. Aksi berakhir setelah Direktur Teknik TMJ Ari Nugoroho datang dan menjanjikan pembayaran pada H-7 lebaran.
Anggota Komisi D DPRD Jateng, Gatyt Sari Khotidjah mengatakan, ancaman blokade jalan tol Semarang-Ungaran bisa memicu masalah sosial. Sebab, jalan bebas hambatan ini sudah lama ditunggu masyarakat. Kepentingan masyarakat harus lebih diutamakan. Alangkah baiknya, subkontraktor membuat konsorsium yang lebih profesional daripada melakukan tindakan merugikan tandasnya. Politikus Partai Hanura ini mengatakan, Komisi D DPRD Jateng telah memastikan uang yang digunakan membayar subkontraktor tersebut sudah dipersiapkan. TMJ siap membayar subkontraktor sesuai dengan lingkup pengerjaan dalam proyek jalan tol tersebut. (K33,J17-35)
sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar