Uji coba Tol Semarang Ungaran
SEMARANG- Uji coba jalan tol Semarang-Ungaran, Sabtu (20/8) menimbulkan perubahan arus lalu lintas di kedua daerah tersebut.
Jalan Perintis Kemerdekaan, Kota Semarang di kawasan Sukun-Watugong, Banyumanik, yang sering macet, terutama pada Sabtu-Minggu, menjadi lengang. Sebaliknya, lalu lintas di sepanjang Jalan Gatot Subroto hingga Jalan Diponegoro, Ungaran, Kabupaten Semarang, padat.
Kemarin, kawasan Watugong dilewati sejumlah kendaraan berat seperti bus dan truk. Jalur tersebut tak lagi dipadati sepeda motor dan mobil. Seorang pengemudi mobil warga Gaharu, Banyumanik, Ponco (40), yang hendak menuju Bawen dari Semarang menuturkan, dirinya merasa nyaman saat melintas di jalan tol. Namun dia terjebak kemacetan saat keluar pintu tol Ungaran.
”Sebenarnya pembukaan tol Semarang-Ungaran memberikan dampak positif untuk mengurai kemacetan di kawasan Watugong. Namun, pintu keluar di Ungaran cukup sempit, sehingga tak mampu menampung arus kendaraan yang keluar tol. Dampaknya seperti ini, terjadi penumpukan kendaraan,” katanya saat terjebak kemacetan.
Direktur Utama PT Trans Marga Jateng (TMJ) Agus Suharyanto melalui Kepala Bagian Operasional Sabilillah mengatakan, memang ada penurunan arus lalu lintas di kawasan Srondol-Watugong, Semarang hingga Pudakpayung, Ungaran. Hal itu diketahui dari hasil pantauan petugas Patroli Jalan Raya (PJR) Polda Jateng yang juga memantau ruas jalan tol Semarang-Ungaran.
”Pembukaan jalan tol ini sudah mengurangi kepadatan arus lalu lintas,” tandasnya.
Dari pantauan Suara Merdeka, penurunan arus lalu lintas juga terjadi di kawasan Sukun, Banyumanik, tepatnya di sekitar perempatan lampu merah. Antrean kendaraan dari Semarang menuju Ungaran, tepatnya di perempatan lampu bangjo Sukun tak sepadat dan sepanjang sebelum jalan tol diuji coba.
Sebelumnya, antrean kendaraan kerap terjadi dari perempatan Sukun hingga pertigaan Jalan Durian, Srondol Wetan, Banyumanik. Kini antrean kendaraan di akses keluar-masuk Kota Semarang itu tak lagi menumpuk.
Berdasarkan data TMJ, sejak tol diuji coba pada Sabtu (20/8) pukul 09.00 hingga Minggu (21/8) pukul 06.00, total 13.988 mobil melewati tol. Rinciannya, 9.131 mobil melintas dari Semarang ke Ungaran dan 4.857 mobil dari arah sebaliknya.
Menurut Sabilillah, arus pemudik sudah terasa, namun frekuensinya belum tinggi. ”Indikasinya bisa dilihat dari pelat nomor mobil. Banyak yang berasal dari luar daerah seperti Jakarta dan Bandung. Mereka juga membawa barang-barang di atas mobil,” ungkapnya.
Semrawut
Sebagaimana dikhawatirkan sejak awal, sempitnya pintu keluar mengakibatkan kesemrawutan lalu lintas ketika kendaraan keluar dari gerbang tol di Sidomulyo, Ungaran. Untuk mengatasinya, petugas Polres Semarang tidak memfungsikan perempatan Sidomulyo secara penuh.
Jalur dari perempatan Sidomulyo ke arah Jalan A Yani (Asmara) menuju alun-alun (mini) ditutup. Otomatis, pengendara dari arah kantor DPRD dan Jalan S Parman (Undaris) tidak dapat menuju alun-alun tersebut. Demikian pula sebaliknya pengendara dari arah alun-alun tidak dapat melewati perempatan itu.
Kendaraan yang keluar dari gerbang tol pun melaju agak lancar. Di perempatan Sidomulyo, sebagian kendaraan dialihkan ke Jalan S Parman (arah Undaris), dan hanya sedikit yang mencoba menerobos pembatas agar dapat melaju ke arah pertigaan gedung DPRD Kabupaten Semarang (tembus ke jalan raya Ungaran-Bawen).
Meski demikian, penutupan itu sempat membuat warga sekitar yang biasa melewati jalur itu dari arah Jalan A Yani, S Parman, dan depan DPRD harus putar balik. Tak sedikit di antaranya yang menggerutu.
”Kondisi ini justru menyusahkan warga. Kalau perempatan ini ditutup, rasanya tidak normal,” kata Prasetyo (35), warga Beji, Ungaran Timur.
Penutupan Jalan A Yani itu berlangsung hingga lewat siang hari. Sekitar pukul 13.30, jalur tersebut dibuka dan traffic light di perempatan tersebut difungsikan. Namun, yang terjadi justru kemacetan panjang mulai gerbang tol hingga perempatan itu.
Kapolres Semarang AKBP Hariyanta mengatakan, kondisi akses pintu keluar tol di Ungaran memang belum memadai. ”Ini beban berat bagi Polres. Tapi kami upayakan dengan rekayasa jalan,” ungkapnya. (J17,K33,H55-59)
Jalan Perintis Kemerdekaan, Kota Semarang di kawasan Sukun-Watugong, Banyumanik, yang sering macet, terutama pada Sabtu-Minggu, menjadi lengang. Sebaliknya, lalu lintas di sepanjang Jalan Gatot Subroto hingga Jalan Diponegoro, Ungaran, Kabupaten Semarang, padat.
Kemarin, kawasan Watugong dilewati sejumlah kendaraan berat seperti bus dan truk. Jalur tersebut tak lagi dipadati sepeda motor dan mobil. Seorang pengemudi mobil warga Gaharu, Banyumanik, Ponco (40), yang hendak menuju Bawen dari Semarang menuturkan, dirinya merasa nyaman saat melintas di jalan tol. Namun dia terjebak kemacetan saat keluar pintu tol Ungaran.
”Sebenarnya pembukaan tol Semarang-Ungaran memberikan dampak positif untuk mengurai kemacetan di kawasan Watugong. Namun, pintu keluar di Ungaran cukup sempit, sehingga tak mampu menampung arus kendaraan yang keluar tol. Dampaknya seperti ini, terjadi penumpukan kendaraan,” katanya saat terjebak kemacetan.
Direktur Utama PT Trans Marga Jateng (TMJ) Agus Suharyanto melalui Kepala Bagian Operasional Sabilillah mengatakan, memang ada penurunan arus lalu lintas di kawasan Srondol-Watugong, Semarang hingga Pudakpayung, Ungaran. Hal itu diketahui dari hasil pantauan petugas Patroli Jalan Raya (PJR) Polda Jateng yang juga memantau ruas jalan tol Semarang-Ungaran.
”Pembukaan jalan tol ini sudah mengurangi kepadatan arus lalu lintas,” tandasnya.
Dari pantauan Suara Merdeka, penurunan arus lalu lintas juga terjadi di kawasan Sukun, Banyumanik, tepatnya di sekitar perempatan lampu merah. Antrean kendaraan dari Semarang menuju Ungaran, tepatnya di perempatan lampu bangjo Sukun tak sepadat dan sepanjang sebelum jalan tol diuji coba.
Sebelumnya, antrean kendaraan kerap terjadi dari perempatan Sukun hingga pertigaan Jalan Durian, Srondol Wetan, Banyumanik. Kini antrean kendaraan di akses keluar-masuk Kota Semarang itu tak lagi menumpuk.
Berdasarkan data TMJ, sejak tol diuji coba pada Sabtu (20/8) pukul 09.00 hingga Minggu (21/8) pukul 06.00, total 13.988 mobil melewati tol. Rinciannya, 9.131 mobil melintas dari Semarang ke Ungaran dan 4.857 mobil dari arah sebaliknya.
Menurut Sabilillah, arus pemudik sudah terasa, namun frekuensinya belum tinggi. ”Indikasinya bisa dilihat dari pelat nomor mobil. Banyak yang berasal dari luar daerah seperti Jakarta dan Bandung. Mereka juga membawa barang-barang di atas mobil,” ungkapnya.
Semrawut
Sebagaimana dikhawatirkan sejak awal, sempitnya pintu keluar mengakibatkan kesemrawutan lalu lintas ketika kendaraan keluar dari gerbang tol di Sidomulyo, Ungaran. Untuk mengatasinya, petugas Polres Semarang tidak memfungsikan perempatan Sidomulyo secara penuh.
Jalur dari perempatan Sidomulyo ke arah Jalan A Yani (Asmara) menuju alun-alun (mini) ditutup. Otomatis, pengendara dari arah kantor DPRD dan Jalan S Parman (Undaris) tidak dapat menuju alun-alun tersebut. Demikian pula sebaliknya pengendara dari arah alun-alun tidak dapat melewati perempatan itu.
Kendaraan yang keluar dari gerbang tol pun melaju agak lancar. Di perempatan Sidomulyo, sebagian kendaraan dialihkan ke Jalan S Parman (arah Undaris), dan hanya sedikit yang mencoba menerobos pembatas agar dapat melaju ke arah pertigaan gedung DPRD Kabupaten Semarang (tembus ke jalan raya Ungaran-Bawen).
Meski demikian, penutupan itu sempat membuat warga sekitar yang biasa melewati jalur itu dari arah Jalan A Yani, S Parman, dan depan DPRD harus putar balik. Tak sedikit di antaranya yang menggerutu.
”Kondisi ini justru menyusahkan warga. Kalau perempatan ini ditutup, rasanya tidak normal,” kata Prasetyo (35), warga Beji, Ungaran Timur.
Penutupan Jalan A Yani itu berlangsung hingga lewat siang hari. Sekitar pukul 13.30, jalur tersebut dibuka dan traffic light di perempatan tersebut difungsikan. Namun, yang terjadi justru kemacetan panjang mulai gerbang tol hingga perempatan itu.
Kapolres Semarang AKBP Hariyanta mengatakan, kondisi akses pintu keluar tol di Ungaran memang belum memadai. ”Ini beban berat bagi Polres. Tapi kami upayakan dengan rekayasa jalan,” ungkapnya. (J17,K33,H55-59)
sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar