MENJALAR: Jalan tol Semarang-Solo ruas Semarang-Ungaran
KM 21-350 kembali retak, Selasa (16/4) siang.
(suaramerdeka.com / Ranin Agung) |
Pantauan di lokasi, titik retakan baru terus menjalar melampaui titik yang lama. Kendati mengalami retak, PT Trans Marga Jateng (TMJ) selaku pengelola tol Semarang-Solo hingga kini masih memperbolehkan kendaraan melewati jalan tersebut.
"Jika dirasakan, pengguna jalan pasti merasakan adanya getaran yang diduga bersumber titik retakan baru selain getaran dari sambungan jalan tol yang dicor," kata Budi, pengguna jalan warga Bandarjo, Ungaran Barat, Kabupaten Semarang kepada wartawan, Selasa (16/4).
Menurut pengamatannya, retakan baru sudah terlihat sejak sepekan lalu. Dengan adanya dugaan titik retak baru, dirinya mengaku resah ketika melewati jalan tol yang dioperasikan secara komersial pada tanggal 17 Nopember 2011 itu.
Di ruas yang sama, tepatnya di KM 26-300 sejumlah alat berat masih melakukan pengerukan material yang longsor. Longsor tersebut terjadi diduga karena talud penahan tanah pembatas antara jalan tol dan lahan milik warga ambrol.
Untuk mengantisipasi terjadinya longsor susulan, pekerja proyek tampak membuat panahan tanah dari bronjong kawat besi yang diisi batu belah.
"Kami sekeluarga khawatir terjadi longsor susulan ketika hujan, pasalnya jarak talud dengan rumah kurang dari tiga meter. Kali pertama longsor terjadi awal Desember 2012 disusul longsor susulan pada Maret 2013 lalu," terang Suyono (43), warga Lingkungan Lemah Abang, RT 06 RW 05, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang.
Dirinya bersama warga Lingkungan Lemah Abang sudah melaporkan kejadian tersebut kepada kontraktor. Usai mendapat laporan, sejumlah pekerja sempat mendatangi rumahnya dan berjanji akan memperbaiki bagian rumah yang rusak.
"Janjinya akan diperbaiki, namun sampai sekarang belum ada penanganan yang signifikan," tandasnya.
sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar