JAKARTA (IFT) - Tiga badan usaha jalan tol telah menyatakan siap melanjutkan proyeknya yang selama ini terbengkalai. Mereka rencananya akan menandatangani amendemen Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol pada hari ini, Kamis.
Investor tersebut adalah PT Pejagan Pemalang Tol Road pemegang konsesi tol Pejagan-Pemalang sepanjang 57,5 kilometer dengan kebutuhan investasi Rp 5,51 triliun, PT Pemalang Batang Tol Road untuk ruas tol Pemalang-Batang sepanjang 39 kilometer yang akan menghabiskan investasi Rp 3,82 triliun, dan PT Cimanggis Cibitung Tolways (CCT) yang akan mengelola ruas tol Cimanggis-Cibitung sepanjang 25,39 kilometer dengan investasi sebesar Rp 4,41 triliun.
“Hasil evaluasi dengan tim ada tiga yang siap untuk melanjutkan proyek. Mudah-mudahan kalau tidak ada perubahan, besok (hari ini) ketiganya akan menandatangani Perjanjian,” kata Ahmad Ghani Gazali, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol, di Jakarta, Kamis.
Apabila investor tiga ruas tol tersebut telah menandatangani amendemen kontrak, dari 24 ruas tol yang dikaji ulang masih tersisa 10 investor ruas tol yang masih belum tuntas merevisi kontrak. Masing-masing adalah PT Marga Trans Jabar (Bogor Ring Road), PT Lintas Marga Sedaya (Cikampek-Palimanan), PT Marga Setiapuritama (Batang-Semarang), PT Trans Marga Jateng (Semarang-Solo), PT Trans Lingkar Kita Jaya (Cinere-Cimanggis), MTD-Nusa Cipta (Cibitung-Cilincing), PT Kresna Kusuma Dyandra (Bekasi-Cawang-Kampung Melayu), PT Margaraya Jawa Tol (Waru Wonokromo-Tanjung Perak), dan PT Trans Jawa Pas Pro (Pasuruan-Probolinggo).
Wakil Menteri Pekerjaan Umum Hermanto Dardak mengatakan untuk mempercepat proses tersebut, pemerintah terus melaksanakan koordinasi dengan investor dan sindikasi perbankan guna menyelesaikan berbagai permasalahan, sehingga diharapkan akhir Juli seluruh amandemen telah ditandatangani. "Sekarang sedang diselesaikan masalah yang belum terselesaikan karena semua harus jelas, khususnya dengan sindikasi perbankan,” katanya.
Dia menambahkan bagi investor yang sudah menandatangani kontrak baru sudah dapat memproses pekerjaan konstruksi maupun merealisasikan pinjaman perbankan. “Yang pembebasan tanahnya sudah 70% tinggal melakukan proses perjanjian kredit,” ujarnya.
PT Pemalang-Batang Toll Road rencananya meminta pemanfatan dana Badan Layanan Umum sebesar Rp 180 miliar. Dana itu untuk jalan tol Pemalang-Batang sepanjang 39 kilometer untuk mempercepat pembebasan lahan. Saat ini alokasi yang disetujui baru sekitar Rp 90 miliar.
Arman D Panjaitan, Direktur Utama PT Pemalang-Batang Toll Road, mengatakan sisa dana Badan Layanan Umum yang belum disetujui akan diproses sesuai dengan perkembangan pembebasan lahan di lapangan. Saat ini proses jumlah lahan yang sudah dibayar baru 2%, tetapi proses inventarisasi tanah sudah 90%.
Menurut Arman, perusahaan siap menyediakan dana sebesar 30% dari kebutuhan investasi sebesar Rp 3,8 triliun untuk pembangunan jalan tol Pemalang-Batang, meskipun salah satu pemegang saham mempunyai kredit ke bank. “Masalah ini tidak akan mempengaruhi komitmen yang sudah dibuat, karena jalan tol ini secara finansial layak untuk dibangun,” katanya.
Pusat Investasi Pemerintah memberikan dana talangan bagi proses pembebasan tanah untuk jalan tol yang diajukan investor jalan tol lewat Badan Pengatur Jalan Tol. Soritaon Siregar, Kepala Pusat Investasi Pemerintah, mengatakan dana yang dibutuhkan untuk pembebasan lahan tol hingga akhir tahun ini sekitar Rp 1 triliun.
Empat pemegang konsesi jalan tol yang sudah menandatangani amendemen kontrak akan mencairkan dana talangan sekitar Rp 712 miliar. Rinciannya adalah PT Marga Nujyasmo Agung (ruas tol Surabaya-Mojokerto) sebesar Rp 60 miliar, PT Citra Wasspphutowa (ruas tol Depok-Antasari) Rp 300 miliar, PT Marga Trans Nusantara (ruas tol Kunciran-Serpong) Rp 200 miliar, dan PT Marga Kunciran Cengkareng (ruas tol Kunciran-Cengkareng) Rp 152 miliar.(*)
BY DAVID MANURUNG & LILI HERMAWAN
sumber :
http://www.indonesiafinancetoday.com
Berita Terkait :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar