javascript:void(0)

your direction from here


View tol semarang ungaran in a larger map
happy chinese New Year 2021

cari di blog ini

Selasa, 04 Oktober 2011

Tol Ungaran Retak Lagi

SM/Yoseph Hary W
RETAK MEMANJANG: Retakan beton badan 

jalan Tol Semarang - Ungaran terlihat memanjang 
dan membelah bidang beton ruas Susukan,
Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang. (13)
UNGARAN- Badan jalan tol Semarang-Ungaran, tepatnya di wilayah Kelurahan Susukan, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang, retak. Posisi retakan sekitar 50 meter selatan jembatan Penggaron.

Lokasi retakan berada di lajur timur atau arah Ungaran pada kilometer 21 (stasiun/ STA 530). Retakan tersebut kini bahkan sudah berupa rekahan. Panjang rekahan diperkirakan delapan meter dengan lebar antara satu-lima milimeter. Posisinya membelah satu setengah bidang beton badan jalan tol secara diagonal.

Pada titik-titik retakan sepanjang lebih kurang delapan meter tersebut telah ditandai dengan spidol hitam berbentuk lingkaran dan silang di tengahnya. Ada delapan tanda. Besar kemungkinan retakan tersebut telah diketahui pelaksana proyek dan hendak diperbaiki. Namun kemarin, di lokasi tersebut belum tidak ada pekerja yang melakukan aktivitas.

Di ruas yang sama dulu juga pernah muncul retakan. Retakan lama itu terletak hanya beberapa meter di sisi utara dan selatan retakan baru. Dua retakan lama telah diperbaiki dengan cara disuntik, namun kini retak lagi.

Sebelumnya, tol Semarang-Ungaran ini juga mengalami retak-retak dan ambles di daerah Pucung, Pudakpayung, Kecamatan Banyumanik, Semarang. Keretakan ini sudah diperbaiki dengan cara memotong tanah urugannya sekitar dua meteran.
Beberapa waktu lalu, pihak pelaksana proyek melakukan penguatan pilar di Jembatan Penggaron sepanjang 400 meter. Sebanyak 18 pilar jembatan diperkuat dengan 124 bore pile. Jembatan ini berdiri di lokasi lahan rawan ambles. Lapisan tanahnya berupa lempung sehingga mudah menggelincir.

Komisaris PT Trans Marga Jateng (TMJ) Danang Atmodjo, Direktur Utama Agus Suharyanto, serta Direktur Teknik dan Operasional Ari Nugroho belum bisa dimintai keterangan berkaitan dengan retaknya badan jalan tol Semarang-Ungaran tersebut. Saat dihubungi, telepon seluler mereka menunjukkan nada aktif. Namun tidak diangkat.

Dosen jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Diponegoro (Undip) yang juga pakar hidrologi, Robert J Kodoatie membenarkan, tanah di lokasi tersebut termasuk labil. Retaknya badan jalan tol ini bukan terjadi akibat bangunan maupun konstruksi yang tidak kuat, melainkan karena kondisi tanah yang labil. Akibat pergerakan tanah, pilar jembatan tersebut juga bergerak.

Menurut Robert, pergerakan juga diyakini terjadi di jembatan beton dan gelagar di atas pilar. Konstruksi antara pilar, jembatan, beton, dan gelagar sebenarnya sangat kuat. Namun karena ada pergerakan tanah, keretakan pun terjadi.
“Badan jalan tol tidak boleh bergerak dan retak. Sedari dulu, saya sudah menyampaikan perihal kelabilan tanah di lokasi setempat tetapi tol tetap dibangun,” katanya.
Dia menambahkan, beban kendaraan bukan masalah utama karena keretakan itu timbul akibat kelabilan tanahnya. (K33,J17,J14-43) 
sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar