UNGARAN– Pemerintah pusat telah memberi lampu hijau untuk pengoperasiaan Tol Semarang–Ungaran pada pertengahan November 2011. Tapi, tidak dengan puluhan subkontraktor yang mengerjakan tol tersebut.
Sebanyak 30 subkontraktor Tol Semarang-Ungaran yang belum menerima pembayaran atas pekerjaan proyek yang telah diselesaikan tetap membulatkan tekad untuk memblokir jalan tol. Meskipun rencananya pertengahan November 2011 mendatang Tol Semarang– Ungaran akan dibuka resmi untuk umum. Seperti diberitakan SINDO, pemerintah akan melakukan pengecekan prosedur pengoperasian jalan tol ruas Semarang– Ungaran.
Jika telah memenuhi syarat,tol sepanjang 12 km tersebut akan dibuka untuk umum November mendatang. Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Ahmad Ghani Gazaly mengaku akan menerbitkan surat izin operasional ruas tol Semarang–Ungaran pada akhir Oktober. Selain surat izin operasi,BPJT juga akan menerbitkan Surat Keputusan (SK) mengenai tarif.
Setelah kedua surat keputusan itu diterbitkan, maka tol yang dikelola oleh PT Trans Marga Jateng (TMJ) itu dipastikan bisa dibuka pada pertengahan November mendatang. Penerbitan tersebut dilakukan lantaran saat ini seluruh kelengkapan syarat uji kelaikan operasi sudah dipenuhi oleh TMJ. Menanggapi hal tersebut, perwakilan 30 subkontraktor dari Site Manager PT Bumi Sentosa Dwi Agung (BSDA) Tundo Karyono mengaku sangat mendukung pengoperasian tol.
Namun, pihaknya tidak akan tinggal diam jika ternyata janji pembayaran tidak ditepati di kemudian hari.”Kami akan mempertahankan (pemblokiran) selama belum ada pembayaran,”ancamnya. Pihaknya hanya minta keadilan dari pihak PT TMJ selaku pengelola Tol Semarang- Solo.Sebab,dalam proyek yang sama puluhan subkontraktor sudah mendapat bayaran. Puluhan subkontraktor yang dibayar sebelumnya juga menjadi mitra kerja PT Istaka Karya (Persero) yang sudah dinyatakan pailit.
Namun, dirinya mempertanyakan alasan belum jelasnya pembayaran terhadap PT BSDA dan 29 subkontraktor lainnya. Karena itu mereka akan mengawal rencana pembayaran Tol Semarang–Solo yang dijanjikan oleh Gubernur Jateng Bibit Waluyo. Gubernur sebelumnya menyatakan pembayaran proyek tol akan dilakukan secepatnya,setelah gubernur mengadakan pertemuan dengan Trans Marga Jateng dan Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT).
”Kami mendukung instruksi pembayaran secepatnya oleh gubernur. Janji itu akan kami kawal,”imbuh Tundo Karyono. Sementara itu, dua orang pekerja dari PT BSDA kemarin mengadakan ritual mengubur diri di Dusun Jetis, Desa Leyangan, Ungaran Timur, Kabupaten Semarang yang dijadikan areal jalan tol.Tirakat tersebut bertujuan mendorong gubernur untuk bisa merealisasikan apa yang sudah dikatakan di media. Salah satu peserta aksi, Agung Nugroho mengatakan, dirinya telah melakukan persiapan pensucian diri dengan mandi keramas.
”Kita ingin nyengkuyung dalam arti melakukan tirakatan agar yang bisa dikatakan gubernur ini menjadi kenyataan,” harap Agung. Sementara itu, hingga kemarin tanah yang menutupi beberapa titik di sepanjang ruas tol Kalirejo–Sidomulyo Ungaran masih dibiarkan menggunung. Bahkan saking rapatnya pengurukan, beberapa ruas jalan sama sekali tidak bisa dilewati.
Sehubungan ancaman ini, Polres Semarang sepertinya akan melakukan tindakan tegas terhadap aksi karyawan subkontraktor yang dinilai merugikan kepentingan umum. Kapolres Semarang AKBP Hariyanta mengatakan, saat ini jalan Tol Semarang–Ungaran yang belum dibuka untuk umum masih menjadi kepentingan PT Trans Marga Jateng, kontraktor, dan mitra kerja kontraktor. Sebab, ruas tol tersebut masih dalam tahap pengerjaan.
Dia mengaku belum diajak rapat terkait rencana pengoperasian secara resmi tol sekitar pertengahan November mendatang.” Saya tidak mau berandai- andai (apakah akan dibuka), karena baru informasi dari berita (wartawan). Kalau ada demo tetap kami amankan,”tegas Kapolres kepada SINDO lewat sambungan telepon,tadi malam. Tindakan tegas bisa jadi dilakukan kepolisian.
Hal ini dilatarbelakangi pernyataan Kapolres, bahwa pada Lebaran lalu jalan Tol Semarang–Ungaran dibuka untuk umum.Sehingga pihaknya lebih mengutamakan kepentingan yang lebih umum,yakni pengguna jalan. arif purniawan
Sebanyak 30 subkontraktor Tol Semarang-Ungaran yang belum menerima pembayaran atas pekerjaan proyek yang telah diselesaikan tetap membulatkan tekad untuk memblokir jalan tol. Meskipun rencananya pertengahan November 2011 mendatang Tol Semarang– Ungaran akan dibuka resmi untuk umum. Seperti diberitakan SINDO, pemerintah akan melakukan pengecekan prosedur pengoperasian jalan tol ruas Semarang– Ungaran.
Jika telah memenuhi syarat,tol sepanjang 12 km tersebut akan dibuka untuk umum November mendatang. Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Ahmad Ghani Gazaly mengaku akan menerbitkan surat izin operasional ruas tol Semarang–Ungaran pada akhir Oktober. Selain surat izin operasi,BPJT juga akan menerbitkan Surat Keputusan (SK) mengenai tarif.
Setelah kedua surat keputusan itu diterbitkan, maka tol yang dikelola oleh PT Trans Marga Jateng (TMJ) itu dipastikan bisa dibuka pada pertengahan November mendatang. Penerbitan tersebut dilakukan lantaran saat ini seluruh kelengkapan syarat uji kelaikan operasi sudah dipenuhi oleh TMJ. Menanggapi hal tersebut, perwakilan 30 subkontraktor dari Site Manager PT Bumi Sentosa Dwi Agung (BSDA) Tundo Karyono mengaku sangat mendukung pengoperasian tol.
Namun, pihaknya tidak akan tinggal diam jika ternyata janji pembayaran tidak ditepati di kemudian hari.”Kami akan mempertahankan (pemblokiran) selama belum ada pembayaran,”ancamnya. Pihaknya hanya minta keadilan dari pihak PT TMJ selaku pengelola Tol Semarang- Solo.Sebab,dalam proyek yang sama puluhan subkontraktor sudah mendapat bayaran. Puluhan subkontraktor yang dibayar sebelumnya juga menjadi mitra kerja PT Istaka Karya (Persero) yang sudah dinyatakan pailit.
Namun, dirinya mempertanyakan alasan belum jelasnya pembayaran terhadap PT BSDA dan 29 subkontraktor lainnya. Karena itu mereka akan mengawal rencana pembayaran Tol Semarang–Solo yang dijanjikan oleh Gubernur Jateng Bibit Waluyo. Gubernur sebelumnya menyatakan pembayaran proyek tol akan dilakukan secepatnya,setelah gubernur mengadakan pertemuan dengan Trans Marga Jateng dan Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT).
”Kami mendukung instruksi pembayaran secepatnya oleh gubernur. Janji itu akan kami kawal,”imbuh Tundo Karyono. Sementara itu, dua orang pekerja dari PT BSDA kemarin mengadakan ritual mengubur diri di Dusun Jetis, Desa Leyangan, Ungaran Timur, Kabupaten Semarang yang dijadikan areal jalan tol.Tirakat tersebut bertujuan mendorong gubernur untuk bisa merealisasikan apa yang sudah dikatakan di media. Salah satu peserta aksi, Agung Nugroho mengatakan, dirinya telah melakukan persiapan pensucian diri dengan mandi keramas.
”Kita ingin nyengkuyung dalam arti melakukan tirakatan agar yang bisa dikatakan gubernur ini menjadi kenyataan,” harap Agung. Sementara itu, hingga kemarin tanah yang menutupi beberapa titik di sepanjang ruas tol Kalirejo–Sidomulyo Ungaran masih dibiarkan menggunung. Bahkan saking rapatnya pengurukan, beberapa ruas jalan sama sekali tidak bisa dilewati.
Sehubungan ancaman ini, Polres Semarang sepertinya akan melakukan tindakan tegas terhadap aksi karyawan subkontraktor yang dinilai merugikan kepentingan umum. Kapolres Semarang AKBP Hariyanta mengatakan, saat ini jalan Tol Semarang–Ungaran yang belum dibuka untuk umum masih menjadi kepentingan PT Trans Marga Jateng, kontraktor, dan mitra kerja kontraktor. Sebab, ruas tol tersebut masih dalam tahap pengerjaan.
Dia mengaku belum diajak rapat terkait rencana pengoperasian secara resmi tol sekitar pertengahan November mendatang.” Saya tidak mau berandai- andai (apakah akan dibuka), karena baru informasi dari berita (wartawan). Kalau ada demo tetap kami amankan,”tegas Kapolres kepada SINDO lewat sambungan telepon,tadi malam. Tindakan tegas bisa jadi dilakukan kepolisian.
Hal ini dilatarbelakangi pernyataan Kapolres, bahwa pada Lebaran lalu jalan Tol Semarang–Ungaran dibuka untuk umum.Sehingga pihaknya lebih mengutamakan kepentingan yang lebih umum,yakni pengguna jalan. arif purniawan
sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar