 |
| ilustrasi (photo : Soklin) |
SEMARANG- DPRD Jateng meminta tim teknis dan para ahli segera mencari solusi untuk menangani keretakan tol Semarang-Ungaran secara lebih komprehensif. Pasalnya, musim penghujan diperkirakan datang pertengahan Oktober ini.
Curah hujan yang tinggi dikhawatirkan mempengaruhi kondisi tanah labil di ruas Susukan, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang. ‘’Kami khawatir karena musim hujan sudah di depan mata. Jika perbaikan tol tidak sempurna dan debit air mengalir deras, sedangkan struktur tanah tidak stabil, akan berdampak buruk bagi pengguna tol,’’ jelas Ketua Komisi D DPRD Jateng Rukma Setiabudi, Jumat (7/10).
Menurutnya, saran yang disampaikan oleh pemprov dibangun subdrainase atau saluran bawah tanah bisa menjadi solusi yang akan membantu mengatasi keretakan yang terjadi. Penguatan dengan bore pile untuk menjaga struktur bangunan tetap kokoh juga menjadi alternatif utama.
Dalam beberapa diskusi sebelumnya, sudah ada saran untuk memindah rute karena risiko yang sangat tinggi. ‘’Kami sudah sarankan sebelumnya dengan kajian pakar, tapi kalau sudah telanjur begini seluruh pihak harus secepatnya mencari solusi yang komprehensif,’’ terang dia.
Gubernur Bibit Waluyo mengajak masyarakat berpikir positif dalam menyikapi pembangunan jalan tol Semarang-Ungaran. Dia mengakui tol Ungaran memang retak, namun situasinya tak perlu dibesar-besarkan. Apalagi sekarang masih dalam perbaikan. “Ora nyambut gawe isone mung nyalahke (tidak bekerja tapi bisanya hanya menyalahkan). Berpikirlah positif.” (J14,J17-65)
Curah hujan yang tinggi dikhawatirkan mempengaruhi kondisi tanah labil di ruas Susukan, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang. ‘’Kami khawatir karena musim hujan sudah di depan mata. Jika perbaikan tol tidak sempurna dan debit air mengalir deras, sedangkan struktur tanah tidak stabil, akan berdampak buruk bagi pengguna tol,’’ jelas Ketua Komisi D DPRD Jateng Rukma Setiabudi, Jumat (7/10).
Menurutnya, saran yang disampaikan oleh pemprov dibangun subdrainase atau saluran bawah tanah bisa menjadi solusi yang akan membantu mengatasi keretakan yang terjadi. Penguatan dengan bore pile untuk menjaga struktur bangunan tetap kokoh juga menjadi alternatif utama.
Dalam beberapa diskusi sebelumnya, sudah ada saran untuk memindah rute karena risiko yang sangat tinggi. ‘’Kami sudah sarankan sebelumnya dengan kajian pakar, tapi kalau sudah telanjur begini seluruh pihak harus secepatnya mencari solusi yang komprehensif,’’ terang dia.
Gubernur Bibit Waluyo mengajak masyarakat berpikir positif dalam menyikapi pembangunan jalan tol Semarang-Ungaran. Dia mengakui tol Ungaran memang retak, namun situasinya tak perlu dibesar-besarkan. Apalagi sekarang masih dalam perbaikan. “Ora nyambut gawe isone mung nyalahke (tidak bekerja tapi bisanya hanya menyalahkan). Berpikirlah positif.” (J14,J17-65)
sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar