SEMARANG, KOMPAS.com -- Sejumlah kalangan tetap meminta PT Trans Marga Jateng (TMJ) memantau terus-menerus perkembangan kondisi jalan dan jembatan yang berada di daerah rawan longsor dan retak.
Sebelumnya, tim konsultan geoteknik yang ditunjuk MJT telah menyatakan bahwa jalan tol Semarang-Ungaran layak dan aman untuk dilewati kendaraan umum, menyusul perkuatan yang dilakukan di tiga titik yang mengalami pergerakan tanah dan retak.
"Pemantauan tersebut terutama saat musim hujan tiba. Harus dipantau secara rutin lokasi yang rawan. Karena harus diakui tol Semarang-Ungaran melintasi lokasi rawan gerak. Maka apabila sudah dioperasikan, dan ditemukan ada hal yang membahayakan segera ditutup dan diperbaiki, agar tidak ada korban," tutur pengamat transportasi dari Unika Soegijapranata Semarang Djoko Setijowarno, Senin (17/10/2011) di Semarang, Jawa Tengah.
Hal yang senada juga diingatkan Geolog dari Lembaga Konsumen Jasa Konstruksi Jateng Dirmawan. Ia meminta pengelola jalan tol Semarang-Ungaran, memantau secara aktif lokasi jalan tol yang rawan terjadi pergerakan tanah (longsor) dan retak saat musim hujan.
Seperti diberitakan, kendati sebelumnya menghadapi masalah teknis di lapangan, yakni terjadi retakan badan jalan tol dan indikasi pergerakan tanah di tiga lokasi, akhirnya jalan tol Semarang-Solo Seksi I ruas Semarang-Ungaran dinyatakan layak untuk beroperasi. Retakan tanah dan indikasi pergerakan tanah yang terjadi beberapa waktu di tiga lokasi, telah diatasi pelaksana proyek, PT Trans Marga Jateng (TMJ) melalui dengan berbagai rekayasa.
Dari hasil pembahasan dan rekomendasi panel ahli yang dilakukan Direktorat Bina Teknik Direktorat Jenderal Bina Marga, Kementerian Pekerjaan Umum, yang dilanjutkan dengan penanganan fisik di lapangan menyimpulkan jalan tol baru Semarang-Ungaran aman untuk dioperasikan. Bahkan diperkirakan pertengahan Nopember tol tersebut sudah bisa beroperasi, setelah pros edur pengoperasian tol diselesaikan.
Kajian geoteknik
Dalam pertemuan ya ng digelarkan Jumat pekan lalu, tim konsultan geoteknik yang dipimpin Prof Ir Paulus Pramono Rahardjo MSc PhD, memaparkan kajian geoteknik atas retakan yang terjadi di tiga titik yang mengalami retakan, hasil monitoring inklinometer (alat untuk mengukur kemiringan suatu bidang), dan pekerjaan perkuatan pondasi di jembatan penggaron.
Pergerakan tanah sangat bergantung pada rekayasa yang dilakukan. Ada hubungan yang erat antara siklus curah hujan dan pergerakan tanah. "Maka kita melakukan rekayasa, air hujan tidak boleh masuk ke dalam tanah, harus kita alirkan ke luar. Kalau masuk harus dialirkan dengan menggunakan sub drain," papar Paulus.
Soal kekuatan struktur jalan tol Semarang-Ungaran, Paulus menegaskan, tol Semarang-Ungaran sudah aman untuk dilewati kendaraan besar maupun kecil. Konstruksi dan struktur jalan tol yang dibangun sudah dipersiapkan menerima beban sebesar itu.
"Masalah sekarang adalah di pintu keluar tol yang tidak siap dilewati kendaraan besar. Jalan dan jembatan tol sudah didesain untuk beban sebesar itu," ujarnya.
Sebelumnya, tim konsultan geoteknik yang ditunjuk MJT telah menyatakan bahwa jalan tol Semarang-Ungaran layak dan aman untuk dilewati kendaraan umum, menyusul perkuatan yang dilakukan di tiga titik yang mengalami pergerakan tanah dan retak.
"Pemantauan tersebut terutama saat musim hujan tiba. Harus dipantau secara rutin lokasi yang rawan. Karena harus diakui tol Semarang-Ungaran melintasi lokasi rawan gerak. Maka apabila sudah dioperasikan, dan ditemukan ada hal yang membahayakan segera ditutup dan diperbaiki, agar tidak ada korban," tutur pengamat transportasi dari Unika Soegijapranata Semarang Djoko Setijowarno, Senin (17/10/2011) di Semarang, Jawa Tengah.
Hal yang senada juga diingatkan Geolog dari Lembaga Konsumen Jasa Konstruksi Jateng Dirmawan. Ia meminta pengelola jalan tol Semarang-Ungaran, memantau secara aktif lokasi jalan tol yang rawan terjadi pergerakan tanah (longsor) dan retak saat musim hujan.
Seperti diberitakan, kendati sebelumnya menghadapi masalah teknis di lapangan, yakni terjadi retakan badan jalan tol dan indikasi pergerakan tanah di tiga lokasi, akhirnya jalan tol Semarang-Solo Seksi I ruas Semarang-Ungaran dinyatakan layak untuk beroperasi. Retakan tanah dan indikasi pergerakan tanah yang terjadi beberapa waktu di tiga lokasi, telah diatasi pelaksana proyek, PT Trans Marga Jateng (TMJ) melalui dengan berbagai rekayasa.
Dari hasil pembahasan dan rekomendasi panel ahli yang dilakukan Direktorat Bina Teknik Direktorat Jenderal Bina Marga, Kementerian Pekerjaan Umum, yang dilanjutkan dengan penanganan fisik di lapangan menyimpulkan jalan tol baru Semarang-Ungaran aman untuk dioperasikan. Bahkan diperkirakan pertengahan Nopember tol tersebut sudah bisa beroperasi, setelah pros edur pengoperasian tol diselesaikan.
Kajian geoteknik
Dalam pertemuan ya ng digelarkan Jumat pekan lalu, tim konsultan geoteknik yang dipimpin Prof Ir Paulus Pramono Rahardjo MSc PhD, memaparkan kajian geoteknik atas retakan yang terjadi di tiga titik yang mengalami retakan, hasil monitoring inklinometer (alat untuk mengukur kemiringan suatu bidang), dan pekerjaan perkuatan pondasi di jembatan penggaron.
Pergerakan tanah sangat bergantung pada rekayasa yang dilakukan. Ada hubungan yang erat antara siklus curah hujan dan pergerakan tanah. "Maka kita melakukan rekayasa, air hujan tidak boleh masuk ke dalam tanah, harus kita alirkan ke luar. Kalau masuk harus dialirkan dengan menggunakan sub drain," papar Paulus.
Soal kekuatan struktur jalan tol Semarang-Ungaran, Paulus menegaskan, tol Semarang-Ungaran sudah aman untuk dilewati kendaraan besar maupun kecil. Konstruksi dan struktur jalan tol yang dibangun sudah dipersiapkan menerima beban sebesar itu.
"Masalah sekarang adalah di pintu keluar tol yang tidak siap dilewati kendaraan besar. Jalan dan jembatan tol sudah didesain untuk beban sebesar itu," ujarnya.
TERKAIT:
Jalan Tol Semarang-Ungaran Diblokade
Lahan Bergerak, Jalan Tol Baru Retak
Ruas Tol Semarang-Ungaran Rawan Ambles
Jalan Tol Semarang-Ungaran Diblokade
Lahan Bergerak, Jalan Tol Baru Retak
Ruas Tol Semarang-Ungaran Rawan Ambles
sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar