Hatta Rajasa (kanan) (VIVAnews/ Muhamad Solihin) |
Selama ini terdapat 10 perusahaan BUMN merugi, di antaranya PT Istaka Karya dan Askrindo.
VIVAnews - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa, menyatakan kalau ada perusahaan milik negara yang merugi, pemerintah harus berani menutupnya. Ini agar tidak sampai merugikan BUMN lain.
"Saya sudah membahas sering kali, kalau ada perusahaan yang merugi, kita harus berani menyatakan tutup. Jika kita menginjeksi modal, kasihan nanti perusahaan lain," kata Hatta, yang saat ini merangkap Menteri BUMN ad interim dalam seminar di Hotel Dharmawangsa Jakarta, 4 Oktober 2011.
Menurut Hatta, selama ini terdapat 10 perusahaan BUMN yang mengalami kerugian. Di antaranya, PT Istaka Karya dan PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo). "Sepuluh yang rugi terus. Apakah dalam konteks BUMN, satu perusahaan yang alami persoalan keuangan harus datang ke pemerintah untuk sampai kepada penyertaan modal negara (PMN)," kata dia.
Untuk itu, dia melanjutkan, masalah tersebut harus dipecahkan karena pembahasan mengenai perusahaan BUMN merugi sudah dibahas dua tahun lalu. "Dua tahun kemudian sudah berbeda situasinya. Ini yang harus dipecahkan persoalan korporasi," ujar Hatta.
Hatta mengharapkan, sebab setiap dana yang dikeluarkan BUMN harus memberikan dampak positif untuk masyarakat Indonesia. "Setiap rupiah yang dikeluarkan BUMN harus beri impact positif, charity, harus berikan pertumbuhan, dan kesejahteraan masyarakat," tuturnya.• VIVAnews
VIVAnews - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa, menyatakan kalau ada perusahaan milik negara yang merugi, pemerintah harus berani menutupnya. Ini agar tidak sampai merugikan BUMN lain.
"Saya sudah membahas sering kali, kalau ada perusahaan yang merugi, kita harus berani menyatakan tutup. Jika kita menginjeksi modal, kasihan nanti perusahaan lain," kata Hatta, yang saat ini merangkap Menteri BUMN ad interim dalam seminar di Hotel Dharmawangsa Jakarta, 4 Oktober 2011.
Menurut Hatta, selama ini terdapat 10 perusahaan BUMN yang mengalami kerugian. Di antaranya, PT Istaka Karya dan PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo). "Sepuluh yang rugi terus. Apakah dalam konteks BUMN, satu perusahaan yang alami persoalan keuangan harus datang ke pemerintah untuk sampai kepada penyertaan modal negara (PMN)," kata dia.
Untuk itu, dia melanjutkan, masalah tersebut harus dipecahkan karena pembahasan mengenai perusahaan BUMN merugi sudah dibahas dua tahun lalu. "Dua tahun kemudian sudah berbeda situasinya. Ini yang harus dipecahkan persoalan korporasi," ujar Hatta.
Hatta mengharapkan, sebab setiap dana yang dikeluarkan BUMN harus memberikan dampak positif untuk masyarakat Indonesia. "Setiap rupiah yang dikeluarkan BUMN harus beri impact positif, charity, harus berikan pertumbuhan, dan kesejahteraan masyarakat," tuturnya.• VIVAnews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar