UNGARAN, suaramerdeka.com - Aktivitas proyek jalan tol Semarang-Solo kembali terhambat setelah 100 lebih warga Dusun Jetis, Kelurahan Kalirejo, dan Gedanganak Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang memblokade akses proyek tol lanjutan ruas Kalirejo - Beji, kemarin.
Aksi tersebut menuntut PT Trans Marga Jateng (TMJ) membuatkan jalan desa yang lenyap terkena proyek tol tersebut. Warga datang membawa sejumlah peralatan dan spanduk bertuliskan inti tuntutan mereka. Warga juga memasang patok menutup akses proyek dan merentangkan spanduk. Menjelang siang, warga bahkan mendorong bus beton diameter 1,5 meter ke tengah jalur proyek.
Akibat aksi warga, aktivitas pekerja proyek terhambat. Aksi sejak pukul 09.00 itu tidak berlangsung lama. Aksi berhenti setelah petugas Polsekta Ungaran dan Polres Semarang meredamnya dan mempertemukan warga dengan PT TMJ.
Koordinator aksi, Ali Nurhidayat mengatakan, setelah tuntutan Senin (9/1) lalu, warga kembali menuntut agar TMJ memenuhi janjinya. Warga meminta pembuatan jalan desa, yaitu penghubung Jetis-Gedanganak. Pasalnya, jalan desa tersebut lenyap terkena proyek tol.
Menurutnya, saat ini warga kesulitan mengakses area pertanian di seberang jalur tol, tepatnya di sekitar Bukit Tegal Lepek Ungaran. Sejak jalan desa itu hilang, warga harus berputar melalui wilayah Gedanganak. “Jika yang berwenang tidak merespons permintaan warga, aksi seperti ini tetap digelar,” ungkap Ali.
Aksi dimediasi oleh Kapolsekta Ungaran Kompol Sukarman. Warga lalu dipertemukan dengan Direktur Teknik dan Operasional TMJ, Ari Nugroho, di lokasi.
Ari Nugroho meminta contoh desain pembangunan jalan tol yang sebelumnya diberikan P2T kepada warga. Menurutnya, penambahan dan pengurangan terkait proyek tol harus berdasar izin dari kementerian PU. Sebab itu, pihaknya akan mengajukannya.
Di lokasi, Kapolsekta Ungaran Kompol Sukarman menyarankan, agar lain kali aksi warga langsung ke kantor TMJ, sehingga aspirasi langsung didengar pihak TMJ.
Aksi tersebut menuntut PT Trans Marga Jateng (TMJ) membuatkan jalan desa yang lenyap terkena proyek tol tersebut. Warga datang membawa sejumlah peralatan dan spanduk bertuliskan inti tuntutan mereka. Warga juga memasang patok menutup akses proyek dan merentangkan spanduk. Menjelang siang, warga bahkan mendorong bus beton diameter 1,5 meter ke tengah jalur proyek.
Akibat aksi warga, aktivitas pekerja proyek terhambat. Aksi sejak pukul 09.00 itu tidak berlangsung lama. Aksi berhenti setelah petugas Polsekta Ungaran dan Polres Semarang meredamnya dan mempertemukan warga dengan PT TMJ.
Koordinator aksi, Ali Nurhidayat mengatakan, setelah tuntutan Senin (9/1) lalu, warga kembali menuntut agar TMJ memenuhi janjinya. Warga meminta pembuatan jalan desa, yaitu penghubung Jetis-Gedanganak. Pasalnya, jalan desa tersebut lenyap terkena proyek tol.
Menurutnya, saat ini warga kesulitan mengakses area pertanian di seberang jalur tol, tepatnya di sekitar Bukit Tegal Lepek Ungaran. Sejak jalan desa itu hilang, warga harus berputar melalui wilayah Gedanganak. “Jika yang berwenang tidak merespons permintaan warga, aksi seperti ini tetap digelar,” ungkap Ali.
Aksi dimediasi oleh Kapolsekta Ungaran Kompol Sukarman. Warga lalu dipertemukan dengan Direktur Teknik dan Operasional TMJ, Ari Nugroho, di lokasi.
Ari Nugroho meminta contoh desain pembangunan jalan tol yang sebelumnya diberikan P2T kepada warga. Menurutnya, penambahan dan pengurangan terkait proyek tol harus berdasar izin dari kementerian PU. Sebab itu, pihaknya akan mengajukannya.
Di lokasi, Kapolsekta Ungaran Kompol Sukarman menyarankan, agar lain kali aksi warga langsung ke kantor TMJ, sehingga aspirasi langsung didengar pihak TMJ.
sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar