javascript:void(0)

your direction from here


View tol semarang ungaran in a larger map
happy chinese New Year 2021

cari di blog ini

Kamis, 19 Januari 2012

BUMN Dipangkas Jadi 120 Perusahaan

RESTRUKTURISASI

JAKARTA (Suara Karya): Menteri BUMN Dahlan Iskan menargetkan, hingga akhir 2012, jumlah perusahaan milik negara akan menjadi 120 dari saat ini 141 perusahaan menyusul pelaksanaan restrukturisasi melalui pola holding, merger, dan akuisisi. 
 
Menurut Dahlan, beberapa program restrukturisasi sedang dalam tahap penyelesaian. "Sehingga sampai akhir tahun jumlah BUMN sekitar 120 perusahaan saja," kata Dahlan di Jakarta, Selasa (17/1). 
 
Dia mengatakan, program restrukturisasi antara lain pembentukan holding BUMN perkebunan yang akan menggabungkan PT Perkebunan (PTPN) I-XIV dan PT Rajawali Nusantara Indonesia. Merger BUMN yang memproduksi permesinan antara PT Boma Bisma Indra dan PT Barata Indonesia. "Dua BUMN (Boma Bisma Indra dan Barata) memiliki jenis usaha yang sama dan kondisi keduanya dalam status yang hampir serupa, sehingga jika digabung akan memberi hasil yang lebih baik," tutur Dahlan. 
 
Sementara restrukturisasi yang sedang dalam proses penyelesaian adalah akuisisi Waskita Karya terhadap Istaka Karya. 
 
Selain itu, Kementerian BUMN saat ini sedang menuntaskan akuisisi pada tujuh BUMN, yaitu Perum Produksi Film Negara (PFN) yang akan diambil alih PT Adhi Karya Tbk, PT Pradnya Paramita dan PT Balai Pustaka setelah dimerger akan diakuisisi PT Telkom Tbk, dan PT Energy Management Indonesia (EMI) diambil alih PT Surveyor Indonesia. Selanjutnya, PT Survey Udara Penas diambil alih PT Angkasa Pura I, PT Industri Sandang diambil alih PT Pembangunan Perumahan, dan PT Sarana Karya diambil alih PT Wijaya Karya Tbk. 
 
Kementerian BUMN juga tengah menyiapkan pelaksanaan program holding BUMN kehutanan, BUMN farmasi, dan BUMN sektor kertas. Di samping itu, usai pertemuan dengan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia bersama Wakil Presiden Boedino, Dahlan menegaskan, pihaknya akan mendorong perusahaan sistem bongkar-muat perusahaan-perusahaan milik negara (BUMN) di pelabuhan-pelabuhan sehingga mempercepat lalu lintas barang. 
 
Dia meminta kalangan BUMN untuk lebih efisien, khususnya dalam pengiriman barang/produksinya, agar kapal tidak terlalu lama bersandar di pelabuhan. Hal ini, lanjut dia, membuat kapal-kapal lain yang mengangkut atau membongkar produk-produk lainnya tidak bisa bersandar dan harus menunggu sehingga biaya logistik menjadi mahal. 
 
Dia mencontohkan, untuk bongkar-muat barang seperti beras, gula, semen, ataupun pupuk, kapal bisa bersandar hingga lima belas hari bersandar. Untuk itu, pihaknya akan mengubah sistem agar bongkar-muat barang-barang seperti gula, beras, pupuk, dan semen dapat dipercepat. "Tetapi, itu perlu waktu mempersiapkan, sehingga kalau bisa akhir tahun ini berubah sudah baguslah," katanya. Dia menambahkan, perubahan yang bisa dilakukan dalam hal kemasan barang untuk bongkar-muat. Selama ini barang-barang tersebut tidak dikemas dalam kemasan yang lebih besar saat bongkar-muat. Akibatnya, proses pemindahan barang menjadi lebih lama. (A Choir/Ant) 
 
sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar