Operasi Tol Bakal Terhambat
Ungaran, CyberNews. Sejak Rabu (14/9), hingga saat ini aksi memblokade tol Semarang - Solo, wilayah Kalirejo Ungaran Kabupaten Semarang, masih berlanjut. Para subkontraktor kian gerah, karena pihak PT Trans Marga Jateng (TMJ) belum memberi jawaban atas tuntutan mereka.
Aksi para subkontraktor menuntut pembayaran tampaknya semakin serius. Bahkan, izin menggelar aksi yang seharusnya berakhir pada hari ketiga, Jumat (16/9), akhirnya diperpanjang lagi hingga TMJ membayar subkontraktor.
Dengan demikian, jika PT TMJ ataupun Istaka tidak segera menyelesaikan pembayaran, dipastikan aksi subkontraktor tetap berlangsung. Akibatnya, operasi tol akan terhambat atau tertunda. Pemerintah pusat dikabarkan juga tidak akan mengeluarkan izin operasi, selama tol tersebut masih menyisakan permasalahan.
Manager Proyek PT BSDA, Tundo Karyono mengungkapkan, pihaknya tidak akan menghentikan aksi selama TMJ belum membayar jasa pekerjaan subkontraktor. Sebagaimana dilakukan, Kamis (15/9) malam, pihaknya menambah material blokade jalur tol dengan timbunan tanah.
Dari pantauan, timbunan tanah itu bahkan ditanami sejumlah pohon pisang. Selain itu, subkontraktor mengibarkan bendera setengah tiang pada puncak timbunan. Menurut Tundo, itu sebagai wujud berkabung karena TMJ tidak segera membayar.
"Tanaman pisang adalah wujud kekecewaan. Intinya, karena tol ini yang membangun kami dan tidak ada bayaran, maka lokasi kami kembalikan menjadi alam seperti semula. Maka tanami pohon pisang," ujarnya, Jumat (16/9).
Pertemuan
Para subkontraktor mengaku tidak akan berhenti sampai di situ. Jika TMJ tetap tidak memberi kepastian, mereka masih memiliki sisa delapan truk berisi material tanah di lokasi, yang dapat diturunkan sewaktu-waktu. Pihaknya juga mengancam akan menarik barang milik subkontraktor dari lokasi proyek tol.
Sementara, Jumat siang sempat terjadi pertemuan antara pemprov bersama TMJ dan subkontraktor di lokasi blokade. Tampak dalam pertemuan itu salah satunya Direktur Teknik dan Operasi PT TMJ, Ary Nugroho. Meski demikian, pertemuan itu sekadar diskusi terkait penyelesaian pembayaran.
Hal ini membuat para subkontraktor pun terlihat kecewa. "Kami belum bisa memastikan pembayaran, karena perlu koordinasi dengan direksi TMJ. Kami ada untuk membicarakan langkah penyelesaiannya," ungkap Dirut Teknik dan Operasi PT TMJ Ary Nugroho, dikonfirmasi usai pertemuan itu.
Menurutnya, bagian direksi TMJ lainnya saat ini sedang ke Jakarta menghadap kementerian BUMN juga untuk mencari pemecahannya. Hanya, pihaknya belum dapat menjawab kepastian pembayarannya. Terkait keberlanjutan aksi para subkontraktor memblokade jalur tol, dia tidak memungkiri, itu bakal menghambat operasi jalan bebas hambatan tersebut.
Selain karena blokde masih berlanjut, permasalahan pembayaran belum selesai. Ditegaskan, pemerintah pusat dipastikan juga tidak akan memberikan izin operasinya jika masih bermasalah. "Kementerian juga tidak mengeluarkan sertifikat operasi tol," lanjutnya.
( Yoseph HW / CN26 / JBSM )
Ungaran, CyberNews. Sejak Rabu (14/9), hingga saat ini aksi memblokade tol Semarang - Solo, wilayah Kalirejo Ungaran Kabupaten Semarang, masih berlanjut. Para subkontraktor kian gerah, karena pihak PT Trans Marga Jateng (TMJ) belum memberi jawaban atas tuntutan mereka.
Aksi para subkontraktor menuntut pembayaran tampaknya semakin serius. Bahkan, izin menggelar aksi yang seharusnya berakhir pada hari ketiga, Jumat (16/9), akhirnya diperpanjang lagi hingga TMJ membayar subkontraktor.
Dengan demikian, jika PT TMJ ataupun Istaka tidak segera menyelesaikan pembayaran, dipastikan aksi subkontraktor tetap berlangsung. Akibatnya, operasi tol akan terhambat atau tertunda. Pemerintah pusat dikabarkan juga tidak akan mengeluarkan izin operasi, selama tol tersebut masih menyisakan permasalahan.
Manager Proyek PT BSDA, Tundo Karyono mengungkapkan, pihaknya tidak akan menghentikan aksi selama TMJ belum membayar jasa pekerjaan subkontraktor. Sebagaimana dilakukan, Kamis (15/9) malam, pihaknya menambah material blokade jalur tol dengan timbunan tanah.
Dari pantauan, timbunan tanah itu bahkan ditanami sejumlah pohon pisang. Selain itu, subkontraktor mengibarkan bendera setengah tiang pada puncak timbunan. Menurut Tundo, itu sebagai wujud berkabung karena TMJ tidak segera membayar.
"Tanaman pisang adalah wujud kekecewaan. Intinya, karena tol ini yang membangun kami dan tidak ada bayaran, maka lokasi kami kembalikan menjadi alam seperti semula. Maka tanami pohon pisang," ujarnya, Jumat (16/9).
Pertemuan
Para subkontraktor mengaku tidak akan berhenti sampai di situ. Jika TMJ tetap tidak memberi kepastian, mereka masih memiliki sisa delapan truk berisi material tanah di lokasi, yang dapat diturunkan sewaktu-waktu. Pihaknya juga mengancam akan menarik barang milik subkontraktor dari lokasi proyek tol.
Sementara, Jumat siang sempat terjadi pertemuan antara pemprov bersama TMJ dan subkontraktor di lokasi blokade. Tampak dalam pertemuan itu salah satunya Direktur Teknik dan Operasi PT TMJ, Ary Nugroho. Meski demikian, pertemuan itu sekadar diskusi terkait penyelesaian pembayaran.
Hal ini membuat para subkontraktor pun terlihat kecewa. "Kami belum bisa memastikan pembayaran, karena perlu koordinasi dengan direksi TMJ. Kami ada untuk membicarakan langkah penyelesaiannya," ungkap Dirut Teknik dan Operasi PT TMJ Ary Nugroho, dikonfirmasi usai pertemuan itu.
Menurutnya, bagian direksi TMJ lainnya saat ini sedang ke Jakarta menghadap kementerian BUMN juga untuk mencari pemecahannya. Hanya, pihaknya belum dapat menjawab kepastian pembayarannya. Terkait keberlanjutan aksi para subkontraktor memblokade jalur tol, dia tidak memungkiri, itu bakal menghambat operasi jalan bebas hambatan tersebut.
Selain karena blokde masih berlanjut, permasalahan pembayaran belum selesai. Ditegaskan, pemerintah pusat dipastikan juga tidak akan memberikan izin operasinya jika masih bermasalah. "Kementerian juga tidak mengeluarkan sertifikat operasi tol," lanjutnya.
( Yoseph HW / CN26 / JBSM )
sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar