javascript:void(0)

your direction from here


View tol semarang ungaran in a larger map
happy chinese New Year 2021

cari di blog ini

Sabtu, 17 September 2011

Episode Tiga Tol Semarang-Ungaran Terbukti

MASIH ANGAN: Gubernur Bibit Waluyo berperan 
 sebagai petugas gerbang tol, ternyata masih sekadar
angan, karena sampai sekarang tol yang diresmikannya
masih kuyub dengan banyak masalah. 
(SM CyberNews / Isti)
HIKAYAT jalan tol Semarang-Ungaran berlanjut. Perkiraan akankah terjadi episode ketiga, kini benar-benar terjadi, menyusul terjadinya aksi unjukrasa para subkontraktor PT Trans Marga Jateng (TMJ) yang merasa hak-haknya belum terbayarkan oleh pengelola tol selama pekan ini.

Episode demi episode memang mewarnai perjalanan sejarah tol penggalan pertama antara Semarang-Solo itu, sehingga berakibat, pengoperasian molor berapa kali dengan kasus yang berbeda, seolah tak berujung. Ibarat cerita panjang inilah hikayat yang penuh dengan tragedi.

Terakhir, sejak sepekan lalu, tol yang diresmikan Gubernur Jateng Bibit Waluyo pada akhir ramadan lalu, harus ditutup kembali, dengan alasan masih menunggu "titah" dari Kementerian Pekerjaan Umum. "Kami masih menunggu turunnya izin dari Mentreri PU," kata sebuah sumber dari TMJ.

Penghentian pengoperasian tol itu, terjadi persis 10 hari setelah lebaran, padahal sebelumnya berkali-kali Bibit Waluyo menjanjikan kenyamanan mamakai jalan tol yang berkarak 11 km itu. "Selama 20 hari libur lebaran, silakan tidak bayar alias gratis, tapi setelah itu yang ya kudu bayar," kata Bibit Waluyo pada malam tasyakuran di gerbang tol Banyumanik.

Namun faktanya di penghujung arus balik kemarin pun, tol hanya difungsikan untuk Ungaran ke Semarang, itu pun tidak efektif karena selama itu yang terjadi adalah ditutup sementara dengan alasan, terjadi penumpukan arus kendraan di exit tol Ungaran. Namun akhirnya kini malah ditutup total, dengan alasan menunggu izin.

Pohon pisang

Aksi pendudukan ruas tol dengan jalan menimbun sebagian ruas jalan dengan urugan tanah dan menanaminya dengan pohon pisang. Sampai menjelang Jumat siang (16/9) sebanyak 21 truk berisi urugan tanah sudah memarkir dengan posisi melintang di jalan tol, persisnya di lintas susun tol di Ungaran.

"Yang turun ke jalan memang cuma sekitar 15 orang, tapi aparat keamanan sudah menjaga sebanyak puluhan personel," kata Kapolsek Ungaran. Para pengunjukrasa memang mengadakan aksi damai, bahkan menggelar tenda di tengah jalan tol.

Para subkontraktor mengaku, selama sembilan bulan hak-haknya belum dipenuhi hingga angkanya mencapai Rp 32 miliar. Yang bertanggungjawab atas tunggakan itu sebenarnya adalah PT Istaka, sementara PT TMJ hanya memfasilitasi.

Dalam siaran pers yang diterima Suara Merdeka CyberNews Jumat (16/9), PT TMJ mengklarifikasi, bahwa mengapa tunggakan itu bisa terjadi karena PT Istika sebenarya sudah menyatakan pailit, sehingga kini urusannya dilimpahkan pada kurator Istika.

Namun pailit atau tidak itu bukan urusan subkontraktor, karena urusannya tetap hanya pada PT TMJ. Sampai pihak pengelola memiliki itikad baik, setidak merespon tuntutan subkontraktor, aksi blokade jalan.

Permasalahnnya, subkontraktor tidak bisa menagih secara langsung ke PT TMJ, tapi harus melalui kurator. Menurut Ary Nugroho, Direktur Teknik dan Operasi TMJ kurator itu sudah ditunjuk untuk menyelesaikan seluruh urusan internal PT Istaka Karya," kata dia.

Sebelum menjadi benang kusut, campur tangan pemprov ditunggu. Namun, mestinya pemerintah Jawa Tengah jujur saja pada masyarakat akan kondisi yang sebenarnya, bahwa belum difungsikannya tol itu sampai sekarang sebenarnya di dalamnya masih kuyub dengan banyak persoalan, dan bukan karena sedang menunggu izin dari pusat. (Bambang Isti/CN25) 

sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar