Tol Semarang-Ungaran
SEMARANG- Komisaris PT Trans Marga Jateng (TMJ) Danang Atmodjo menduga ambrolnya tebing urukan tol Semarang-Ungaran pada stasiun 4,5 atau Km 17 dari tol Manyaran, disebabkan oleh drainase yang kurang optimal.
”Saya belum tahu persis mengenai penyebabnya, yang pasti sekarang sedang diperbaiki Trans Marga. Intinya, masalah itu bisa kami perbaiki,” kata Danang, kemarin.
Tebing tol yang ambrol itu tepatnya berada di wilayah RW 2 Kelurahan Gedawang, Banyumanik, Kota Semarang. Sekitar satu kilometer setelah itu, di Kampung Karangpucung, Kelurahan Pudakpayung, Banyumanik, terdapat urukan tanah yang ambles sehingga menyebabkan badan jalan tol yang sudah diaspal retak-retak. Sekarang, di lokasi yang tadinya retak itu, ketinggian urukan dikepras tujuh meter.
Wakil Ketua Komisi D DPRD Jateng Sasmita menyatakan, problem tol yang terjadi belakangan ini justru lebih baik ketimbang muncul setelah diserahterimakan.
”Kalau sudah diserahterimakan kemudian muncul masalah, kejaksaan bisa masuk. Apalagi kalau ada audit BPK (Badan Pemeriksa Keuangan), wah tambah bisa masuk lagi. Kalau sekarang kan belum diserahterimakan,” jelasnya.
Namun Komisi D memperingatkan, pekerjaan tol Semarang-Ungaran harus tuntas akhir Mei depan. Jika tidak, kata Sasmita, Komisi D akan menghadap ke Komisi V DPR RI. Pasalnya, kata dia, proyek jalan tol Semarang-Solo milik pemerintah pusat sehingga yang bisa melakukan teguran adalah Komisi V DPR yang salah satunya membidangi masalah pekerjaan umum.
Anggota Komisi D Sri Praptono mengemukakan, pelaksana proyek supaya melakukan survei ulang kontur tanah Semarang-Solo yang akan dilalui jalan bebas hambatan tersebut.
”Jangan sampai nanti pekerjaan dari Ungaran-Bawen sampai Solo mengalami hal-hal seperti pada tol Semarang-Ungaran ini,” ujar politikus PKS ini.
Dia berpendapat, pelaksana jalan tol Semarang-Solo terkesan menggeneralisasi sifat kontur tanah sehingga tak cermat dalam melakukan pembangunan konstruksi jalan. Padahal kontur tanah antara kilometer I dengan kilometer berikutnya berbeda sehingga penanganannya juga tak sama.
”Perlu dilakukan survei ulang terhadap kontur tanah seluruh jalan tol Semarang-Solo agar kejadian longsor, jalan ambles dan retak tak terjadi lagi,” tegasnya. (H30,H23-43)
Sumber:
suaramerdeka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar