javascript:void(0)

your direction from here


View tol semarang ungaran in a larger map
happy chinese New Year 2021

cari di blog ini

Selasa, 26 April 2011

DPRD minta pemprov dan TMJ penuhi janji tol rampung Mei


SEMARANG: DPRD meminta perbaikan tol Semarang-Solo seksi I (Semarang-Ungaran) bisa rampung paling lambat akhir Mei mendatang, sesuai yang dijanjikan Pemprov Jateng dan PT Trans Marga Jateng (TMJ) sebagai konsorsium pengelola tol itu.

Wakil Ketua Komisi D (Bidang pembangunan) DPRD Jateng Sasmita mengatakan pekerjaan perbaikan hingga selesai Mei itu, untuk membuktikan janji Pemprov Jateng dan PT Trans Marga Jateng (TMJ) yang menyanggupi mampu menyelesaikan masalah yang terjadi pada seksi I pada Mei.

Perbaikan semua masalah, lanjutnya, yang terjadi di ruas tol seksi I Semarang-Ungaran itu, setidak harus rampung akhir bulan depan, kendati kini mucul lagi kendala longsor di ruas Gedawang-Susukan.
Longsor yang terjadi di sta Km 17 ruas Gedawang-Susukan pada Kamis pekan lalu itu semakin menambah persoalan pada pembangunan tol Semarang-Solo sepanjang 75,7 Km, setelah sebelumnya terjadi retak dan ambles di ruas yang sama, tepatnya di km 5+500-5+750.
Jika tak juga selesai, kata Sasmito, pihaknya tidak segan-segan membawa masalah tersebut ke Komisi V DPR RI, agar dibahas secara serius di tingkat pusat, mengingat pengoperasian tol Semarang-Solo seksi I seringkali meleset dari target yang ditetapkan.
“Kami akan berkoordinasi dengan Komisi V DPR kalau janji itu tidak ditepati. Kerusakan yang baru ini tidak bisa dijadikan alasan untuk mengulur-ulur penyelesaian perbaikan,” ujarnya, kemarin.

Sasmita menyesalkan terjadinya longsor di ruas Gedawang-Susukan pada tol seksi I yang membuat tanah urukan di bibir ruas tol ambrol.
Kondisi itu, lanjutnya, semakin membuktikan pelaksana pembangunan tol tidak bisa mengantisipasi berbagai kemungkinan masalah yang muncul pada pembanguna infrastruktur yang menelan investasi senilai Rp6,9 triliun.
Ketua Komisi D DPRD Jateng Rukma Setyabudi menyatakan kejadian ini semakin menguatkan usulan Dewan yang menginginkan agar dokumen analisis mengenai dampak lingkungan (amdal) tol Semarang-Solo ditinjau ulang.
Peninjauan ulang itu pun, kata Rukma, hendaknya tidak hanya berkutat pada seksi I, tetapi juga seksi II, III, IV hingga V.
”Sudah jelas kalau masalah demi masalah terkait pembangunan tol Semarang-Solo ini muncul karena perencanaan yang salah. Amdalnya tidak komplit, hanya menyebutkan jalur tol tanpa penjelasan tentang alasan, dampak, dan alternatif solusi,” tegasnya.

Menurut Sri Praptono Anggota Komisi D DPRD lainnya, survei ulang kontur tanah ini perlu dilakukan. Pihak pelaksana terkesan menggeneralisasi sifat kontur tanah, sehingga tak cermat dalam melakukan pembangunan konstruksi jalan.
“Padahal kontur tanah antara kilometer I dengan kilometer II dan seterusnya berbeda sehingga penanganganan juga seharusnya juga tak sama,” ujarnya.
Sementara itu, pantauan Bisnis di lokasi tol itu terlihat sejumlah alat berat diturunkan untuk memadatkan tanah yang longsor. Tanah di bawah pagar besi pembatas jalan yang hancur ditutup terpal.
Mulyani warga RT 05/RW 02 Kelurahan Gedawang yang rumahnya berdekatan dengan lokasi longsor, menuturkan masalah itu sebenarnya sudah terjadi sejak dua bulan lalu. Longsor pertama bahkan sempat menerjang talut yang semula dibangun untuk mencegah longsor pada tanah uruk.

Namun, tuturnya, upaya mengatasi longsoran pertama belum rampung, disusul longsor lagi terjadi pada pekan lalu dan memorak-porandakan pagar besi pembatas jalan, sehingga bibir jalan sepanjang lima meter menganga tanpa pengaman.
Mulyani mengatakan lokasi longsor sebelumnya adalah sawah milik warga yang diuruk setinggi kira-kira 50 meter untuk pembangunan jalan tol.

“Di sekitar lokasi, awalnya terdapat dua sumber mata air, yakni Sendang Pring dan Sendang Blimbing, yang dimanfaatkan untuk mengairi sawah milik warga,” ujarnya.
Longsor diperkirakan terjadi karena gerakan air di bawah tanah yang berasal dari dua sumber mata air itu yang sebatas diuruk tanpa dibuat saluran untuk mengalirkan air.
Air kemudian merembes ke berbagai penjuru, yang akhirnya membebani urukan dan memicu longsor, terlebih sebelumnya lokasi tersebut diguyur hujan deras.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar