JAKARTA– Sebanyak 15 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) masuk dalam daftar restrukturisasi dan revitalisasi oleh PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA).
Direktur Utama PT PPA Boyke Mukijat mengatakan, jumlah BUMN yang masuk dalam daftar restrukturisasi dan revitalisasi PPA sebelumnya sebanyak 17 BUMN.Namun,dua BUMN telah keluar dari daftar ”pasien” PPA karena memilih menyehatkan perusahaannya melalui skema menggunakan pinjaman lain. Dua BUMN yang dimaksud adalah PT Primissima dan Hotel Indonesia Nature.
Sementara 15 BUMN dalam daftar restrukturisasi PPA di antaranya PT Merpati Nusantara Airlines (MNA),PT PAL,PT Dirgantara Indonesia (PT DI), PT Industri Gelas (Iglas), dan PT Kertas Kraft Aceh (KKA). Boyke memaparkan, kebutuhan dana perseroan untuk merestrukturisasi sejumlah BUMN tersebut pada tahun ini mencapai Rp1,5–2 triliun.Terkait kebutuhan itu,PPA meminta tambahan modal kepada Kementerian BUMN selaku pemegang saham maupun Menteri Keuangan untuk merestrukturisasi sejumlah BUMN tersebut.
Saat ini dari dana yang diperoleh PPA pada 2008–2009 sebesar Rp2,5 triliun untuk program restrukturisasi hanya tersisa Rp100–200 miliar.“Karena itu,kami buat proposal ke Menkeu dan Menteri BUMN untuk tambahan modal Rp2 triliun yang akan masuk ke APBN Perubahan (APBN-P) 2011,” ungkapnya di Jakarta kemarin. Berdasarkan data yang diperoleh SINDO, empat BUMN yang sudah mendapatkan suntikan dana adalah PT MNA,PT PAL,PT Waskita Karya,dan PT Iglas. Dana yang dicairkan untuk empat BUMN tersebut mencapai Rp1,3 triliun. Rinciannya, PT Iglas Rp106 miliar, PT Waskita Karya Rp475 miliar, PT PAL senilai Rp430 miliar, dan MNA Rp300 miliar.
Sementara itu, yang masuk rencana pencairan dana pada tahun ini sebanyak tujuh BUMN.Mereka adalah PT MNA Rp510 miliar, PT DI Rp650 miliar, KKA sekitar Rp160 miliar, PT PAL Rp500 miliar,PT Istaka Karya Rp400 miliar,PT Djakarta Lloyd Rp300 miliar, dan PT Survei Udara Penas Rp125–130 miliar. Dengan demikian, total dana restrukturisasi tujuh BUMN ini mencapai Rp2,6 triliun. Namun, angka itu belum mendapat persetujuan dari komite privatisasi. Adapun BUMN yang dalam tahap awal restrukturisasi di antaranya PT Kertas Leces,PT Dok Koja Bahari, PT Boma Bisma Indra, PT Perikanan Samudera, dan PT Pelayaran Nasional Indonesia.
Untuk tahap awal, dana restrukturisasi dan revitalisasi BUMN tersebut diperkirakan sekitar Rp500 juta– 1 triliun. Dengan begitu, total kebutuhan dana restrukturisasi dan revitalisasi BUMN mencapai Rp4,5–5 triliun. Dari nilai itu, PPA sudah memperoleh dana dari pemerintah sebesar Rp2,5 triliun. Sementara sisanya menunggu pencairan tambahan yang diajukan perseroan senilai Rp2 triliun. Di sisi lain, dua investor asing tertarik menjadi mitra kerja sama operasional (KSO) PT KKA.Kedua investor asing tersebut bergerak di sektor kertas kraft.
“Dua investor yang tertarik adalah investor yang berafiliasi dengan Arab dan berafiliasi dengan China,” ungkap Sekretaris Perusahaan PPA Renny Rorong. PPA mengundang sekitar 12 investor lokal dan 6 investor asing dalam investor forum untuk mencari mitra KSO KKA. Investor dalam negeri yang diundang di antaranya PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP),PT Indah Kiat Pulp and Paper (IKPP), dan PT Fajar Surya Wisesa Tbk (FASW).
Adapun kebutuhan dana untuk investasi dan modal kerja KKA ditaksir Rp800 miliar. KKA merupakanprodusenkertas semen terbesar di Indonesia dengan kapasitas 135.000 per tahun. jerna
Sumber :
http://www.seputar-indonesia.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar