javascript:void(0)

your direction from here


View tol semarang ungaran in a larger map
happy chinese New Year 2021

cari di blog ini

Sabtu, 04 Mei 2013

TERHENTINYA JLNT : Jokowi Heran Istaka Karya Modalnya Pas-pasan

JAKARTA (Suara Karya): Pemprov DKI Jakarta bersedia membayar utang kepada PT Istaka Karya, kontraktor pembangunan jalan layang non-tol (JLNT) Kampung Melayu-Tanah Abang, dengan catatan harus menyelesaikan pekerjaan tersebut pada Juni 2013. Hal tersebut sesuai dengan perjanjian yang ada di dalam kontrak kerja sama. 
 
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengatakan, audit terhadap dana pembangunan proyek JLNT ini masih dibutuhkan. Namun yang pasti, pihaknya sudah menyatakan pembangunan itu dilanjutkan.
 
 "Kalau Juni tidak selesai, kita tidak bisa sambung lagi pekerjaannya. Mereka janji akan teruskan dan akan diselesaikan. Untuk yang Juni, kita akan bayarkan. Tetapi, kalau dana pembangunan di tahun 2012, ya mau tidak mau dijadikan sebagai utang daerah. Nah ini yang akan diaudit berapa nilainya, kita akan bayar, duitnya ada kok," kata Jokowi di Balai Kota DKI, Jumat (3/5). 
 
Jokowi menyatakan heran atas langkah Istaka Karya memberhentikan pembangunan JLNT Kampung Melayu-Tanah Abang dengan alasan dana. Padahal, mereka merupakan BUMN yang cukup besar, baik dalam pengalaman maupun finansial. Kalaupun memang kondisi finansialnya lagi bermasalah, mengapa BUMN ini bisa menang lelang. 
 
"Ya, justru itu yang kami minta audit. Kok modalnya pas-pasan seperti itu dapat proyek besar. Tetapi, kan katanya dokumennya lengkap. Dari analisis banknya lengkap waktu itu. Ya kita tidak tahu, kami hanya mengambil pekerjaan yang sudah dilakukan tiga tahun lalu," ujarnya. 
 
Wakil Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama menambahkan, kelanjutan pembangunan JLNT Kampung Melayu-Tanah Abang didukung dengan anggaran yang telah dialokasikan dalam APBD DKI 2013 sebesar Rp 101,5 miliar. Ditegaskan pula, pihak yang memberhentikan proyek bukan dirinya, melainkan pihak Istaka Karya. 
 
"Tidak masalah kok, kita sudah anggarkan. Cuma masalahnya kan mereka yang minta berhenti. Cuma orang menafsirkannya saya yang berhentikan. Padahal bukan saya yang berhentikan waktu itu. Mereka yang berhenti kehabisan uang. Nah, kita mau bayar, ternyata prosedurnya masih harus diaudit kan, ya berhenti," katanya. 
 
Kontraktor untuk paket Mas Mansyur adalah PT Istaka Karya dan pembayaran dilakukan secara multi-years (bertahap). Proyek itu baru terealisasi sekitar 90 persen. Padahal semestinya pembangunan proyek senilai Rp 840 miliar itu sudah selesai pada Desember 2012. Atas keterlambatan itu, Basuki menilai, proyek tersebut wanprestasi dan memutuskan untuk menghentikan pembangunannya sampai audit selesai dilakukan.
 
Pengerjaan proyek ini dimulai tahun 2010 yang dikerjakan dalam beberapa paket. Paket Casablanca dikerjakan kontraktor PT Wijaya Karya dan PT Wijaya Konstruksi. Lalu paket Dr Satrio dikerjakan PT Adhi Karya, sementara paket Mas Mansyur dikerjakan PT Istaka Karya dan PT Sumber Sari dengan subkontraktor PT Nindya Karya. (Yon Parjiyono)
 
sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar