UNGARAN - Peningkatan kualitas jalan sepanjang 22,5 kilometer seharusnya dimulai dari Banyumanik karena kondisi alternatif lalu lintas yang memungkinkan.
"Seharusnya dimulai dari Banyumanik, sehingga sebagian kendaraan bisa dialihkan masuk ke Jalan Tol Semarang-Ungaran," kata pengamat transportasi, Djoko Setijowarno, kepada Tribun Jateng, Kamis (9/5/2013).
Dia menilai, mengawali proyek tersebut dari Bawen adalah kesalahan karena padatnya arus lalu lintas di sana.
"Setelah Jalan Tol Ungaran-Bawen selesai, barulah dikerjakan di ruas jalan dari arah Bawen," kata Djoko.
Kendati demikian, kata dia, peningkatan kualitas jalan raya Bawen-Banyumanik tidak akan berpengaruh besar mengurai kemacetan.
"Justru jalan tol itu yang sangat baik untuk mengurai kemacetan di Kota Ungaran, bukan perbaikan jalan," katanya.
Djoko menceritakan, pembangunan jalan tol Semarang-Solo juga diharapkan bisa dilalui kendaraan angkutan barang. Tidak hanya dilalui kendaraan pribadi.
"Karena jalan tol Semarang-Ungaran saat ini hanya digunakan untuk kendaraan pribadi," kata dia. (*)
"Seharusnya dimulai dari Banyumanik, sehingga sebagian kendaraan bisa dialihkan masuk ke Jalan Tol Semarang-Ungaran," kata pengamat transportasi, Djoko Setijowarno, kepada Tribun Jateng, Kamis (9/5/2013).
Dia menilai, mengawali proyek tersebut dari Bawen adalah kesalahan karena padatnya arus lalu lintas di sana.
"Setelah Jalan Tol Ungaran-Bawen selesai, barulah dikerjakan di ruas jalan dari arah Bawen," kata Djoko.
Kendati demikian, kata dia, peningkatan kualitas jalan raya Bawen-Banyumanik tidak akan berpengaruh besar mengurai kemacetan.
"Justru jalan tol itu yang sangat baik untuk mengurai kemacetan di Kota Ungaran, bukan perbaikan jalan," katanya.
Djoko menceritakan, pembangunan jalan tol Semarang-Solo juga diharapkan bisa dilalui kendaraan angkutan barang. Tidak hanya dilalui kendaraan pribadi.
"Karena jalan tol Semarang-Ungaran saat ini hanya digunakan untuk kendaraan pribadi," kata dia. (*)
sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar