javascript:void(0)

your direction from here


View tol semarang ungaran in a larger map
happy chinese New Year 2021

cari di blog ini

Rabu, 21 Desember 2011

Waskita Kucurkan Rp 230 Miliar untuk Utang dan Istaka Karya


Direktur Utama PT Istaka Karya (Persero) Kasman Muhammad (kanan) 
memberikan keterangan tentang upaya perusahaan me­ngatasi 
kepailitan, di Kementerian BUMN, Selasa. (IFT/STANLIE)
BY CHRISTINA NATALIA SIHITE

JAKARTA (IFT) – Perusahaan konstruksi PT Waskita Karya (Persero) akan mengucurkan dana maksimal Rp 230 miliar untuk membayar utang dan belanja modal PT Istaka Karya (Persero) pada 2012. Dana tersebut dialokasikan dari kas internal perseroan yang saat ini tercatat sebesar Rp 600 miliar. Waskita kini menjadi pemegang saham mayoritas di Istaka.

M Cholic, Direktur Utama Waskita Karya, mengatakan utang Istaka Karya kepada masing-masing kreditur nantinya akan dibayarkan sesuai skema perdamaian. Perusahaan sendiri akan mengucurkan dana Rp 70 miliar–Rp 80 miliar dari kas internal untuk membayar kreditur.

Perusahaan juga akan mengucurkan dana sebesar Rp 100 miliar-Rp 150 miliar dari kas internal perusahan untuk membiayai modal kerja Istaka Karya sepanjang tahun depan. “Kami juga akan melakukan perombakan direksi Istaka Karya, tapi tentunya harus melalui persetujuan Kementerian Badan Usaha Milik Negara dan Perusahaan Pengelola Aset selaku pemilik saham Waskita Karya. Kami harap proses ini bisa tuntas pada Januari tahun depan,” katanya, Selasa.

Istaka Karya akan kembali beroperasi setelah dinyatakan lolos dari pailit. Keputusan tersebut dihasilkan setelah sebanyak 160 kreditur perseroan sepakat berdamai melalui pemungutan suara pada 9 Desember. Dalam proposal perdamaiannya, Istaka Karya mengajukan beberapa opsi penyelesaian utang, yakni penjadwalan kembali utang, pemotongan bunga serta denda, serta konversi utang menjadi saham.

Kasman Muhammad, Direktur Utama Istaka Karya, mengatakan dalam pertemuan tersebut sekitar 94,67% dari total kreditur yang hadir tidak setuju jika perseroan dipailitkan. Kreditur juga sepakat dengan opsi agar utang perseroan sebagian dikonversi menjadi saham dan sebagian lagi dibayarkan.

"Setelah beberapa pertemuan, akhirnya sampailah pada 9 Desember, hampir semua kreditur Istaka Karya tidak setuju kalau Istaka Karya dipailitkan. Proses ini mewakili 80,68% jumlah tagihan kreditur konkuren," ujarnya di Kementerian BUMN, Selasa.

Nilai utang perseroan kepada kreditur konkuren, seperti suplier, mandor, dan kontraktor, mencapai Rp 478 miliar. Sementara jumlah utang Istaka Karya kepada kreditur separatis, yaitu perbankan dan lembaga keuangan, sebesar Rp 301,72 miliar dan kreditur preference sebesar Rp 85,51 miliar.

Utang kepada perbankan juga sudah dibayarkan, antara lain kepada PT Bank Permata Tbk (BNLI), PT Bank Bukopin Tbk (BBKP), PT Bank Jabar Banten Tbk (BJBR), dan Bank Syariah Mandiri. “Setelah kami adakan perundingan di luar voting, bank-bank inipun ikut berdamai,” kata Kasman.

Pembayaran utang kepada perbankan tersebut dilakukan melalui mekanisme aset settlement dan penghapusan utang. Selanjutnya, Istaka Karya tinggal menunggu putusan hakim pemutus terkait restrukturisasi perusahaan dan hilangnya pagu kepailitan.

Perusahaan milik negara itu akan melakukan restruktrusasi kepemilikan dengan masuknya Waskita Karya. Perusahaan konstruksi BUMN itu akan menyuntikkan dana ke Istaka Karya sekitar Rp 70 miliar-Rp 80 miliar dan mendapatkan 51% saham.

"Istaka Karya yang baru ini dimiliki oleh Waskita Karya sebesar 51% dan sisanya sebesar 49% dimiliki oleh 117 kreditur dengan jumlah tagihan Rp 246 miliar. Jadi, saham pemerintah di Istaka menjadi nol,” ujar Kasman.

Dana suntikan Waskita Karya, menurut dia, akan dibayarkan kepada para kreditur. Perusahaan menargetkan, proses perdamaian tersebut akan dituntaskan pada akhir Januari 2012. Dengan begitu, perusahaan dapat kembali beroperasi pada Februari tahun depan.

Target Pendapatan

Menurut Kasman, perusahaan menargetkan pendapatan sebesar Rp 600-700 miliar sepanjang 2012. Untuk mencapai angka itu, Istaka memproyeksikan perolehan kontrak baru dan kontrak lama (carry over) dari proyek-proyek yang sempat terhenti tahun ini dapat melebihi Rp 1 triliun.

Perusahaan juga menargetkan laba bersih senilai Rp 42 miliar pada 2012. Proyek-proyek yang akan dilanjutkan pengerjaannya oleh Istaka Karya, antara lain pembangunan flyover di Riau senilai Rp 79 miliar, jembatan di Surabaya senilai Rp 40 miliar, dan pembangunan irigasi di Solo Rp 60 miliar.

Keputusan pailit Istaka Karya bermula dari utang dalam bentuk commercial paper (CP) kepada PT Japan Investment Indonesia Company (JAIC Indonesia) sekitar US$ 7,65 juta. Utang tersebut diterbitkan pada Desember 1998 dan jatuh tempo pada 1 Januari 1999.

Akibat tidak mampu membayar utang tersebut, JAIC Indonesia mengajukan permohonan pailit karena Istaka dianggap tidak melaksanakan putusan Mahkamah Agung yang memerintahkan perusahaan itu membayar kewajibannya. Pada 22 Maret 2011, Mahkamah Agung mengabulkan kasasi yang dilayangkan JAIC Indonesia tersebut dalam perkara permohonan pailit. (*)

Related Stories
Pengerjaan Konstruksi Ungaran-Bawen DimulaiMonday, 14 11 2011  
sumber:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar