JAKARTA--Pemerintah berencana membentuk lembaga keuangan khusus di bidang infrastruktur. Lembaga nonbank ini nantinya berperan membiaya pembangunan infrastruktur yang memang tengah digenjot pemerintah sebagai faktor penting mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengaku, terkait pembentukan lembaga keuangan non bank ini, pihaknya juga telah mengantongi rekomendasi dari bank sentral. “Bentuknya mungkin bukan bank, tapi lembaga keuangan. BI juga sudah memberikan rekomendasi,” katanya di Jakarta, Jumat (30/12).
Menurut Hatta, keberadaan lembaga baru tersebut sangat penting dan strategis guna menampung serbuan aliran dana yang diramal makin deras menyusul peningkatan peringkat Indonesia ke level investment grade dari Fitch. Masuknya Indonesia ke jajaran negara berpredikat investment grade bisa mencerminkan persepsi positif yang penting untuk penanaman modal asing, khususnya yang bersifat jangka panjang.
“Intinya, pembiayaan infrastruktur memang diperlukan, terutama dengan adanya investment grade ini diharapkan dana bisa mengalir, tidak hanya ke portofolio, tapi juga ke pembiayaan infrastruktur,” tuturnya. Ia mengakui, dalam mengejar target ekonomi selama ini, persoalan infrastruktur selalu menjadi batu sandungan disamping masalah birokrasi serta korupsi. “Ini makanya yang harus kita lawan dan perangi,” tegasnya.
Menurut Hatta, pertumbuhan ekonomi tahun depan bisa di level 6,4-6,6 persen dan inflasi di angka 5,3 persen. Dari segi APBN bakal makin ekspansif serta investasi makin lebih baik. “Belanja masyarakat akan terus kita dorong di angka 4,9-5,1 persen. Dari semua itu, kita yakin pertumbuhan ekonomi tahun depan, meskipun ada krisis global akan berada di 6,4-6,6 persen dan secara makro kita pertahankan di 6,7 persen,” tukasnya.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) yang juga Menteri Perdagangan, Gita Wirjawan mengungkapkan, selama ini investasi infrastruktur cukup dilirik oleh asing bahkan mengalahkan sektor pertambangan. “Kalau kita lihat investasi di bidang pertambangan tahun lalu di PMA nya saja itu hanya USD 2,2 miliar dari total realisasi investasi PMA USD 17,3 miliar. Jadi itu menunjukkan dan mencerminkan banyak sekali investasi non-pertambangan dan banyak sekali investasi di infrastruktur,” ujarnya.
Beberapa proyek infrastruktur yang dibangun juga bakal mendorong arus investasi yang lebih cepat. “Seperti kita ketahui presiden meresmikan PLTU di tiga lokasi, dua di Banten satu di Tanjung Jati sebesar 1.700 MW. Ini saya rasa akan sangat mengobati apa pun yang menjadi kekhawatiran di kalangan komunitas internasional untuk memberikan persepsi yang jauh lebih positif,” paparnya.
Ia mengatakan, tahun ini investasi asing dan dalam negeri akan mencapai Rp 250 triliun atau lebih dari target yang ditetapkan yang sebesar Rp 240 triliun. "Ini tentunya kan menopang kepentigan kita untuk mencapai investasi Rp 400 triliun sampai Rp 500 triliun di tahun 2014, dan ini sangat berbasis investasi pada bidang infrastruktur bukan hanya di bidang pertambangan saja,” katanya. (lum)
Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengaku, terkait pembentukan lembaga keuangan non bank ini, pihaknya juga telah mengantongi rekomendasi dari bank sentral. “Bentuknya mungkin bukan bank, tapi lembaga keuangan. BI juga sudah memberikan rekomendasi,” katanya di Jakarta, Jumat (30/12).
Menurut Hatta, keberadaan lembaga baru tersebut sangat penting dan strategis guna menampung serbuan aliran dana yang diramal makin deras menyusul peningkatan peringkat Indonesia ke level investment grade dari Fitch. Masuknya Indonesia ke jajaran negara berpredikat investment grade bisa mencerminkan persepsi positif yang penting untuk penanaman modal asing, khususnya yang bersifat jangka panjang.
“Intinya, pembiayaan infrastruktur memang diperlukan, terutama dengan adanya investment grade ini diharapkan dana bisa mengalir, tidak hanya ke portofolio, tapi juga ke pembiayaan infrastruktur,” tuturnya. Ia mengakui, dalam mengejar target ekonomi selama ini, persoalan infrastruktur selalu menjadi batu sandungan disamping masalah birokrasi serta korupsi. “Ini makanya yang harus kita lawan dan perangi,” tegasnya.
Menurut Hatta, pertumbuhan ekonomi tahun depan bisa di level 6,4-6,6 persen dan inflasi di angka 5,3 persen. Dari segi APBN bakal makin ekspansif serta investasi makin lebih baik. “Belanja masyarakat akan terus kita dorong di angka 4,9-5,1 persen. Dari semua itu, kita yakin pertumbuhan ekonomi tahun depan, meskipun ada krisis global akan berada di 6,4-6,6 persen dan secara makro kita pertahankan di 6,7 persen,” tukasnya.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) yang juga Menteri Perdagangan, Gita Wirjawan mengungkapkan, selama ini investasi infrastruktur cukup dilirik oleh asing bahkan mengalahkan sektor pertambangan. “Kalau kita lihat investasi di bidang pertambangan tahun lalu di PMA nya saja itu hanya USD 2,2 miliar dari total realisasi investasi PMA USD 17,3 miliar. Jadi itu menunjukkan dan mencerminkan banyak sekali investasi non-pertambangan dan banyak sekali investasi di infrastruktur,” ujarnya.
Beberapa proyek infrastruktur yang dibangun juga bakal mendorong arus investasi yang lebih cepat. “Seperti kita ketahui presiden meresmikan PLTU di tiga lokasi, dua di Banten satu di Tanjung Jati sebesar 1.700 MW. Ini saya rasa akan sangat mengobati apa pun yang menjadi kekhawatiran di kalangan komunitas internasional untuk memberikan persepsi yang jauh lebih positif,” paparnya.
Ia mengatakan, tahun ini investasi asing dan dalam negeri akan mencapai Rp 250 triliun atau lebih dari target yang ditetapkan yang sebesar Rp 240 triliun. "Ini tentunya kan menopang kepentigan kita untuk mencapai investasi Rp 400 triliun sampai Rp 500 triliun di tahun 2014, dan ini sangat berbasis investasi pada bidang infrastruktur bukan hanya di bidang pertambangan saja,” katanya. (lum)
sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar