ilustrasi : bukit ceper (akses keluar tol ungaran) foto : soklin |
Tol Semarang-Ungaran Dibuka
JALAN tol Semarang-Solo seksi I atau ruas Semarang-Ungaran resmi dibuka untuk umum, Sabtu (12/11). Meskipun tol sepanjang 14,1 kilometer sempat memicu perdebatan banyak pihak, namun pembukaan jalan tetap berlangsung.
Sejauh ini, lalu lintas tol yang telah dibuka Menteri Pekerjaan Umum (PU) Djoko Kirmanto ini terkendala pada pintu keluar di Ungaran yang terbilang sempit karena hanya dua lajur dua jalur.
Sebelumnya, terdapat pihak yang pesimistis dengan kondisi tol yang dibangun di atas tanah labil. Benar saja, kekhawatiran itu terjadi lantaran jalan tol beberapa kali mengalami penundaan pembukaan. Bahkan, akibat pergerakan tanah, sepanjang 500 meter ruas tol Gedawang-Susukan sempat longsor dan ambles.
Namun, Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), PT Trans Marga Jateng (TMJ), dan konsultan yang juga pakar geoteknik Prof Paulus P Rahardjo meyakini jalan tol tersebut aman dilewati dan kerusakan jalannya sudah ditangani secara komprehensif.
Hasil pantauan Suara Merdeka, pengelola melakukan pembenahan atau perbaikan untuk memberikan kenyamanan maupun keamanan bagi pengguna jalan. Pengerjaan proyek tersebut dilakukan sebelum tol resmi dibuka untuk umum.
Salah satu lokasi pembenahan terjadi di pintu keluar tol Ungaran, tepatnya di bukit Ceper wilayah Sidomulyo, Ungaran yang kini terbelah untuk jalan bebas hambatan tersebut. Bukit di sisi timur kawasan kota itu diperkuat agar tidak longsor. Adapun, caranya dengan sistem cor tembak pada bagian tebingnya.
Tebing yang dicor tersebut memiliki enam tingkat mirip sistem terasering. Pengecoran ini belum semuanya dilakukan, namun pengerjaannya baru sekitar separonya atau 50 persen. Pegawai Koperasi Jasa Marga, Kusnandar mengatakan, pengecoran dengan sistem semprot ini dilakukan untuk mengantisipasi tanah longsor di bukit Ceper.
“Di sela-sela bukit, terdapat pipa saluran air untuk memberikan jalan bagi resapan air,” katanya.
Pekerjaan lain seperti pengaspalan jalan juga dilakukan di tiga titik atau lokasi di ruas jalan tol Semarang-Ungaran. Ini untuk meratakan jalan tol yang di beberapa ruasnya bergelombang tersebut. “Terdapat tiga titik yang ruas jalannya harus diaspal. Langkah ini untuk memberikan kenyamanan bagi pengguna jalan tol,” tandas pengawas proyek yang enggan disebutkan namanya.
Selain itu, pengeprasan lahan di bukit Cemara Sewu wilayah Susukan, Ungaran juga masih tampak menjelang dibukanya jalan tol tersebut. Tanah yang diambil kontraktor pelaksana di bawah PT Waskita Karya itu selanjutnya digunakan untuk menimbun proyek tol lanjutan, yakni Ungaran-Bawen.
Kondisi ini bisa membahayakan pengguna jalan karena terdapat puluhan truk yang mondar-mandir untuk mengambil tanah tersebut. Hingga kemarin, belum ada rambu peringatan di persimpangan jalan untuk keluar masuk proyek.
Pelaksana proyek PT BSDA di bawah PT Waskita Karya, Agung Nugroho menyatakan siap memasang rambu peringatan demi keselamatan pengguna jalan tol. “Saya setuju, kalau dioperasikan, di persimpangan bukit Cemara Sewu akan kami pasang tanda,” ujarnya kemarin.
Komisaris Utama PT TMJ Danang Atmodjo mengemukakan, tol Semarang-Ungaran telah siap dan layak dilewati, sementara penggunaannya untuk kendaraan golongan I seperti mobil pribadi. Pembukaan jalan tol ini pun sudah mempertimbangkan aspek keamanan bagi penggunanya. (Royce Wijaya, Yoseph Hary W, Modesta Fiska-39)
JALAN tol Semarang-Solo seksi I atau ruas Semarang-Ungaran resmi dibuka untuk umum, Sabtu (12/11). Meskipun tol sepanjang 14,1 kilometer sempat memicu perdebatan banyak pihak, namun pembukaan jalan tetap berlangsung.
Sejauh ini, lalu lintas tol yang telah dibuka Menteri Pekerjaan Umum (PU) Djoko Kirmanto ini terkendala pada pintu keluar di Ungaran yang terbilang sempit karena hanya dua lajur dua jalur.
Sebelumnya, terdapat pihak yang pesimistis dengan kondisi tol yang dibangun di atas tanah labil. Benar saja, kekhawatiran itu terjadi lantaran jalan tol beberapa kali mengalami penundaan pembukaan. Bahkan, akibat pergerakan tanah, sepanjang 500 meter ruas tol Gedawang-Susukan sempat longsor dan ambles.
Namun, Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), PT Trans Marga Jateng (TMJ), dan konsultan yang juga pakar geoteknik Prof Paulus P Rahardjo meyakini jalan tol tersebut aman dilewati dan kerusakan jalannya sudah ditangani secara komprehensif.
Hasil pantauan Suara Merdeka, pengelola melakukan pembenahan atau perbaikan untuk memberikan kenyamanan maupun keamanan bagi pengguna jalan. Pengerjaan proyek tersebut dilakukan sebelum tol resmi dibuka untuk umum.
Salah satu lokasi pembenahan terjadi di pintu keluar tol Ungaran, tepatnya di bukit Ceper wilayah Sidomulyo, Ungaran yang kini terbelah untuk jalan bebas hambatan tersebut. Bukit di sisi timur kawasan kota itu diperkuat agar tidak longsor. Adapun, caranya dengan sistem cor tembak pada bagian tebingnya.
Tebing yang dicor tersebut memiliki enam tingkat mirip sistem terasering. Pengecoran ini belum semuanya dilakukan, namun pengerjaannya baru sekitar separonya atau 50 persen. Pegawai Koperasi Jasa Marga, Kusnandar mengatakan, pengecoran dengan sistem semprot ini dilakukan untuk mengantisipasi tanah longsor di bukit Ceper.
“Di sela-sela bukit, terdapat pipa saluran air untuk memberikan jalan bagi resapan air,” katanya.
Pekerjaan lain seperti pengaspalan jalan juga dilakukan di tiga titik atau lokasi di ruas jalan tol Semarang-Ungaran. Ini untuk meratakan jalan tol yang di beberapa ruasnya bergelombang tersebut. “Terdapat tiga titik yang ruas jalannya harus diaspal. Langkah ini untuk memberikan kenyamanan bagi pengguna jalan tol,” tandas pengawas proyek yang enggan disebutkan namanya.
Selain itu, pengeprasan lahan di bukit Cemara Sewu wilayah Susukan, Ungaran juga masih tampak menjelang dibukanya jalan tol tersebut. Tanah yang diambil kontraktor pelaksana di bawah PT Waskita Karya itu selanjutnya digunakan untuk menimbun proyek tol lanjutan, yakni Ungaran-Bawen.
Kondisi ini bisa membahayakan pengguna jalan karena terdapat puluhan truk yang mondar-mandir untuk mengambil tanah tersebut. Hingga kemarin, belum ada rambu peringatan di persimpangan jalan untuk keluar masuk proyek.
Pelaksana proyek PT BSDA di bawah PT Waskita Karya, Agung Nugroho menyatakan siap memasang rambu peringatan demi keselamatan pengguna jalan tol. “Saya setuju, kalau dioperasikan, di persimpangan bukit Cemara Sewu akan kami pasang tanda,” ujarnya kemarin.
Komisaris Utama PT TMJ Danang Atmodjo mengemukakan, tol Semarang-Ungaran telah siap dan layak dilewati, sementara penggunaannya untuk kendaraan golongan I seperti mobil pribadi. Pembukaan jalan tol ini pun sudah mempertimbangkan aspek keamanan bagi penggunanya. (Royce Wijaya, Yoseph Hary W, Modesta Fiska-39)
sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar