Jembatan Suramadu. ©2013 Merdeka.com |
Djoko Kirmanto meminta konsorsium BUMN segera membuat studi kelayakan atau Feasibility Study (FS) jika memang ingin membangun jalan tol itu. Langkah awal ini mutlak dipenuhi untuk melihat potensi dampak buruk terhadap jalan tol tersebut jika sudah terbangun.
"Dalam Perpres Nomor 67 itu disebut Prakarsa Badan Usaha. Pemrakarsa harus segera membuat FS," ujar Djoko di kantornya, Jakarta, Senin (7/10).
Selain melakukan studi kelayakan, konsorsium yang terdiri dari 19 BUMN juga wajib membuat Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Hasil kajian AMDAL ini akan dimasukkan sebagai bahan analisis dalam FS.
"AMDAL harus dibuat segera mungkin, apapun yang dilakukan, dampaknya, semua harus masuk ke dalam FS," ungkap dia.
Syarat terakhir, pihaknya mempersilakan pembangunan jalan tol direalisasikan oleh konsorsium jika memang hasil FS menunjukkan kelayakan. Dia pun menyerahkan proses pembangunan kepada pihak pelaksana proyek.
"Kalau secara finansial itu feasible (memungkinkan) itu silakan saja, artinya pemerintah tidak akan mengeluarkan biaya sepeserpun. Kalau langsung seluruhnya ya tidak apa-apa, sepotong-sepotong juga silakan," ucapnya.
Sebelumnya, BUMN tengah berada di atas angin setelah dipuji-puji lantaran sukses membangun jalan tol di atas laut Bali. Tol yang menghubungkan Tanjung Benoa-Ngurah Rai-Nusa Dua bisa selesai dengan cara keroyokan BUMN dalam waktu singkat.
Agar momentum dan semangat itu tidak hilang begitu saja, Dahlan mempunyai ide untuk membangun tol di atas laut dari Jakarta sampai ke Surabaya.
"Ini 19 BUMN tanda tangan studi dulu bersama-sama tol di pantai Jakarta-Surabaya tanpa pembebasan tanah," kata Dahlan di Gedung Sarinah dalam penandatanganan sekitar 19 BUMN untuk melakukan studi tol di Jakarta, Kamis (3/10).
Dahlan tengah meminta anak buahnya membuat studi. Setelah studi selesai, pihaknya berencana mengajukan izin pembangunan ke pemerintah. Dia yakin proyek ini bisa berhasil. Terutama berkaca pada pembangunan tol Bali. "Bali dulu sulit dan kita terbukti kita bisa," katanya.
Konsorsium BUMN yang ikut dalam proyek ini terdiri dari BUMN perbankan, BUMN karya, BUMN asuransi dan lain sebagainya. Anak buah Dahlan yang terlibat dari proyek ini antara lain Jasa Marga, Adhi Karya, Waskita Karya, Wijaya Karya, Mandiri, BNI, BRI, BTN, Jamsostek, Taspen, Pembangunan Perumahan (PP), Brantas Abipraya, Istaka Karya, Pelindo II, Pelindo III, Semen Indonesia, Krakatau Steel.
Konsorsium 19 BUMN telah menandatangani perjanjian untuk melakukan studi pembangunan tol ini. Direktur Utama Waskita Karya, M. Choliq, menyebutkan, butuh biaya sangat besar untuk membangun tol di atas laut sepanjang 775 km ini. Kebutuhan dana ditaksir mencapai Rp 150 triliun.
sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar