ilustrasi |
UNGARAN, suaramerdeka.com - Informasi tentang wacana pemindahan ruas tol Semarang-Solo sesi I dari lokasi semula ke arah perkampungan di Susukan, Ungaran Timur, Kabupaten Semarang menurut Ketua Tim Pengadaan Tanah (TPT) Jawa Tengah, Abdul Kodir tidak benar.
Menurut dia, informasi tersebut dia peroleh justru ketika sudah termuat di berbagai media terutama surat kabar. Terlepas dari itu, pihaknya menyinyalir sejumlah petugas yang beberapa waktu lalu melakukan pengukuran dan pengambilan gambar di sisi luar pagar batas pengaman tol dengan pemukiman warga lebih cenderung pada melaksanakan fungsi kontrol terkait kajian tanah di sekitar Jembatan Susukan.
"Kami tidak ada kegiatan untuk pengadaan lahan di sana, artinya informasi yang diterima warga tidak benar. Seandainya ada kegiatan terkait tol, kami pasti tahu dan terlibat di dalamnya," katanya, Rabu (4/9).
Kepada warga Abdul Kodir menghimbau agar tetap tenang, apabila ada informasi terkait kejadian atau apapun yang berhubungan dengan tol khususnya Semarang-Solo dirinya meminta untuk segera mengomunikasikan dengan instansi terkait.
Pernyataan senada dilontarkan Lurah Susukan, Siswanto. Menurut dia, pihak kelurahan sejauh ini belum pernah mendapatkan kabar adanya pengadaan tanah untuk keperluan pembangunan ruas jalan tol baru pengganti ruas yang notabene melalui dua jembatan yakni Penggaron dan Susukan. "Saya pejabat baru di sini dan belum pernah mendengar tentang rencana tersebut. Seandainya ada informasi, pasti staf kami akan memberitahukan," ujarnya.
Sebelumnya diketahui, warga lingkungan Susukan, Ungaran Timur mengaku resah bila wacana pengalihan jalur tol tersebut ternyata benar. Ketua RT 04 RW 02 Susukan Ungaran Timur, Muntalib (55) menyebutkan, dahulu di sekitar titik Jembatan Susukan tepatnya di wilayah Pucung memang pernah longsor karena tanahnya labil. "Daerah Pucung Susukan pernah longsor karena tanahnya gerak, petugas selanjutnya melakukan perkuatan," ungkapnya.
Sementara itu, terkait retaknya pilar penyangga jembatan tol Semarang-Ungaran, tepatnya di wilayah Susukan, Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang diketahui kali pertama terjadi pada Oktober 2010. Berdasarkan kajian pakar hidrologi, pilar tersebut menempati lahan rawan ambles dan lapisan mudah menggelincir, sehingga memungkinkan terjadi pergeseran.
Meski demikian, pihak PT Trans Marga Jateng (TMJ) telah menentukan beberapa langkah agar jalan berbayar itu bisa aman dilalui. Di antaranya melalui pengelolaan tinggi muka air tanah dengan memasang subdrain, horizontal drainage, dan vertical drainage.
Selain itu, PT Waskita Karya selaku kontraktor diketahui telah mengurangi beban bukit yang berada di sisi kanan (barat-red) jembatan, dengan cara memotong ketinggian bukit setinggi 10 meter. "Semua saran dari TMJ dan Dinas PU Jawa Tengah telah kami lakukan dalam rangka mengantisipasi segala sesuatu yang akan terjadi," kata General Superintenden PT Waskita Karya, Ir Anang Noer, belum lama ini.
Disinggung rencana pengalihan jalur dari rencana sebelumnya guna menghindari tanah jenis aluvial atau gugusan yang terbentuk dari endapan gunung, pihaknya mengaku tidak mendapatkan perintah dari TMJ selaku pengelola tol Semarang-Solo. "Pada grand design jelas tidak ada perubahan atau pengalihan jalur tol. Jadi tidak benar bila ada wacana pengalihan jalur atau perubahan jalur tol. Yang jelas, langkah penanganan telah dijalankan sesuai prosedur," tukasnya.
Menurut dia, informasi tersebut dia peroleh justru ketika sudah termuat di berbagai media terutama surat kabar. Terlepas dari itu, pihaknya menyinyalir sejumlah petugas yang beberapa waktu lalu melakukan pengukuran dan pengambilan gambar di sisi luar pagar batas pengaman tol dengan pemukiman warga lebih cenderung pada melaksanakan fungsi kontrol terkait kajian tanah di sekitar Jembatan Susukan.
"Kami tidak ada kegiatan untuk pengadaan lahan di sana, artinya informasi yang diterima warga tidak benar. Seandainya ada kegiatan terkait tol, kami pasti tahu dan terlibat di dalamnya," katanya, Rabu (4/9).
Kepada warga Abdul Kodir menghimbau agar tetap tenang, apabila ada informasi terkait kejadian atau apapun yang berhubungan dengan tol khususnya Semarang-Solo dirinya meminta untuk segera mengomunikasikan dengan instansi terkait.
Pernyataan senada dilontarkan Lurah Susukan, Siswanto. Menurut dia, pihak kelurahan sejauh ini belum pernah mendapatkan kabar adanya pengadaan tanah untuk keperluan pembangunan ruas jalan tol baru pengganti ruas yang notabene melalui dua jembatan yakni Penggaron dan Susukan. "Saya pejabat baru di sini dan belum pernah mendengar tentang rencana tersebut. Seandainya ada informasi, pasti staf kami akan memberitahukan," ujarnya.
Sebelumnya diketahui, warga lingkungan Susukan, Ungaran Timur mengaku resah bila wacana pengalihan jalur tol tersebut ternyata benar. Ketua RT 04 RW 02 Susukan Ungaran Timur, Muntalib (55) menyebutkan, dahulu di sekitar titik Jembatan Susukan tepatnya di wilayah Pucung memang pernah longsor karena tanahnya labil. "Daerah Pucung Susukan pernah longsor karena tanahnya gerak, petugas selanjutnya melakukan perkuatan," ungkapnya.
Sementara itu, terkait retaknya pilar penyangga jembatan tol Semarang-Ungaran, tepatnya di wilayah Susukan, Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang diketahui kali pertama terjadi pada Oktober 2010. Berdasarkan kajian pakar hidrologi, pilar tersebut menempati lahan rawan ambles dan lapisan mudah menggelincir, sehingga memungkinkan terjadi pergeseran.
Meski demikian, pihak PT Trans Marga Jateng (TMJ) telah menentukan beberapa langkah agar jalan berbayar itu bisa aman dilalui. Di antaranya melalui pengelolaan tinggi muka air tanah dengan memasang subdrain, horizontal drainage, dan vertical drainage.
Selain itu, PT Waskita Karya selaku kontraktor diketahui telah mengurangi beban bukit yang berada di sisi kanan (barat-red) jembatan, dengan cara memotong ketinggian bukit setinggi 10 meter. "Semua saran dari TMJ dan Dinas PU Jawa Tengah telah kami lakukan dalam rangka mengantisipasi segala sesuatu yang akan terjadi," kata General Superintenden PT Waskita Karya, Ir Anang Noer, belum lama ini.
Disinggung rencana pengalihan jalur dari rencana sebelumnya guna menghindari tanah jenis aluvial atau gugusan yang terbentuk dari endapan gunung, pihaknya mengaku tidak mendapatkan perintah dari TMJ selaku pengelola tol Semarang-Solo. "Pada grand design jelas tidak ada perubahan atau pengalihan jalur tol. Jadi tidak benar bila ada wacana pengalihan jalur atau perubahan jalur tol. Yang jelas, langkah penanganan telah dijalankan sesuai prosedur," tukasnya.
sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar