Jalan Tol Semarang-Solo
SEMARANG- DPRD Jateng menganggap langkah teknis yang diambil dalam perbaikan ruas tol Semarang-Ungaran yang ambles dan longsor, masih sebatas coba-coba. Dewan khawatir langkah yang dipandang belum bisa efektif tersebut akan kembali menimbulkan masalah di kemudian hari.
Anggota komisi D DPRD Jateng, Kamal Fauzi mengatakan, rekomendasi teknis yang dilakukan dalam memperbaiki ruas ambles di Km 5,5 Gedawang dan badan jalan longsor di Km STA 17 masih sebatas coba-coba. "Kalau masih coba-coba, berarti belum bisa efektif. Saya melihatnya seperti itu," ujar politisi PKS itu.
Dia mencontohkan sebelumnya pelaksana proyek, PT Trans MEga Jateng (TMJ), menggunakan sistem bored pile untuk mengatasi bergeraknya lahan. Namun cara tersebut tidak mempan. Ruas tol di Gedawang tetap saja ambles. "Setelah itu digunakan cara mengurangi ketinggian tanah untuk mengurangi beban jalan. Sampai sekarang, metode tersebut belum juga selesai dikerjakan," katanya. Cara terakhir juga belum dijamin dapat mengatasi masalah tersebut.
Menurut Kamal, sebelumnya dewan memberikan rekomendasi jelas, yaitu penglihan rute atau membuat jalan layang. namun, dia menduga pelaksana proyek tidak menerapkan rekomendasi tersebut karena biayanya besar.
Dikatakan, kmisi D akan kembali melakukan peninjauan lapangan ke lokasi ruas tol yang bermasalah pada Rabu (1/6). "Kita akan melihat progresnya. Apakah rekomendasi sudah dijalankan." Dia berharap ada kepastian rekomendasi teknis yang bisa dijalankan.
Target waktu penyelesaian ruas tol Semarang-ungaran yang bermasalah pada akhir Mei ini, dipastikan terlewati. Sebab, dari pengamatan di lapangan, meski ada kemajuan signifikan, namun penanganan dua titik ruas tol yang bermasalah tersebut diperkirakan baru tuntas pada juni.
Kepala Dinas Bina Marga Jateng, Danang Atmodjo mengatakan proses perbaikan ruas jalan tol terus dilakukan. Pada ruas jalan tol yang longsor di Km STA 17 Gedawang, masih dicari sistem drainase terbaik.
Sebab pihak pelaksana proyek belum tahu pasti penyebab longsor. "Di bawah ruas yang longsor sudah dipasangi pipia untuk pembuangan air. Longsor diduga karena tingginya curah hujan yang memicu beban jalan bertambah," kata Danang yang juga Komisaris PT Trans Marga Jateng.
Danang menambahkan penanganan di Km 5,5 Gedawang juga hampir selesai. Pemotongan jalan sudah selesai dan mulai memasuki pengaspalan untuk pengerasan jalan. Para pekerja mengurangi beban jalan dengan melakukan pengerukan sedalam 7 meter. "jadi ruas yang retak sudah diaspal kembali," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar