KOMPAS/AMANDA PUTRISuasana SD Negeri Klepu 01 di Desa Klepu, Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang, Jumat (15/2/2013). |
UNGARAN, KOMPAS.com - Warga Desa Klepu, Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah kembali menagih janji PT Trans Marga Jateng (TMJ) membangun fasilitas umum (fasum) dan fasilitas sosial (fasos) pengganti fasilitas yang terkena proyek jalan Tol Ungaran-Bawen. Salah satu fasilitas yang tergusur adalah lapangan sepakbola milik "Kodel Club".
“Waktu dulu masih ada lapangan kami bisa tiap sore latihan tanpa biaya. Sekarang terpaksa ganti (latihan) futsal, itu pun harus urunan uang dengan teman-teman," kata Sugeng, salah satu anggota tim Kodel Club, Sabtu (5/4/2014).
Sugeng mengatakan PT TMJ yang terikat perjanjian tukar guling malah hanya menyediakan tanah lapang di Desa Klepu. “Padahal yang kami butuhkan ini lapangan sepakbola dengan fasilitas minimal ada gawangnya, bukan tanah lapang," kata dia.
Janji PT TMJ
Tokoh pemuda desa setempat, Ari Munanto mengatakan proyek Seksi 2 dari Tol Semarang-Solo yang mulai beroperasi pada Jumat (4/4/2014) ini seharusnya tidak meninggalkan masalah. Namun, ujar dia, kenyataannya PT TMJ bahkan belum menyelesaikan kewajiban sarana pendukung bagi SD Klepu I dan lapangan sepakbola.
“Saat mediasi yang difasilitasi DPRD beberapa bulan lalu, TMJ menjanjikan penggantian fasos dan fasum yang terkena tol selesai pada Maret 2014. Kenyataannya, sampai diresmikan bangunan SD belum lengkap dan lapangan bola baru ada tanah lapang," ungkap Ari.
Warga Desa Klepu, kata Ari, sangat mengkhawatirkan pembukaan jalan tol ruas Ungaran- Bawen ini berarti fasum dan fasos yang dijanjikan PT TMJ bakal terabaikan. “Kami khawatir kalau TMJ sudah ngurus proyek Seksi III dan IV, urusan fasum dan fasos ini jadi telantar,” jelas Ari.
Gedung baru SD Klepu I yang dibangun PT TMJ sebagai ganti gedung lama yang tergusur proyek tol sudah digunakan untuk kegiatan sekolah. Bangunan dua lantai yang jadi satu komplek dengan bangunan TK Mekarsari ini juga sudah dilengkapi fasilitas halaman berlantai beton untuk kegiatan upacara.
Hanya saja, pagar pembatas sekolah sampai sekarang belum terbangun meski di lokasi sudah ada tumpukan batu pondasi. “Pagar ini penting, selain sebagai pembatas juga bisa menjadi pengaman bagi para siswa. Sebab sekolah berada tak jauh dari jalan tol,” ujar Ari.
Warga lain desa ini, Sumiyati (49), menambahkan bahwa warga desanya melarang bangunan lama SD Klepu I dibongkar sampai semua janji PT TMJ terpenuhi. Dia pun mengatakan PT TMJ belum membangun akses jalan pengganti yang menghubungkan Klepu dan Macam Mati. Ketiadaan akses ini membuat jalan di depan bangunan lama SD Klepu I masih dipakai.
Padahal, jalan lama tersebut berada di tebing yang membatasi tepi jalan tol. Seharusnya, jalan tersebut terbebas dari aktivitas warga. “Selama bangunan SD yang baru belum dilengkapi dan belum dibuatkan jalan baru Klepu-Macan Mati, TMJ tak boleh membangun pagar pembatas tol maupun membongkar gedung SD yang lama,” tegas Sumiyati.
sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar