javascript:void(0)

your direction from here


View tol semarang ungaran in a larger map
happy chinese New Year 2021

cari di blog ini

Jumat, 17 Juni 2011

Warga Jatirunggo Geruduk Kejati

Pertanyakan Penanganan Kasus Lahan Tol

Semarang, CyberNews. Belasan warga Jatirunggo Kabupaten Semarang menggeruduk kantor Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jawa Tengah Jalan Pahlawan Semarang, Jumat (17/6) pagi.

Mereka datang untuk mempertanyakan penanganan kasus hilangnya uang untuk pembayaran lahan pengganti hutan dalam proyek jalan tol Semarang-Solo, termasuk nasib Indra Wahyudi, Kepala Desa Jatirungggo yang terhitung sudah tiga kali mangkir dari panggilan pemeriksaan penyidik kejaksaan.

Ketua Serikat Konstituen Indonesia Kabupaten Semarang Puji Widianto mengungkapkan, keterlibatan Indra sangat kuat karena Kades Jatirunggo itu turut memproses pembayaran lahan milik 99 warga Jatirunggo yang tak sesuai dengan aturan. Lahan seluas 27 hektare milik warga telah dibebaskan sebagai pengganti hutan yang tergusur akibat proyek tol.

Warga rupanya hanya menerima Rp 20 ribu per meter, padahal pemerintah mengeluarkan harga pembelian Rp 50 ribu per meter. Terakhir diketahui, uang pembayaran yang sudah ada di rekening Bank Mandiri milik warga akhirnya raib.

"Uang pembayaran tersebut diover booking ke beberapa calo tanah. Tiga orang sudah menjadi tersangka dan ditahan yakni Hamid dan Agus Soekmaniharto yang berperan sebagai perantara serta Suyoto, Ketua Tim Pembebasan Tanah (TPT)," ungkap Puji.

Perwakilan warga ini ditemui oleh penyidik Gatot Guno Sembodo. Namun Gatot tidak berkomentar banyak mengenai kasus ini dan meminta warga untuk menunggu proses penyidikan dan ikut mendukung penuntasan kasus tersebut. "Kami sudah jauh-jauh datang berharap ada kepastian sejauh mana penuntasan kasus ini dan kenapa Kades Indra belum juga bisa diperiksa," ujar Irfani, salah satu warga.

Sebelumnya, tim kuasa hukum Tyas Tri Arsoyo mengungkapkan, kliennya sebenarnya siap diperiksa namun saat ini mengalami tekanan bertubi-tubi sehingga terganggu kejiwaannya. Indra merasa khawatir dengan keselamatan dirinya serta keluarga, mengingat sebenarnya masih ada target lebih besar di sana yang belum juga tersentuh.

"Kami ingin kooperatif tetapi saat ini memang klien kami sedang melakukan penyembuhan karena tertekan dan diintimidasi," ujarnya.

( Modesta Fiska / CN26 / JBSM )


sumber :
http://suaramerdeka.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar